BAB. 5 Ingin Mandiri

"Mah..Nissa mau ngomong!" ucap Zavier,kedua manusia anak dan menantu datang di hadapan nya tiba tiba.

Wajah Nissa sudah tidak enak di pandang karena Zavier selalu memaksa nya.

"Apa?..Bicara saja,tidak usah sungkan jika tidak terlalu pribadi" jawab Galina.

Nissa pun menoleh,di sana ada keluarga suami nya berkumpul.

"Maaf.. Boleh Nissa hanya bicara dengan Papah dan Mamah?" ucapan nya terbata karena belum terbiasa.

Mendengar itu Galina pun menoleh pada saudara ipar di sisi samping kanan dan kirinya.

Tanpa menunggu intrupsi mereka pergi satu persatu meninggalkan Galina,Riza,Zavi dan juga Nissa.Mereka pengertian dengan keadaan dan situasi.

"Bicara lah,apa yang ingin Nissa sampaikan?" ucap Galina membuka obrolan,suami nya hanya diam sesekali menoleh.

Begitu juga dengan Nissa,ia bahkan tidak membuka buka bibir nya dan masih diam.

"Nissa,bicaralah..tidak usah malu!" ucap Galina lagi.

"Begini Mah,apa tidak apa-apa jika nanti Nissa saat di bawa Mas Zavi tidak tinggal satu rumah dengan Mamah dan yang lain?"

Mendengar ucapan Nissa,Galina pun menoleh pada Zavier bergantian dengan Riza.

"Kenapa begitu?" tanya Galina kembali.

"Jika ada dua ratu didalam satu rumah bukan kah bisa menimbulkan perselisihan dan saling iri,di luar dari itu Nissa ingin mandiri membangun rumah tangga bersama mas Zavi."

Ucap Nissa,seolah dia yang menginginkan itu.Sementara Zavi diam dan menunggu jawaban dari orang tua nya.

Ucapan Nissa cukup masuk akal bisa jadi karena privasi mereka yang tidak mau di ketahui oleh siapapun,terlebih pengantin baru.Galina dan Riza pernah merasakan itu.

"Memang mau tinggal dimana kalian?" Tanya Riza pada Nissa.Nissa pun bingung ingin menjawab apa,yang tahu hanya lah Zavi.

"Kalau itu keinginan Nissa,nanti aku akan menyewa apartemen saja Pah!" jawab Zavi.

"Apa benar kalian yang menginginkan, tidak ada sesuatu yang sedang kalian rencanakan bukan?" Mata Galina memicing melihat anak dan menantu nya bergantian.

Nissa pun menggeleng.

Astaghfirullah Zavi,kamu membuat aku berbohong pada Mamah dan Papah mu sendiri.Kita belum lama bertemu tapi aku sudah membuat dosa.Maafin Nissa Ibu.

Sudah pasti hanya di dalam hati saja Nissa mengucapkan itu.Sebenarnya ia tidak mau namun Zavi benar memang harus mandiri dan lepas dari orang tua.

"Pakai apartemen keluarga saja bagaimana?" tanya Riza memberikan saran.

"Pah disana hanya satu kamar nya!"

Sontak mata Riza membulat. "Maksud mu apa,kalian tinggal di satu apartemen dan akan berbeda kamar? Tidak seperti itu Zavi, Papah pernah seumur mu.Kau belajar agama di sini lama.Hak dan kewajiban suami istri itu harus seimbang,Papah tahu ini perjodohan.kalian lambat tahun pasti akan saling mengisi dan jatuh cinta.Bukan kah pacaran yang halal lebih menyenangkan dari pada belum halal pacaran?" ucap Riza panjang lebar dan Zavi berdecak.

"Bukan itu maksud ku Pah,pembantu kamar untuk pembantu..."

"Maaf menyela.." ucap Nissa.

