"Semalam yang mengantar mu Mina?"
Zavi mengangguk.Mereka berdua sedang menikmati sarapan sekaligus makan siang.Kali ini apa yang di ucapkan Zavi beberapa hari lalu di praktekkan oleh Nissa.
Sup ayam,jagung manis dan ikan goreng,tak lupa sambal.Namun agak lain sambal yang Zavi lihat,dia tidak pernah melihat itu sebelum nya.
Itu sambal Jawa,cuma cabe,bawang putih,dan kencur yang digoreng lalu kasih minyak matang.
Begitulah ucap Nissa tadi saat Zavi belum menyicipi nya.
"Jangan bicara tentang nya di depan ku,kamu tidak ada urusan apapun dengan nya" suara nya datar.
Nissa pun diam dan tak membahas apapun lagi,Zavi kembali ke mode aslinya dingin.
Melanjutkan sarapan dengan hening hingga isi piring kedua nya habis.Nissa beranjak lalu segera merapihkan sisa makanan di meja.Mencuci piring dan menata kembali di lemari.
Bergulat dengan kegiatan masing-masing,Zavi berada di ruang tengah atas.Ia bekerja dari rumah bersama Papah dan Ayah nya di kantor.Lain dengan Nissa, beberapa kali kurier mengantarkan sesuatu dan beberapa kali juga Zavi melihat itu dari balkon.
Penasaran dengan apa yang dilakukan Nissa,ia pun turun dan mendekati istrinya yang sedang melingkari artikel di media masa.
"Sedang apa?" tanya Zavi.
Nissa pun berjingkat dia sungguh terkejut dengan kedatangan Zavi.
Terlihat jika Nissa melingkari artikel artikel tertentu di sana.
"Cari pekerjaan,siapa tahu ada yang butuh guru ngaji atau..."
Sssrrkkkk!!!!
Zavi merebut kertas itu dan meremat nya menjadi kecil.
"Zavier..."
"Kamu tidak aku ijinkan keluar dan bekerja Nissa.Disini saja,di rumah menunggu ku pulang"
"Ngomong baik baik bisa kan, tidak usah di rusak juga kertas nya" jawab Nissa.
Nissa kesal dengan Zavi yang sedikit sedikit marah.
"Aku biasa mengajarkan ilmu yang aku punya di pondok, sedangkan di sini aku hanya diam di rumah saja"
"Tugas istri di rumah,menunggu suami nya pulang bekerja.Tidak usah kemanapun apalagi bekerja,lagi pula gajih ku lebih dari cukup jika hanya untuk berdua!!" Suara Zavi benar benar tinggi kali ini hingga Nissa terdiam.
"Jangan pernah mencoba bekerja Nissa,ingat itu!!"
"Iya.." Nissa hanya menunduk tak berani menatap suaminya.
Lelaki itu pun berlalu dan menaiki anak tangga kembali ke laptop nya di ruang tengah lantai dua.
.
.
.
Malam hari Nissa baru turun sejak Magrib,ia di mushola atas dzikir dan baca Qur'an.Memasuki kamar yang ternyata Zavi sudah di sana sedang membaca buku.
Nissa berganti baju di kamar mandi,awalnya hanya ingin berganti saja namun ia memakai parfum sedikit karena tadi di atas sempat menangis,dan berkeringat. Zavi melirik itu.
Ia pun membuka jepit rambutnya,dan otomatis rambut terurai panjang.Meraih selimut dan membuka nya,Nissa tidur dengan membelakangi Zavi.Mereka diam tanpa sepatah kata pun.
Hingga tak terasa perutnya mengencang seperti sesuatu membelit di sana begitu pula bahu nya terasa berat.Nissa pun mencoba membuka mata menoleh.Ternyata Zavi yang bersandar di bahu,wajahnya sangat dekat dan yang melilit perut nya adalah tangan Zavi juga.Ia pun kembali tidur.
Zavi tidak meminta pun sudah beruntung karena sampai saat ini Nissa tidak tahu sebenarnya perasaan Zavi kepada nya.Kejadian semalam mungkin salah satu dari banyak nya pria yang harus memenuhi kebutuhan termasuk Zavi.Dan mungkin saja tidak akan terjadi jika Zavi tidak meminum yang seharusnya diminum Mina.
