Bab 20 ~ Berhenti berdetak

Azzam menyandarkan tubuhnya pada kepala dipan sambil memegangi ponselnya yang berusaha terhubung kepada bunda Haura. Pria itu sekarang ada di motel, menyewa kamar lantaran tidak nyaman berada di rumah yang telah di sediakan pak Kiai. Terlebih setelah pembicaraannya beberapa jam lalu.

Jangankan untuk menerima, mendengarnya saja Azzam merasa berdosa dan menyelingkuhi istrinya, apalagi jika benar-benar melakukan.

Azzam tersenyum sembari mengucapkan salam kala panggilan videonya dijawab oleh sang bunda.

"Pasti mau menanyakan kabar istrinya," cibir bunda Haura.

"Apa Hayyah baik-baik saja Bunda? Ayah sudah datang untuk memeriksa?"

"Ayah mengatakan hari ini banyak perkembangan dari Hayyah Nak."

"Ada kemungkinan untuk sadar?"

"Tentu saja. Kita harus berdoa lebih rajin lagi dan percaya bahwa Allah tidak tidur."

"Maaf karena sempat ...."

"Jangan meminta maaf pada bunda, tetapi meminta maaflah pada Allah yang kamu ragukan kekuasaannya."

"Iya Bunda." Tatapan Azzam meredup. Ia seolah gagal menjadi manusia dengan meragukan Tuhannya, padahal baru diberi cobaan seperti ini.

Harusnya ia berusaha mencontoh nabi Ayub As. Nabi yang selalu pasrah dan sabar menerima ujian Allah selama 18 tahun lamanya. Bahkan saat Harta, keluarga di rengut secara bersamaan. Sementara ia yang baru diberi ujian dua minggu sudah mempertanyakan kuasa Tuhannya.

Azzam mengusap wajahnya kasar. Tanpa membuang waktu segera mengambil air wudhu dan shalat taubat. Memohon ampun atas dosa-dosa yang ia lakukan.

....

Perusahaan Azzam

Pak Haikan menatap perusahaan cukup besar di hadapannya sambil menghela napas panjang. Kali ini ia datang bukan untuk urusan pekerjaan, tetapi ingin bertemu CEO nya secara pribadi.

Baru saja pak Haikal akan melangkah masuk, ia pun bertemu asisten Azzam yang hendak pergi.

"Pak Hasan!" panggil pak Haikal.

"Hasan yang hendak menjemput keponakannya di sekolah mengurungkan niatnya pergi. Menghampiri pak Haikal, mertua dari bosnya meski tidak ada yang tahu.

"Saya ingin bertemu dengan pak Azzam, apa dia ada di perusahaan?"

"Pak Azzam sedang ada perjalanan ke luar kota, mungkin pulang lusa. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Hasan.

"Tidak ada, kalau begitu terima kasih." Haikal pun meninggalkan perusahaan Azzam.

Pria paruh baya itu ingin menanyakan hal apa yang putrinya ambil dari Azzam sehingga mencarinya. Hati pak Haikal tidak akan lega sebelum menyelesaikan masalah putrinya.

....

Kota Bandung ....

Azzam yang baru saja ceramah di depan para kaum adam dan kaum hawa pun segera meninggalkan panggung usai berpamitan. Ia memilih duduk di belakang panggung alih-alih berbincang ria seperti sebelumnya.

"Ustaz Azzam mau minum apa?" tanya putri bungsu pak Kiai.

"Aku tidak ingin minum apapun," jawab Azzam tanpa melirik sekalipun.

Alih-alih pergi, gadis itu malah duduk di kursi plastik dekat Azzam.

"Ustaz Azzam sudah bicara dengan Abi?"

"Hm."

"Bagaimana keputusan Ustaz?"

"Maaf, tapi aku tidak bisa menerima pinangan pak Kiai. Aku memiliki istri yang sangat aku cintai."

"Ustaz Azzam sudah menikah?" Gadis itu terbelalak. Ia yang mengagumi ustaz tampan itu sejak dulu, ternyata terlambat meminta abinya melamar Azzam.

"Hm." Azzam kembali ke panggung demi menghindari putri bungsu pak Kiai. Andai saja Hayyah sehat, mungkin saat ini gadis itu telah mendampinginya menjalani aktivitas seperti biasa.

Saat sore pun mulai menjelang, Azzam memisahkan diri dengan rombongan pondok. Besok adalah acara terakhir dan ia bisa pulang menemui Hayyah.

Tanpa istirahat lebih dulu, Azzam berniat menghubungi bundanya, tetapi panggilan masuk secara tiba-tiba dari nomor yang sama.

"Kabar Bunda baik?" tanya Azzam usai mengucapkan salam.

Tak ada jawaban di seberang telepon, yang terdengar hanya isakan kecil dari bunda Haura di sertai bunyi layar EKG yang semakin berisik. Belum lagi suara ayahnya yang memberikan perintah pada beberapa temannya.

"Bunda, Hayyah baik-baik saja kan?" Jantung Azzam berdetak tidak menentu saat ini.

"Bunda?"

"Pulang Nak."

"Hayyah kenapa bunda?"

"Pulang sekarang Nak."

