SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
"Orang yang bahagia adalah orang yang hatinya selalu menerima dan merasa cukup, dan yang tidak banyak berharap, kepada apapun dan kepada SIAPAPUN"
"Kalau ada, laki laki yang menerima kamu apa adanya, berniat serius dan benar benar tulus. Jujur, bertanggung jawab dan baik agamanya. Sudah, jangan dicari cari lagi kekurangannya"
Mobil Zhein masuk garasi rumah tepat jam empat pagi, tadi sempat istirahat di rest area sambil ini bahan bakar. Zhein melangkah masuk rumah dengan kunci serep yang selalu dibawanya. Zhein meletakkan oleh oleh di meja makan, tadi membelinya dijalan arah pulang sebagai buah tangan untuk bundanya. Karena memang Zhein takut mengganggu bundanya yang sedang tidur.
Zhein pun melangkah lebar menuju kamarnya, sebelumnya melewati kamar bundanya. Dibukanya kamar bundanya itu, Zhein terkejut melihat suci dan bundanya masih tertidur, sang bunda di atas ranjang sedangkan suci tertidur diatas sajadah dan masih dalam keadaan menggunakan mukenanya setelah tahajud tadi.
Ditutupnya kembali, lalu melangkahkan kakinya ke kamar. Di dalam kamar Zhein sudah bersih bersih diri, badannya terasa lengket karena perjalanan yang cukup melelahkan.
Sudah mau waktu subuh, aku tunggu saja biar gak ketinggalan subuhnya, gumam Zhein.
Adzan Subuh berkumandang, Zhein pun bergegas sholat subuh, badannya sungguh lelah, ingin sekali cepat rebahan di kasur empuknya. Selesai juga Alhamdulillah, lelah sekali.
Nikmat mana yang kau dusta kan bila sudah berbaring diatas kasur, sungguh nyaman. Saking nyamannya bunga tidur pun mulai menjemput satu per satu.
Di lain tempat, suci terbangun melihat ke arah dinding untuk melihat waktu saat ini. Astaghfirullah sudah waktu subuh, aku ketiduran, Alhamdulillah sudah ayat ke 99. Mudah mudahan cepat beres.
Suci pun melaksanakan sholat subuhnya. Setelah selesai, membangunkan bundanya. "Bunda bangun bunda, sudah waktunya shubuh, suci mau buat sarapan bunda." ucap suci pelan penuh kelembutan.
Bunda Jihan pun bangun dan terduduk.
" Iya suci, bunda mau mandi, terma kasih sudah menemani bunda ya suci, suci sekalian ambil pakaian kotor dikamar Zhein. Biar dicuci baik Minah sekalian", pinta bunda kepada suci.
" Ya bunda, suci keluar dulu", ucap suci dengan melangkahkan kaki keluar dari kamar bunda.
Tanpa mengetuk, suci langsung masuk ke kamar Zhein.
" Astaghfirullah, Mas Zhein bikin kaget aja", ucap suci malu.
Zhein pun menatap gadis cantik tak lain calon istri dunia akhiratnya kelak, tanpa cadar dengan kepala tertutupi hijab, ada yang beda ya... cincin bermata hijau milik bunda sudah melingkar di jari manisnya, berarti benar suci sudah menerimaku.
" Suci, kenapa tidak ketuk dulu atau ucapkan salam, untung gak lagi porno", ucap Zhein kaget.
Zhein terbangun karena bunyi HP berdering, panggilan itu dari Aisyah, yang menanyakan sudah sampai atau belum, pak kiyai mengkhawatirkan.
" Maaf mas Zhein, aku kira mas Zhein belum datang, tidak akan aku ulangi, maafkan suci. Mas Zhein mau sarapan apa? minumnya apa? biar suci buatkan" ,ucap suci mengalihkan pembicaraan nya.
" Apa saja, terserah suci, apapun yang Uci buat pasti mas Zhein makan dan minum karena membuat dengan cinta", ucap Zhein menggoda.
" Mas Zhein jangan gitu donk, suci jadi malu", ucap suci malu. Entah bagaimana warna raut mukanya.
" Suci, terima kasih sudah mau menerima mas sebagai imam kamu, kita harus berjuang bersama untuk mendapat surgaNya ALLOH, kamu mau kan suci?" tanya Zhein pelan.
" Iya mas, insya Allah suci siap lahir batin", jawab suci.
" Yakin saja, Jika kita melibatkan Allah dalam setiap urusan kita, maka tiada hal yang tidak mungkin."