"Nissa tidak ingin ada pembantu selagi Nissa masih bisa mengerjakan.Hanya Nissa dan mas Zavi keperluan kita belum banyak lagi pula Nissa bisa mengerjakan itu semua"

Galina tersenyum mendengar menantu nya bicara,tutur kata nya lembut,suara nya bahkan enak di dengar dan membuat terngiang.

Wanita yang sudah memasuki usia tiga puluhan lebih itu menggenggam tangan Nissa.

"Mamah percayakan Zavi pada mu Nak, Mamah yakin kau akan menjaga,mengingatkan jika ia salah,dan kamu pasti akan sangat sabar dengan nya!" Lirikan Galina di lihat oleh Zavi.

"Apasih mah,aku tidak seperti itu!"

.

.

.

Hingga akhirnya malam semakin gelap,satu persatu sudah ijin untuk undur diri.Mereka semua masuk kedalam kamar yang sudah di sediakan.

Galina membawa selimut dari ruang laundry dan akan masuk ke dalam kamar,namun langkahnya terhenti di depan pintu kamar Nissa.Hening tidak ada suara sama sekali.

"Apa mungkin kamar wanita memakai penyadap suara?" gumam Galina.

Ceklek!!

"Sedang apa Na?" Riza keluar dari kamar dan menoleh,istrinya ternyata sedang mencuri dengar aktifitas di dalam sana.

Husssttttt! Jari telunjuk Galina berada di ujung bibir.

Riza terkekeh melihat itu,ia meraih tangan Galina untuk cepat masuk ke kamar nya sendiri yang telah di siapkan pihak pondok.

"Kita pernah, tidak usah macam macam!!"

Galina pun memulas senyum di bibir nya sendiri.Ya dia ingin bermaksud mencuri dengar anak nya dengan menantu nya satu kamar bersama untuk pertama kalinya.

.

.

.

"Tidurlah jika sudah mengantuk,aku tidak suka drama kau takut disentuh oleh ku!" Ucap Zavier santai.

"Aku juga tidak mau tidur di bawah,sofa atau kursi.Tidurlah bersebelahan disini.." ucap nya lagi.

Nissa pun naik ke ranjang.Ia tahu selimut sudah di gunakan oleh Zavier dan dia mengalah tidak memakai nya.Berganti baju dengan baju tidur yang panjang dan mencuci muka nya sendiri,semua ia lakukan di dalam kamar mandi.Bahkan keluar dari kamar mandi Nissa masih menggunakan kerudung nya.Ia benar benar menjaga,padahal lelaki disebelah adalah suami meski baru pernikahan secara agama.

Memiringkan tubuhnya dan memunggungi Zavier yang masih dengan posisi setengah duduk dan bersandar.Nissa tak juga kunjung memejamkan mata,ia meletakkan kedua telapak tangan nya di bawah pipi untuk menjadi bantalan.

Tak!!!

"Astaghfirullah!!.." ucap Nissa dan seketika ia bangun,padahal baru saja akan terlelap.Ia pun langsung terduduk di pinggiran.

Meski di dalam gelap Zavi bisa melihat itu.

"Kau kenapa?" tanya Zavi.

"Tolong jangan matikan semua lampu,aku tidak bisa dan rasanya dadaku sesak.." jawab Nissa ia memegangi dada nya.

Zavi pun menyalakan lampu tidur di sebelah nya dan kembali menoleh pada Nissa.

Gadis itu bernafas dengan terburu buru dan meremas baju tidurnya di bagian dada.Merasa bersalah karena tidak tahu Zavi pun panik dan meraih gelas yang berisi air di sampingnya.

"Ini minum lah,maaf aku tidak tahu jika kau phobia gelap"

Uluran gelas dari tangan Zavi pun diterima oleh Nissa dan sedikit demi sedikit wanita itu meminum nya.

"Terimakasih.."

Lima menit hingga sepuluh menit berlalu Zavi masih menunggu Nissa tenang hingga nafas nya beraturan.

"Nissa.." Panggil Zavi dan Nissa masih diam.