"Jawab pertanyaan Azzam Bunda. Apa yang terjadi pada istri Azzam?" Suara Azzam mulai bergetar tetapi tidak kunjung mendapatkan respon dari bundanya.

"Azzam ...."

"Detak jantung istrimu berhenti Nak."

Bagai disambar petir, Azzam menjatuhkan ponselnya. Tulang-tulangnya terasa melunak mendengar kabar buruk itu. Ia baru saja ceramah tentang sebuah keikhlasan dan kesabaran, tetapi apakah Azzam bisa melakukan sesuai ceramahnya tadi siang?

Azzam langsung menyambar barang bawaannya dan mengambil ponsel yang terjatuh. Memesan tiket dengan pemberangkatan kilat tanpa peduli akan harganya. Sepanjang perjalanan pulang Azzam terus berdoa agar istri yang ia tunggu terbangun tidak tidur untuk selamanya.

Tanpa sadar air mata berhasil membasahi pipi Azzam. Pikiran dan hati Azzam tidak tenang selama perjalanan. Ia terus beristigfar agar tidak lepas kendali.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih dua jam, termasuk menunggu pesawat take off, kemacetan di jalan dan perjalanan menuju rumah sakit. Akhirnya Azzam sampai di depan pintu ruangan perawatan istrinya.

Di dalam sana tidak ada suara kebisingan terdengar seperti di telepon. Semuanya tampak sepi seolah tak ada penghuni di dalamnya. Azzam sampai takut membuka ruangan itu dan tidak menemukan istrinya yang tertidur.

Udara dingin lantaran gerimis di luar tak mampu menghapus keringat di tubuh Azzam akibat berlarian di tengah kemacetan. Pria itu menggelengkan kepalanya sambil mengepalkan tangan kuat-kuat.

"Aku ikhlas ya Allah," lirihnya kemudian membuka pintu.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

aduh kok aku juga ikut deg"an ya

2024-05-07

1

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

keren banget novelnya alurnya

2024-04-23

1

Valencia Attara

Valencia Attara

dah dig dug 🥺🥺🥺🥺🥺

2024-04-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2 Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3 Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4 Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5 Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6 Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7 Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8 Bab 8 ~ Pamit
9 Bab 9 ~ Bukan jodoh
10 Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11 Bab 11 ~ Bunda Haura
12 Bab 12 ~ Bu Hayyah
13 Bab 13 ~ Kembali melupakan
14 Bab 14 ~ Benda tumpul
15 Bab 15 ~ Dia Istriku
16 Bab 16 ~ Allah bersama kita
17 Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18 Bab 18 ~ Harta paling berharga
19 Bab 19 ~ Menikah lagi?
20 Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21 Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22 Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23 Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24 Bab 24 ~ Mas Adam?
25 Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26 Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27 Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28 Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29 Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30 Bab 30 ~ Azzam Membual
31 Bab 31 ~ Penyakit Hati
32 Bab 32 ~ Di Penjara
33 Bab 33 ~ Akad Nikah
34 Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35 Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36 Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37 Bab 37 ~ Kunjungan
38 Bab 38 ~ Taaruf
39 Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40 Bab 40 ~ Terluka
41 Bab 41 ~ Pindah Rumah
42 Bab 42 ~ Cinta sederhana
43 Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44 Bab 44 ~ Menghindar
45 Bab 45 ~ Ancaman
46 Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47 Bab 47 ~ Kabar Buruk
48 Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49 Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50 Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51 Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52 Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53 Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54 Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55 Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56 Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57 Bab 57 ~ Sisa waktu
58 Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59 Bab 59 ~ Obat lelah
60 Bab 60 ~ Berbaikan
61 Bab 61 ~ Paket
62 Bab 62 ~ Ending
63 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2
Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3
Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4
Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5
Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6
Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7
Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8
Bab 8 ~ Pamit
9
Bab 9 ~ Bukan jodoh
10
Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11
Bab 11 ~ Bunda Haura
12
Bab 12 ~ Bu Hayyah
13
Bab 13 ~ Kembali melupakan
14
Bab 14 ~ Benda tumpul
15
Bab 15 ~ Dia Istriku
16
Bab 16 ~ Allah bersama kita
17
Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18
Bab 18 ~ Harta paling berharga
19
Bab 19 ~ Menikah lagi?
20
Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21
Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22
Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23
Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24
Bab 24 ~ Mas Adam?
25
Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26
Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27
Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28
Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29
Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30
Bab 30 ~ Azzam Membual
31
Bab 31 ~ Penyakit Hati
32
Bab 32 ~ Di Penjara
33
Bab 33 ~ Akad Nikah
34
Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35
Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36
Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37
Bab 37 ~ Kunjungan
38
Bab 38 ~ Taaruf
39
Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40
Bab 40 ~ Terluka
41
Bab 41 ~ Pindah Rumah
42
Bab 42 ~ Cinta sederhana
43
Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44
Bab 44 ~ Menghindar
45
Bab 45 ~ Ancaman
46
Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47
Bab 47 ~ Kabar Buruk
48
Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49
Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50
Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51
Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52
Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53
Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54
Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55
Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56
Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57
Bab 57 ~ Sisa waktu
58
Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59
Bab 59 ~ Obat lelah
60
Bab 60 ~ Berbaikan
61
Bab 61 ~ Paket
62
Bab 62 ~ Ending
63
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!