BAB. 6 Perasaan lain

Pukul tiga lebih lima belas menit,Nissa terbangun.Sudah menjadi kebiasaan nya bangun lebih awal dan langsung mandi.

Gadis itu sangat sadar jika di sebelah nya ada orang,ia pun menoleh dan ternyata Zavier masih tidur lelap dengan tangan hampir menyentuh punggung Nissa.Ia pun bangun perlahan berusaha tak bersuara namun Zavier tetap saja bergerak berganti posisi.

Masuk kamar mandi lalu menyalakan kran air.Nissa pun mandi dan langsung berganti pakaian di dalam.Rambut yang basah ia balut dengan handuk lalu kerudung.Keluar dari kamar mandi ternyata Zavier masih tidur.Nissa pun melakukan sholat malam terlebih dahulu dan membuka Qur'an,membaca nya walau hanya mendapat beberapa ayat saja.

Tak lama suara Abi mengaji di masjid terdengar,mata nya melirik pada Zavier yang masih tidur.

"Zavi..Zavierr..." Menepuk kaki Zavier beberapa kali, suami nya tak kunjung bangun.

"Zavi,Abi sudah di masjid"

Zavi hanya berdehem dan membalikan tubuhnya.Adzan subuh pun berkumandang.

Mendengar itu Nissa yang merasa Zavi tak bangun juga berdiri dan menyentuh lengan nya.

"Zavi..Abi sudah adzan subuh di masjid.Harus nya kamu bangun,mandi,lalu ke sana.Abi pasti menunggu mu"

Zavi hanya membuka mata dan meraih guling lalu kembali tidur.

Astaghfirullah susah sekali padahal Adzan sangat jelas terdengar.

Triiiing!!!

Ponsel di atas nakas dan diduga milik Zavi berbunyi,pertanda satu pesan masuk.Nissa hanya melihat sekilas lalu mengabaikan nya.

Ia akan kembali ke atas sajadah namun ponsel Zavi pun berbunyi,berbalik badan dan ingin melihat nya namun ia terkejut saat Zavier bangun lalu meraih ponsel nya.

"Hallo..Hmm,aku sudah bangun!" Zavier melirik Nissa yang sedari tadi melihat nya.

...

"Iya,kamu juga.."

Zavier melangkah ke kamar mandi dan meraih handuk nya di ujung sebelah pintu.

Nissa yang hanya diam langsung merasa sesuatu yang sedikit aneh dengan telfon suaminya.

Pagi sekali sudah menerima panggilan,suara nya bahkan sangat lembut.Zavi langsung bangun dan ke kamar mandi.

.

.

.

Ceklek!!!

Zavier masuk namun tidak langsung memandang ke depan melainkan berbalik menutup pintu kembali dan Nissa yang baru saja membuka kerudung untuk mengeringkan rambutnya pun segera membuka lemari dan menarik kerudung yang lain lalu memakai nya.

Brugk!!!

Lemari tertutup dan Nissa ada di depan nya persis,Zavi yang melihat itu penasaran dengan istrinya.

"Mau minum apa Zavi,biar aku buatkan.Biasanya jika pagi Abi akan duduk di Selasar rumah bersama para kyai yang lain"

"Apa saja" jawab Zavi malas.

"Jangan apa saja,nanti aku bingung membuatkan nya" ujar Nissa.

Zavier pun melepas baju Koko nya,seketika Nissa terpejam dan berpaling.

"Cepat Zavi,pilih salah satu aku akan langsung membuatkan untuk mu!"

Zavi pun menoleh pada Nissa yang bicara tidak melihat dirinya.

"Sudah ku bilang apa saja"

"Teh atau kopi?"

"Teh.."

"Teh atau coklat panas?"

"Coklat panas.."

"Cok..."

"Coklat panas Nissa" Zavi mempertegas sebelum Nissa memberikan opsi lain.

