Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup

Azzam berdiri dari duduknya kala suara warga mulai mereda, ia menatap kepala desa dan imam desa yang ada di hadapannya. "Mungkin pernikahan aku dan Hayyah terjadi karena kecelakaan. Meski begitu, buatlah terkesan karena ini momen sekali seumur hidup untuk aku dan Hayyah," ucapnya kemudian meninggalkan rumah kepala desa.

Jika boleh jujur ia sedikit kecewa pada warga desa. Bisa-bisanya tidak ada yang mempercayai dirinya setelah apa yang dia lakukan selama hampir setengah tahun di desa tersebut. Namun, balik lagi kepada pandangan dan pikiran masing-masing, Azzam tidak bisa memaksakan kehendak mereka.

"Nak Azzam!" panggil bu Fatmah. "Apa keputusan mu sudah bulat Nak? Bagaimana dengan orang tuamu di kota?"

"Keputusan Azzam sudah bulat Bu, tolong bantu Hayyah untuk bersiap. Dia tidak tahu apapun karena kehilangan ingatan hampir seluruhnya."

"Baiklah." Bu Fatmah menghela napas panjang. Segera menuju rumah bersama Hayyah di sampingnya. Perempuan itu menoleh sebentar untuk menatap ekspresi datar Azzam.

....

"Apa kita tidak akan mengabari Azzam terlebih dahulu Mas?" tanya Haura, wanita paruh baya itu duduk di meja riasnya dan telah siap untuk ke desa.

"Mas sudah menghubunginya berulang kali tetapi tidak aktif. Tahu sendiri jaringan di sana sangat susah. Kita berangkat sekarang saja agar bisa sampai sebelum matahari tenggelam."

"Baiklah Mas." Haura pun beranjak dan menyambar tas tangannya. Wanita paruh baya itu tampak cantik dengan balutan gamis berwarna coklat susu di padukan hijab syar'i sepanjang lutut.

"Apakah Aisyah sudah siap?" tanya Harun.

"Sepertinya sudah Mas, aku sudah memberitahukan semalam. Aku tidak sabar bertemu orang tua Aisyah dan membicarakan niat baik kita."

"Sabar Sayang." Harun mengamit pinggang istrinya menuruni anak tangga satu persatu.

Di bawah sana mereka melihat Aisyah sedang sibuk keluar masuk dapur membawa sesuatu.

"Apa yang kamu lakukan Nak?" tanya Haura.

"Membuatkan teh hangat dan kue Bunda. Kita bisa sarapan ringan sebelum berangkat."

"Harusnya tidak perlu repot-repot Ais."

Haura tersenyum, ia segera duduk dan mencicipi teh hangat buatan Aisyah. Selama tinggal di rumahnya, gadis itu tak pernah melewatkan teh hangat atau susu hangat di meja istirahat. Padahal putrinya sendiri sangat jarang melakukan ketika ada di rumah.

Usai menghabiskan teh dan kuenya, mereka pun bergegas meninggalkan rumah. Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang terjadi lantaran mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Bunda, apa Ustaz Azzam mengetahui semua ini? Bagaimana jika Ustaz Azzam memiliki perempuan dambaannya?" tanya Aisyah.

"Azzam belum tahu Nak, tetapi Azzam pernah menitipkan pesan pada Bunda. Dia mengatakan akan bersedia menikah setelah pulang dari desa. Saat bunda bertanya apakah dia mempunyai perempuan dambaan, dia mengatakan perempuan dambaannya adalah pilihan bunda."

"Syukurlah." Aisyah menunduk dan tersenyum kecil. Hatinya merasa tenang mengetahui Azzam sedang tidak mencintai siapa pun. Ia tidak ingin hubungannya nanti di bangun karena keterpaksaan.

....

Berangkat jam sembilan pagi, Haura, Aisyah dan Harun baru sampai di desa setelah ba'da Ashar. Mereka bahkan singgah di masjid untuk menunaikan ibadah lantaran tidak ingin terlewatkan meski dalam perjalanan.

Aisyah turun lebih dulu dari mobil dan mempersilahkan orang tua Azzam memasuki rumah. Sayangnya rumah sederhana itu di gembok dari luar, pertanda pemiliknya sedang tidak ada.

"Tamu ibu Fatmah ya?" tanya tetangga yang kebetulan lewat. "Astaga Ais, kamu cantik sekali sampai aku pikir orang lain." Tetangga itu terkejut kala Aisyah membalik tubuhnya.

"Masyaallah, terima kasih Bu. Kalau boleh tahu ibu di mana?" tanya Aisyah lembut.

"Ada di rumah pak Imam, di sana ada pernikahan tiba-tiba karena kepergok berpelukan di gubuk dataran tinggi."

"Astagfirullah," gumam Haura.

"Sepertinya kamu tahu siapa Ais, dia ustaz yang tinggal di rumah bu Fatmah."

Deg, jantung Haura berdetak tidak menentu mendengar clue yang diberikan oleh tetangga itu. "Tunggu apa lagi Mas, kita harus pergi ke rumah pak Imam!" desak Haura.

Harun pun mengangguk, segera melajukan mobilnya menuju rumah iman desa. Di depan rumah banyak anak-anak maupun orang dewasa yang berkumpul sehingga menimbulkan sedikit kemacetan.

Haura yang sudah tidak sabar segera turun dari mobil, berjalan terburu-buru di keramaian dengan mata berkaca-kaca. Takut jika orang yang digrebek benar putranya.

