Bab 18 ~ Harta paling berharga

Azzam diam-diam memperhatikan raut wajah pak Haikal kala berhasil memperlihatkan foto Hayyah yang berada di dalam ponselnya. Reaksi alami seorang ayah, pak Haikal langsung merebut ponsel Azzam dan menghapus foto tersebut.

"Di mana kamu mengambil foto putri saya? Jangan karena kamu rekan kerja saya, kamu lancang menyimpan foto Hayyahku!" bentak pak Haikal.

"Tenang lah Pak, saya mempunyai urusan dengan putri pak Haikal. Dia mengambil sesuatu yang berharga dalam diri saya kemudian menghilang."

Pak Haikal menggelengkan kepalanya. "Putri saya tidak mungkin mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Jangan memfitnahnya meski dia sudah tidak ada, pak Azzam. Dia harta paling berharga dalam hidup saya dan saya benci mendengar keburukannya." Mata pak Haikal memerah. Rasa rindu bercampur marah sedang menyatu.

Rasa sakit seorang ayah yang ditinggalkan putri pertamanya tanpa harus melihat jasad lebih dulu. Jika ada orang yang datang padanya membawa Hayyah dan meminta imbalan semua harya yang ia miliki. Haikal akan memberikannya tanpa harus berpikir lagi.

"Sudah tidak ada?"

Pak Haikal tergugu, tubuh pria itu seakan melemah. Sampai saat ini dia tidak ingin mengakui bahwa putrinya telah tiada, tetapi satu bulan telah berlalu mustahil seseorang akan hidup di aliran sungai yang deras.

"Hayyahku menghilang tepat di hari pernikahannya. Adiknya mengatakan mereka dicegat perampok di jalan dan Hayyah tidak sengaja terjatuh ke sungai dengan arus yang deras." Pak Haikal menunduk. "Katakan apa yang dia ambil dari pak Azzam, saya akan menggantinya agar dia tenang di sana."

"Bagaimana jika putri pak Haikal masih hidup?"

"Saya pun merasa seperti itu tapi fakta berkata lain. Maaf karena membahas hal seperti ini di jam kerja." Pak Haikal beranjak dari duduknya tanpa pamit pada Azzam.

"Bukan pak Haikal," lirih Azzam. Ia mengeluarkan daftar nama dan mencoret nama pak Haikal di dalamnya. Sekarang yang harus ia temui adalah Airin, perempuan yang pak Haikal sebutkan tadi

Namun, tidak untuk hari ini mengingat sudah lama ia meninggalkan istrinya. Mungkin saja Hayyah terbangun dan mencari dirinya. Azzam bergegas meninggalkan cafe tersebut.

....

Sama seperti malam-malam sebelumnya, Azzam akan menghabiskan waktunya duduk di samping brankar sambil melantunkan ayat-ayat suci. Berharap suaranya mampu menembus alam bawah sadar Hayyah dan hatinya tergerak untuk kembali.

Di balik pintu, bunda Haura meneteskan air matanya. Ia kasihan melihat betapa menderita putranya saat ini. Kurang tidur dan jarang tersenyum seperti dulu. Haura tidak menyesal merestui hubungan Azzam dengan Hayyah, hanya saja hatinya sakit mendapati putra yang selalu ia doakan kebahagiaannya tak kunjung merasakan hal itu.

Bunda Haura menutup mulutnya agar isakan itu tidak terdengar. Ia berbalik dan langsung memeluk sang suami kala menyadari kedatangannya.

"Mas Harun, tolong lakukan yang terbaik untuk menantuku. Aku tidak mampu melihat Azzam seperti ini," lirihnya dalam pelukan.

"Mas sudah berusaha Sayang, bersabarlah. Bukankah buah dari kesabaran sangat indah?"

"Aku selalu ingin bersabar, tapi aku tidak mampu melihat putraku hancur."

"Haura Sayang, percayalah ketidak mungkinan akan menjadi mungkin jika Allah sudah berkehendak. Alih-alih bersikap seperti ini, mari kita luluhkan sang pemilik hati agar mengembalikan kebahagiaan putra kita," bisik Harun merengkuh tubuh istrinya.

Sementara di dalam ruangan perawatan, Azzam meraih tangan istrinya dan mengelus secara perlahan. "Aku berhasil bertemu pak Haikal, Hayyah. Sepertinya dia sangat merindukanmu. Apa kamu tidak ingin bangun dan menemuinya, Sayang? Pak Haikal hancur setelah kepergianmu."

"Bukan hanya pak Haikal, aku pun merasakan hal yang sama."

"Bangunlah istriku, aku takut goyah akan keyakinanku pada Allah."

....

Azzam yang hendak berangkat bekerja harus mengurungkan niatnya kala sang Bunda datang berkunjung ke ruangan perawatan Hayyah. Mata bunda Haura terlihat bengkak seolah baru saja menangis. Menyadari hal itu Azzam pun mendekati bundanya, mengusap pipi wanita yang telah melahirkannya ke dunia.

"Mata Bunda bengkak. Bunda menangis karena sesuatu?" tanyanya lembut.

"Tidak Nak, bunda hanya terlalu banyak tidur akhir-akhir ini."

"Benarkah?"