Nissa pun langsung membuka pintu dan keluar dari kamar.

.

.

.

"Assalamualaikum Umi.." ucap Nissa saat masuk ke dalam dapur.

Disana sudah ada Umi dan beberapa orang lagi membantu nya.

"Sudah bangun Nak?"

Nissa mengangguk beliau mengusap kerudung Nissa perlahan.

"Sudah mandi?"

"Sudah kering Umi.." Nissa tersenyum simpul.

Begitu pula dengan Umi Zaenab,bibirnya tersenyum merekah saat mendengar jawaban Nissa. Nissa bukan anak kecil lagi,ia tahu kemana arah pembicaraan Umi nya dan ia pun menjawab sesuai kenyataan jika rambutnya sudah kering.

Paling tidak ia tidak berbohong,karena Umi tidak menanyakan tentang malam pertama nya.

"Nissa ingin membuat coklat panas untuk mas Zavi Mi" ucap Nissa dan Umi pun meraih bungkusan di dalam lemari.

"Nanti biar Tia yang membuat untuk yang lain,kamu buatkan saja untuk suami mu saja"

"Iya Umi.. Keluarga Zavi apa belum ada yang bangun?" tanya Nissa penasaran,pasalnya masih terlihat sepi.

"Mereka sudah bangun dan sedang ke kebun belakang,tinggal Callista yang masih tidur di kamar.Gadis kecil itu cantik seperti kamu Nak"

Nissa pun tersenyum.

"Konon katanya jika di keluarga suami mu ada yang wajahnya mirip dengan mu,dia memang jodoh"

"Semoga ya Umi"

"Jangan semoga,harus dan di aamiin kan!"

Nissa tersenyum,ia sudah selesai membuat coklat panas dan berlalu dari dapur.

Di depan kamar nya ia mendengar suara seseorang mengobrol,namun pintu kamar terbuka sedikit.

"Tidak usah berangkat jika capek,sore hari aku akan pulang.Aku janji nanti langsung menemui mu,biar nanti aku dengan pesawat agar cepat sampai"

...

Nissa mendengar obrolan dengan jelas karena ternyata memang mereka sedang mengobrol di luar kamar,ruang tengah yang mengarah ke halaman samping,biasanya Habib sering di sana untuk memantau para santri laki laki yang sedang melakukan kegiatan.

"Jika aku ijin dengan mu,lalu kamu tidak mengijinkan ku,pasti aku tidak akan disini... Iya nanti aku pulang,jaga kesehatan mu baik-baik"

Zavi menutup panggilan nya dan tak sengaja menoleh melihat Nissa di ambang pintu.

"Coklat panas nya sudah siap" ucap Nissa tiba tiba untuk menutupi kegugupan nya karena mendengar suami nya mengobrol dengan lembut pada seseorang di sebrang sana.

Zavi mengangguk "Letakkan saja di meja,aku akan meminum nya di sini"

Nissa pun menuruti saja ucapan Zavier,meletakkan gelas di atas meja.Dan juga beberapa bakpia berbagai isiian di sana.

"Zavi aku akan merapihkan kamar,apa ada yang ingin kamu sampaikan.Sesuatu mungkin.."

Zavi yang hendak duduk mendongak "Kamu mendengar obrolan ku tadi?"

Nissa mengangguk pelan.

"Setelah ini bereskan baju baju mu kita akan ke jakarta lebih cepat,biarkan keluarga ku ingin berlama lama disini,aku ada sesuatu yang ingin dikerjakan"

"Apa itu penting?"

"Itu bukan urusan mu,dan satu lagi jangan memegang koper ku.Biarkan nanti aku yang mengurusnya!"

Kembali lagi,Nissa hanya mengangguki ucapan Zavi dan berbalik meninggalkan suaminya di sana sendirian.

Wanita itu memiliki insting yang kuat.

