"Kenapa tergesa-gesa?" ujar Habib Badawi pada Zavier.
"Bukan begitu Abah,Zavi masih memiliki pekerjaan lain yang tidak bisa ditinggal.Lagi pula setelah ini Zavi dan Nissa tidak tinggal dengan Papah dan Mamah,kami di apartemen " jelas Zavi.
Habib pun sedikit bingung dengan keputusan Zavi yang sangat terburu buru.Pertama Zavi langsung menikahi Nissa walau rencana awal hanya ta'aruf.Lalu yang kedua kepulangan nya ke Jakarta pun tidak bersama keluarga nya dan ternyata mereka tidak tinggal di satu rumah bersama orang tua.
"Apa sudah dibicarakan dengan Nissa?" tanya Habib Badawi lagi dan Zavi mengangguk.
"Nissa yang menginginkan untuk hidup mandiri" ucap Zavi.
Habib pun tersenyum "Aku titipkan Nissa pada mu ya Zavi,jagalah dan sayangi ia selayaknya kami menyayangi nya.Pondok ini adalah jantung Abah dan Nissa juga sama.Setelah kau keluar dari sini dan Nissa mampu menjunjung tinggi nama baik Abah beserta pondok ini.Mungkin kalian tidak ingat jika kalian pernah dekat saat kecil dulu.Kamu yang sering bermain di kolam belakang dan Nissa yang selalu melihat mu dari arah dapur,saat itulah Nissa baru memulai akan membawa nama baik Abah ke Al Azhar.Alhamdulilah Nissa mampu mengalahkan pelajar dari negara manapun.Kau tidak ingat Zavi?"
Zavi pun menggeleng.
Habib Badawi pun terkekeh "Abah lupa jika kau hanya berteman dengan ikan di kolam.Kau bahkan tidak tertarik dengan yang lain"
Obrolan kedua nya di siang hari semakin serius.Terlihat jika Zavi yang duduk dan mengangguk di depan Habib Badawi.Sesekali tersenyum dan tergelak.
Riza yang melihat itu pun hanya tersenyum, ternyata memang anak nya sedekat itu dengan Habib Badawi.Bahkan lelaki itu sangat percaya pada Zavi hingga menikahkan anak gadis nya.
Berpamitan pada semua dan sudah mengantongi dua tiket pesawat,keberangkatan Zavi dua jam lagi.Nissa yang masih di kamar pun sudah merapihkan baju dan perlengkapan nya.
"Nduk cah ayu,Umi akhirnya melepaskan mu untuk lelaki lain yang berstatus suami"
Nissa menoleh dan tersenyum,niqob yang sudah terpasang di wajahnya membuat terlihat Nissa semakin anggun.
"Sudah bawa dokumen untuk nanti mengurus di Jakarta?"
"Sudah umi!"
"Kabarkan berita apapun pada umi atau Abi mu ya,kami selalu menunggu" Nissa pun mengangguk.
"Jadilah istri yang baik untuk suami mu,layani dia apapun yang dia inginkan nak"
Nissa hanya mengangguk tanpa menjawab.
Tak lama pintu di ketuk dari luar,dan ternyata Zavi mengabari jika Taxi bandara sudah datang.Mereka pun keluar dari kamar dengan dua koper besar dan sudah termasuk koper Zavi.Berpamitan pada seluruh keluarga Zavi dan Nissa masuk ke dalam mobil,lalu langsung melaju meninggalkan pondok.
.
.
.
Hanya mengudara beberapa jam saja,Nissa merasa pusing.
"Aku mual Zavi!"
Kedua nya sudah berada di Bandara Jakarta,menunggu jemputan sopir rumah.
"Bukan nya kamu sering naik pesawat,kenapa mual hanya beberapa jam saja terbang?"
Oek!
Nissa menutup mulut nya,dan seketika Zavi menggenggam tangan istrinya membawa ke toilet,kebetulan barang barang Zavi ada yang menjaga pihak dari Bandara.
Membantu membuka cadar dan memegangi nya,Zavi melihat jika Nissa mengeluarkan isi perut nya.Ia pun membantu memijit leher bagian tengkuk.
"Kamu salah makan atau apa Niss?" tanya Zavi.
"Aku hanya makan mie rebus yang umi bikin tadi pagi"
"Kenapa Mie?"
"Kita akan berjarak cukup lama,kapan lagi aku memakan mie buatan Umi?"
