Perempuan yang tampak lebih muda dari ku bergidik ngeri melihat ku . Dia bersembunyi di belakang tubuh Widia tapi masih tetap berusaha melihat ku .
Mbak Widia menutup pintu rumah dan menggandeng perempuan itu untuk mendekati ku .
" Mirna , ini yang aku maksud kan " .
" Si siapa dia mbak , apa dia hantu nya Laras ? " .
" Aku juga gak tau Mir , kita akan cari tau " .
" Ka kamu siapa , kalau bukan hantu nya Laras ? " .
Perempuan yang baru ku ketahui bernama Mirna itu mencoba membuka obrolan dengan ku .
" Nama ku Viya , aku juga ndak tau kenapa tiba - tiba ada di desa ini , aku juga tak mengenal kalian " .
" Ya sudah , begini saja di kampung kami sedang ramai dengan kematian Laras yang kata nya bunuh diri , kamu jangan kemana - mana selain dengan kami , aku takut kamu sedang dalam bahaya " . Widia mencoba memperingati ku .
" Aku harus panggil kalian apa ? " . Tanya ku pada mereka .
" Panggil saja aku Widia dan ini Mirna masih tetangga ku , rumah nya juga tepat di sebelah kanan rumah ini , sekarang kamu ceritakan apa yang membuat mu sampai ke desa ini ? " . Widia memperkenalkan diri nya dan juga tetangga nya itu .
Aku menceritakan dari mulai aku menemukan dompet Titin , melihat foto perempuan cantik berbaju merah dan sampai akhir nya aku tiba - tiba terbangun dan sudah berada di gubug sawah tempat Widia menemukan ku .
" Tapi wajah kamu kenapa persis wajah Laras ya ? " . Mirna yang sudah tak takut lagi dengan ku mulai menelisik wajah ku .
" Mbak Widia kita harus sembunyikan Viya dulu , jangan sampai ada warga lain yang tau " . Mirna seperti nya mengkhawatirkan sesuatu .
" Iya kamu bener Mir , kita akan cari tau dulu keadaan di luar " .
" Oh ya mbak , aku tadi mendengar dari salah satu warga kalau Laras sebetul nya kematian nya di anggap gak wajar " .
" Maksud kamu Mir ? " .
" Kalau sebagian warga sih bilang kalau .. " . Mira tak melanjut kan kalimat nya karena sengaja aku potong tak peduli kalau mereka marah .
" Maaf , pantang bagi kita menyebut nama seseorang yang sudah tiada , karena mereka sudah beda alam dengan kita sebab terkadang makhluk astral jika ada yang memanggil atau menyinggung maka dia akan menghampiri , jadi mending di sebut almarhumah aja , kata mbah ku sih begitu " .
" Yo wes kita sebut dia gitu aja piye mbak Wid ? " .
" Iya setuju , gitu aja " .
" Warga bilang kalau dia mengakhiri hidup nya sebab putus asa di tinggal anak nya yang meninggal " .
" Memang nya anak nya umur berapa Mir " . Jiwa kepo ku pun meronta ingin tahu lebih detail nya .
" Masih bayi , belum genap empat puluh hari umur nya , kata nya sih kena sawan tapi kalau sawan kok tubuh nya bisa menyusut seperti abis di hisap darah nya " . Mirna tampak bergidik saat menceritakan nya .
" Maksud mu piye tho Mir ? " . Widia kembali bertanya .
" Yo iku mbak Wid , awake dadi garing koyo kayu sing di pepe " . { Ya itu tadi mbak Wid , tubuh nya jadi kering seperti kayu yang di jemur } .
" Kok bisa gitu ya Mir , apa kamu gak salah lihat ? " .
" Ora mbak Wid , tenanan iku " .
" Terus gimana kabar jenazah tadi Mir ? " .
" Kata bapak sih tadi mau di makam kan besok pagi mbak soal nya sekarang sudah sore " .
" Berarti sekarang di rumah orang tua nya ya ? " .
