BAB. 8 Nyaman

Sesampainya di apartemen Mina,Zavi tidak langsung pulang ia mengantar Mina hingga masuk dan menunggu nya untuk benar benar istirahat.

"Kamu minum obat tadi pagi kan,makan dulu sekarang nanti minum obat lagi!"

Zavi membuka lemari pendingin dan mengeluarkan beberapa macam bahan makanan.

"Kamu ingin masak untuk ku Zavi?" tanya Mina dengan wajah tersenyum.

"Heemmmm tunggu saja di kursi,dan duduk dengan tenang.Aku tidak suka kau mengusik ku yang sedang masak."

Mina dengan senang hati beralih di sofa panjang yang menghadap televisi.Melirik Zavi yang sedang memasak, memulai nya dengan menyalakan kompor dan menampung air di dua panci kecil.

"Ingat,jangan kesini sebelum aku selesai!" Zavi memberi peringatan pada Mina lelaki itu pun meninggalkan ponsel di atas meja dapur dan masuk ke kamar mandi.

Tak berselang lama ponsel pun berbunyi,Mina yang tahu itu langsung berdiri.

"Zavi ada telepon!" teriak Mina,dan mana mungkin lelaki itu mendengar saat air sedang mengucur.

"Hufhh dasar budeg!" Umpat Mina lalu ia pun meraih ponsel dan menggeser icon warna hijau.

"Hallo..."

"Hallo,ini dengan siapa ya?" tanya Mina sekali lagi.

"Maaf yang punya ponsel sedang di kamar mandi ,jika anda tidak mau berbicara saya matikan saja!"

Ponsel pun dimatikan oleh Mina,panggilan di akhiri sepihak.

Nissa,penelpon itu adalah Nissa.Ia ingin bertanya pada Zavi tentang makan malam apa yang ingin di buatkan, namun sayang panggilan nya berubah keterkejutan.Ternyata suara wanita yang menjawab dan memegang ponsel suaminya.

Bukan nomor Zavi yang berganti,namun ponsel Nissa yang baru karena yang sebelum nya ia tinggal di pondok.Namun hanya kontak Zavier yang tidak ada karena pesan nya selalu di hapus oleh nya.

"Zavier?... Ini benar kan nomor Zavier?" ia pun bertanya sendiri dan menggelengkan kepalanya,tidak percaya dengan apa yang di dengar tadi.

Ingin rasanya bertanya lagi pada Mamah Galina no ponsel Zavi,namun berkali-kali mencocokan nomor dan ia merasa tidak mungkin salah,karena Mamah Galina juga memberikan kontak nya langsung.

Mondar mandir di depan ranjang akhirnya ia mencoba mencari cara,meyakini dirinya jika itu nomor ponsel Zavi.

"Zavi aku baru selesai beberes baju ku,lemariku yang ruangan nya kosong bukan? Bagaimana jika aku membuka koper mu nanti akan aku bereskan juga baju baju mu?"

Nissa mengirimi gambar koper Zavi.

Tring!!

"Tidak usah repot-repot,nanti aku akan membereskan nya sendiri, menyingkir lah tangan mu dari koper ku Nissa!"

Tak menyangka jika pesan Nissa langsung di balas oleh Zavi,ia pun langsung terduduk,dan ternyata benar jika itu nomor Zavi.

Lalu wanita tadi?

Nissa sudah bisa menebak sejak tadi di pondok,Zavi menyembunyikan sesuatu dan mungkin juga seseorang yang menjemput di bandara adalah orang yang sama Nissa maksud.

Astaghfirullah.

.

.

.

Hingga malam hari Zavi tak kunjung pulang,Nissa bahkan di apartemen sendiri tanpa ada seorang pun,sesekali membaca buku dan menonton televisi.

Masakan yang ia buat bahkan sudah dingin.Tahu,wortel,dan sedikit daging.Nissa menumis nya menjadi satu dengan di campur bumbu kecap seafood.Lemari pendingin tak ada apapun tersedia di sana tapi Nissa membeli online di ruko bawah dan kurir mengantar nya.

Melirik pada jam di dinding nyata nya waktu sudah menunjukan pukul delapan.Terpaksa ia mengirim pesan lagi.

"Zavi... Dengan tidak mengikut campurkan urusan mu,aku ingin bertanya kamu sebenarnya dimana?"

"Ini sudah larut malam,aku bahkan sudah memasak untuk mu"

Pesan Nissa hanya di baca dan tidak di balas.Ia pun gelisah.

Hingga pukul sepuluh Nissa tak kunjung tidur,ia terus menunggu Zavi.Ponsel pun berdering.

"Hallo?..."

"Assalamualaikum Nissa?"

Nissa berfikir sejenak suara di sebrang sana sangat tidak asing.

"Umi?.."

"Iya.. Memang nya kamu menunggu telfon dari siapa,kenapa salam umi tidak di jawab nduk?" ucap Umi di sebrang sana.

"Walaikumsalam maaf Umi.Nissa menunggu telfon dari Zavi" suara nya sangat pelan.

"Loh memang kemana suami mu,ini sudah malam? Waktu di Jogja dan Jakarta tidak berselisih,coba tanyakan lagi dimana suami mu"

"Iya Umi sebentar Nissa tanyakan"

"Ya sudah umi matikan dulu telfon nya,jaga diri baik-baik ya nduk. Assalamualaikum"

"Nggih Umi, walaikumsalam"

.

.

.

"Zavi,jujur perempuan tadi yang menerima telfon ku siapa?"

Akhirnya Nissa memberanikan diri mengirim pesan lagi kepada Zavi.

"Ingat kalian bukan muhrim,dosa jika berlama lama berdua tanpa ada orang lain lagi."

"Pulang Zavi"

Sama dengan sebelum nya,pesan Nissa hanya terbaca dan mungkin saja Zavi tidak ingin membalas nya.

Ponsel berdering kembali.Dan itu Mamah Galina.

"Assalamualaikum Mah" jawab Nissa.

"Apa benar Zavier belum pulang Nissa?" tanya Galina.

Ting!!

Bersamaan dengan itu pintu apartemen terbuka,Nissa pun beranjak dari sofa dan melihat ke depan.Ternyata Zavi dengan wajah yang sembab dan pakaian yang kucel.

"Zavi sudah pulang Mah,maaf Nissa tutup dulu telfonnya, assalamualaikum"

"Baik nak, walaikumsalam"

Nissa pun meletakkan ponsel nya di meja dan mendekati Zavi.

"Kamu dari mana?"

Zavi mendongak,dia baru saja melepas sepatu dan mengganti sandal rumahan.

"Aku capek Nissa,bisakah nanti saja pertanyaan itu aku jawab?"

Nissa pun hanya diam meraih kembali ponselnya dan mengekor Zavi masuk ke dalam kamar.

"Aku ingin mandi"

Nissa mengangguk "Sebentar aku siapkan dulu air hangat"

Wanita itu pun langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mengisi air hangat di bathtub.

Keluar dari sana sudah melihat Zavi bertelanjang dada dengan handuk yang membelit di pinggang.

"Mau aku buatkan teh atau kopi?" tawar Nissa saat suami nya akan masuk ke kamar mandi.

"Air putih hangat saja"

Nissa kembali ke dapur menyiapkan air hangat dan membawa nya ke kamar meletakkan di nakas sebelah ranjang Zavi.

Kamar yang nyaman bagi Nissa,ia sudah mengganti seprei dan menyemprotkan parfum di ranjang.Merasa semua sudah selesai dan mematikan lampu ruangan yang tak digunakan Nissa pun menaiki ranjang dan bersandar.

Zavi keluar dari kamar mandi sudah menggunakan kaos dan celana pendek diatas lutut,rambutnya masih berantakan.Ia pun melompat kecil ke atas ranjang dan meletakkan kepalanya di atas kedua paha Nissa yang bersila,seketika itu pula Nissa terkejut.

Tangan nya perlahan bergerak dan mengusap rambut Zavi yang sedikit basah.

"Perempuan yang menjawab telfon mu Amina,Mina anak angkat Ayah Hafi dan Bunda"

Tanpa diminta Zavi menjelaskan.

