BAB. 10 Pulang

Menata semua belanjaan di dapur dan membersihkan semua ruangan.Sebelumnya sudah dibersihkan namun Nissa masih kurang suka dengan tatanan yang lama.

Tak sengaja lewat kamar atas,dia pun membuka nya.Sebidang kamar yang cukup luas,disana tidak ada banyak barang.Hanya kasur yang tak terlalu tebal dan kecil.Rak buku dan beberapa lukisan.Nissa pun berniat memberanikan dan merapihkan.Membawa perlengkapan dari bawah,meski berat Nissa bolak balik namun melupakan ponsel nya di ruang tengah lantai satu.

Mulai membersihkan satu persatu,hingga tiba waktu Asar pun ia sholat di sana karena kamar mandi masih berfungsi dengan baik,mukena dan sajadah sudah disiapkan lebih dulu.

Setelah selesai sholat Nissa merenggangkan tangan nya,tulang tulangnya terasa kaku.

Tring!!

Suara ponsel terdengar,dan Nissa hanya memastikan dari balkon depan pintu kamar.

"Hanya pesan" gumam nya,ia pun kembali lagi masuk kamar.Dan...

Klik!!!

Nissa pun menoleh pada pintu yang baru saja tak sengaja tertutup.

Ceklek...Ceklek...

"Hah,ini terkunci sendiri?" ucapnya,ia pun mencoba membuka sekuat tenaga namun sia sia tetap tidak bisa dan tak berpengaruh apapun.

"Ya Allah kenapa susah sekali?!!" Wajahnya sudah berkeringat begitu pula tangan nya sudah basah.Ia melemparkan pandangan ke seluruh ruangan dan tidak menemukan apapun di sana.

Berlari ke jendela yang mengarah ke balkon ternyata pintunya sama saja tidak bisa di geser.

Wajah Nissa sudah panik dan pucat.Ia pun membuka tirai dan hanya bisa melihat awan di langit begitu pula pohon pohon yang menjulang tinggi.

Merasa lelah ia pun menyerah dan duduk di lantai.

"Mungkin Zavi akan pulang sebentar lagi,bukan kah aku tadi melaksanakan sholat asar.Tak lama lagi Zavi pasti pulang,ia bisa membuka pintu dari luar." Ucap nya sendiri.

Nissa pun membuka mukena yang ia pakai dan melipat nya,mencoba merebahkan tubuh di kasur lantai.

.

.

.

"Tidak usah menunggu ku pulang,aku ada urusan di kantor Ayah Hafi.Mungkin malam hari aku baru sampai rumah!"

Pesan belum terbaca namun Zavi tidak peduli akan itu,ia pun mengirimi pesan lagi saat menjelang petang.

"Nissa,aku memberitahu kan akan ada pemadam pukul tujuh hingga tiga jam kedepan.Kau beli lah lilin sementara karena lampu emergency belum aku aktifkan.Maaf"

Pesan pun terkirim pada Nissa.Zavi meletakkan kembali ponsel nya di meja dan beralih ke meja Ayah nya.Beberapa pekerjaan menumpuk di sana,bersama Papah dan Ayah lebih tepat nya.

"Sudah menghubungi Nissa jika kamu lembur Zavi?" tanya Riza,dan Zavi mengangguk.

"Sudah Pah" jawab Zavi singkat.

Mereka pun melanjutkan pekerjaan nya kembali.Beberapa berkas perlu di periksa dan di tanda tangani.

Hingga jam delapan malam semua selesai,namun tidak dengan Zavi ia masih punya janji dengan Mina untuk menemani mengoreksi pekerjaan nya.

.

.

.

Di lain tempat,Nissa menggedor gedor pintu cukup keras berharap Zavi mendengar nya di bawah.Tidak membawa ponsel dan tidak ada apapun yang bisa membantu nya untuk membuka pintu.Langit di luar semakin gelap karena mendung.

Setelah magrib Nissa mencoba memanggil Zavi kembali.

"Zavi!!...Zavii aku di kamar atas,pintunya terkunci!"

