Bab 13 ~ Kembali melupakan

Mengetahui bahwa Hayyah dan Bundanya sedang berada rumah sakit, Azzam pun rela meninggalkan rapat yang baru berlangsung beberapa menit. Pria itu bahkan meminta maaf pada seluruh karyawannya lantaran telah membuang waktu mereka dengan hal sia-sia seperti ini.

Tak membutuhkan waktu lama, Azzam pun sampai di rumah sakit milik ayahnya. Berjalan cepat menuju ruangan VVIP khusus keluarga besar Edelweis. Ia membuka pintu secara terburu-buru dan mendapati orang tuanya berdiri di samping brankar sang istri.

"Kenapa Hayyah bisa tiba-tiba pingsan Bunda?" tanya Azzam usai mengucapkan salam.

"Bunda juga tidak tahu Nak. Tadi Bunda dan Hayyah singgah di sekolah TK kamu, katanya dia seperti mengenal sekolah itu. Saat menemani Hayyah masuk, tubuhnya tiba-tiba berkeringat dan jatuh pingsan."

Azzam menghela napas panjang, ia duduk di kursi tepat di samping brankar dan menatap gadis yang masih belum sadar padahal beberapa menit telah berlalu.

"Sepertinya istri kamu tidak bisa menahan gejolak kesakitan kala ingatan berusaha memasuki otaknya," ujar ayah Harun, dokter yang turun tangan untuk memeriksa kondisi menantunya.

"Apakah cederanya separah itu Ayah?"

"Sepertinya iya. Amnesia pasca trauma memiliki dua aspek. Melupakan ingatan masa lalu pasca kecelakaan atau sulit mengingat kejadian usai kecelakaan."

"Lalu apa yang akan Ayah lakukan pada istri Azzam?" Ustaz muda itu menatap ayahnya dengan raut kebingungan.

"CT Scan untuk mengetahui keseluruhan cedera istrimu. Tapi kita bisa melakukannya setelah dia sadar." Dokter Harun beralih pada istrinya. "Sayang, biarkan Azzam bersama istrinya di sini."

"Iya Mas." Haura pun mengikuti suaminya menuju ruangan lain, menyisakan Azzam yang kembali menatap wajah pucat Hayyah.

"Aku baru saja merasa senang mengetahui ada seseorang yang mengenalmu Hayyah, tapi menapa malah membuatku khawatir di hari yang sama?" lirih Azzam.

Entahlah, tapi rasa tanggung jawab itu seolah tertanam di hatinya terlebih sekarang Hayyah adalah istri yang harus ia bimbing ke jalan jauh lebih baik.

Allah tidak akan memberikan cobaan pada umatnya jika mereka tidak mampu. Jika cobaan itu datang padamu, artinya kamu bisa dan kuat untuk menyelesaikannya meski harus terluka.

Kelopak mata yang mulai bergerak membuat Azzam tersenyum. Ia meraih tangan Hayyah. Namun, baru saja akan berucap tangan yang sempat ia genggam ditarik cukup kasar.

"Siapa kamu?" tanya Hayyah dengan kening mengerut.

"Aku suamimu Hayyah."

"Tapi aku belum menikah, aku ...."

"Kita sudah menikah." Azzam memperlihatkan foto pernikahan yang menjadi Background ponselnya.

"Benarkah? Kapan itu terjadi?"

"Beberapa hari yang lalu. Sepertinya kamu melupakan hal penting lagi Hayyah. Tapi tidak apa-apa aku akan menemanimu untuk kembali normal."

"Jadi kamu benar suamiku?"

"Hm."

....

"Apa kamu menemukan petunjuk tentang keberadaan Hayyah?" Pertanyaan itu kembali terlontar dari mulut pak Haikal. Sejak kepergian putrinya, pria paruh baya itu tidak berselera melakukan apapun. Bahkan tubuhnya semakin kurus memikirkan penderitaan Hayyah yang seperti apa di luar sana.

"Papa tidak boleh hanya terpaku pada kak Hayyah saja. Lihatlah, ayah semakin kurus. Airin juga merasa sakit kak Hayyah pergi, tapi kita harus mengikhlaskannya agar kak Hayyah tenang Pa."

"Benar yang dikatakan Airin, Mas. Kita harus ikhlas demi kebahagiaan putri kita."

"Tidak segampang itu. Hayyah adalah satu-satunya harta yang papa miliki." Haikal beranjak dari duduknya tanpa menghabiskan makan malam.

Airin dan mamanya yang melihat itu menghela napas panjang. Entah dengan cara apalagi mereka meyakinkan bahwa Hayyah telah pergi. Andai gadis itu masih hidup, dia pasti kembali menemui mereka bukan malah bersembunyi.

"Apa suamimu bersikap sama Nak?"

"Iya Ma, harinya di penuhi oleh Hayyah dan Hayyah. Airin sampai muak mendengarnya. Airin menyesal telah ...." Ucapan Airin berhenti kala mendengar salam dari ruang tamu. Ia pun beranjak dan menghampiri suaminya yang baru pulang. Entah bekerja atau sibuk mencari Hayyah.

"Mau makan malam dulu?" tanya Airin.

"Tidak, aku sudah makan malam di luar." Adam melenggang ke kamarnya setelah menyerahkan tas kerja juga jas yang sejak tadi berada di tangan.