"Dia adik ku,dan aku beritahu pada mu hubungan kita sangat dekat.Aku harap kamu tahu itu Nissa"

Nissa pun mengangguk seolah ia paham dan harus memaklumi itu.Posisi Zavi masih telungkup dengan wajah yang miring dan tertutup rambut yang sudah mulai panjang.Dengan sangat lembut Nissa mengusap dan membelai rambut suami nya hingga dengkuran halus terdengar.

"Lihat Umi,Zavi sudah pulang dan Nissa berhasil membuat dia nyaman"

"Mamah,Zavi sudah pulang dan kini sudah tertidur"

Bukan hanya mengirimi pesan pada Umi nya,ia juga mengirim pesan pada Mamah Galina.Dan foto Zavi yang sedang tidur di atas pangkuan nya.

.

.

.

To be continue

Terpopuler

Comments

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ

sedekat apapun tetaplah tidak pantas, zavi & mina bukan muhrim, bahkan pernah saling mencinta

2024-03-26

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Perjodohan
2 BAB. 2 Rahasia
3 BAB. 3 Dipercepat
4 BAB. 4 Permintaan
5 BAB. 5 Ingin Mandiri
6 BAB. 6 Perasaan lain
7 BAB. 7 Spesial
8 BAB. 8 Nyaman
9 BAB. 9 Mengalah
10 BAB. 10 Pulang
11 BAB. 11 Menutupi
12 BAB. 12 Jebakan
13 BAB. 13 Malas
14 BAB. 14 Cemburu
15 BAB. 15 Dingin
16 BAB. 16 Bertemu
17 BAB. 17 Alasan
18 BAB. 18 Kenyataan
19 BAB. 19 Rahasia
20 BAB. 20 Mencari
21 BAB. 21 Ikhlas
22 BAB. 22 Kabar
23 BAB. 23 Dijemput
24 BAB. 24 Mulai Mencintai
25 BAB. 25 Nevan Padantya
26 BAB. 26 Masa Lalu
27 BAB. 27 Ketahuan
28 BAB. 28 Pembangkang
29 BAB. 29 Meminta maaf
30 BAB. 30 Berdua
31 BAB. 31 Memilihmu
32 BAB. 32 Ibrahim
33 BAB. 33 Merepotkan
34 BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35 BAB. 35 Kehilangan
36 BAB. 36 Merasa Bersalah
37 BAB. 37 Terkejut
38 BAB. 38 Pemulihan
39 BAB. 39 Ternyata
40 BAB. 40 Canggung
41 BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42 Give away time
43 BAB. 42 Yang pertama
44 BAB. 43 Di kunci
45 BAB. 44 Kenangan
46 BAB. 45 Pernyataan
47 BAB. 46 Tidak penting
48 BAB. 47 Berita
49 BAB. 48 Tidak tahu diri
50 BAB. 49 Tidak beres
51 BAB. 50 Aku pulang
52 BAB. 51 Marah atau Cemburu
53 BAB. 52 Bohong
54 BAB. 53 Berharap
55 BAB. 54 Rasa bersalah
56 BAB. 55 Ngidam
57 BAB. 57 Merasa
58 BAB. 58 Berubah - ubah
59 BAB. 59 Berbuka
60 BAB. 60 Panggilan
61 BAB. 61 Obrolan
62 Promo Karya Baru
63 BAB. 62 Pingsan
64 BAB. 63 Tidak sengaja
65 BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66 BAB. 65 Kepergok
67 BAB. 66 Penyambutan
68 BAB. 67 Waktunya
69 BAB. 68 Menguatkan
70 BAB. 69 Baby
71 BAB. 70 Kabar
72 BAB. 71 Pergi
73 BAB. 72 Belvana Almadina
74 BAB. 73 Pesan
75 BAB. 74 Sahabat
76 BAB. 75 Meminta
77 BAB. 76 Kotak coklat
78 BAB. 77 Memaksa
79 BAB. 78 Membujuk lagi
80 BAB. 79 Berkunjung
81 BAB. 80 Pertama
82 BAB. 81 Sempurna
83 BAB. 82 Wejangan Abbi
84 BAB. 83 Baby Pintar
85 Promo Karya Baru
86 BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87 BAB. 85 Curhatan Qilla
88 BAB. 86 Selingkuh part 2
89 BAB. 87 Rasa
90 BAB. 88 Dipaksa
91 BAB. 89 Perjuangan Qilla
92 BAB. 90 Kabar
93 BAB. 91 Duka
94 BAB. 92 Cemburu
95 BAB. 93 TAMAT
Episodes