" Iyo mbak , terus saiki piye , ora mungkin Viya di tinggal " .
" Viya kamu berani di sini sendirian ? " .
" Be berani mbak , tapi kalau aku mau ke kamar mandi di mana mbak ? " .
" Kamar mandi masih satu rumah di dalam rumah ini , kamu tinggal jalan lurus aja ke arah dapur , kamar mandinya masih satu ruangan sama dapur " .
Mbak Widia mengambil jaket yang di gantung di paku . Di dalam rumah ini ada tiang kayu penyangga atap yang di tempel paku untuk menggantung apapun .
" Oh ya , kamu kalau butuh apapun di rumah ini ambil aja , anggap rumah sendiri , aku tinggal sendirian , mbah ku sudah meninggal kalau aku belum pulang jangan pernah buka pintu siapapun yang memanggil kamu selain aku " .
Mbak Widia menghampiri ku dan berbisik , aku pun mengangguk kan kepala tanda mengerti .
Sepeninggal mereka aku segera mengunci pintu dari dalam , kunci pintu yang hanya di ganjal dari kayu panjang yang di sanggah kan di antara dua daun pintu di sisi kanan dan kiri nya .
" Betul - betul masih rumah jaman dulu " .
Aku tak tahu apa yang akan aku lakukan setelah ini , aku bahkan masih bingung kenapa bisa ada di desa ini .
KRASSAKK !!
Aku mendengar bunyi daun dan ranting kering yang terinjak . Ku tajam kan pendengaran ku tapi aku tak mendengar lagi suara apapun .
Mata ku memindai benda - benda yang berada di ruang tamu ini mencari sesuatu yang bisa aku gunakan sebagai senjata jika ada orang jahat yang masuk ke dalam rumah ini .
BRAKK BRAKK !!
Suara gebrakan mengejutkan ku untung nya aku tak reflek berteriak , reflek tangan ku mengambil sapu penebah (sapu lidi pembersih kasur) yang fi letak kan di atas dipan kayu .
Di sudut ruangan ini ada satu kursi yang bagian bawah nya tertutup rapat oleh papan meja di depan nya yang aku gunakan untuk bersembunyi .
BRUAKK !!
Terdengar suara pintu utama seperti di hempaskan hingga terbuka lebar . Aku bergetar kekuatan seperti apa yang bisa mendorong pintu kayu jati yang di tahan dengan kayu berat setebal jengkal tangan ku .
CIPAK !! CIPAK !!
Suara langkah kaki yang basah cenderung becek menapaki lantai tanah di rumah ini . Aku membekap mulut ku cepat . Suara nya sangat mengerikan seperti kaki yang sedang berjalan di genangan air berlumpur .
Aku berusaha menarik napas dalam - dalam dengan kuat tetapi dengan perlahan , takut siapapun yang sedang berada di ruangan bersama ku kali ini mendengar napas ku .
Langkah kaki itu berhenti tepat di dekat ku , meskipun masih dengan tubuh gemetaran karena takut aku mencari celah supaya bisa melihat apa atau siapa yang ada di hadapan ki kini .
Saat aku sudah bisa mengintip dari sela samping meja , aku membekap mulut ku . Di hadapan ku berdiri sosok tinggi besar berambut panjang sepaha tetapi gimbal dan acak - acakan . Gigi - gigi nya tampak tajam karena mulut nya terbuka lebar , mata nya besar entah sebesar apa aku hanya memperkirakan seperti telur tapi kurang besar berwarna merah .
Seluruh tubuh nya mengelupas dan mengeluarkan lendir berwarna merah kehitaman . Aku sangat ketakutan terlebih saat sosok itu seperti mencari - cari keberadaan ku . Sungguh aku berada di posisi yang sangat menegangkan .
Aku tak tahu akan melakukan apa kalau sampai sosok itu menemukan keberadaan ku . Ada banyak kelabang , lintah dan binatang serupa yang keluar dari tubuh nya semakin membuat ku merasa ngeri .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments