Hingga makan malam,Nissa sudah membuat chicken katsu dan salad sayur.Hanya dua potong ayam dan satu mangkok salad lalu sepiring nasi untuk Zavier.
Diam dan sangat hening sampai kedua nya selesai dan Nissa membersihkan meja.Ia bahkan langsung masuk ke kamar nya berganti baju.Keluar lagi dengan tangan yang sudah menumpuk buku buku tadi pagi ia beli.Menaiki tangga tujuan nya adalah mushola.
Zavier pun masih diam,ia membuka ponsel dan bermain main disana.Hanya sesekali bertanya sesuatu barang pada Nissa karena dia membutuhkan nya.
Merasa sudah mengantuk Zavi pun masuk ke kamar nya,jam di dinding menunjukkan pukul sebelas malam dan Nissa belum juga turun.Acuh tak ingin tahu istri nya sedang apa di atas Zavi masuk ke dalam kamar nya.
Hingga suara mengaji di masjid terdekat terdengar Zavi bangun.Meregangkan tangan nya dan ternyata sebelah nya kosong,ia pun langsung menoleh.Benar saja tidak ada Nissa di sebelah nya.
Beranjak dari ranjang.Ternyata lampu di ruangan lain pun masih menyala,mata nya melihat ke atas,kemungkinan Nissa tak turun sama sekali setelah ia masuk ke kamar yang sudah ia sulap menjadi mushola.Menaiki anak tangga satu persatu hingga Zavi sampai di sana.
Ceklek!!!
Tidak di kunci!!!
Ucap Zavi di dalam hati.Mengedarkan pandangan nya.
Tertidur masih dengan menggunakan mukena di atas meja kecil beralaskan sajadah.Di bawah lengan nya ternyata ada buku yang ia baca semalam.Tak jauh dari nya ada beberapa lagi dan Al Qur'an di sana.
Berjongkok mensejajarkan tinggi,Zavi bermaksud ingin memindahkan namun Nissa bergerak.Ia tak bangun hanya berganti posisi.
Melirik tirai yang masih tertutup,Zavi akhirnya hanya membuka tirai dan jendela mematikan AC. Ia meyakini angin yang berhembus dari luar membuat istrinya terbangun.
Akhirnya Zavi keluar dari sana dan kembali ke kamar.
.
.
.
Grepp!!
Zavi mencekal pergelangan tangan Nissa.
"Mau sampai kapan diam seperti ini?"
Nissa tak menjawab dan hanya melihat tangan nya yang di genggam.
"Apa pantas istri mendiamkan suami,bahkan tidur di ranjang yang berbeda.Bukan kah kamu di ajarkan untuk menemani dan melayani suami mu.Kenapa tidak tidur di kamar?!" ucap Zavi dan Nissa masih diam.
"Sebentar lagi Mamah kemari dan meminta ditemani belanja..Mungkin Mamah juga yang sudah meminta ijin Papah untuk ku tidak masuk kerja.."
Zavi mengambil roti tawar yang sudah disiapkan oleh Nissa dengan tangan kanan nya karena tangan kiri masih memegang lengan Nissa.
Baru selesai bicara bel sudah berbunyi.Kedua nya saling menoleh.
Zavi masih memegang lengan Nissa,ia berdiri dan membawa istrinya ke depan.
"Assalamualaikum,," Dan ternyata Galina yang datang.Ia melihat anak dan menantu nya dengan tangan yang bergandengan.
"Wa'alaikum salam..Mah?" Nissa mendekat dan memeluk mertua nya.Begitupula Zavi ia memeluk mamah nya.
Tangan Galina dan Nissa saling bertaut di pinggang.Galina masuk,dan ia sangat senang ternyata anak dan menantu nya sedang sarapan.
"Mamah mau,biar Nissa yang buat?" tawar Nissa dan wanita itu mengangguk.Nissa pun membuat roti tawar isi selai nanas untuk mertua nya.
Zavi mendekat dan membawa tentengan tas kecil dan bouqet bunga.
"Untuk Nissa mah.."
Nissa pun mengerutkan keningnya melihat itu.
"Untuk ku?" tanya nya dan Zavi mengangguk.
Melihat itu Galina sangat bahagia.
"Aku membeli nya kemarin pulang dari kantor..." tak melanjutkan ucapan nya,Zavi menatap tajam Nissa. Lelaki itu berharap Nissa tahu apa yang dia maksud.