"Zavi!!!... Tolong Zavi!!!"

Hasilnya pun nihil tak ada jawaban dari luar.

"Apa Zavi belum pulang!"

Nissa pun mencoba nya lagi.

"Zavii!!!"

Hingga ia terkejut karena lampu padam bersama dengan petir yang menggelegar di luar sana.

"Astaghfirullah.." Nissa mencoba berjalan meraba apapun dan membuka tirai.Hasil nya sama gelap karena di luar mendung.

Akhirnya Nissa mencoba merebahkan diri di kasur yang tak seberapa lebar dan tebal.Memeluk dirinya sendiri keringat dingin mulai keluar meski cuaca mendung di luar sana.

Duarr!!

Pintu kamar mandi tertutup karena hembusan angin.Nissa semakin takut.Gelap dia tidak suka gelap dan pasti reaksi tubuhnya akan berkeringat dingin,kepala nya sakit,dada nya sesak.

Tergeletak lemas di kasur,air mata nya menetes.

"Abi...Umi...".

Beberapa kali bibirnya bergumam memanggil kedua orang tua,hingga Nissa pingsan tak sadarkan diri karena rasa takut yang berlebihan.

.

.

.

Zavi pulang pukul sebelas malam dan lampu belum juga menyala.Ia membuka pintu dan masuk.Mengedarkan pandangan nya,tak ada sedikit pun penerangan.Ponsel di sakunya ia keluar dan nyalakan.

"Assalamualaikum Nissa..Nissaaa..."

Meletakkan tas kantor di sofa depan dan melangkah masuk ke kamar.

"Nissa!!!..."

Kosong tak ada orang,ia sudah mencari dimanapun tak ada jawaban.Hingga Zavi mencoba menelfon.Tak lama bunyi dering ponsel Nissa di meja tak jauh darinya.

Zavi terkejut dan menoleh di meja,meraih ponsel Nissa dan mematikan panggilan nya sendiri.

'Zavi nya Nissa'

Begitulah yang tertulis di sana.Zavi lebih terkejut saat mengetahui pesan darinya belum terbuka dan belum di baca sama sekali.

Mulai panik dan mencarinya,di setiap ruangan.Berbekal penerangan di ponsel.

"Nissa!!!... Kamu dimana Nissa?!!" suara nya keras,semua pintu ia buka kecuali pintu kamar atas tidak bisa dibuka.

Merasa tidak ada sahutan ia pun kembali ke bawah,tak lama lampu menyala.Ingatan nya akan cctv di setiap Selasar pun muncul.

"Jika Nissa pergi dari sini pasti security tahu.. ya security..."

Zavi pun keluar dari apartemen dan berlari kencang menuju lantai bawah,lift belum bisa di gunakan dengan stabil terpaksa ia melalu tangga darurat namun hanya sampai lantai lima lalu ia memasuki lift dan melanjutkan ke lantai dasar.

Nafas nya terengah engah mendekati pos security.

"Hah..hah... Pak maaf,apa lihat istri saya keluar?"

Kedua security itu saling menoleh.

"Tidak apa,lebih tepat nya saya tidak tahu." jawab salah satu dari mereka.

"Istri saya tinggi sebahu kurang lebih,memakai gamis dan memakai cadar.Apakah melihat nya?"

Kedua security itu masih menggeleng,terlalu banyak penghuni apartemen dia tidak bisa memperhatikan satu persatu.

"Bisakah di cek dengan cctv?" tanya Zavi.

"Oh tentu silahkan masuk saja!" tawar pak Security.

Zavi pun menganggukkan kepala sebagai tanda menghormati pada kedua nya.Bingung dengan waktu nya ia pun mencoba saat pesan nya mulai tak di jawab.

Beberapa cctv di putar hingga pukul delapan malam dan hasilnya nihil,Nissa tak terlihat sedikit pun di sana.

"Tidak ada mas"

Zavi nanar entah apa lagi yang akan di buatnya.