"Iya Sayang."

"Syukurlah. Azzam tidak suka jika melihat bunda bersedih. Oh Iya, ada apa bunda datang pagi-pagi seperti ini? Istri Azzam bisa dijaga oleh suster."

"Bunda ingin menyampaikan pesan pak Kiai di pondok. Pak kiai mengajakmu ke luar kota untuk mengisi beberapa ceramah Nak."

"Maaf Bunda, tapi Azzam tidak bisa meninggalkan ...."

"Pergilah Nak, ada bunda di sini yang menjaga istrimu. Sebarkan kebaikan di luar sana agar banyak orang yang mendoakan kebahagiaanmu."

Azzam menundukkan kepalanya, beberapa menit kemudian ia berlutut di depan bunda Haura tanpa peduli setelan jas yang ia kenakan kusut.

"Azzam sepertinya sudah gila Bunda," lirih Azzam tak ingin menatap bundanya yang ikut berlutut.

"Apa maksudmu Nak?"

"Azzam mulai goyah Bunda. Azzam mulai meregukan Allah. Azzam merasa selama ini Allah tidak pernah ada untuk Azzam. Azzam benar-benar sudah gila." Pria tampan yang mempunyai gelar Ustaz itu mulai terisak di pangkuan bundanya.

Keyakinan dan pikiran yang berusaha ia jaga agar tidak ternodai oleh keraguan mulai goyah karena Hayyah tidak kunjung terbangun.

"Istighfar Nak. Allah selalu ada untuk kita. Mungkin Allah mempunyai rencana yang indah untukmu dan Hayyah, itulah mengapa memberimu ujian seperti ini."

"Maafkan Azzam Bunda."

"Pergilah Nak, ikut pak Kiai dan tenangkan pikiranmu. Ingatlah bahwa Allah selalu bersama kita. Jangan pernah meragukan-Nya."

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

nah bener tuh si airin tuh pasti pelakunya

2024-05-07

1

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

😭😭😭😭😭 ikut sedih deh

2024-05-07

1

Lilik Juhariah

Lilik Juhariah

hiks hiks hiks azam

2024-04-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2 Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3 Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4 Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5 Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6 Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7 Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8 Bab 8 ~ Pamit
9 Bab 9 ~ Bukan jodoh
10 Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11 Bab 11 ~ Bunda Haura
12 Bab 12 ~ Bu Hayyah
13 Bab 13 ~ Kembali melupakan
14 Bab 14 ~ Benda tumpul
15 Bab 15 ~ Dia Istriku
16 Bab 16 ~ Allah bersama kita
17 Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18 Bab 18 ~ Harta paling berharga
19 Bab 19 ~ Menikah lagi?
20 Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21 Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22 Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23 Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24 Bab 24 ~ Mas Adam?
25 Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26 Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27 Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28 Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29 Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30 Bab 30 ~ Azzam Membual
31 Bab 31 ~ Penyakit Hati
32 Bab 32 ~ Di Penjara
33 Bab 33 ~ Akad Nikah
34 Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35 Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36 Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37 Bab 37 ~ Kunjungan
38 Bab 38 ~ Taaruf
39 Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40 Bab 40 ~ Terluka
41 Bab 41 ~ Pindah Rumah
42 Bab 42 ~ Cinta sederhana
43 Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44 Bab 44 ~ Menghindar
45 Bab 45 ~ Ancaman
46 Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47 Bab 47 ~ Kabar Buruk
48 Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49 Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50 Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51 Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52 Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53 Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54 Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55 Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56 Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57 Bab 57 ~ Sisa waktu
58 Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59 Bab 59 ~ Obat lelah
60 Bab 60 ~ Berbaikan
61 Bab 61 ~ Paket
62 Bab 62 ~ Ending
63 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2
Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3
Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4
Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5
Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6
Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7
Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8
Bab 8 ~ Pamit
9
Bab 9 ~ Bukan jodoh
10
Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11
Bab 11 ~ Bunda Haura
12
Bab 12 ~ Bu Hayyah
13
Bab 13 ~ Kembali melupakan
14
Bab 14 ~ Benda tumpul
15
Bab 15 ~ Dia Istriku
16
Bab 16 ~ Allah bersama kita
17
Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18
Bab 18 ~ Harta paling berharga
19
Bab 19 ~ Menikah lagi?
20
Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21
Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22
Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23
Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24
Bab 24 ~ Mas Adam?
25
Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26
Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27
Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28
Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29
Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30
Bab 30 ~ Azzam Membual
31
Bab 31 ~ Penyakit Hati
32
Bab 32 ~ Di Penjara
33
Bab 33 ~ Akad Nikah
34
Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35
Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36
Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37
Bab 37 ~ Kunjungan
38
Bab 38 ~ Taaruf
39
Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40
Bab 40 ~ Terluka
41
Bab 41 ~ Pindah Rumah
42
Bab 42 ~ Cinta sederhana
43
Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44
Bab 44 ~ Menghindar
45
Bab 45 ~ Ancaman
46
Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47
Bab 47 ~ Kabar Buruk
48
Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49
Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50
Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51
Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52
Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53
Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54
Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55
Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56
Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57
Bab 57 ~ Sisa waktu
58
Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59
Bab 59 ~ Obat lelah
60
Bab 60 ~ Berbaikan
61
Bab 61 ~ Paket
62
Bab 62 ~ Ending
63
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!