"Minggir dan jangan di depan pintu,aku akan mendobrak nya!" ucap Zavi.
Nissa tersadar saat Zavi mencoba membuka handle pintu beberapa saat tadi.Ia pun mendekati pintu dan memanggil Zavi namun tak di dengar.
Merasa bunyi pintu terbuka lagi ia mencoba memanggil Zavi kembali dan Alhamdulillah Zavi mendengar nya.
Brugk!!!
Brugk!!!
Brugk!!!
Hingga yang ke empat kali nya mencoba pintu terbuka,langsung memperlihatkan Nissa tergeletak di sebelah pintu persis.
"Nissa..Niss...!!!"
Bukan hanya Zavi yang meraih tubuh Nissa,wanita itu juga mengalungkan kedua lengan nya di leher Zavi.
"Aku takut Zavi!" Nissa pun menangis di dada Zavi.
Lelaki itu merasa bersalah dan memeluk Nissa erat.
"Badan mu panas Nissa?" ucap Zavi.
"Aku terkunci di sini." imbuh Nissa lagi.
"Kenapa sampai ada sini?"
"Aku ingin membersihkan nya"
Zavi menunduk melihat wajah Nissa yang semakin pucat dengan mata sayu nya.
"Kita ke rumah sakit!" ucap Zavi namun Nissa meremas kemeja Zavi di bagian kancing.
"Jangan aku takut!"
Tubuh Nissa semakin lemas dan pucat,tanpa pikir panjang Zavi membuka kerudung istrinya mengangkat Nissa,menuruni tangga.Ikatan rambut Nissa terlepas,hingga rambutnya menjuntai panjang.
"Tahan Niss!"
Meski begitu Zavi tidak membawa nya ke rumah sakit melainkan ke kamar nya,ia meletakkan Nissa di ranjang,berlari keluar mengambil air hangat untuk istrinya.Perlahan Nissa meminum namun masih lemas.
"Kita ke dokter ya Niss?"
Nissa masih menggeleng.
"Wajah mu pucat!!"
Ting!!..
Ting!!..
Suara bel berulang ulang dengan cepat terdengar,Zavi pun melihat di monitor ternyata Mamah dan Papah nya.
"Mana Nissa,sudah ketemu??" tanya Galina begitu pintu di buka.
"Dikamar mah,dia terkunci di kamar atas dan aku tidak tahu!"
Mendengar itu ketiga nya berhenti,Zavi di tatap oleh Galina dan Riza.Namun Galina kembali melangkah kan kaki nya menemui Nissa di kamar.
"Tunggu, Papah ingin bicara dengan mu!" Riza menahan Zavi dan membawa nya ke ruang tengah.
Plakk!!
"Pah?.." ucap Zavi.
"Kau baru pulang,kemana saja setelah dari kantor?"
"Aku dengan Mina Pah,tidak pergi kemanapun "
"Kau sudah punya istri,biarkan Om Vito yang mengurus Mina,dia punya Ayah dan Papah kandungnya,dia juga punya tunangan!"
"Tapi Papah tahu kan dari dulu aku dan Mina .."
"Mas.." Galina keluar dan panik.Kedua pria di depan nya menoleh.
"Bawa Nissa ke rumah sakit mas,suhu tubuhnya panas wajahnya pucat!"
Dengan cepat Zavi mengambil langkah hingga menabrak pintu.Meraih Nissa dan langsung menggendong membawa keluar sementara Galina menutup pintu.
Langkah Riza lebih cepat dari mereka,ia menyiapkan mobil dan langsung melaju saat semua sudah di dalam.
"Kau teledor Za,membiarkan istrimu hingga kau sendiri tidak tahu dimana!" Riza masih saja terus marah pada Zavi.
"Sudah mas,nanti saja! Fokus menyetir Nissa butuh pertolongan!" ucap istri di sebelahnya.
Zavier menghela nafas,pelukan nya semakin kencang.
"Mah,copot syal di leher Mamah.Aku tidak mau Nissa memperlihatkan rambutnya di muka umum" pinta Zavi pada Galina.
Galina pun menurut dan mengerti.Ia memakaikan syal untuk menutupi rambut Nissa.
"Sebentar lagi sampai Niss!"
Padahal tak ada jawaban karena di duga Nissa pingsan kembali.
.
.
.
Jarum infus di tangan dan oksigen terpasang.Selain dehidrasi,lelah dan ketakutan yang menekan fikiran nya membuat ia demam.