Hingga panggilan yang ke tiga kali nya Nissa menoleh.

"Katakan lampu yang mana saja yang aku masih nyalakan?"

Menelan Saliva nya Nissa pun bicara.

"Kamar mandi,lampu tidur ku dan lampu emergency di atas pintu" ucap Nissa lembut.

"Apa tidak terlalu terang?" Zavi sebenarnya keberatan di sebelah nya tidur ada lampu menyala.

"Kalau begitu emergency saja" ucap Nissa.

Ya Nissa mengalah karena mungkin Zavi tidak suka tidur dengan penerangan yang menyala.

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

komunikasi mereka bagus. zavi mungkin tak seperti yg nisha duga.

2024-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Perjodohan
2 BAB. 2 Rahasia
3 BAB. 3 Dipercepat
4 BAB. 4 Permintaan
5 BAB. 5 Ingin Mandiri
6 BAB. 6 Perasaan lain
7 BAB. 7 Spesial
8 BAB. 8 Nyaman
9 BAB. 9 Mengalah
10 BAB. 10 Pulang
11 BAB. 11 Menutupi
12 BAB. 12 Jebakan
13 BAB. 13 Malas
14 BAB. 14 Cemburu
15 BAB. 15 Dingin
16 BAB. 16 Bertemu
17 BAB. 17 Alasan
18 BAB. 18 Kenyataan
19 BAB. 19 Rahasia
20 BAB. 20 Mencari
21 BAB. 21 Ikhlas
22 BAB. 22 Kabar
23 BAB. 23 Dijemput
24 BAB. 24 Mulai Mencintai
25 BAB. 25 Nevan Padantya
26 BAB. 26 Masa Lalu
27 BAB. 27 Ketahuan
28 BAB. 28 Pembangkang
29 BAB. 29 Meminta maaf
30 BAB. 30 Berdua
31 BAB. 31 Memilihmu
32 BAB. 32 Ibrahim
33 BAB. 33 Merepotkan
34 BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35 BAB. 35 Kehilangan
36 BAB. 36 Merasa Bersalah
37 BAB. 37 Terkejut
38 BAB. 38 Pemulihan
39 BAB. 39 Ternyata
40 BAB. 40 Canggung
41 BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42 Give away time
43 BAB. 42 Yang pertama
44 BAB. 43 Di kunci
45 BAB. 44 Kenangan
46 BAB. 45 Pernyataan
47 BAB. 46 Tidak penting
48 BAB. 47 Berita
49 BAB. 48 Tidak tahu diri
50 BAB. 49 Tidak beres
51 BAB. 50 Aku pulang
52 BAB. 51 Marah atau Cemburu
53 BAB. 52 Bohong
54 BAB. 53 Berharap
55 BAB. 54 Rasa bersalah
56 BAB. 55 Ngidam
57 BAB. 57 Merasa
58 BAB. 58 Berubah - ubah
59 BAB. 59 Berbuka
60 BAB. 60 Panggilan
61 BAB. 61 Obrolan
62 Promo Karya Baru
63 BAB. 62 Pingsan
64 BAB. 63 Tidak sengaja
65 BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66 BAB. 65 Kepergok
67 BAB. 66 Penyambutan
68 BAB. 67 Waktunya
69 BAB. 68 Menguatkan
70 BAB. 69 Baby
71 BAB. 70 Kabar
72 BAB. 71 Pergi
73 BAB. 72 Belvana Almadina
74 BAB. 73 Pesan
75 BAB. 74 Sahabat
76 BAB. 75 Meminta
77 BAB. 76 Kotak coklat
78 BAB. 77 Memaksa
79 BAB. 78 Membujuk lagi
80 BAB. 79 Berkunjung
81 BAB. 80 Pertama
82 BAB. 81 Sempurna
83 BAB. 82 Wejangan Abbi
84 BAB. 83 Baby Pintar