Suci pun keluar dari kamar zhein dengan membawa pakaian kotornya untuk di cuci bik Minah. setelah itu Suci langsung ke dapur untuk membuat sarapan.
Dengan cekatan memotong menumis, srengg.... srengggg..... Suci pun menata meja makan, meletakkan hasil masakannya diatas meja, kemudian membuat minuman, wedang jahe untuk bunda, susu coklat untuk mas Zhein, dan aku cukup air putih saja.
"Alhamdulillah beres, gumam suci. Suci pun menuju ruang keluarga dipilihnya buku religi untuk referensi berumah tangga.
Suci membawa buku yang di pilihnya ke ruang makan, sambil menunggu bunda dan mas Zhein, suci pun mulai membaca buku itu.
Di lain tempat, bunda yang hendak keluar kamar, dikejutkan Zhein yang akan masuk ke kamar bunda.
" Zhein, bunda sampai kaget kapan kamu datang nak?", tanya bunda.
" Maaf bunda, tadi subuh, rencana mau Anter suci ke butik bunda sekalian beli mahar, bunda ikut yuk untuk bantu pilih pilih.", ucap Zhein
" Iya, kita makan dulu nanti Rembugan lagi dengan suci, maunya seperti apa", ucap bunda sambil merangkul bahu anaknya keluar menuju ruang makan.
" Assalamualaikum, suci", sapa Zhein dan bunda bersamaan.
" waalaikumsalam, bunda, mas Zhein ayo makan ini sudah suci siapkan", ucap suci sambil mengambilkan nasi goreng ke piring bunda dan Zhein.
" Rasanya beda ya bunda kemarin dan hari ini", ucap Zhein dengan senyum manisnya ke arah suci.
" Apa bedanya Zhein, sama saja bagi bunda, kalian tetap kesayangan bunda", ucap bunda.
" Bukan itu Bun maksud Zhein, kemarin bukan siapa siapa, hati ini menuju halal rasanya seperti terbang diperhatiin kayak gini, gimana sudah halal kan bun," , goda Zhein ke arah suci.
" Oh itu maksudnya, kayaknya anak lelaki bunda seneng banget nih mau ijab kabul, udah gak sabar ya", tanya bunda kepada Zhein.
" Kok jadi Zhein sih yang digodain bunda" ,ucap Zhein kesal.
" Sudah habiskan dulu, setelah ini kita Rembugan untuk persiapan pernikahanmu dan suci, tadi malam suci sudah memberikan sarannya pada bunda. Setelah ini kita berangkat, kita mau kemana dulu" , ucap bunda.
Mereka bertiga bergegas menyelesaikan makanannya masing masing. Setelah membereskan meja makan, suci pun langsung ke ruang keluarga untuk membahas acara ijab kabul.
" Gimana suci apakah keluargamu akan diundang, tapi alangkah baiknya jika kamu memberitahukan kepada keluargamu termasuk orang tua mu suci" , ucap bunda pelan dan lembut.
" Iya bunda, pasti kukabari biar pakde Bowo yang menjadi waliku nanti. Biar orang tuaku, nanti aku kabari bunda lewat telepon. Bund, acaranya sederhana saja yang penting kita sah dimata agama dan hukum, kalau ada rejeki lebih kita bagikan ke panti asuhan bunda, gak papa kan mas", tanya suci pelan.
" Iya suci, tapi tetap ada resepsi suci, aku harus mengundang beberapa rekan penting, biar mereka tahu aku sudah menikah suci, boleh suci?", tanya Zhein.
" Iya mas gak papa asal jangan terlalu mewah ya, aku gak suka.", ucap suci.
" Oke sudah deal ya, pesta sederhana, mengundang keluarga besar dari kedua belah pihak, dan tamutamu undangan khusus ya, bunda dirumah aja mau urus katering dan tenda, kamu berdua dengan Zhein aja ya. Gak usah khawatir fitnah tunjukkan bahwa kalian akan menikah, cincin itu bukti Nak, kalau sekedar pergi bersama di tempat keramaian dan makan di restoran itu gak masalah. Yang jadi masalah kalo ke hotel berdua, nah patut dipertanyakan. Gak papa kan suci?",tanya bunda merajuk.
" Iya bunda gak papa, suci mengerti. Ayuk mas keburu siang, mau mampir ke butik juga." , ucap suci lembut.
" Bunda, kita berdua pergi dulu ya, assalamualaikum", ucap Zhein.
" Hati hati nak, waalaikumsalam", ucap bunda.
-----------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Dar Link
lanjut menuju janah
2021-05-05
0
Rifky Kurnia
sippp
2021-05-02
0
Ra
masih disini
2020-10-08
1