Suara bel membangunkan Nissa,pandangan nya mengedar ke seluruh ruangan dan tak ada Zavi.
Mengikat rambut nya yang sangat panjang dan hitam legam,Nissa menarik kerudung di lemari lalu menggunakan nya.
Keluar dari kamar,kaki nya melangkah cepat menuju pintu utama.
Ceklek!!!
Kedua wanita di depan pintu sama sama menatap tajam.
"Zavier?.." Nissa hendak menyentuh namun ia urung dan melihat siapa di sebelah nya.
"Maaf aku mengganggu, tapi Zavier sedang membutuhkan sesuatu dan aku antar kemari" ucapan Mina panjang.
Meski hanya diam Nissa mengangguki ucapan wanita di depan nya.
"Ini..." Mina mengangkat tangan nya.Ia meletakkan kunci motor Zavi di atas tangan Nissa.
"Terimakasih.." ucap Nissa dan di angguki oleh Mina.
Nissa pun meraih tubuh Zavi yang setengah sadar,seketika Zavi melingkar kan tangan di pinggang nya.
Selepas Mina pergi dan Nissa juga menutup kembali pintu.Zavi melepas kaos dan menarik tangan Nissa.
"Zavier..." ucap Nissa namun Zavi terus membawanya ke kamar.
Tarikan nya membawa Nissa ikut masuk ke kamar mandi.
"Tunggu.. Tunggu.. Aku keluar saja!" ucap Nissa.Zavi mendongak,ia sudah duduk di pinggiran bathtub.Tangan nya kembali menarik Nissa.
"Tolong aku Niss!"
Mengerutkan keningnya,Nissa pun jongkok menyamakan tinggi dengan suaminya.
"Apa yang bisa aku bantu?"
Suami nya pun menatap tajam.
"Maafkan aku Nissa, aku tahu aku banyak salah.Tapi bagaimana pun juga kamu halal bagi ku Niss"
Ambigu,Nissa bahkan tidak mengerti apa maksud ucapan Zavi.
"Seseorang memberikan obat di minuman Mina,namun aku yang meminum nya Nissa.Dan aku butuh kamu.." istrinya tak percaya menutup mulut.
Zavi berdiri tegak dan kembali menarik tangan Nissa keluar dari kamar mandi mereka duduk di atas ranjang.Meraih kerudung Nissa dan membuka nya.
Nissa terdiam dan memejamkan mata,ia tahu jika hal ini akan terjadi pada dirinya.Hakikatnya hubungan seperti ini adalah hal yang sering dilakukan oleh sepasang kekasih halal.
Nissa mulai terbuai dibuat oleh Zavi, sentuhan lelaki itu membuat tubuh Nissa meremang.
Meski berawal dari ketidak sengajaan Zavi yang meminum sesuatu,namun lelaki itu tetap ingat Tuhan nya.Sebait doa terucap,lirih dan Nissa mendengar nya.Paling tidak dirinya tenang karena Zavi ingat.
Kedua nya menyatu dalam bait doa dan harapan yang sama,tidak memberi celah ketidak baikan di antara nya.
"Tahan,karena mungkin sedikit sakit" ucap Zavi lirih di telinga istrinya,ia pun mengangguk dan memejamkan mata.
"Nissaa..." Nissa pun menoleh dan menatap mata Zavi yang sudah berada di atas nya sejak tadi.
Detik berikutnya ia merasakan sesuatu yang memaksa di bawah sana,suara rintihan terdengar dari bibir Nissa,Zavi yang mendengar itu menggenggam tangan istrinya dan mengecup bibir nya.
Tak terasa air menitik di ujung mata Nissa,gadis itu menangis.
"Maaf kan aku Nissa" Ucap Zavi lagi setelah semua terbenam di sana,Nissa pun mengangguk.
Pergerakan Zavi semakin cepat seiring waktu bergulir,Nissa di bawah sana sudah menggenggam dan meremas benda yang ada didekatnya,termasuk rambut hitam legam Zavi.
.
.
.
Tidak langsung tidur,mereka bahkan mandi dan melakukan sholat malam bersama.Masih memakai mukena nya Nissa merangkak ke atas ranjang.Ia tahu masih ada sisa sisa, bekas kejadian beberapa jam yang lalu namun tenaga nya tidak kuat lagi untuk melakukan yang lain.
