Bab 19 Ada Yang Ingin Di Sampaikan

{ Maaf bu saya tadi cuma mau ngasih tau aja kalau ini nomer saya yang bisa di hubungi } .

{ Iya mbak , makasih ya } .

{ Maaf ya bu , sudah mengganggu waktu nya } .

{ Bukan masalah mbak Viya , oh ya mbak Viya apa kita bisa ketemu ? } .

{ Bagaimana kalau besok pagi di toko kue bu Andri ? } .

{ Wah kebetulan kalau mbak Viya mau ke sini , saya punya kue baru yang harus mbak Viya cicipi } .

{ Makasih banyak loh bu, saya jadi merasa sungkan } .

{ Halah , itu biasa } .

{ Baik bu kalau begitu InsyaAllah besok pagi saya ke sana jam 10 ya bu } .

{ Saya tunggu , mbak } .

Setelah mengakhiri percakapan aku pun menutup kembali ponsel ku . Aku sampai lupa kalau dua sahabat ku masih ada di sini .

Aku keluar kamar dan melihat kedua sahabat ku mengobrol santai .

" Kamu Vi mandi apa tidur lama banget " . Ledek Titin .

" Maaf ya tadi aku menghubungi pelanggan salon dulu " .

" Vi , aku sama Titin pamit dulu ya nanti kapan - kapan maen ke sini lagi , barusan mama telpon mau jenguk temen nya tapi adik ku gak mau ikut jadi aku di suruh pulang dulu nemenin di rumah " .

" Ya sudah ndak pa pa , makasih banyak ya May , Tin sudah menyempatkan jenguk aku , padahal telpon aja kan ndak pa pa toh kalian juga sibuk " .

" Sudah ah , kayak sama siapa aja " . Jawab Titin sambil memeluk ku , begitu juga Maya .

Sepulang mereka berdua aku mencari ibu ku tapi tak ada , bapak juga tak tahu kemana .

TOK TOK TOK !

" Assalamu'alaikum , nduk " .

Aku mendengar suara ibu mengetuk pintu , gegas ku buka ternyata ada bapak juga di samping nya .

" Ibu sama bapak dari mana tho ? " .

" Haish , anak ibu iki piye tho tadi kan ibu sama bapak sudah pamit sama kamu kalau mau ke pasar sebentar " .

" Hah , kapan itu bu ? " . Aku merasa tak ingat kalau ibu dan bapak ku berpamitan .

" Nduk , cah ayune ibu sing ora ono tunggale , kowe isih enom kok lalian tho " . { Nduk , a ak cantik nya ibu satu - satu nya kamu kok jadi pelupa } .

" Beneran bu ? " .

" Tanya bapak mu tuh " .

" Iyo nduk , ibu mu tadi bilang sama kamu kalau mau ke pasar tapi kamu cuma anggukkan kepala " .

" Lha Viya tadi di mana ? " .

" Yo di kamar mu tho nduk " .

Aku semakin bingung dengan penjelasan bapak dan ibu .

" Nduk sini duduk sini " . Ujar bapak sembari menepuk sofa di samping nya .

Aju mendekat , begitu juga dengan ibu yang duduk tepat di samping ku dan aku duduk di apit oleh kedua orang tua ku .

" Nduk , ceritakan apa yang mau kamu cerita kan " . Bapak menagih janji ku yang akan menceritakan kejadian yang telah aku hadapi setelah sampai di rumah .

" Viya bingung pak dari mana awal nya Viya akan bercerita " .

" Ceritakan apa yang kamu mulai rasakan sejak awal kamu merasa ada yang janggal " .

Aku melirik ibu sebelum bercerita , ibu tersenyum dan mengusap lembut kepala ku .

" Viya alami kejadian aneh sejak di kampung halaman bapak " .

" Dari kampung ? " .

" Iya pak " .

Aku pun menceritakan pengalaman ku saat melihat sosok di belakang rumah bu Ngatmi sampai dengan yang ku alami di desa Simo Kuning .

