"Tunggu sini,aku buka kan pintunya!"
"Tidak usah,aku bisa" ucap Nissa,kedua nya sudah berada di lantai dasar apartemen.
Setelah beberapa jam belanja dan berakhir berempat karena entah bagaimana Mina merayu Galina untuk dia ikut bergabung.
"Tunggu saja,aku buka kan sebentar!"
Tanpa menjawab lagi Nissa turun,membuka pintu dan menutup nya kembali.Ia berjalan membawa satu kantong belanjaan di tangan nya.
Zavi pun berdecak dan berjalan menyusul Nissa yang lebih dulu turun dan akan menaiki lift menuju unit nya.
"Nissa..Nissaaaa..." panggil Zavi beberapa kali namun sama saja wanita itu tetap berjalan.
Mengambil chip untuk membuka pintu unit apartemen Nissa pun masuk.Mulut nya masih tertutup dan mungkin malas bicara dengan Zavi.
Hingga lelaki itu masuk pun Nissa sudah di dalam kamar.Zavi pun menyusul ke dalam kamar.
"Nissa..." Zavi memegang pergelangan tangan istrinya hingga wanita itu pun berbalik.
"Kamu sebenarnya kenapa?"
Nissa masih diam.
"Apa kamu keberatan saat Mina ikut dengan kami tadi?"
Menelan saliva nya Nissa membuka cadar dan meletakkan nya di meja.
"Aku tidak keberatan sama sekali jika kamu bisa menjaga perasaan ku Zavi,kamu bahkan membiarkan ku dengan Mamah dan kamu asik bersama nya.Jika alasan mu karena dia adik mu dan seperti itu terus,aku bahkan tidak sedekat itu dengan Renald"
Zavi memicingkan mata nya.
"Apa kamu yakin Zavi jika tidak ada perasaan lain dengan nya?" tanya Nissa lagi.
"Kamu benar ingin tahu jawaban ku Niss?"
Nissa mengangguk pelan.
"Kami pernah saling mencintai..."
"Dan sampai sekarang?!" imbuh Nissa.
Zavi tidak menjawab,ia hanya menatap intens wanita di depan nya.
Aku lebih penasaran dengan perasaan mu kepada ku Niss,tidak mungkin kan kamu secepat ini memiliki rasa dengan ku? Aku sama sekali tidak baik untuk keluarga mu Niss!
"Mungkin" jawab Zavi lirih dan singkat.
Nissa terduduk di ranjang,kedua telapak tangan nya menutupi mata,kepala nya menunduk.
Perlahan Zavi mendekat dan berjongkok di depan pangkuan nya.Ia mencoba membuka tangan Nissa,namun wanita itu menahan.
"Dengarkan aku dulu,jangan menangis!" Ucap Zavi,tapi suara isakan tangis Nissa mulai terdengar.
"Aku selalu mencoba melupakan dan membuang rasa itu dari dulu,dari pertama aku masuk pondok hingga sekarang.Satu hal yang harus kalian tahu,tidak semudah itu Nissa.Ada sesuatu yang harus aku selesaikan dengan nya!" jelas Zavi,ia mencoba membuka tangan Nissa kembali,namun tetap saja wanita itu menahan nya.
"Maaf kan aku jika selalu menyakiti mu.." ucap Zavi lagi.
"Harus nya dulu kamu menolak untuk di jodohkan dengan ku Zavi!" suara nya serak.
"Kamu sudah tahu aku kan,kau bahkan mempunyai kemampuan untuk menolak ku, tapi masih saja menerima perjodohan ini di waktu terakhir!"
"Aku hanya ingin membalas Budi Abah karena sudah membesar kan hingga membuat ku seperti sekarang" ujar Nissa dengan nada datar.
Seketika Zavi baru ingat jika wanita di depan nya bukan lah anak kandung Habib Badawi dan Umi Zaenab.Nissa di titipkan lalu di tinggalkan oleh wanita setengah baya pada abdi pondok saat di depan gerbang.Namun ia mendapat curahan kasih sayang dari Abi dan Umi nya seperti anak sendiri.
"Aku bukan.."
Ssstttt!!...
Zavi menaruh telunjuk nya di depan persis bibir istrinya.