85 Promo Karya Baru
86 BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87 BAB. 85 Curhatan Qilla
88 BAB. 86 Selingkuh part 2
89 BAB. 87 Rasa
90 BAB. 88 Dipaksa
91 BAB. 89 Perjuangan Qilla
92 BAB. 90 Kabar
93 BAB. 91 Duka
94 BAB. 92 Cemburu
95 BAB. 93 TAMAT
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB. 1 Perjodohan
2
BAB. 2 Rahasia
3
BAB. 3 Dipercepat
4
BAB. 4 Permintaan
5
BAB. 5 Ingin Mandiri
6
BAB. 6 Perasaan lain
7
BAB. 7 Spesial
8
BAB. 8 Nyaman
9
BAB. 9 Mengalah
10
BAB. 10 Pulang
11
BAB. 11 Menutupi
12
BAB. 12 Jebakan
13
BAB. 13 Malas
14
BAB. 14 Cemburu
15
BAB. 15 Dingin
16
BAB. 16 Bertemu
17
BAB. 17 Alasan
18
BAB. 18 Kenyataan
19
BAB. 19 Rahasia
20
BAB. 20 Mencari
21
BAB. 21 Ikhlas
22
BAB. 22 Kabar
23
BAB. 23 Dijemput
24
BAB. 24 Mulai Mencintai
25
BAB. 25 Nevan Padantya
26
BAB. 26 Masa Lalu
27
BAB. 27 Ketahuan
28
BAB. 28 Pembangkang
29
BAB. 29 Meminta maaf
30
BAB. 30 Berdua
31
BAB. 31 Memilihmu
32
BAB. 32 Ibrahim
33
BAB. 33 Merepotkan
34
BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35
BAB. 35 Kehilangan
36
BAB. 36 Merasa Bersalah
37
BAB. 37 Terkejut
38
BAB. 38 Pemulihan
39
BAB. 39 Ternyata
40
BAB. 40 Canggung
41
BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42
Give away time
43
BAB. 42 Yang pertama
44
BAB. 43 Di kunci
45
BAB. 44 Kenangan
46
BAB. 45 Pernyataan
47
BAB. 46 Tidak penting
48
BAB. 47 Berita
49
BAB. 48 Tidak tahu diri
50
BAB. 49 Tidak beres
51
BAB. 50 Aku pulang
52
BAB. 51 Marah atau Cemburu
53
BAB. 52 Bohong
54
BAB. 53 Berharap
55
BAB. 54 Rasa bersalah
56
BAB. 55 Ngidam
57
BAB. 57 Merasa
58
BAB. 58 Berubah - ubah
59
BAB. 59 Berbuka
60
BAB. 60 Panggilan
61
BAB. 61 Obrolan
62
Promo Karya Baru
63
BAB. 62 Pingsan
64
BAB. 63 Tidak sengaja
65
BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66
BAB. 65 Kepergok
67
BAB. 66 Penyambutan
68
BAB. 67 Waktunya
69
BAB. 68 Menguatkan
70
BAB. 69 Baby
71
BAB. 70 Kabar
72
BAB. 71 Pergi
73
BAB. 72 Belvana Almadina
74
BAB. 73 Pesan
75
BAB. 74 Sahabat
76
BAB. 75 Meminta
77
BAB. 76 Kotak coklat
78
BAB. 77 Memaksa
79
BAB. 78 Membujuk lagi
80
BAB. 79 Berkunjung
81
BAB. 80 Pertama
82
BAB. 81 Sempurna
83
BAB. 82 Wejangan Abbi
84
BAB. 83 Baby Pintar
85
Promo Karya Baru
86
BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87
BAB. 85 Curhatan Qilla
88
BAB. 86 Selingkuh part 2
89
BAB. 87 Rasa
90
BAB. 88 Dipaksa
91
BAB. 89 Perjuangan Qilla
92
BAB. 90 Kabar
93
BAB. 91 Duka
94
BAB. 92 Cemburu
95
BAB. 93 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!