Adzan Isa telah berkumandang sepuluh menit yang lalu,begitu pula Nissa sudah siap di kamar.Ia akan keluar ketika ijab kabul selesai di ucapkan oleh Zavier.
Diam hanya itu yang mampu ia lakukan sejauh ini.Entah apa yang ada di fikiran wanita itu tidak ada yang tahu.Tidak akan pernah menyangka jika pertemuan pertama nya langsung dinikahkan dan bukan ta'aruf antar keluarga.
"Diluar sana pasti banyak yang iri dengan Mbak Nissa" ucap Qila sembari membenarkan kerudung yang terjuntai panjang milik Nissa.
"Setelah ini Mbak Nissa akan menjadi Nyonya Zavier dan itu hal yang di dambakan oleh wanita di luar sana" imbuh Qila lagi dan Nissa hanya tersenyum.
"Aku lihat kedepan dulu ya Mbak?"
Nissa pun mengangguk,ia terus meremas kedua tangan nya menghilangkan gugup.
Ceklek!!
Qila datang kembali dengan senyum sumringah.Di susul Umi dan Mamah Galina.
Nissa pun menyalimi wanita yang ia duga sudah menjadi mertua nya.Nissa meyakini bahwa ijab kabul sudah di ikrar kan.Janji suci pernikahan telah terucap oleh Zavier.
"Nduk.." Umi Zaenab mendekat dan memeluk Nissa.
"Ica nya Umi, Ica yang dulu suka bergelayut di gamis Umi sekarang sudah menjadi istri lelaki yang semoga bisa membawa mu ke arah yang selalu diridhoi Allah SWT" ucap Umi Zaenab.
"Aamiin Umi.."
Dengan mata yang sembab karena air mata menggenang di sana Nissa mengusap wajahnya lembut.
"Nissa..." Giliran Galina yang mendekat.
"Maaf jika ini terlalu tiba tiba dan memaksa.Sebelum nya Mamah tidak menyangka jika Zavier mengambil keputusan secepat ini.Sekali lagi maafkan lah kami ya Nak?" ucap Galina,ia memegang kedua bahu Nissa dan mengusap nya.Gadis cantik nan ayu itu pun tersenyum.
"Iya Tante.." Hanya itu jawaban Nissa.
"Mamah... Ayo Mamah antar kamu ke depan,suami mu sudah menunggu disana"
Meraih tangan Mamah mertua,awalnya Nissa ragu namun Umi mengangguk mengisyaratkan jika tidak apa-apa.
Nissa perlahan mengikuti langkah Galina,pintu dibuka oleh Qila.
"Qila tolong rapihkan kamar Nissa ya,ganti seprei nya dengan yang baru.Nanti mbak Tia yang mengambilkan di ruangan laundry lalu keluar kan semua pakaian kotor yang di ranjang,jangan lupa beri wewangian biar kamarnya wangi!"
Qila pun mengangguk menuruti perintah Umi,secepat kilat ia berbalik dan tak jadi mengikuti Nissa yang berjalan sudah cukup jauh.
.
.
.
Menoleh ketika pintu yang menghubungkan masjid dengan Selasar halaman aula terbuka.Zavier menatap Nissa yang memulas wajahnya dengan sedikit bedak dan perona merah di pipi,tak lupa memakai sedikit pewarna di bibir nya agar tak terkesan pucat.
Habib pun bergeser dan berpindah tempat,begitu pula Riza ia mundur untuk memberikan ruang pada Nissa mendekat Zavier.
"Abi..." Nissa yang hendak meraih tangan Abi nya langsung terhenti karena Habib Badawi menggeleng.
"Zavier.. Dia sekarang suami mu,cium lah tangan nya terlebih dulu karena semua tanggung jawab Abi sudah berpindah pada nya!" ucap Habib Badawi.
Nissa tertegun mendengar nya ia beralih melirik Zavi.Membenarkan posisi duduk di sebelah suami nya lalu ia sedikit menoleh mengulurkan tangan untuk menyalimi tangan suami nya.Namun Zavi tidak langsung memberikan tangan nya melainkan menatap Nissa lebih dulu.
"Ayo Zavi,ulurkan tangan mu.Biarkan istri mu mencium tangan yang akan memeluk, mengusap,dan menjaga nya di waktu kapan pun!" ucap Pak kyai Hasyim selaku sesepuh pondok.
Zavi pun mengulurkan tangan nya,dan Nissa mencium punggung tangan Zavi.Namun tidak dengan Zavi yang mencium kening Nissa.