Pagi hari seperti biasa,Zavi bangun terlebih dahulu lalu Nissa.Ia pun terbangun karena terkejut Zavi menutup pintu kamar mandi yang terlalu kencang.
Mengikat rambut nya tinggi Nissa tidak langsung mengambil air wudhu melainkan ke dapur karena haus.Mematikan semua lampu dan membuka tirai,baru kali ini Nissa melihat pemandangan dari apartemen nya,ternyata sangat indah.
"Nissa..."
Nissa terkejut karena terlalu asik memandangi matahari terbit dari jendela.
"Astaghfirullah,aku kaget Vi" ucap nya memegang dada.
"Aku akan keluar joging sebentar,tidak usah masak untuk sarapan.Nanti aku bawakan saja.."
"Maksudnya?" tanya Nissa
"Bubur ayam,lontong sate,atau apa yang kamu inginkan?" tanya Zavi lagi.
"Terserah saja,aku suka semua nya"
Zavi pun mengangguk dan berbalik.Memakai celana street panjang,dan celana olahraga pendek,kaos Jersey dan tak lupa earphone ditelinga nya.
Kamu terlalu tampan jika seperti ini Zavi,aku tidak suka kamu keluar.
Nissa menghela nafas dan memejamkan mata sejenak.Dia ingat jika semua yang ada di alam semesta ini hanya milik Allah SWT dan tidak akan kekal.
.
.
.
Ternyata tidak sendiri,Zavi bahkan bersama Mina yang sudah menunggu di bawah.Lari kecil memutari taman yang menghubungkan apartemen satu dengan satu nya lagi.Mereka bersenda gurau.
"Coba jika aku tidak ada,kau pasti sudah di kerjain segerombolan cowok tadi Mina!" ucap Zavi.
"Kerjain balik lah...Oia Vi,apa aku akhir akhir ini menggendut.Coba kamu lihat dari jarak dekat dan jarak jauh!"
Zavi pun menuruti nya,dari kejauhan memang seperti biasa saja namun semakin dekat Mina terlihat chubby dan gendut.
"Kebanyakan makan lu Mina!"
"Justru aku hanya ngemil,mungkin karena susu yang bibi sering berikan makanya aku gendut!"
Zavi pun tersenyum dan mengusak rambut Mina.
"Kemarin malam aku mengantar mu,kakak ipar cantik siapa namanya?" tiba tiba Mina membahas yang lain,dan raut wajah Zavi berubah.
"Hilya..."
"Katanya Nissa?!"
"Belum selesai aku bicara?!" sanggah Zavi,Mina pun menutup mulut nya.
"Hilya Khairunnisa.. Kami sering memanggilnya Nissa,hanya Umi yang memanggil nya Ica"
Mina mengangguk.Zavk pun menoleh pada wanita di sebelahnya.
"Kamu tidak cemburu?" tanya Zavi.
"Cemburu?..tentu saja,tapi aku tetap menang dari pada dia.Hati mu hanya milik ku Zavi, walaupun raga nya barengan!" Mina tertawa terbahak dan pergi dari sana.
Mendengar itu Zavi menggeleng lalu mengejar nya.
Entah bagaimana kedua nya menyikapi hubungan yang sangat rumit.Jika orang lain tahu bukan kah mereka pantas di sebut sepasang kekasih namun jika keluarga mereka tahu pasti akan marah.
Terlebih lagi jika keluarga Nissa tahu bahwa menantu nya yang berharap bisa diandalkan nyata nya menyalahi.
.
.
.
Masuk apartemen dan mendapati Nissa yang sedang mengeluarkan isi perut di wastafel dapur.
"Kenapa Niss?.."
"Mual.." jawab Nissa singkat,ia pun membasuh mulutnya.
Zavi mengerutkan keningnya,di ingat terakhir melihat Nissa mual saat di bandara turun dari pesawat.Ia pun melirik ke meja makan dan meja dapur.Mata nya tak sengaja melihat keranjang sampah.
Ia mengambil sesuatu dari sana.
"Kamu makan ini lagi Niss?.."
Nissa pun menoleh,mata nya menajam.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Greenindya
jangan sampai Nisa pergi baru kamu nyesel zavi
2024-03-31
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
zavi gak jelas.
2024-03-30
1