Berkacak pinggang di depan pos security dan berfikir sejenak.Rambut dan pakaian nya sudah acak-acakan.

"Telfon Mamah,ya telfon Mamah!"

Zavi menelfon Mamah nya.

"Hallo Mah,aku ingin bertanya apa Nissa ada dirumah?!"

...

"Oh ya sudah,Zavi matikan!"

"Heehhh tunggu!!!"

Ponsel dimatikan Zavi.

"Apa aku harus telfon pada Abah dan Umi? Tapi aku takut jika di salahkan,tapi kenapa Nissa pulang tidak memberitahu,lagi pula ada masalah apa sampai dia pulang"

Zavi pun kembali ke apartemen nya dengan lelah.

Ting!!!

"Zaviii"...

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

pernah mengalami ini saat pengantin baru

2024-03-28

0

Vtree Bona

Vtree Bona

kasian banget sih nissa

2024-03-28

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Perjodohan
2 BAB. 2 Rahasia
3 BAB. 3 Dipercepat
4 BAB. 4 Permintaan
5 BAB. 5 Ingin Mandiri
6 BAB. 6 Perasaan lain
7 BAB. 7 Spesial
8 BAB. 8 Nyaman
9 BAB. 9 Mengalah
10 BAB. 10 Pulang
11 BAB. 11 Menutupi
12 BAB. 12 Jebakan
13 BAB. 13 Malas
14 BAB. 14 Cemburu
15 BAB. 15 Dingin
16 BAB. 16 Bertemu
17 BAB. 17 Alasan
18 BAB. 18 Kenyataan
19 BAB. 19 Rahasia
20 BAB. 20 Mencari
21 BAB. 21 Ikhlas
22 BAB. 22 Kabar
23 BAB. 23 Dijemput
24 BAB. 24 Mulai Mencintai
25 BAB. 25 Nevan Padantya
26 BAB. 26 Masa Lalu
27 BAB. 27 Ketahuan
28 BAB. 28 Pembangkang
29 BAB. 29 Meminta maaf
30 BAB. 30 Berdua
31 BAB. 31 Memilihmu
32 BAB. 32 Ibrahim
33 BAB. 33 Merepotkan
34 BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35 BAB. 35 Kehilangan
36 BAB. 36 Merasa Bersalah
37 BAB. 37 Terkejut
38 BAB. 38 Pemulihan
39 BAB. 39 Ternyata
40 BAB. 40 Canggung
41 BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42 Give away time
43 BAB. 42 Yang pertama
44 BAB. 43 Di kunci
45 BAB. 44 Kenangan
46 BAB. 45 Pernyataan
47 BAB. 46 Tidak penting
48 BAB. 47 Berita
49 BAB. 48 Tidak tahu diri
50 BAB. 49 Tidak beres
51 BAB. 50 Aku pulang
52 BAB. 51 Marah atau Cemburu
53 BAB. 52 Bohong
54 BAB. 53 Berharap
55 BAB. 54 Rasa bersalah
56 BAB. 55 Ngidam
57 BAB. 57 Merasa
58 BAB. 58 Berubah - ubah
59 BAB. 59 Berbuka
60 BAB. 60 Panggilan
61 BAB. 61 Obrolan
62 Promo Karya Baru
63 BAB. 62 Pingsan
64 BAB. 63 Tidak sengaja
65 BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66 BAB. 65 Kepergok
67 BAB. 66 Penyambutan
68 BAB. 67 Waktunya
69 BAB. 68 Menguatkan
70 BAB. 69 Baby
71 BAB. 70 Kabar
72 BAB. 71 Pergi
73 BAB. 72 Belvana Almadina
74 BAB. 73 Pesan
75 BAB. 74 Sahabat
76 BAB. 75 Meminta
77 BAB. 76 Kotak coklat
78 BAB. 77 Memaksa
79 BAB. 78 Membujuk lagi
80 BAB. 79 Berkunjung
81 BAB. 80 Pertama
