BAB. 15 Dingin

Mie instan cup,Zavi menemukan itu ditempat sampah dan membawa nya persis ke depan wajah Nissa.

"Berapa kali aku bilang,jangan makan seperti ini lagi.Ini masih pagi Nissa"

"Kamu lama,dan aku terpaksa makan itu dulu sebagai pengganjal"

Zavi berdecak dan kembali ke dapur lagi,ia membuka lemari penyimpanan.Benar saja di sana ada beberapa mie instan dengan berbagai varian.

Meraih kantong plastik ia membuka nya lebar. Nissa yang melihat pun mendekat.

"Zavi,,,mau di kemanakan mie instan itu?"

"Aku buang..."

Nissa mencoba meraih kantong plastik dan menahan Zavi membuangnya,namun Zavi terus menghalangi tubuh istrinya.

Oek!

Zavi menoleh.

"Lambung kamu sudah parah, tapi terus makan mie instan bagaimana aku tidak marah Nissa?!"

"Ini karena kamu kelamaan membeli sarapan Zavi!" sanggah wanita itu.

"Kita ke dokter!" Zavi meraih tangan Nissa dan memaksa mengikuti nya.Namun kibasan tangan Nissa membuat Zavi berbalik.

"Nissa, jangan membuat ku memaksa.Aku tahu dari Abah,beliau menceritakan semua tentang mu tempo hari.Selama ini kamu tidak mau ke dokter kan?"

Nissa menatap dalam mata suaminya.

"Kenapa sih semua menganggap ku asam lambung,apa kalian tidak berfikir jika kalian juga yang menambah pikiran ku.." ucapan Nissa terjeda.

"Tadi aku sempat ke bawah,dan apa kamu tahu Zavi, seseorang berkata padaku jika suami ku lari pagi dengan wanita.Ia bahkan sarapan bersama di ujung jalan.Aku melihat nya,dan ini?" Nissa menarik bungkusan berisi bubur ayam yang Zavi belikan.

"Ini kan yang kalian makan tadi di depan?"

Suara nya datar dan tidak emosi,namun semua ucapan Nissa benar.Zavi menelan saliva,ternyata Nissa tahu itu.

"Itu Mina.."

Nissa mendekat, "Siapapun itu,kamu lelaki beristri.Apa pantas lelaki beristri tertawa,saling bersentuhan dengan wanita lain?"

"Dia adikku Nissa!!" suara Zavi tinggi,hingga Nissa terkejut.

"Tidak ada garis keturunan dari Opa Fandi,apa itu yang dinamakan adik?" tanya Nissa.

Wanita itu menghela nafas saat Zavi tidak bisa menjawab.Begitupula langkah nya berbalik dan pergi dari hadapan Zavi.

Baru hitungan hari tapi Zavi beberapa kali bicara kasar,ia pun memperlihatkan watak aslinya.

.

.

.

Siang hari,Nissa keluar dari kamar atas ia pun turun.Di sana sudah tidak ada Zavi,mungkin saja pergi ke kantor saat Nissa di atas dan tidak berpamitan.

"Aku ijin keluar mencari buku,mungkin setelah asar aku sudah kembali"

Begitulah pesan yang Nissa kirim pada Zavi,tak lama Zavi membalas.

"Dengan ku,tunggu sebentar!" balas Zavi.

"Tidak usah, terimakasih.Aku bisa sendiri"

"*Tersera*h!!"

Tidak di buka meski sudah di baca oleh Nissa,ia sudah tahu Zavi akan seperti itu.Nissa pun turun dari lantai sembilan,ia menyelusuri trotoar pinggir jalan dan tak ingin menaiki taxi dulu.

Sepanjang jalan banyak kendaraan bermotor berlalu lalang,tak sedikit pula orang yang seperti dirinya berjalan kaki.

Toko buku ternama tujuan nya,hanya berbekal map di ponsel dan ternyata tidak jauh dari apartemen.Nissa benar benar jalan kaki hingga sana.