"Aku tahu,tidak usah di teruskan lagi!"
Kedua nya saling menatap,Zavi mencoba mengusap air mata Nissa di pipi nya yang sangat putih dan merona.
Ia menegak meraih bahu Nissa dan memeluknya.
"Tunggu sebentar,sabar sebentar lagi.Cuma kamu yang bisa mengerti dengan posisi ku sekarang Nissa" ucap Zavi.
Lelaki itu bisa merasakan jika Nissa masih menangis tersedu sedu.Untuk kali pertama Zavi mencium kening Nissa dalam keadaan yang normal dan sadar.Sebelum nya ia pernah melakukan pada saat di kuasai obat perangsang.
.
.
.
Dari siang hingga malam hari di habiskan oleh kedua nya dengan perasaan lega karena Zavi sudah berterus terang tentang dirinya pada Nissa.Kegiatan hari ini di selesaikan oleh masing masing.
Merenggangkan tangan nya setelah melipat mukena,ia pun beranjak merangkak di atas ranjang merebahkan tubuhnya.
"Tangan ku pegal,hanya orang dua tapi kenapa cucian dan setrikaan banyak sekali?"
Jelas saja banyak, beberapa hari lalu Nissa dan Zavi melakukan malam pertama.Terpaksa Nissa harus mencuci seprai yang bahkan beberapa kali di sikat masih ada noda nya di sana.
"Besok di laundry saja" ucap Zavi.
"Aku tidak suka,baju itu milik kita.Dan aku paling sensitif di pegang orang lain"
"Dari pada kamu capek,aku tidak mau kamu sakit Nissa!"
Nissa menoleh pada suami di sebelah nya.
"Karena Abi kan?Tenang saja aku tidak akan sakit jika kamu takut di repotkan oleh ku".
Zavi berpindah posisi menghadap Nissa.
"Kamu tanggung jawab ku,meski karena Abah dan itu benar.Di luar itu bukan kah suami harus menjaga istrinya?"
Nissa tersenyum.Meski hari ini di awali dengan hal yang menyebalkan paling tidak Zavi mulai luluh dengan Nissa walau itu sedikit sedikit dan sangat tipis.
"Nissa.." Zavi memegang lengan Nissa.
Istrinya memakai baju tidur yang sangat tipis meski panjang dan berlengan tapi entah kenapa suatu perasaan terbesit di dada Zavi.Ia ingin menyentuhnya malam ini.
"Ada apa?" Nissa menoleh.
Dengan sekali tarikan tubuhnya terjatuh di dada Zavi,begitu juga tangan Zavi yang langsung meraih selimut dan menutupi tubuh mereka yang sudah dengan posisi intens.
"Zavi,,aku sesak!"
"Jangan keras keras" ucap Zavi.
Ia membuka selimut nya lagi,dan posisi mereka sudah berbeda.Nissa sudah di bawah tubuh kekar Zavi.
Zavi mulai mengusap kepala Nissa,turun menyentuh kedua pipi,mengecup kening,kedua mata lalu ia mendekatkan bibir nya ke bibir Nissa.
Baru kali ini mereka melakukan sama sama dengan kesabaran normal.Hingga tangan Zavi mulai lincah merambah ke semua yang ingin di jamah.Nissa mendorong tubuh itu kuat kuat sampai suara decapan terdengar.
"Kenapa?" tanya Zavi.
"Sholat dulu,jika yang kemarin kamu hanya berdoa dan tidak sholat aku maklumi.Tapi kali ini aku mohon Zavi,apa yang kita lakukan adalah ibadah dan akan menjadi pahala di mata Allah SWT.Semua yang ada pada diriku dan kamu sentuh adalah halal,semua cara mu itu baik jika masih di batas wajar dan..."
"Ssstttt!... Siap Ibu ustadzah" ucap Zavi,dan Nissa tersenyum.
Zavi pun beranjak dari atas tubuh Nissa,tak lupa ia meraih tangan istrinya untuk bangun dan sholat juga.Untuk yang kesekian kali melakukan sholat sunah di dalam kamar dan berjamaah.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
pantau terus omongan zavi bisa dipegang atau tidak. 🙄
2024-04-02
1