" Simo Kuning .. bapak kok kayak pernah mendengar nama desa itu ya " . Tampak bapak berpikir mengingat - ingat sesuatu .

" Bagaimana pak , apa bapak mengingat sesuatu ? " .

" Pak , bukan nya teman bapak yang biasa nya ke maen ke sini itu istri nya dari Simo Kuning ya ? " . Ibu mengingat kan bapak .

" Oh iya bu bener , ya sudah mumpung tadi dia di rumah saudara nya apa perlu bapak jemput ke sini sama istri nya juga biar kita nyaman ngobrolnya " .

" Iya sih pak gitu aja " . Jawab ibu setuju .

Bapak menghubungi teman yang di maksud ibu tadi .

" Alhamdulillah ternyata memang mereka berniat mampir ke sini bu " . Ujar bapak .

" Kalau gitu ibu mau buat gorengan sebentar pak , biar enak juga ngobrol nya , kebetulan tadi ibu juga beli kacang tanah mau di rebus , oh ya nduk tolong bantu ibu ngeluarin buah yang ada di kantong belanjaan ibu tadi ya " .

" Siap bu bos " .

" Kamu sudah sehat nduk ? " . Tanya bapak .

" Alhamdulillah sudah pak , jangan khawatir , Viya sudah baikan kok " .

" Ya sudah tetap jaga kesehatan " .

" Siap komandan " .

Aku pun membantu ibu di dapur setelah menyiapkan buah di piring buah .

" Assalamu'alaikum " . Terdengar suara salam dari depan .

" Wa'alaikum salam " . Jawab kami serempak .

" Seperti nya itu teman bapak nduk sudah datang " . Ujar ibu .

Aku mengangguk kan kepala berniat mempersilahkan masuk karena memang pagar dan pintu sudah terbuka .

Ternyata bapak sudah menemui tamu nya terlebih dulu .

" Ayo - ayo masuk dulu , langsung ke ruang tengah saja biar lebih nyantai " . Bapak mempersilahkan sepasang suami istri seperti yang bapak bilang sebelum nya kalau teman nya akan datang bersama istri nya .

Sebelum mereka berjalan ke ruang tengah aku terlebih dulu menyambut dengan mencium tangan mereka seperti yang sudah biasa aku lakukan jika bertemu orang yang usia nya lebih tua dari ku apalagi mereka juga seumuran kedua orang tua ku kurang lebih nya .

" Ini Viya gadis kecil yang dulu sering kamu ajak ke main ke kantor kalau sedang lembur kan Mun ? " . Teman bapak menyapa ku dengan bertanya pada bapak seolah takut salah kalau aku bukan anak yang sama .

" Hahaha .. iya betul kamu Bar , aku kira kamu sudah pikun Bar " . Canda bapak sambil menepuk bahu om Barka .

" Enak aja gini - gini aku masih bisa mengingat jelas memori sampai 30 tahun lalu , hahaha " . Jawab om Barka bermaksud menyombongkan diri dengan balik mencandai bapak .

" Eh sudah sampai tho tamu nya " . Ibu keluar dari dapur sembari membawa gorengan yang sudah di buat dan meletakkan nya di atas karpet di ruang tengah .

Ruang tengah kami memang sengaja di desain agak lebih luas dengan hanya ada televisi dinding , dua bunga hidup di pot bunga , dua karpet berukuran 3 x 4 meter dan beberapa bantal sofa .

Ibu memeluk tante Wati dan kemudian menjabat tangan om Barka . Dari sikap mereka aku bisa melihat kalau mereka adalah dua pasang manusia yang sangat dekat dan seperti sudah saling menganggap seperti keluarga .

" Monggo gorengan nya di cicipi dulu tapi kayak nya tadi agak keasinan sudah ngasih garam eh malah di kasih lagi adonannya " .

Semua nya jadi tertawa , begini lah mungkin setiap mereka kalau bertemu karena yang aku ingat terakhir melihat kedua tamu ini aku masih kecil . Tapi tak tahu juga kalau mereka juga sering bertemu tanpa mengajak ku .

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!