Memasuki toko itu dia pun memilih beberapa dan membawanya ke kasir.

Brugkk!!

"Ahh maaf..maaf saya tidak sengaja!"

Buku Nissa jatuh dan keluar dari kantong saat seseorang menabraknya tak sengaja di depan pintu.

Kedua nya berjongkok dan akan mengambil buku,Nissa terkejut saat tangan nya tersentuh namun ia cepat cepat menariknya.

"Khairunnisa?.." ucap lelaki itu.

Nissa pun mendongak matanya menajam.

"Ustadz Ibra?.. "

Lelaki itu mengangguk,ternyata wanita di depan nya masih ingat.

"Masya Allah Nissa,kamu masih ingat dengan ku?" ucap lelaki itu Nissa pun mengangguk.

"Ustadz Ibrahim,Nissa masih ingat dengan ustadz"

Ibrahim pun menoleh kesana kemari.

"Sendirian? Apa kabar mu Nissa? Kenapa bisa ada di jakarta.Apa sedang di rumah Bude mu?"

Nissa tersenyum dan itu bisa dilihat dari binar mata nya,meski memakai cadar Ibrahim tahu jika wanita di depan nya tersenyum.

"Saya..."

"Permisi jangan di pintu!" Ucap para pengunjung yang akan lewat.Ucapan Nissa terjeda kedua nya bergeser memberikan jalan pada pengunjung

"Kalau begitu kita mengobrol di depan,apakah bisa?" tawar Ustadz Ibrahim.

Nissa melihat jam di tangan nya,pukul tiga lebih lima menit.

"Afwan ustadz bukan nya saya menolak,mungkin lain kali saja.Saya sudah berjanji pulang tepat waktu.Lagi pula taxi online sudah ada di depan"

Ibrahim pun menoleh dan benar saja ada mobil taxi di depan sedang menunggu.Ibrahim membuka kan pintu dan mempersilahkan Nissa keluar terlebih dahulu.

"Lain kali mungkin bisa mengobrol Nissa" ucap Ibrahim.

"Insya Allah.Saya pamit dulu.. Assalamualaikum" Nissa membuka pintu mobil.

Ibrahim yang berdiri pas di depan pintu mengangguk.Mobil berjalan perlahan.

"Wa'alaikum salam... Ah, Niss..Nissa..."

Ibrahim melangkahkan kaki nya ia lupa untuk menanyakan nomor ponsel kepada Nissa,namun sayang kaca pintu sudah tertutup rapat dan Nissa tidak menoleh kebelakang sedikit pun.Ia asik membuka kantong plastik yang berisi buku buku yang ia ingin kan.

Tanpa kedua nya tahu, seseorang melihat nya di sebrang sana.Zavier tahu persis siapa yang mengobrol dengan Nissa.Ibrahim santri berprestasi angkatan yang sama dengan Zavier.

Ibrahim berdakwah di kota ini,ia dikenal sebagai ustadz yang ramah di lingkungan dakwah nya.Zavier juga pernah sesekali bertemu dan perusahaan pernah memanggil untuk mengisi acara religi di sana.

.

.

.

Tak butuh waktu lama,Nissa sudah dekat dengan pintu apartemen.Ia sibuk mencari sesuatu di tas.Chip pembuka pintu,hingga akhirnya tangan nya di gandeng oleh seseorang.

"Hei!!..." ucap Nissa sudah akan marah namun urung.

Nissa mendongak begitu pula orang itu menoleh.

Ting!!!

Zavier membuka pintu dengan chip di tangan nya.

Kedua nya masuk ke dalam apartemen.Mengganti sandal untuk di dalam rumah.Tak lupa Nissa meletakkan tas dan buku nya di meja makan lalu ke dapur untuk sekedar mencuci tangan.

Begitu pula Zavi,ia merebahkan tubuhnya di sofa dan menghela nafas,mengendorkan dasi menghirup nafas dalam.Mata nya tak beralih pada pergerakan Nissa.