Zavi pun melepas baju dan sarungnya,ia hanya memakai celana boxer lalu menyusul Nissa ke atas ranjang.Meletakkan kepala nya di atas kedua benda yang sempat ia mainkan tadi.Nissa membuka mata ia pun mengusap rambut Zavi perlahan.
Selimut di tarik oleh Zavier,kedua nya mengarungi mimpi bersama.Beruntung Zavi tidak gegabah dan bisa menahan nya hingga melakukan dengan wanita yang sudah halal.Ia tahu meski Mina mempunyai kesempatan wanita itu tidak akan pernah keluar batasan.Mina juga tahu jika kewajiban nya adalah membawa Zavi pada yang lebih berhak.
Menjelang subuh,Zavi ternyata bangun terlebih dahulu.Ia membenarkan tidur Nissa dan membuka mukena.Padahal ia melihat semua nya malam tadi,tapi baru menyadari jika kulit Nissa sangat bersih,rambutnya sangat panjang.Zavi pun mengulas senyum akan ciptaan Tuhan yang nyata di depan nya.
Beranjak dari ranjang ia mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat.
"Nissa, bangun sholat dulu.. " ucap Zavi setelah dirinya sholat dan membangunkan Zavi.
Nissa pun mengangguk,ia sadar jika mukena nya sudah terlepas.Bergantian dengan suami nya yang tidur kembali Nissa pun melaksanakan subuh.
.
.
.
Pagi hari,awalnya masih merasakan sakit di bawah sana.Namun itu wajar pada wanita.Nissa bergelut di dapur membuat sarapan untuk Zavi.
"Zavier,sudah pagi.Aku sudah membuatkan sarapan untuk mu" ia ke kamar membangunkan Zavi karena sudah pukul tujuh lebih.
"Hemm... iya" bukan nya bangun,Zavi bahkan meraih tangan Nissa kedalam pelukan nya.Wanita itu pun tersenyum.
"Mau bangun sekarang atau tidak,kamu ke kantor pukul delapan ini sudah pukul tujuh lebih sepuluh menit" ucap Nissa lagi.
"Nanti saja,Nanti aku menelfon Papah untuk berangkat siang"
Zavi menarik tangan Nissa lagi,wanita itu pun terhuyung ke ranjang dan masuk ke dalam pelukan Zavi,mengibaskan selimutnya menutupi Nissa sampai pinggang.
"Bangun,nanti papah marah jika kamu tidak ke kantor!" ucap Nissa lagi,hembusan nafas suaminya bahkan sangat terasa di ubun ubun.
Benar saja ponsel Nissa berdering. ia pun bergerak akan berbalik mengambil ponsel di nakas namun Zavi mengeratkan pelukan nya.
Zavi yang meraih ponsel dan menggeser tanda hijau di sana.
"Assalamualaikum Nissa,apa Zavi sakit kenapa jam segini belum ada di kantor"
"walaikumsalam,aku berangkat siang Pah.Ini aku baru dibangunkan, kesiangan"
"Itu ponsel ku Zavi kenapa di jawab telfon Papah?" ucap Nissa,dan terdengar oleh orang di sebrang sana.Zavi pun memberikan nya pada Nissa.
"Iya Pah,sudah Nissa bangunkan dari pagi tadi.Maaf mas Zavi terlambat" ucap Nissa halus.
Riza pun mendadak meleleh.
"Biarkan dia istirahat nak,lagi pula disini banyak karyawan banyak yang menghandle pekerjaan" jawab Riza.
"Baik Pah.."
"Ya sudah istirahat lah lagi Nak. Assalamualaikum".
"Walaikumsalam "
Panggilan di akhiri Zavi bisa mendengar obrolan mereka karena volume suara cukup keras di ponsel Nissa.
Melihat Nissa menoleh pada dirinya,Zavi langsung mengusak wajahnya pada bantal di depan nya persis.
"Jangan melihat ku seperti itu!"
Nissa pun mengerutkan kening.Lelaki yang biasa galak dan suka bicara kasar ternyata bisa malu.
"Sudah,aku akan kembali ke dapur dulu!" Nissa pun beranjak namun lagi lagi ia di tarik oleh Zavi.
"Tetap seperti ini dulu sebentar saja!" Nissa pun hanya diam,nafas Zavi berhembus di kepala hingga tengkuk.Nissa bahkan merasakan suami nya mencium dalam dalam aroma rambutnya.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
lega. ternyata mina tau batasan. tapi sebaiknya memang tak usah terlalu akrab dengan zavi lagi ya
2024-03-29
1