Tengah malam Zavi terbangun,ternyata Nissa masih dalam posisi yang sama.Ia melakukan itu demi membuat Zavi nyaman,entah merasakan kram atau tidak pada kaki nya Zavi bahkan tidak tahu.
"Nis..Nissa,tidurlah yang benar"
Lelaki itu mencoba membangun kan Nissa.Istrinya mengerjapkan mata.
"Jam berapa sekarang Zavi?"
"Setengah satu malam,aku ingin keluar mencari makan!"
Mendengar itu Nissa dengan cepat meraih tangan suami nya.Zavi pun menoleh tidak jadi mengambil kunci mobil di nakas.
"Kenapa?"
"Aku sudah masak tadi sore,jika kamu lapar aku bisa memanaskan nya untukmu" tawar Nissa.
"Cicipi dulu ya?" ucap Nissa lagi.Zavi pun mengangguk.
Merapikan kerudung dan turun dari ranjang,Nissa berjalan ke dapur mengambil makanan di lemari pendingin.
Mengganti ke mangkok dan menghangat kan di microwave.Duduk berpangku tangan,tak sampai lima menit ia mengambilnya lagi dan menyiapkan di meja makan.Nissa kembali ke kamar.
"Makanan nya sudah siap Vi"
Zavi menoleh,ia pun keluar dari kamar dan duduk di meja makan yang sementara berisi dua kursi.Zavi memandangi mangkok berisi sayur tahu,wortel,dan irisan daging yang di tumis.
"Tidak ada yang lain Niss?" ucap Zavi,Nissa pun mendadak menegang menatap suami nya.
"Kamu tidak suka?"
"Bukan tidak suka, Mamah biasanya memasak lebih dari satu menu.Menu utama dan pendamping" meski diluar ekspektasi Zavi tetap menyendok sayur dan dia mulai mencicipi nya.
"Maaf,besok aku akan memasak seperti itu.Aku tidak tahu selera dan kesukaan mu Zavi."
Zavi mengangguk seolah ia memberi maaf pada istrinya.Namun mata Nissa juga tidak bisa di bohongi jika Zavi makan dengan lahap hingga piring mulai kosong perlahan.
Nissa meraih gelas dan mengisi dengan air.Ia pun meletakkan gelas di sebelah Zavi.Masih duduk dan menemani suami nya makan.
"Besok aku sudah pergi ke kantor,jika kamu membutuhkan pembantu untuk membantu membereskan apartemen telfon saja Mamah untuk mengirim Mbak Tina kemari" ucap Zavi setelah meminum segelas air.
"Jika hanya membersihkan ruangan aku bisa sendiri" jawab Nissa.
"Nanti kamu capek"
"Hanya membersihkan saja kan?" ujar Nissa.
Zavi mendongak menatap Nissa.
"Ada vakum cleaner,aku bisa menggunakan nya Zavi" jawab Nisa kembali.
"Ya sudah terserah kamu saja" Zavi beranjak dari kursi dan mengambil air di sebelah dapur.
Nissa melihatnya dan ternyata Zavi mengambil air untuk ber wudhu.
Meski kamu menyebalkan paling tidak kamu tidak lupa dengan Tuhan mu Zavi.
Ucap Nissa dalam hati.Bibir nya tersenyum tipis,ia pun membawa piring dan semangkuk sayur yang ia hangat kan tadi ke dalam lemari pendingin.Mencuci piring yang di gunakan oleh Zavi.
"Jika ingin ikut,aku tunggu di kamar" Ucap Zavi saat melewati Nissa yang sedang mencuci piring.
Nissa pun di buat bingung dan terdiam,mereka berdua saling menatap.
"Aku ingin sholat malam,aku tunggu di kamar!" jelas Zavi lagi.
Selepas menghilangnya Zavi masuk ke dalam kamar ,wanita itu pun seperti melayang,secara langsung Zavi mengajak nya sholat bersama dan berjamaah.
Nissa mencuci tangan nya dan langsung mengeringkan,mengambil wudhu tergesa gesa menyusul Zavi ke kamar.
.
.
.
Pagi hari.
"aku ikut.." ucap Nissa saat Zavi ingin keluar dari rumah.Suaminya pun berbalik badan.