82 BAB. 81 Sempurna
83 BAB. 82 Wejangan Abbi
84 BAB. 83 Baby Pintar
85 Promo Karya Baru
86 BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87 BAB. 85 Curhatan Qilla
88 BAB. 86 Selingkuh part 2
89 BAB. 87 Rasa
90 BAB. 88 Dipaksa
91 BAB. 89 Perjuangan Qilla
92 BAB. 90 Kabar
93 BAB. 91 Duka
94 BAB. 92 Cemburu
95 BAB. 93 TAMAT
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB. 1 Perjodohan
2
BAB. 2 Rahasia
3
BAB. 3 Dipercepat
4
BAB. 4 Permintaan
5
BAB. 5 Ingin Mandiri
6
BAB. 6 Perasaan lain
7
BAB. 7 Spesial
8
BAB. 8 Nyaman
9
BAB. 9 Mengalah
10
BAB. 10 Pulang
11
BAB. 11 Menutupi
12
BAB. 12 Jebakan
13
BAB. 13 Malas
14
BAB. 14 Cemburu
15
BAB. 15 Dingin
16
BAB. 16 Bertemu
17
BAB. 17 Alasan
18
BAB. 18 Kenyataan
19
BAB. 19 Rahasia
20
BAB. 20 Mencari
21
BAB. 21 Ikhlas
22
BAB. 22 Kabar
23
BAB. 23 Dijemput
24
BAB. 24 Mulai Mencintai
25
BAB. 25 Nevan Padantya
26
BAB. 26 Masa Lalu
27
BAB. 27 Ketahuan
28
BAB. 28 Pembangkang
29
BAB. 29 Meminta maaf
30
BAB. 30 Berdua
31
BAB. 31 Memilihmu
32
BAB. 32 Ibrahim
33
BAB. 33 Merepotkan
34
BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35
BAB. 35 Kehilangan
36
BAB. 36 Merasa Bersalah
37
BAB. 37 Terkejut
38
BAB. 38 Pemulihan
39
BAB. 39 Ternyata
40
BAB. 40 Canggung
41
BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42
Give away time
43
BAB. 42 Yang pertama
44
BAB. 43 Di kunci
45
BAB. 44 Kenangan
46
BAB. 45 Pernyataan
47
BAB. 46 Tidak penting
48
BAB. 47 Berita
49
BAB. 48 Tidak tahu diri
50
BAB. 49 Tidak beres
51
BAB. 50 Aku pulang
52
BAB. 51 Marah atau Cemburu
53
BAB. 52 Bohong
54
BAB. 53 Berharap
55
BAB. 54 Rasa bersalah
56
BAB. 55 Ngidam
57
BAB. 57 Merasa
58
BAB. 58 Berubah - ubah
59
BAB. 59 Berbuka
60
BAB. 60 Panggilan
61
BAB. 61 Obrolan
62
Promo Karya Baru
63
BAB. 62 Pingsan
64
BAB. 63 Tidak sengaja
65
BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66
BAB. 65 Kepergok
67
BAB. 66 Penyambutan
68
BAB. 67 Waktunya
69
BAB. 68 Menguatkan
70
BAB. 69 Baby
71
BAB. 70 Kabar
72
BAB. 71 Pergi
73
BAB. 72 Belvana Almadina
74
BAB. 73 Pesan
75
BAB. 74 Sahabat
76
BAB. 75 Meminta
77
BAB. 76 Kotak coklat
78
BAB. 77 Memaksa
79
BAB. 78 Membujuk lagi
80
BAB. 79 Berkunjung
81
BAB. 80 Pertama
82
BAB. 81 Sempurna
83
BAB. 82 Wejangan Abbi
84
BAB. 83 Baby Pintar
85
Promo Karya Baru
86
BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87
BAB. 85 Curhatan Qilla
88
BAB. 86 Selingkuh part 2
89
BAB. 87 Rasa
90
BAB. 88 Dipaksa
91
BAB. 89 Perjuangan Qilla
92
BAB. 90 Kabar
93
BAB. 91 Duka
94
BAB. 92 Cemburu
95
BAB. 93 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!