Baru saja menapaki anak tangga rumah panggung, suara saksi mengucapkan kata Sah telah terdengar di telinga Haura. Saat sampai di dalamnya ia mendapati putra pertamanya sedang duduk di depan pak Imam dan punggung tangan putranya di cium oleh perempuan yang bahkan Haura tidak kenal.

"Azzam?" panggilnya.

"Bunda?" Azzam sangat terkejut melihat keberadaan bundanya di ambang pintu.

"Jadi benar kamu Nak?"

"Bunda, Azzam ...." Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Haura telah jatuh pingsan. Beruntungnya cepat di tangkap oleh Harun sehingga tidak menimpa warga.

Azzam langsung bangkit dari duduknya. Mengendong bundanya meninggalkan rumah yang terasa panas itu. Setelah sampai di rumah bu Fatmah. Azzam membaringkan bundanya di ranjang yang telah disediakan oleh Aisyah. Duduk di bibir ranjang dan menggenggam tangan yang terasa dingin tersebut.

"Maafkan Azzam Bunda," lirih Azzam terus mengecup punggung tangan bundanya, berbeda dengan Aisyah yang duduk di atas ranjang dan sibuk mengoleskan minyak kayu putih.

Sementara di luar kamar, Harun sedang mencari informasi lebih jelas dari ibu Fatmah juga pak Joko. Di sisi lain Hayyah duduk di kursi rotan sambil mencengkeram gaun pengantin yang ia pakai saat ditemukan oleh Azzam di pinggir sungai. Suasananya sangat canggung, ia merasa bodoh lantaran orang yang ia kenal meninggalkannya begitu saja di rumah imam desa. Andai bukan pak Joko yang mengajaknya pulang, mungkin dia masih duduk di sana seperti orang gila.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

si bunda telat mungkin si azzam sekarang udah nikah

2024-04-17

2

Arsyad Al Ghifari 🥰

Arsyad Al Ghifari 🥰

kasihan hayyah di lupakan begitu saja 😔

2024-03-28

1

Nena Anwar

Nena Anwar

Aisyah udah seneng banget mau dijodohin sama Azzam gk taunya zonk Azzamnya udah nikah duluan sama Hayyah, sabar ya Aisyah itu berarti Azzam bukan jodohmu,,,yah Azzam kenapa lupa akan Hayyah sih, saking kagetnya melihat Bunda Haura datang langsung pingsan pula Azzam ninggalin Hayyah sang istri

2024-03-27

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2 Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3 Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4 Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5 Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6 Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7 Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8 Bab 8 ~ Pamit
9 Bab 9 ~ Bukan jodoh
10 Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11 Bab 11 ~ Bunda Haura
12 Bab 12 ~ Bu Hayyah
13 Bab 13 ~ Kembali melupakan
14 Bab 14 ~ Benda tumpul
15 Bab 15 ~ Dia Istriku
16 Bab 16 ~ Allah bersama kita
17 Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18 Bab 18 ~ Harta paling berharga
19 Bab 19 ~ Menikah lagi?
20 Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21 Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22 Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23 Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24 Bab 24 ~ Mas Adam?
25 Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26 Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27 Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28 Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29 Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30 Bab 30 ~ Azzam Membual
31 Bab 31 ~ Penyakit Hati
32 Bab 32 ~ Di Penjara
33 Bab 33 ~ Akad Nikah
34 Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35 Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36 Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37 Bab 37 ~ Kunjungan
38 Bab 38 ~ Taaruf
39 Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40 Bab 40 ~ Terluka
41 Bab 41 ~ Pindah Rumah
42 Bab 42 ~ Cinta sederhana
43 Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44 Bab 44 ~ Menghindar
45 Bab 45 ~ Ancaman
46 Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47 Bab 47 ~ Kabar Buruk
48 Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49 Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50 Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51 Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52 Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53 Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54 Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55 Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56 Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57 Bab 57 ~ Sisa waktu
58 Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59 Bab 59 ~ Obat lelah
60 Bab 60 ~ Berbaikan
61 Bab 61 ~ Paket
62 Bab 62 ~ Ending
63 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2
Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3
Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4
Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5
Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6
Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7
Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8
Bab 8 ~ Pamit
9
Bab 9 ~ Bukan jodoh
10
Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11
Bab 11 ~ Bunda Haura
12
Bab 12 ~ Bu Hayyah
13
Bab 13 ~ Kembali melupakan
14
Bab 14 ~ Benda tumpul
15
Bab 15 ~ Dia Istriku
16
Bab 16 ~ Allah bersama kita
17
Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18
Bab 18 ~ Harta paling berharga
19
Bab 19 ~ Menikah lagi?
20
Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21
Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22
Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23
Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24
Bab 24 ~ Mas Adam?
25
Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26
Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27
Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28
Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29
Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30
Bab 30 ~ Azzam Membual
31
Bab 31 ~ Penyakit Hati
32
Bab 32 ~ Di Penjara
33
Bab 33 ~ Akad Nikah
34
Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35
Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36
Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37
Bab 37 ~ Kunjungan
38
Bab 38 ~ Taaruf
39
Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40
Bab 40 ~ Terluka
41
Bab 41 ~ Pindah Rumah
42
Bab 42 ~ Cinta sederhana
43
Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44
Bab 44 ~ Menghindar
45
Bab 45 ~ Ancaman
46
Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47
Bab 47 ~ Kabar Buruk
48
Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49
Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50
Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51
Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52
Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53
Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54
Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55
Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56
Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57
Bab 57 ~ Sisa waktu
58
Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59
Bab 59 ~ Obat lelah
60
Bab 60 ~ Berbaikan
61
Bab 61 ~ Paket
62
Bab 62 ~ Ending
63
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!