Sudah tiga hari Nissa di rawat di rumah sakit,tiga hari pula Zavi menemani dan tidak kemana pun.Ia bahkan selalu menyuapi dan membantu Nissa saat istrinya membutuhkan sesuatu.
Pagi ini stelah dokter jaga berkeliling dan Nissa pun dinyatakan boleh pulang.Zavi masuk ke kamar,ia baru saja menyelesaikan administrasi.
"Nanti biar aku saja yang merapikan nya di tas" ucap Nissa saat Zavi mulai melipat baju baju Nissa yang kotor di ranjang.
Tanpa jawaban dari Zavi,Nissa pun merebut nya.
"Aku saja.."
"Kamu baru sembuh tidak usah banyak gerak!" jawab Zavi.Ia meraih keranjang nya kembali.
Padahal Nissa malu karena disana tumpukan keranjang ada Daleman nya.Ia pun memalingkan wajah seolah tidak tahu dan tak mau tahu.
Sudah berganti dengan gamis dan memakai kerudung begitu pula cadar,ia selalu memakai nya kemanapun jika di sana ada orang asing.
"Duduk,aku akan mendorong mu!" Ucap Zavi setelah membalikan kursi roda.
"Tidak usah aku bisa jalan sendiri!" tolak Nissa.
Akhirnya dengan di paksa Nissa berjalan di sangga oleh tubuh Zavi.Pak sopir keluarga Brahmana sudah membawa tas mereka ke dalam mobil.
Dengan pelan walau Nissa masih sedikit sempoyongan mereka masuk ke mobil,meski pun duduk bersebelahan ia tetap menoleh ke arah jendela dan melihat ke luar sana.
Tidak butuh waktu lama untuk sampai di apartemen, kebetulan jam makan siang dan lift penuh sampai sampai Nissa lemas menunggu giliran.
"Apa masih lama? Aku sudah tidak kuat berdiri Zavi" ucap nya lirih di telinga suami nya.
Zavi pun akhirnya menggendong Nissa ala bridal,dan masuk ke dalam lift.Nissa yang di gendong seperti itu pun merasa malu,beruntung wajahnya tertutup cadar.
Keluar dari lift, dibelakang nya ada pak sopir.Zavier pun membuka pintu apartemen lalu mereka masuk merebahkan Nissa di kamar.
"Terimakasih Pak,bilang sama Papah dan Mamah,maaf tidak bisa membawa Nissa pulang.Biarkan aku sendiri yang merawat nya"
Pak sopir pun hanya mengangguk kemudian ia berlalu dari sana.
"Apa papah dan mamah menginginkan ku berada di rumah nya Vi?"
Zavi yang baru saja membawa masuk koper menoleh pada istrinya.
"Mereka ingin merawat mu pasca sakit,tapi aku tidak mau.Kamu tanggung jawab aku,aku yang seharusnya merawat mu" ucap Zavier.
Nissa pun tersenyum "Terimakasih"
.
.
.
Setelah hari ini entah apa yang para orang tua ucapkan pada Zavi,lelaki itu lebih sering di rumah dan tidak sibuk dengan ponsel nya.Mina pun tidak mengganggu nya terus menerus,hanya sesekali chat basa basi tak berarti.
Nissa sudah mulai pulih seperti sedia kala,kamar atas sudah ia sulap menjadi mushola kecil dan ia lebih suka sholat malam di sana kecuali subuh.
"Kamu beres beres lagi,panggil saja mbak Tina.Pasti Mamah mengijinkan untuk kemari.Aku tidak mau kamu sakit lagi Nissa"
Nissa pun berdecak.
"Hanya mengeluarkan yang tidak terpakai di dapur saja" jawab Nissa.
Zavi pun mendekat dan meraih tangan Nissa,mencuci di wastafel lalu menarik nya sampai ruang tengah.Memegang kedua pundak dan menekan nya,Nissa terduduk di sofa.
"Duduk disini bersama ku menonton televisi atau kamu bisa membaca.Nanti biar mbak Tina yang melakukan itu."
"Zavier,,bukan nya aku tidak mau ada pembantu,aku hanya tidak mengijinkan perempuan lain berada di sini siapapun itu kecuali orang tua dan saudara kita.Aku mau mengerjakan sendiri Zavi "
"Tapi fisik mu lemah Nissa,nanti bagaimana jika kamu sakit lagi,aku bisa kena marah Abah "
Nissa pun terdiam "Apa kamu hanya karena Abah baik padaku?"