Nissa masih tidur setelah sarapan pagi tadi dan meminum obat,Zavi sendiri yang menyuapi.Galina dan Riza masih ada di sana.
"Mamah minta tolong nak,jauhi Mina! Kamu sudah punya prioritas sendiri.Nissa butuh kamu,jangan sampai Papah mu marah" ucap Galina lirih pada Zavi.
Sementara suami nya sedang pulang mengantar kedua anaknya,Galina mencoba bicara dari hati ke hati dengan Zavier.
Zavier hanya diam tak menjawab,matanya memandangi Nissa yang terbaring lemas tak berdaya.
"Abi dan Umi nya sebentar lagi mungkin sampai,Papah mu yang mengabarinya.Awal nya Mamah menolak namun Mamah takut jika Nissa sendiri yang bercerita pada mereka" Imbuh Galina.Zavi menelan Saliva mendengar nya.
"Mamah tetap disini kan membantu ku jika nanti Abah dan Umi kemari?"
Ucap Zavi dan Galina mengangguk.
"Mamah mohon,jauhi Mina..." ucap Galina meski Zavi tak merespon apapun.
"Umiii..."
Kedua nya menoleh menatap seketika pada Nissa,ternyata wanita itu mengigau.
"Kau dengar sendiri kan Zavi,dia bahkan memanggil Umi nya saat seperti ini.Jika orang lain yang mendengar pasti mereka meyakini jika Nissa sedang tidak baik dengan perasaan nya!" galina terus bicara seolah menyadarkan Zavi.
Beberapa kali istighfar dan meremat seprei,keningnya pun mulai muncul keringat padahal mata nya terpejam.Zavi mendekati dan menggenggam tangan istrinya.
"Nissa,aku disini" ucap Zavier di dekat wajah Nissa persis.
Perlahan nissa membuka mata dan bersamaan dengan itu pintu terbuka, terdengar ucapan salam dari kedua nya.
Nissa dan Zavi menoleh.
"Ica.. " siapa lagi jika bukan umi Zaenab yang langsung mendekati anak nya.
Pelukan terjadi diantara kedua nya.Umi yang menangis melihat jarum di tangan,begitupula Nissa juga yang menangis di pelukan Umi.
"Nissa hanya capek Umi,tidak usah khawatir" ucap Nissa,Zavi pun menoleh.
Setelah menyalami Abah mertua nya,Zavi bergeser.Siapa tahu Abi nya ingin memeluk Nissa juga.
Bergantian dengan umi,Habib Badawi pun mendekat namun ia hanya mengusak kepala Nissa.
"Sudah sembuh dan tidak sakit kan anak Abi?" Nissa tersenyum mendengar itu.
Kali ini obrolan mereka tambah ramai karena kedatangan Papah Zavi dan kedua adiknya.
Beberapa kali Habib dibuat tergelak karena celotehan Callista yang sedikit random.Ia menyampaikan keinginan nya untuk menjadi santri di pondok biar bisa dapet jodoh ustadz seperti Kakak Nissa.
Nissa yang melihat itu dari atas ranjang pun tersenyum.Adzan berkumandang,kebetulan hanya Galina yang sedang tidak sholat sedang mereka pergi ke mushola terdekat yang ada di dalam rumah sakit.
"setelah selesai sholat,Abah ingin bicara dengan mu ya nak Zavi?" bisik Habib Badawi pada Zavi,lelaki itu pun mengangguk.
.
.
.
"Dari dulu Nissa takut gelap,dia pernah diculik oleh seseorang dan diletakkan di gedung kosong belakang area pondok.Dan ternyata orang gila yang menginginkan anak balita, sampai sekarang ia masih trauma.Tolong Abah minta pada Zavi,jaga Nissa benar benar.Nissa bukan lah anak kandung kami,namun dia dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang oleh kami.Jika suatu saat Zavi merasa berat untuk menggantikan Abah menjaga nya,kembalikan saja Nissa dengan baik!"
Zavi menatap lelaki tua di depan nya.
"Abah lebih senang seperti itu, Nissa tidak akan pernah bercerita tentang kesusahan nya pada orang lain sekalipun Abah dan Umi nya."
"Maaf Bah,Zavi sudah abai!"
Habib Badawi pun hanya mengangguk saja dan tersenyum.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Vtree Bona
suami kaya gitu buang aja ke laut
2024-03-28
1
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
bakal berubah atau tidak si zavi ini?
2024-03-28
3