Pukul tiga lebih lima belas menit,Nissa terbangun.Sudah menjadi kebiasaan nya bangun lebih awal dan langsung mandi.
Gadis itu sangat sadar jika di sebelah nya ada orang,ia pun menoleh dan ternyata Zavier masih tidur lelap dengan tangan hampir menyentuh punggung Nissa.Ia pun bangun perlahan berusaha tak bersuara namun Zavier tetap saja bergerak berganti posisi.
Masuk kamar mandi lalu menyalakan kran air.Nissa pun mandi dan langsung berganti pakaian di dalam.Rambut yang basah ia balut dengan handuk lalu kerudung.Keluar dari kamar mandi ternyata Zavier masih tidur.Nissa pun melakukan sholat malam terlebih dahulu dan membuka Qur'an,membaca nya walau hanya mendapat beberapa ayat saja.
Tak lama suara Abi mengaji di masjid terdengar,mata nya melirik pada Zavier yang masih tidur.
"Zavi..Zavierr..." Menepuk kaki Zavier beberapa kali, suami nya tak kunjung bangun.
"Zavi,Abi sudah di masjid"
Zavi hanya berdehem dan membalikan tubuhnya.Adzan subuh pun berkumandang.
Mendengar itu Nissa yang merasa Zavi tak bangun juga berdiri dan menyentuh lengan nya.
"Zavi..Abi sudah adzan subuh di masjid.Harus nya kamu bangun,mandi,lalu ke sana.Abi pasti menunggu mu"
Zavi hanya membuka mata dan meraih guling lalu kembali tidur.
Astaghfirullah susah sekali padahal Adzan sangat jelas terdengar.
Triiiing!!!
Ponsel di atas nakas dan diduga milik Zavi berbunyi,pertanda satu pesan masuk.Nissa hanya melihat sekilas lalu mengabaikan nya.
Ia akan kembali ke atas sajadah namun ponsel Zavi pun berbunyi,berbalik badan dan ingin melihat nya namun ia terkejut saat Zavier bangun lalu meraih ponsel nya.
"Hallo..Hmm,aku sudah bangun!" Zavier melirik Nissa yang sedari tadi melihat nya.
...
"Iya,kamu juga.."
Zavier melangkah ke kamar mandi dan meraih handuk nya di ujung sebelah pintu.
Nissa yang hanya diam langsung merasa sesuatu yang sedikit aneh dengan telfon suaminya.
Pagi sekali sudah menerima panggilan,suara nya bahkan sangat lembut.Zavi langsung bangun dan ke kamar mandi.
.
.
.
Ceklek!!!
Zavier masuk namun tidak langsung memandang ke depan melainkan berbalik menutup pintu kembali dan Nissa yang baru saja membuka kerudung untuk mengeringkan rambutnya pun segera membuka lemari dan menarik kerudung yang lain lalu memakai nya.
Brugk!!!
Lemari tertutup dan Nissa ada di depan nya persis,Zavi yang melihat itu penasaran dengan istrinya.
"Mau minum apa Zavi,biar aku buatkan.Biasanya jika pagi Abi akan duduk di Selasar rumah bersama para kyai yang lain"
"Apa saja" jawab Zavi malas.
"Jangan apa saja,nanti aku bingung membuatkan nya" ujar Nissa.
Zavier pun melepas baju Koko nya,seketika Nissa terpejam dan berpaling.
"Cepat Zavi,pilih salah satu aku akan langsung membuatkan untuk mu!"
Zavi pun menoleh pada Nissa yang bicara tidak melihat dirinya.
"Sudah ku bilang apa saja"
"Teh atau kopi?"
"Teh.."
"Teh atau coklat panas?"
"Coklat panas.."
"Cok..."
"Coklat panas Nissa" Zavi mempertegas sebelum Nissa memberikan opsi lain.
Nissa pun langsung membuka pintu dan keluar dari kamar.
.
.
.
"Assalamualaikum Umi.." ucap Nissa saat masuk ke dalam dapur.
Disana sudah ada Umi dan beberapa orang lagi membantu nya.
"Sudah bangun Nak?"
Nissa mengangguk beliau mengusap kerudung Nissa perlahan.