"Iya,aku tidak enak dengan Abah itu saja!" jawab Zavi singkat tanpa berfikir jika Nissa merasa kecewa dengan jawaban nya.
"ya sudah nanti jika aku sakit tidak usah bilang Abah dan Umi!"
Nissa bangkit dari duduk nya dan berjalan masuk ke dalam kamar.
"Hei! Nissa kau tidak salah bicara kan?!"
Mungkin Nissa masih mendengar tapi ia malas untuk menoleh pada Zavier lagi.Hingga malam pun Zavi tidak menyusul nya ke kamar.
"Dia memang tidak seperti Abi dan Umi yang aku ngambek pasti di bujuk ke kamar!" ucap Nissa lirih.
Mencuci wajah dan Mengganti pakaian nya dengan pakaian tidur.Nissa mulai menata bantal dan mulai terpejam.Kali ini ia lepas kerudung yang menutupi kepala nya.
Nissa fikir untuk apa di tutupi lagi,Zavi suaminya dan lelaki itu sudah tahu saat menggendong nya dari lantai dua ke bawah.
.
.
.
Hampir tengah malam ponsel Zavi berdering dan menampilkan pesan masuk,ternyata sebuah foto yang seseorang kirim.Disana terlihat Mina yang sedang berada di club malam bersama kedua teman nya dan banyak lelaki.
Sial!!
Zavi segera berdiri dan melangkah menyambar kunci mobil nya lalu keluar.Lagi lagi ia meninggalkan Nissa dan kali ini tidak berpamitan.
Membelah jalanan ibu kota yang tak terlalu padat karena sudah sangat malam.Zavi mengebut dan tak beberapa lama sampai di parkiran.
Kedatangan Zavi sebenarnya telat karena sesuatu sudah tercampur di dalam minuman Mina.
Grep!!!
Zavi menggenggam pergelangan tangan Mina dan menarik nya.
"Pulang,tempat mu bukan disini Mina!" ucap Zavi,tangan nya masih menggenggam erat Mina.
"Stop dan lepaskan,untuk apa kemari Zavi? Bukan kah kamu sudah punya prioritas selain aku.Kamu bohong!" ucap Mina,suara nya sudah mulai tak jelas dan mata nya sudah sendu kemungkinan dia sudah minum terlalu banyak.
"Sinilah Zavier,kita minum sebentar saja!" Mina menarik Zavi ke kursi dimana dia berada.
Merasa haus,Zavier langsung meminum air di depan nya persis dan di duga itu minuman Mina,segelas mocktail.
"Habis ini pulang,aku tidak mau tahu Mina!" tekan Zavi,ia pun meminum air yang ada di gelas nya lagi hingga tandas.Dua orang yang cukup jauh dari mereka merasa gagal sudah memberikan sesuatu di minuman Mina namun bukan mina yang menghabiskan nya.
Beberapa menit berlalu Zavi merasa pusing dan panas.Ia pun mencium gelas nya.
"Brengsek!!" Zavi mengumpat siapapun yang memberi itu.
"Mina,minuman mu aneh dan aku curiga!" ucap Zavi tak jelas.
Mina yang di sebelah nya pun terkejut.Lain Zavi yang melihat Mina terbayang akan wajah seseorang yang beberapa hari ini menemani nya.
"Nissa ..." Zavi mulai tak terkontrol,ia melingkar kan tangan di pinggang Mina.
Namun sedikit masih sadar dan menggoyang kan wajahnya.
"Mina,obat itu bekerja dan aku tidak kuat!" ucap Zavi,Mina pun menutup mulutnya sendiri.
"Hanya kamu yang bisa menolong ku Mina!" ucap Zavi lagi.
Dengan terpaksa Mina mengajak Zavi keluar dari sana,ia merogoh saku celana lelaki itu untuk mencari kunci mobil nya.
Mina pun melaju dari sana dan pergi bersama Zavier yang sudah tidak karuan karena menahan sakit di kepala dan juga gairah nya semakin menjadi.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
ntahlah....
2024-03-29
0
Ira Tri puspita
ya ampun minggat aja nisa ,,,,
2024-03-29
2