Airin pun mengikuti langkah Adam menuju kamar. Duduk di sisi ranjang, menunggu sang suami selesai mandi. Ia mendekati kala pria itu keluar dalam keadaan segar dan hanya mengenakan handuk.

"Sejak menikah kamu tidak pernah menyentuhku Mas. Sekarang aku akan memberikan hakmu meski hanya pengantin pengganti kakakku sendiri." Airin mengelus dada bidang Adam.

"Aku lelah Airin, kita bisa melakukannya lain kali." Menyingkirkan tangan Airin dari dadanya dan langsung memakai baju.

"Lain kali yang kamu ucapkan sudah puluhan kali Mas."

"Airin, kumohon jangan mencari perdebatan aku benar-benar lelah."

"Lelah mencari Hayyah," sindir Airin tersenyum kecut. Saat itulah Adam langsung berbalik dan menatap Airin.

"Kenapa kau tidak senang aku mencari Hayyah? Harusnya kamu bersyukur aku mati-matian mencari kakakmu Airin."

"Karena kamu mencintainya."

"Meski aku mencintainya aku tidak bisa memilikinya lagi karena kita sudah menikah. Aku mencarinya bukan untuk kembali, tetapi memastikan dia baik-baik saja. Aku akan hidup tenang setelah menemukan Hayyah entah bernyawa atau tidak!"

"Aku tidak tahu apa yang dimiliki Hayyah sampai dia begitu di sayangi semua orang." Airin melenggang pergi dengan perasaan kecewa. Namun, Adam sama sekali tidak peduli.

Pria itu malah berbaring di ranjang dan memejamkan matanya. Sudah hampir setengah bulan, tetapi ia belum menemukan kabar apapun.

"Apakah aku harus menyerah untuk mencarinya? Apa benar dia sudah meninggal?"

Terpopuler

Comments

Pujiati Astuti

Pujiati Astuti

semoga semua yang terjadi pada Hayyah cepat terbongkar siapa dalang yang sudah membuat Hayyah menghilang

2024-03-30

1

Hasbi Kc

Hasbi Kc

terkadang orang yg paling jahat itu orang yg paling dekat dgn kita,ya seperti Airin ini kayaknya dia yg sudah mencelakai hayya

2024-03-30

1

Eva Karmita

Eva Karmita

lanjut thoooorr 🔥💪🥰

2024-03-30

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2 Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3 Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4 Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5 Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6 Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7 Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8 Bab 8 ~ Pamit
9 Bab 9 ~ Bukan jodoh
10 Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11 Bab 11 ~ Bunda Haura
12 Bab 12 ~ Bu Hayyah
13 Bab 13 ~ Kembali melupakan
14 Bab 14 ~ Benda tumpul
15 Bab 15 ~ Dia Istriku
16 Bab 16 ~ Allah bersama kita
17 Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18 Bab 18 ~ Harta paling berharga
19 Bab 19 ~ Menikah lagi?
20 Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21 Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22 Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23 Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24 Bab 24 ~ Mas Adam?
25 Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26 Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27 Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28 Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29 Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30 Bab 30 ~ Azzam Membual
31 Bab 31 ~ Penyakit Hati
32 Bab 32 ~ Di Penjara
33 Bab 33 ~ Akad Nikah
34 Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35 Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36 Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37 Bab 37 ~ Kunjungan
38 Bab 38 ~ Taaruf
39 Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40 Bab 40 ~ Terluka
41 Bab 41 ~ Pindah Rumah
42 Bab 42 ~ Cinta sederhana
43 Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44 Bab 44 ~ Menghindar
45 Bab 45 ~ Ancaman
46 Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47 Bab 47 ~ Kabar Buruk
48 Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49 Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50 Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51 Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52 Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53 Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54 Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55 Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56 Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57 Bab 57 ~ Sisa waktu
58 Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59 Bab 59 ~ Obat lelah
60 Bab 60 ~ Berbaikan
61 Bab 61 ~ Paket
62 Bab 62 ~ Ending
63 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2
Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3
Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4
Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5
Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6
Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7
Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8
Bab 8 ~ Pamit
9
Bab 9 ~ Bukan jodoh
10
Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11
Bab 11 ~ Bunda Haura
12
Bab 12 ~ Bu Hayyah
13
Bab 13 ~ Kembali melupakan
14
Bab 14 ~ Benda tumpul
15
Bab 15 ~ Dia Istriku
16
Bab 16 ~ Allah bersama kita
17
Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18
Bab 18 ~ Harta paling berharga
19
Bab 19 ~ Menikah lagi?
20
Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21
Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22
Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23
Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24
Bab 24 ~ Mas Adam?
25
Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26
Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27
Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28
Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29
Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30
Bab 30 ~ Azzam Membual
31
Bab 31 ~ Penyakit Hati
32
Bab 32 ~ Di Penjara
33
Bab 33 ~ Akad Nikah
34
Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35
Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36
Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37
Bab 37 ~ Kunjungan
38
Bab 38 ~ Taaruf
39
Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40
Bab 40 ~ Terluka
41
Bab 41 ~ Pindah Rumah
42
Bab 42 ~ Cinta sederhana
43
Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44
Bab 44 ~ Menghindar
45
Bab 45 ~ Ancaman
46
Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47
Bab 47 ~ Kabar Buruk
48
Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49
Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50
Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51
Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52
Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53
Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54
Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55
Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56
Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57
Bab 57 ~ Sisa waktu
58
Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59
Bab 59 ~ Obat lelah
60
Bab 60 ~ Berbaikan
61
Bab 61 ~ Paket
62
Bab 62 ~ Ending
63
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!