"Sudah mandi?"
"Sudah kering Umi.." Nissa tersenyum simpul.
Begitu pula dengan Umi Zaenab,bibirnya tersenyum merekah saat mendengar jawaban Nissa. Nissa bukan anak kecil lagi,ia tahu kemana arah pembicaraan Umi nya dan ia pun menjawab sesuai kenyataan jika rambutnya sudah kering.
Paling tidak ia tidak berbohong,karena Umi tidak menanyakan tentang malam pertama nya.
"Nissa ingin membuat coklat panas untuk mas Zavi Mi" ucap Nissa dan Umi pun meraih bungkusan di dalam lemari.
"Nanti biar Tia yang membuat untuk yang lain,kamu buatkan saja untuk suami mu saja"
"Iya Umi.. Keluarga Zavi apa belum ada yang bangun?" tanya Nissa penasaran,pasalnya masih terlihat sepi.
"Mereka sudah bangun dan sedang ke kebun belakang,tinggal Callista yang masih tidur di kamar.Gadis kecil itu cantik seperti kamu Nak"
Nissa pun tersenyum.
"Konon katanya jika di keluarga suami mu ada yang wajahnya mirip dengan mu,dia memang jodoh"
"Semoga ya Umi"
"Jangan semoga,harus dan di aamiin kan!"
Nissa tersenyum,ia sudah selesai membuat coklat panas dan berlalu dari dapur.
Di depan kamar nya ia mendengar suara seseorang mengobrol,namun pintu kamar terbuka sedikit.
"Tidak usah berangkat jika capek,sore hari aku akan pulang.Aku janji nanti langsung menemui mu,biar nanti aku dengan pesawat agar cepat sampai"
...
Nissa mendengar obrolan dengan jelas karena ternyata memang mereka sedang mengobrol di luar kamar,ruang tengah yang mengarah ke halaman samping,biasanya Habib sering di sana untuk memantau para santri laki laki yang sedang melakukan kegiatan.
"Jika aku ijin dengan mu,lalu kamu tidak mengijinkan ku,pasti aku tidak akan disini... Iya nanti aku pulang,jaga kesehatan mu baik-baik"
Zavi menutup panggilan nya dan tak sengaja menoleh melihat Nissa di ambang pintu.
"Coklat panas nya sudah siap" ucap Nissa tiba tiba untuk menutupi kegugupan nya karena mendengar suami nya mengobrol dengan lembut pada seseorang di sebrang sana.
Zavi mengangguk "Letakkan saja di meja,aku akan meminum nya di sini"
Nissa pun menuruti saja ucapan Zavier,meletakkan gelas di atas meja.Dan juga beberapa bakpia berbagai isiian di sana.
"Zavi aku akan merapihkan kamar,apa ada yang ingin kamu sampaikan.Sesuatu mungkin.."
Zavi yang hendak duduk mendongak "Kamu mendengar obrolan ku tadi?"
Nissa mengangguk pelan.
"Setelah ini bereskan baju baju mu kita akan ke jakarta lebih cepat,biarkan keluarga ku ingin berlama lama disini,aku ada sesuatu yang ingin dikerjakan"
"Apa itu penting?"
"Itu bukan urusan mu,dan satu lagi jangan memegang koper ku.Biarkan nanti aku yang mengurusnya!"
Kembali lagi,Nissa hanya mengangguki ucapan Zavi dan berbalik meninggalkan suaminya di sana sendirian.
Wanita itu memiliki insting yang kuat.
Aku tahu Zavi,kamu berbicara dengan seseorang yang mungkin sangat penting bagimu entah itu siapa.Aku juga mendengar suara nya jika ia yang mengobrol dengan suami ku ialah perempuan lain.Pernikahan kita memang terlalu awal dan karena perjodohan,tapi aku harap kamu tidak lupa jika kamu sudah berjanji dengan Tuhan mu lewat ikrar ijab kabul yang kamu ucapkan.
Bagaimana pun Nissa tetap merasa ada yang salah pada Zavi,namun sebelum bukti nyata di depan nya ia tak berani bilang apapun.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
mina kah yg menelpon zavi?
2024-03-25
1