Aku tahu Zavi,kamu berbicara dengan seseorang yang mungkin sangat penting bagimu entah itu siapa.Aku juga mendengar suara nya jika ia yang mengobrol dengan suami ku ialah perempuan lain.Pernikahan kita memang terlalu awal dan karena perjodohan,tapi aku harap kamu tidak lupa jika kamu sudah berjanji dengan Tuhan mu lewat ikrar ijab kabul yang kamu ucapkan.

Bagaimana pun Nissa tetap merasa ada yang salah pada Zavi,namun sebelum bukti nyata di depan nya ia tak berani bilang apapun.

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

mina kah yg menelpon zavi?

2024-03-25

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Perjodohan
2 BAB. 2 Rahasia
3 BAB. 3 Dipercepat
4 BAB. 4 Permintaan
5 BAB. 5 Ingin Mandiri
6 BAB. 6 Perasaan lain
7 BAB. 7 Spesial
8 BAB. 8 Nyaman
9 BAB. 9 Mengalah
10 BAB. 10 Pulang
11 BAB. 11 Menutupi
12 BAB. 12 Jebakan
13 BAB. 13 Malas
14 BAB. 14 Cemburu
15 BAB. 15 Dingin
16 BAB. 16 Bertemu
17 BAB. 17 Alasan
18 BAB. 18 Kenyataan
19 BAB. 19 Rahasia
20 BAB. 20 Mencari
21 BAB. 21 Ikhlas
22 BAB. 22 Kabar
23 BAB. 23 Dijemput
24 BAB. 24 Mulai Mencintai
25 BAB. 25 Nevan Padantya
26 BAB. 26 Masa Lalu
27 BAB. 27 Ketahuan
28 BAB. 28 Pembangkang
29 BAB. 29 Meminta maaf
30 BAB. 30 Berdua
31 BAB. 31 Memilihmu
32 BAB. 32 Ibrahim
33 BAB. 33 Merepotkan
34 BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35 BAB. 35 Kehilangan
36 BAB. 36 Merasa Bersalah
37 BAB. 37 Terkejut
38 BAB. 38 Pemulihan
39 BAB. 39 Ternyata
40 BAB. 40 Canggung
41 BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42 Give away time
43 BAB. 42 Yang pertama
44 BAB. 43 Di kunci
45 BAB. 44 Kenangan
46 BAB. 45 Pernyataan
47 BAB. 46 Tidak penting
48 BAB. 47 Berita
49 BAB. 48 Tidak tahu diri
50 BAB. 49 Tidak beres
51 BAB. 50 Aku pulang
52 BAB. 51 Marah atau Cemburu
53 BAB. 52 Bohong
54 BAB. 53 Berharap
55 BAB. 54 Rasa bersalah
56 BAB. 55 Ngidam
57 BAB. 57 Merasa
58 BAB. 58 Berubah - ubah
59 BAB. 59 Berbuka
60 BAB. 60 Panggilan
61 BAB. 61 Obrolan
62 Promo Karya Baru
63 BAB. 62 Pingsan
64 BAB. 63 Tidak sengaja
65 BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66 BAB. 65 Kepergok
67 BAB. 66 Penyambutan
68 BAB. 67 Waktunya
69 BAB. 68 Menguatkan
70 BAB. 69 Baby
71 BAB. 70 Kabar
72 BAB. 71 Pergi
73 BAB. 72 Belvana Almadina
74 BAB. 73 Pesan
75 BAB. 74 Sahabat
76 BAB. 75 Meminta
77 BAB. 76 Kotak coklat
78 BAB. 77 Memaksa
79 BAB. 78 Membujuk lagi
80 BAB. 79 Berkunjung
81 BAB. 80 Pertama
82 BAB. 81 Sempurna
83 BAB. 82 Wejangan Abbi
84 BAB. 83 Baby Pintar