"Lebih juga boleh Zavi,dia sudah halal!" tiba tiba saja dari belakang pihak keluarga Zavi bersuara.
Zavi tidak menghiraukan itu namun Nissa menoleh dan tersenyum tipis.
"Hadeuh Fi,lihat menantu Riza wajah nya adem banget.Kayanya sih nanti keluarga kita mendadak sering pengajian!" ucap Mita asal nyeletuk pada suami nya.
Ya Riza membawa Mita dan Hafi beserta Yesha,Opa Fandi dan Oma Ara,lalu ada Mommy She dan Daddy Allan yang masih selalu berdua karena kedua anaknya sudah berumah tangga masing-masing.Di sana juga ada Callista tanpa Elea karena gadis itu sekarang sedang menempuh S1.
"Pasti sebentar lagi keluarga kita akan ada yang berhijab,lihat saja ponakan mu sudah mulai tuh!" ucap Mita lagi,ia bahkan sangat berisik sedari tadi.
"Diam jika tidak ingin aku berteriak!" Balas Hafi pada Mita.
"Ishhh..." Mita pun terdiam tak melanjutkan lagi ucapan yang kesana kemari tidak jelas itu.
.
.
.
Selesai ijab kabul yang disaksikan para santri yang masih ada di pondok,sesepuh,dan para abdi dalem nya.Mereka di jamu dengan beberapa sajian di meja walau hanya makanan dan beberapa snack.
Bergilir mengambil satu persatu dan ramah tamah mengobrol satu dan lain hal tanpa mereka sadari sepasang pengantin yang belum lama mengucap ijab kabul sudah tidak ada.
"Kenapa menangis?" tanya Zavier,Nissa pun menutup mulut nya menghempas tangan Zavier dari pergelangan nya sendiri.
"Jika tidak ingin kenapa di percepat?"
Zavier tersenyum miring.. "Aku sudah menduga kamu tidak akan menolak dan untuk apa ditunda-tunda kalau pada akhirnya perjodohan ini tidak bisa di hentikan!"
"Aku ingin di sini saja Zavi!"
Zavi menggeleng "Mungkin jika dulu aku oke saja namun tidak sekarang,aku memiliki pekerjaan lain di Jakarta.Sudah aku bilang aku tidak bisa di andalkan seperti yang Abah pikirkan!"
Nissa mengusap pipi nya menatap lekat pemuda di depan nya.Deg!! Sesuatu yang aneh terbesit di dada.
Dia mungkin tidak seburuk yang aku pikirkan,jika Abi memilih nya mungkin ada satu sisi dalam dirinya yang Abi lebih tahu.
"Tidak usah melihat ku seperti itu!"
Ucapan Zavier membuat Nissa mengedipkan mata dan tersadar dari lamunan.
"Terlalu lama memandang ku bisa jatuh cinta dengan ku!"
Nissa berdecak akan ucapan Zavier.
Kedua nya berada di halaman belakang pondok,disana tempat biasa Zavier menyendiri dan sepi.
"Astaghfirullah!!.." Nissa loncat saat tikus melintas di kaki nya.
Tak sengaja menginjak batang pohon yang sudah rapuh terkena air hujan dan keropos karena kering.
"Hati hati makanya!"
Kaki Nissa sedikit keseleo dan Zavier memegang lengan nya,hampir saja Nissa mengibaskan lagi karena belum terbiasa.
"Aku bantu!"
"Kenapa kamu membawa ku ketempat ini?" tanya Nissa.
"Aku ingin bicara padamu,hanya berdua.Bilang lah pada Mamah dan Papah kita tidak akan serumah dengan nya!"
"Lalu?..." Nissa mengerutkan keningnya.
"Nanti aku sewa apartemen dan kita tinggal disana!"
"Tapi bukan kah menantu perempuan harus berada di rumah keluarga suami nya?" jawab Nissa.
"Katakan saja seperti yang aku perintah,aku tidak mau di atur.Dan pasti mereka mengijinkan jika kau yang meminta!"
Nissa pun hanya terdiam mendengar alasan Zavier, sebenarnya ia enggan menuruti ucapan lelaki yang sekarang menjadi suami nya tapi mau bagaimana lagi.Zavier adalah imam nya pada saat ini.
.
.
.
To be continue
*** Jangan lupa di subscribe dulu ya 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
zavi tak ingin mamah & papah tau kehidupan rumah tangganya nanti ya
2024-03-25
0