SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
" Bagi Allah mudah, mimpimu yang menurutmu mustahil, bagi Allah itu adalah hal yang mudah."
" Kita mau kemana mas," tanya suci.
" Kemana ya, belanja dulu buat mahar atau mau ke butik?", tanya Zhein pada suci.
" Belanja dulu aja mas, nanti baru ke butik kita makan di butik aja ya bareng sama yang lain, gak enak mas makan berdua, takut dosa", jawab suci menjelaskan.
Zhein pun tersenyum gemas, " Iya sayang bidadari nya mas, mas nurut aja senyaman nya kamu gimana. Suci, pesen mas satu hal, dalam berumah tangga baik kamu ataupun aku punya masa lalu, mungkin ada yang belum diceritakan atau terlewatkan. Semisal baik kamu atau aku mengetahui dari orang lain, lebih baik tanyakan dulu kepada aku atau kamu, jangan ditelan mentah mentah. Karena berumah tangga itu harus ada percaya satu sama lain. Banyak orang terkompori oleh pihak ketiga yang sengaja ingin menghancurkan kebahagiaan orang lain. Kamu mengerti, atau tanya bunda tentang aku, insya Allah tidak akan ada yang ditutup-tutupi. kita harus membiasakan diri sering berkomunikasi, tidak dipendam, ada masalah ceritakan, ada uneg-uneg sampaikan. Itu kunci suksesnya, aku harap kamu bisa menyempurnakan kekuranganku suci. Aku mencintaimu karena Allah telah menumbuhkan rasa ini, aku berharap kita berdua ikhlas menjalaninya.", ucap Zhein.
Suci benar benar mencerna semua obrolannya dengan Zhein untuk selalu diingat.
" Iya mas Zhein, suci paham maksud mas Zhein", ucap suci jujur.
Waktu tempuh yang seharusnya setengah jam menjadi satu jam, karena jalanan sangat padat.
Tak terasa sudah berada di parkiran mall xx, salah satu mall terkenal di Yogya.
" Ayo turun suci, sudah sampai", ucap Zhein.
" Iya Mas", jawab suci singkat.
Zhein dan Suci menelusuri dari satu toko ke toko yang lain. Mencari untuk isi seserahan. Satu per satu barang pun sudah dibeli, tinggal mahar nih.
" Mau pilih yang mana pilihlah maharnya, untuk cincin biar mas yang memilih, sialnya mau mas ukir namamu dan namaku.", ucap Zhein.
" Iya mas, habis ini bagus bagus jadi bingung. Tapi aku ingin kalung dengan permata hijau itu biar serasi dengan cincin yang dikasih bunda, boleh mas", tanya suci.
" Apapun keinginanmu zaujati ku", ucap Zhein sambil tersenyum.
" Makasih ya mas Zhein, ini sudah selesai, mau beli makan dulu, atau mau go food aja?", tanya suci.
" Kita beli pizza aja, sekalian bungkus buat anak anak di butik, gimana?", tanya Zhein.
" Boleh, ide baik," jawab suci.
Selesai sudah perbelanjaan hari ini untuk seserahan dan mahar. Dan keperluan pribadi masing masing. Selesai juga pesenn pizza buat menu maka siang nanti.
Perjalanan kali ini sunggu membuat hati bahagia, mungkin karena perasaan satu dengan yang lainnya sudah naik level, bukan sekedar kakak atau adik, tapi sebagai calon suami dan istri.
" Suci kamu sudah memberitahu keluargamu?", tanya Zhein menyelidik.
" Belum mas, mungkin nanti malam, akadnya pagi mas?" ,tanya Suci.
" Iya pagi aja biar gak cape, malam bisa istirahat.", jawab Zhein.
" Kalo ada apa apa tentang keluargamu bilang mas ya, jangan mikir sendiri. Atau mas aja yang memberitahu suci, mas harus siap terlebih bila di marahi papa mamamu, mas siap", tanya Zhein.
" Kita bareng aja mas, mengabari mereka bersama sama, gimana", usul suci.
" Siap sayang", jawab Zhein.
Sampai juga di butik zaujati, hari ini perjalan terasa cepat. Perputaran waktu begitu cepat. Apa efek bahagia ya, batin suci.
Suci dan Zhein keluar dari mobilnya langsung masuk menuju butiknya. Semua karyawan memberi hormat.