"Kan sudah aku bilang,aku akan pergi ke kantor pagi ini bagaimana bisa kamu ingin ikut?"
"Aku ingin ke bawah membeli bahan makanan,di dapur tidak ada apapun yang bisa dimasak" jawab Nissa.Zavj pun melihat jam di pergelangan tangan nya.
"Aku temani.."
"Nanti kamu terlambat Zavi.."
"Aku lebih mengkhawatirkan mu berbelanja sendirian dari pada mementingkan jam kerja ku!"
Akhirnya Nissa pun mengangguk dan mereka keluar bersama dari apartemen.
Dilantai dasar ada toko swalayan yang cukup besar dan hanya menjual kebutuhan sehari hari.
Zavi menarik keranjang yang cukup besar.
"Ambil apa yang kanu rasa di rumah tidak ada dan kamu membutuhkan Nissa"
Nissa pun hanya tersenyum ia tak kan menyangka jika Zavi menemani nya berbelanja.
Menyusuri setiap lorong dan memilah semua perlengkapan rumah tangga,termasuk Zavier membeli beberapa mangkok dan piring lagi.
"Kenapa banyak sekali,kita hanya berdua" ucap Nissa saat Zavi meletakan satu tumpukan barang pecah bela.
"Aku tidak ingin melihat kamu sebentar bentar mencuci hanya karena kurang piring atau mangkok" jawab Zavi ngasal,tangan nya masih memegang benda lain nya.
Nissa pun terkekeh mendengar nya,ia berpikir jika Zavi memang pembawaan nya cuek dan kaku namun sangat perhatian.
Bagaimana aku tidak menyerah dan memilih berdamai Zavi jika aku tahu kamu ternyata lelaki yang perhatian meski...
Ponsel Zavi berdering,dan ia langsung meraih nya.Ternyata lagi lagi Mina menelpon.
"Hallo..." ucap Zavi,ia menatap Nissa yang menatap nya juga.
"Dimana?"
"Kenapa tidak menelpon ku dari tadi?Tunggu di sana jangan kemana-mana,aku akan segera ke sana!"
Mendadak Zavi panik,dan merogoh dompet di kantong celana.Ia mengambil kartu dan memberikan pada Nissa.
Nissa pun bingung menerima nya.
"Apa ini?"
"Bayar lah semua belanjaan ini dengan kartu ku,nanti aku chat pin nya.Lalu minta satu karyawan toko ini membantu mu membawa nya ke atas.Mina menelfon ku tadi,dia membutuhkan ku"
Senyum Nissa hilang seketika mendengar itu.Di depan mata kepala nya sendiri suaminya lebih memilih wanita lain.Beratas namakan adik Zavi meninggalkan Nissa dengan belanjaan satu keranjang penuh.
Aku istri dan juga membutuhkan mu Zavi.
Ucap nya dalam hati,mata Nissa menatap kepergian Zavi yang sangat tergesa-gesa dan sedikit berlari hingga tubuhnya tertutup oleh dinding.
Nissa menunduk,lalu mengusap ujung mata nya.Ia pun kembali mendorong keranjang yang cukup berat karena Zavi meletakkan barang pecah belah di sana.Tak lama ponsel Nissa pun berdering menandakan pesan masuk,ia tak menghiraukan itu karena sudah di pastikan Zavi yang mengirimi pesan nomor pin kartu nya.
Hingga beberapa puluh menit kemudian Nissa selesai dan mengantri di kasir,tak lama giliran nya.
"Permisi Mbak,apa saya bisa menyewa satu karyawan nya untuk membantu saya mengantar ini ke atas?" Ucap kasir di depan Nissa.
"Oh bisa,sebentar.." kasir itu pun memanggil seseorang.
Melihat siapa yang datang Nissa segera menepuk bahu mbak kasir.
"Mbak maaf kalau bisa saya minta perempuan saja jangan laki laki" pinta Nissa
"Oh maaf Bu,bagian antar konsumen lelaki dan bukan perempuan" ucap kasir di depan nya kembali.
Akhirnya Nissa memilih untuk bolak balik dari bawah hingga lantai sembilan membawa barang barang nya karena karyawan mini market tidak ada yang berjaga perempuan untuk bagian kurir.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
tingkah mina mulai menjengkelkan.
2024-03-27
1