Dia bahkan tidak ingin bicara dengan ku,untuk sekedar mempertanyakan keadaan atau bagaimana kerja nya,atau mungkin minta maaf karena sudah bertemu lelaki lain? Ahh,tidak mungkin.Tidak mungkin dia mempunyai hubungan dan aku rasa tidak mungkin juga Nissa memang sudah tahu jika Ibrahim berada di sini.Benarkah mereka sedekat itu?.

Zavii terus bergelut dengan pikiran nya tanpa memikirkan apa yang dia lakukan tadi pagi.Ia bahkan beberapa kali sering membuat wanita nya diam.

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

Vtree Bona

Vtree Bona

lelaki egois

2024-04-01

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

🙄🙄🙄🙄🙄🙄🙄😤😤😤😤😤😤😤😤😤😤

2024-04-01

0

Syaiful Amri

Syaiful Amri

suka lupa dgn kesalahan sendiri

2024-04-01

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Perjodohan
2 BAB. 2 Rahasia
3 BAB. 3 Dipercepat
4 BAB. 4 Permintaan
5 BAB. 5 Ingin Mandiri
6 BAB. 6 Perasaan lain
7 BAB. 7 Spesial
8 BAB. 8 Nyaman
9 BAB. 9 Mengalah
10 BAB. 10 Pulang
11 BAB. 11 Menutupi
12 BAB. 12 Jebakan
13 BAB. 13 Malas
14 BAB. 14 Cemburu
15 BAB. 15 Dingin
16 BAB. 16 Bertemu
17 BAB. 17 Alasan
18 BAB. 18 Kenyataan
19 BAB. 19 Rahasia
20 BAB. 20 Mencari
21 BAB. 21 Ikhlas
22 BAB. 22 Kabar
23 BAB. 23 Dijemput
24 BAB. 24 Mulai Mencintai
25 BAB. 25 Nevan Padantya
26 BAB. 26 Masa Lalu
27 BAB. 27 Ketahuan
28 BAB. 28 Pembangkang
29 BAB. 29 Meminta maaf
30 BAB. 30 Berdua
31 BAB. 31 Memilihmu
32 BAB. 32 Ibrahim
33 BAB. 33 Merepotkan
34 BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35 BAB. 35 Kehilangan
36 BAB. 36 Merasa Bersalah
37 BAB. 37 Terkejut
38 BAB. 38 Pemulihan
39 BAB. 39 Ternyata
40 BAB. 40 Canggung
41 BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42 Give away time
43 BAB. 42 Yang pertama
44 BAB. 43 Di kunci
45 BAB. 44 Kenangan
46 BAB. 45 Pernyataan
47 BAB. 46 Tidak penting
48 BAB. 47 Berita
49 BAB. 48 Tidak tahu diri
50 BAB. 49 Tidak beres
51 BAB. 50 Aku pulang
52 BAB. 51 Marah atau Cemburu
53 BAB. 52 Bohong
54 BAB. 53 Berharap
55 BAB. 54 Rasa bersalah
56 BAB. 55 Ngidam
57 BAB. 57 Merasa
58 BAB. 58 Berubah - ubah
59 BAB. 59 Berbuka
60 BAB. 60 Panggilan
61 BAB. 61 Obrolan
62 Promo Karya Baru
63 BAB. 62 Pingsan
64 BAB. 63 Tidak sengaja
65 BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66 BAB. 65 Kepergok
67 BAB. 66 Penyambutan
68 BAB. 67 Waktunya
69 BAB. 68 Menguatkan
70 BAB. 69 Baby
71 BAB. 70 Kabar
72 BAB. 71 Pergi
73 BAB. 72 Belvana Almadina
74 BAB. 73 Pesan
75 BAB. 74 Sahabat
76 BAB. 75 Meminta
77 BAB. 76 Kotak coklat
78 BAB. 77 Memaksa
79 BAB. 78 Membujuk lagi
80 BAB. 79 Berkunjung