Ponsel Zavi berdering,Nissa pun melihat nama di sana karena kebetulan layar nya menghadap ke depan dan sangat jelas terbaca.
Amina
Melihat itu tanpa meminta ijin Zavi menjauh dari Nissa.
Nissa yang mengetahui itu membasuh mulut dan memakai cadar lagi,ia keluar dari toilet masih melihat Zavi di balik pilar menghadap nya.Tangan nya mengisyaratkan untuk Nissa tetap di sana.
Tak lama Zavi mendekat.
"Nissa kamu pulang ke apartemen menggunakan taxi, seseorang sudah menjemput ku di depan.Aku sudah memberi tahu pada pihak apartemen jika akan di huni hari ini dan sudah di rapihkan.Bawalah koper ku sekalian."
Hah??
Terkejut tentu saja iya,meski tidak hanya sekali ke jakarta namun Nissa tetap bingung dengan kota ini.Alhasil ia benar benar pulang sendiri ke apartemen.
.
.
.
Selepas mengantar Nissa masuk ke dalam taxi dan membantu membawakan koper nya,Zavi berlari ke parkir dimana seseorang menjemputnya.Ia masuk ke dalam mobil sedan keluaran terbaru.
"Zavier!..." gadis itu tiba-tiba memeluk nya.
"Kau benar benar susah di atur Mina,aku bilang berangkat kerja lah meski badan mu tidak enak.Di kantor kamu bisa meminum sesuatu,lagipula itu kantor Papah mu sendiri!"
"Aku malas Zavi.. Oia bagaimana perjodohan mu?" pelukan terurai,Mina menatap kakak nya.
Lalu ia mengedarkan mata ke seluruh arah.
"Dimana kakak ipar ku,kenapa tidak dibawa sekalian kemari?"
Zavier berdecak dan menghempaskan punggung nya ke jog mobil.
"Aku sedang membahas kesehatan mu,tidak usah beralih ke yang lain!"
Mina pun tersenyum hambar "Aku sudah minum obat pagi tadi setelah kamu menelpon ku! Tinggal sedikit pusing saja,nanti juga akan sembuh!"
"Baguslah kalau begitu..Aku antar kamu pulang dan istirahat lah,aku tidak mengijinkan mu kemana mana sendiri terlebih sedang sakit!"
Zavier memasang sit belt dirinya dan juga milik Mina,membuka rem dan menginjak gas.Mereka keluar dari area parkir Bandara.
Padahal Mina sendiri sudah punya tunangan,di jodohkan juga oleh Papah kandungnya dengan anak seorang pengusaha batu granit,meski Mina tidak ingin namun ia terpaksa menjalani itu untuk bisa menjaga dirinya bahwa kemungkinan paling mustahil bersatu dengan Zavi.
"Dimana tunangan mu yang sok kaya itu?" tanya Zavier.
"Entah lah Zavi,aku sendiri bingung.Katanya lembur,namun setiap lembur ponsel nya selalu tidak aktif" Mina yang sedang bermain ponsel milik Zavi,ia membuka galeri dan di sana ada foto foto keluarga nya saat prosesi akad nikah Zavier.
"Kakak ipar ku pakai cadar Zavi?" Mina memperlihatkan layar ponsel pada Zavi,dan hanya di jawab anggukan.
"Dia akan melepasnya jika hanya bertemu dengan muhrim dan aku saja!"
"Pasti dia wanita yang cantik dan anggun,aku iri!" ucap Mina lagi.
Namun Zavi meraih kepala Mina dan mengusak nya.
"Kamu tetap yang spesial untuk ku Mina!"
Mendengar itu pun Mina tersenyum.Ia tahu itu dari beberapa tahun lalu ketika mereka sama sama mengungkap kan perasaan yang tak akan pernah bisa satu meski berlatar belakang beda dan tidak ada keturunan yang mengalir di darah nya.
Peraturan tetap lah peraturan, Opa Fandi tidak mengijinkan itu terlebih Riza dan Hafi.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
paham peraturan, keluarga menentang. punya tunangan masing-masing. bahkan zavi sudah menikah, tapi tetap bertemu berduaan bahkan bersentuhan. sangat tidak adil bagi istrinya
2024-03-26
2
Angga Gati
sedih jd nissa blm apa" banyak makan hati..semoga nissa wanita yg tegar& kuat thor
2024-03-26
2