Updated 95 Episodes

1
BAB. 1 Perjodohan
2
BAB. 2 Rahasia
3
BAB. 3 Dipercepat
4
BAB. 4 Permintaan
5
BAB. 5 Ingin Mandiri
6
BAB. 6 Perasaan lain
7
BAB. 7 Spesial
8
BAB. 8 Nyaman
9
BAB. 9 Mengalah
10
BAB. 10 Pulang
11
BAB. 11 Menutupi
12
BAB. 12 Jebakan
13
BAB. 13 Malas
14
BAB. 14 Cemburu
15
BAB. 15 Dingin
16
BAB. 16 Bertemu
17
BAB. 17 Alasan
18
BAB. 18 Kenyataan
19
BAB. 19 Rahasia
20
BAB. 20 Mencari
21
BAB. 21 Ikhlas
22
BAB. 22 Kabar
23
BAB. 23 Dijemput
24
BAB. 24 Mulai Mencintai
25
BAB. 25 Nevan Padantya
26
BAB. 26 Masa Lalu
27
BAB. 27 Ketahuan
28
BAB. 28 Pembangkang
29
BAB. 29 Meminta maaf
30
BAB. 30 Berdua
31
BAB. 31 Memilihmu
32
BAB. 32 Ibrahim
33
BAB. 33 Merepotkan
34
BAB. 34 Cemburu dan Emosi
35
BAB. 35 Kehilangan
36
BAB. 36 Merasa Bersalah
37
BAB. 37 Terkejut
38
BAB. 38 Pemulihan
39
BAB. 39 Ternyata
40
BAB. 40 Canggung
41
BAB. 41 Ngidam yang tertunda
42
Give away time
43
BAB. 42 Yang pertama
44
BAB. 43 Di kunci
45
BAB. 44 Kenangan
46
BAB. 45 Pernyataan
47
BAB. 46 Tidak penting
48
BAB. 47 Berita
49
BAB. 48 Tidak tahu diri
50
BAB. 49 Tidak beres
51
BAB. 50 Aku pulang
52
BAB. 51 Marah atau Cemburu
53
BAB. 52 Bohong
54
BAB. 53 Berharap
55
BAB. 54 Rasa bersalah
56
BAB. 55 Ngidam
57
BAB. 57 Merasa
58
BAB. 58 Berubah - ubah
59
BAB. 59 Berbuka
60
BAB. 60 Panggilan
61
BAB. 61 Obrolan
62
Promo Karya Baru
63
BAB. 62 Pingsan
64
BAB. 63 Tidak sengaja
65
BAB. 64 Kedatangan Abbi Ummi
66
BAB. 65 Kepergok
67
BAB. 66 Penyambutan
68
BAB. 67 Waktunya
69
BAB. 68 Menguatkan
70
BAB. 69 Baby
71
BAB. 70 Kabar
72
BAB. 71 Pergi
73
BAB. 72 Belvana Almadina
74
BAB. 73 Pesan
75
BAB. 74 Sahabat
76
BAB. 75 Meminta
77
BAB. 76 Kotak coklat
78
BAB. 77 Memaksa
79
BAB. 78 Membujuk lagi
80
BAB. 79 Berkunjung
81
BAB. 80 Pertama
82
BAB. 81 Sempurna
83
BAB. 82 Wejangan Abbi
84
BAB. 83 Baby Pintar
85
Promo Karya Baru
86
BAB. 84 Aysel Dilara Brahmana
87
BAB. 85 Curhatan Qilla
88
BAB. 86 Selingkuh part 2
89
BAB. 87 Rasa
90
BAB. 88 Dipaksa
91
BAB. 89 Perjuangan Qilla
92
BAB. 90 Kabar
93
BAB. 91 Duka
94
BAB. 92 Cemburu
95
BAB. 93 TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!