81 BAB. 80 Pertama
82 BAB. 81 Sempurna
83 BAB. 82 Wejangan Abbi
84 BAB. 83 Baby Pintar
85 Promo Karya Baru
86 BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87 BAB. 85 Curhatan Qilla
88 BAB. 86 Selingkuh part 2
89 BAB. 87 Rasa
90 BAB. 88 Dipaksa
91 BAB. 89 Perjuangan Qilla
92 BAB. 90 Kabar
93 BAB. 91 Duka
94 BAB. 92 Cemburu
95 BAB. 93 TAMAT
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB. 1 Perjodohan
2
BAB. 2 Rahasia
3
BAB. 3 Dipercepat
4
BAB. 4 Permintaan
5
BAB. 5 Ingin Mandiri
6
BAB. 6 Perasaan lain
7
BAB. 7 Spesial
8
BAB. 8 Nyaman
9
BAB. 9 Mengalah
10
BAB. 10 Pulang
11
BAB. 11 Menutupi
12
BAB. 12 Jebakan
13
BAB. 13 Malas
14
BAB. 14 Cemburu
15
BAB. 15 Dingin
16
BAB. 16 Bertemu
17
BAB. 17 Alasan
18
BAB. 18 Kenyataan
19
BAB. 19 Rahasia
20
BAB. 20 Mencari
21
BAB. 21 Ikhlas
22
BAB. 22 Kabar
23
BAB. 23 Dijemput
24
BAB. 24 Mulai Mencintai
25
BAB. 25 Nevan Padantya
26
BAB. 26 Masa Lalu
27
BAB. 27 Ketahuan
28
BAB. 28 Pembangkang
29
BAB. 29 Meminta maaf
30
BAB. 30 Berdua
31
BAB. 31 Memilihmu
32
BAB. 32 Ibrahim
33
BAB. 33 Merepotkan
34
BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35
BAB. 35 Kehilangan
36
BAB. 36 Merasa Bersalah
37
BAB. 37 Terkejut
38
BAB. 38 Pemulihan
39
BAB. 39 Ternyata
40
BAB. 40 Canggung
41
BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42
Give away time
43
BAB. 42 Yang pertama
44
BAB. 43 Di kunci
45
BAB. 44 Kenangan
46
BAB. 45 Pernyataan
47
BAB. 46 Tidak penting
48
BAB. 47 Berita
49
BAB. 48 Tidak tahu diri
50
BAB. 49 Tidak beres
51
BAB. 50 Aku pulang
52
BAB. 51 Marah atau Cemburu
53
BAB. 52 Bohong
54
BAB. 53 Berharap
55
BAB. 54 Rasa bersalah
56
BAB. 55 Ngidam
57
BAB. 57 Merasa
58
BAB. 58 Berubah - ubah
59
BAB. 59 Berbuka
60
BAB. 60 Panggilan
61
BAB. 61 Obrolan
62
Promo Karya Baru
63
BAB. 62 Pingsan
64
BAB. 63 Tidak sengaja
65
BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66
BAB. 65 Kepergok
67
BAB. 66 Penyambutan
68
BAB. 67 Waktunya
69
BAB. 68 Menguatkan
70
BAB. 69 Baby
71
BAB. 70 Kabar
72
BAB. 71 Pergi
73
BAB. 72 Belvana Almadina
74
BAB. 73 Pesan
75
BAB. 74 Sahabat
76
BAB. 75 Meminta
77
BAB. 76 Kotak coklat
78
BAB. 77 Memaksa
79
BAB. 78 Membujuk lagi
80
BAB. 79 Berkunjung
81
BAB. 80 Pertama
82
BAB. 81 Sempurna
83
BAB. 82 Wejangan Abbi
84
BAB. 83 Baby Pintar
85
Promo Karya Baru
86
BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87
BAB. 85 Curhatan Qilla
88
BAB. 86 Selingkuh part 2
89
BAB. 87 Rasa
90
BAB. 88 Dipaksa
91
BAB. 89 Perjuangan Qilla
92
BAB. 90 Kabar
93
BAB. 91 Duka
94
BAB. 92 Cemburu
95
BAB. 93 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!