85 Promo Karya Baru
86 BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87 BAB. 85 Curhatan Qilla
88 BAB. 86 Selingkuh part 2
89 BAB. 87 Rasa
90 BAB. 88 Dipaksa
91 BAB. 89 Perjuangan Qilla
92 BAB. 90 Kabar
93 BAB. 91 Duka
94 BAB. 92 Cemburu
95 BAB. 93 TAMAT
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB. 1 Perjodohan
2
BAB. 2 Rahasia
3
BAB. 3 Dipercepat
4
BAB. 4 Permintaan
5
BAB. 5 Ingin Mandiri
6
BAB. 6 Perasaan lain
7
BAB. 7 Spesial
8
BAB. 8 Nyaman
9
BAB. 9 Mengalah
10
BAB. 10 Pulang
11
BAB. 11 Menutupi
12
BAB. 12 Jebakan
13
BAB. 13 Malas
14
BAB. 14 Cemburu
15
BAB. 15 Dingin
16
BAB. 16 Bertemu
17
BAB. 17 Alasan
18
BAB. 18 Kenyataan
19
BAB. 19 Rahasia
20
BAB. 20 Mencari
21
BAB. 21 Ikhlas
22
BAB. 22 Kabar
23
BAB. 23 Dijemput
24
BAB. 24 Mulai Mencintai
25
BAB. 25 Nevan Padantya
26
BAB. 26 Masa Lalu
27
BAB. 27 Ketahuan
28
BAB. 28 Pembangkang
29
BAB. 29 Meminta maaf
30
BAB. 30 Berdua
31
BAB. 31 Memilihmu
32
BAB. 32 Ibrahim
33
BAB. 33 Merepotkan
34
BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35
BAB. 35 Kehilangan
36
BAB. 36 Merasa Bersalah
37
BAB. 37 Terkejut
38
BAB. 38 Pemulihan
39
BAB. 39 Ternyata
40
BAB. 40 Canggung
41
BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42
Give away time
43
BAB. 42 Yang pertama
44
BAB. 43 Di kunci
45
BAB. 44 Kenangan
46
BAB. 45 Pernyataan
47
BAB. 46 Tidak penting
48
BAB. 47 Berita
49
BAB. 48 Tidak tahu diri
50
BAB. 49 Tidak beres
51
BAB. 50 Aku pulang
52
BAB. 51 Marah atau Cemburu
53
BAB. 52 Bohong
54
BAB. 53 Berharap
55
BAB. 54 Rasa bersalah
56
BAB. 55 Ngidam
57
BAB. 57 Merasa
58
BAB. 58 Berubah - ubah
59
BAB. 59 Berbuka
60
BAB. 60 Panggilan
61
BAB. 61 Obrolan
62
Promo Karya Baru
63
BAB. 62 Pingsan
64
BAB. 63 Tidak sengaja
65
BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66
BAB. 65 Kepergok
67
BAB. 66 Penyambutan
68
BAB. 67 Waktunya
69
BAB. 68 Menguatkan
70
BAB. 69 Baby
71
BAB. 70 Kabar
72
BAB. 71 Pergi
73
BAB. 72 Belvana Almadina
74
BAB. 73 Pesan
75
BAB. 74 Sahabat
76
BAB. 75 Meminta
77
BAB. 76 Kotak coklat
78
BAB. 77 Memaksa
79
BAB. 78 Membujuk lagi
80
BAB. 79 Berkunjung
81
BAB. 80 Pertama
82
BAB. 81 Sempurna
83
BAB. 82 Wejangan Abbi
84
BAB. 83 Baby Pintar
85
Promo Karya Baru
86
BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87
BAB. 85 Curhatan Qilla
88
BAB. 86 Selingkuh part 2
89
BAB. 87 Rasa
90
BAB. 88 Dipaksa
91
BAB. 89 Perjuangan Qilla
92
BAB. 90 Kabar
93
BAB. 91 Duka
94
BAB. 92 Cemburu
95
BAB. 93 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!