" Temen temen yuk pada makan bareng diatas, sudah waktunya sholat, gantian ya, makanan saya taruh di dapur. Saya mau ke ruangan dulu, kalo ada apa apa beti tahu saya.", ucap suci tenang.
" Iya Bu", jawab ketiga karyawan tersebut secara serempak.
Suci dan Zhein menuju ruangan kerja. Suci pun menyiapkan makanannya di meja, dan nereka berdua mulai menyantapnya. Suci membuka cadarnya, menggunakan cadar itu Sunnah, terlebih bila di rumah memang suci tidak menggunakannya. Jadi bila di ruangan kerja pun cadar tersebut di lepasnya.
Zhein memperhatikan satu per satu gerak gerik suci.
" Suci, kamu sungguh cantik", ucap Zhein tulus.
Zhein pun mengambil tisu untuk mengelap saos yang ada ujung bibir suci.
" Makasih mas, malu mas", ucap suci polos. Malu sama siapa, sudah jelas disini cuma berdua, pintu pun ditutup. Sepertinya suci mulai keki dan canggung diperlakukan seperti itu.
" Mas Zhein,mbak Sandra suruh kesini bawa barang, kemarin ada beberapa pelanggan cari warna dan model lain, bisa mas? mumpung ada waktu, setelah ini kita pulang" ,ucap suci.
" Oke mas telepon dulu Sandra", jawab Zhein sambil mencari nama Sandra dan langsung menelepon. Zhein meminta barang up-to-date sekarang.
" Suci, Sandra mau datang, mau packing ke mobil dulu, nanti kamu pilih mana yang cocok dengan pelangganmu. Bedok kalau sudah menikah jangan sibuk urus butik, mas akan sering ke luar kota dan kamu harus menemani mas kemanapu mas pergi. Semua keperluan mas, kamu yang handle, kecuali sudah punya anak, kamu boleh fokus urus butik ini." ucap Zhein memaksa.
" Mas, kasian bunda donk, sendirian di rumah, kalau aku harus ikut kamu, mending aku di rumah biar bisa urus bunda dan butik. Aku pasti jenuh kalau cuma di rumah mas." jawab suci setengah merengek.
" Bunda bilang selama kamu belum hamil, kamu harus ikut mas, tinggal di Kairo, kerjaan mas kan disana. Mas kontrak disana, kamu mau kan menemani mas disana suci", pinta Zhein.
deg...
deg...
deg....
Terlintas bayangan mas Fathan mendengar Kairo, Astaghfirullah, kenapa aku jadi merasa berdosa seperti ini. Apa yang harus aku lakukan.
" Tetap semangat, tetap kuat, tetap jaga kesehatan. Jangan menyalahkan diri sendiri ataupun orang lain, cari solusinya dan jsngan mudah menyerah."
Aku tak ingin berbohong, tapi aku gak sanggup memberitahukan ini semua.
Mengetahui perubahan raut muka suci, Zhein pun bertanya "Ada sayang, jamu terlihat gugup? ada masalah? ada yang mau diungkapkan? aku siap mendengarkan. Apa berkaitan dengan Surya?", tanya Zhein menyelidik.
" Bukan mas bukan masalah kak Surya, ini berbeda, tapi aku belum sanggup mengatakannya, aku takut kamu marah mas, dan membatalkan acara ini.", jawab suci takut.
" Suci kamu percaya mas kan?, mas menerima kamu apa adanya,mas cinta kamu karena Allah, kalau kamu belum siap gak papa, mas tunggu sampai kamu siap. Acara tetap dilangsungkan", ucap Zhein mantap
" Iya mas, suci pasti cerita, tidak ada yang mau suci sembunyikan mas" ,jawab suci.
" Mau sekarang apa nanti ceritanya?" tanya Zhein sedikit mendesak, karena jujur Zhein pun penasaran. Ada apa dengan calon istrinya ini. Masalah apa yang sebenarnya suci hadapi, hingga sulit terbuka.
" Jadi sebenernya begini mas........." ucapan suci terpotong karyawannya yang mendadak membuka pintu ruangan kerja suci dengan panik.
--------------
TERIMA KASIH SUDAH MELIPIR BACA
LIKE DAN KOMENTNYA
💚💚💚💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Lela Lela
lanjut author semangat
2022-11-09
0
Hamida Anggraeni
next
2021-05-04
0
Anonim
masih di sini😁
2020-10-23
2