"Romantis sekali anak Mamah!" ucap Galina,ia pun beralih pada roti di depan nya.
Zavi tiba tiba menarik pinggang Nissa dan berbisik di telinga istrinya.
"Maaf kan aku untuk kejadian kemarin!"
Mendengar itu Nissa mendongak,kedua nya saling menatap.
Jadi kedua hadiah yang diberikan tiba-tiba ini adalah suap untuk membujuk ku?..
"Ya ampun Zavi,semalam kurang atau bagaimana peluk pelukan di belakang Mamah.Kalau kurang Mamah mau pulang saja tidak jadi belanja"
Nissa pun mendorong dada Zavi ,karena tangan Zavi masih bertengger di pinggang nya.
Tersenyum hambar Zavi menggaruk kepala nya yang tak gatal.Ternyata mamah nya menoleh ke belakang dan tahu apa yang mereka lakukan.
"Ganti Nissa,mamah tidak mau pulang belanja kesiangan.Adik kalian bisa merengek ingin di ulangi jika tahu!"
Nissa tersenyum,sudah pasti Eleana dan Callista akan protes jika tidak di ajak.Apa lagi Eleana yang sudah memasuki umur dua puluh satu dan hampir seumuran dengan Nissa.Gadis itu sudah mulai senang merawat diri dan berdandan.
Nissa masuk kamar dengan membawa pemberian Zavi,bouqet bunga ia pindahkan ke vas bunga di atas meja rias dan kotak kecil berisi tasbih digital beserta cadar dengan warna yang senada.
Nissa tersenyum.Hatinya mudah sekali luluh hanya dengan pemberian seperti itu saja.
Ia pun memakai dan keluar dari kamar,melihat itu Zavi tersenyum.Begitu pula Nissa.
Ketiga nya keluar dari apartemen beriringan, genggaman tangan Galina di jemari Nissa seolah menggambar kan jika Nissa adalah anak menantu dan milik anaknya.Bisa dibayangkan jika kedua nya berjalan bersama,Galina yang selisih tiga belas tahun dengan Zavi.Seperti kakak beradik dengan menantu nya sendiri.
"Mamah Na..."
Suara yang tak asing lagi tentunya,Galina menoleh begitu pula Zavi dan Nissa.
Deg!!!
Mendadak Nissa merasakan hal yang lain di dadanya,ia pun menatap Zavii dan lelaki itu juga ternyata menatap Nissa.Mereka akan menunggu masing masing reaksi jika bertemu bersama seperti ini.
"Mina,kemari dengan siapa?" Galina dan Mina berpelukan.
"Teman Mina banyak disana Mah" jawab nya,ia menunjuk ke satu arah dan ternyata benar.
Gadis itu pun melihat bergantian Zavi dan Nissa,tak lupa melambaikan tangan dan hanya di balas senyuman oleh Zavi.
"Oooh Mina belum berkenalan dengan Nissa kan istri Zavi?" ucap Galina.
Mata Mina beralih ke Nissa "Belum mah..."
"Kalau begitu kenalan kan ini menantu Mamah istri Zavi kakak mu..Nissa"
Kedua nya berjabat tangan saling memeluk.
Padahal sudah pernah bertemu,tapi dia tak sedikit pun bicara itu di depan Mamah.
Ucap Nissa di dalam hati.
"Kenalkan kak,Mina.. Anak Bunda Mita,istri adik Papah Riza"
Nissa mengangguk "Senang bertemu dengan mu Mina"
Apa dia gadis yang kamu cintai Zavi?
Tanya nya dalam hati,Nissa kembali menoleh pada Zavi.Hatinya berkata lain hingga ia pura pura menghapus sesuatu di ujung mata.Padahal ia tidak ingin bertemu dengan gadis di depan nya selama Zavi masih dengan sikap yang sama terhadap Mina.
Astaghfirullah.
.
.
.
To be continue
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Ira Tri puspita
buat nisa minggat aj thor ,,,biar kapok zavi
2024-04-02
0
Syaiful Amri
lahhhh, imamnya bersikap seperti itu, ya makmum nya ngikut dong zavi.. please dech suami, jgn mau nya istri aj bersikap baik, sedangkan suami tak mau memikir kan perbuatan nya yg salah.
2024-04-01
0
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
sampai kapan nisa bertahan? lelah rasanya pasti.
2024-04-01
0