Bab 4 ~ Malu pada anak-anak

Hayyah yang biasanya datang ke masjid untuk belajar mengaji, kini lebih memilih berdiam diri di rumah seperti orang bodoh. Awalnya ia semangat untuk belajar lantaran yang meminta adalah Azzam, tetapi semuanya meredup akibat ucapan anak-anak di masjid. Hayyah malu jika harus ditertawakan oleh anak kecil.

"Memangnya salah jika orang bodoh ingin belajar?" gumam Hayyah seraya menatap nanar pagar kayu milik ibu Fatmah. Sekarang pikiran gadis itu tertuju pada masjid. Di mana Azzam akan tersenyum pada anak-anak yang pria itu ajar. "Aku tidak tahu makanya belajar, kenapa mereka seolah mengejek?" lanjutnya.

Hayyah terus menggerutu sampai tidak menyadari yang tadinya Ashar telah berubah menjadi magrib. Ibu Fatmah pun datang entah dari mana.

"Mau shalat bersama Nak?" tanya ibu Fatmah.

"Hayyah tidak tahu bacaannya Bu. Hayyah juga tidak tahu shalat magrib berapa rakaat."

Bu Fatmah membulatkan matanya, mungkin terkejut akan ucapan Hayyah. Terlebih gadis itu bukan lagi anak kecil.

"Ibu juga ingin menertawakanku?"

Bu Fatmah buru-buru menggelengkan kepalanya. "Tidak Nak, ibu hanya terkejut. Mari kita shalat bersama. Ibu akan memberitahumu rakaatnya dan baca-bacaan setelahnya."

"Terima kasih Bu."

Hayyah pun mengikuti langkah bu Fatmah menuju ruangan yang dikhususkan untuk shalat, padahal rumah itu terbilang sempit. Hanya ada dua kamar. Saat Azzam tinggal di sana pun, ia tidur di depan Tv.

....

"Hati-hati pulangnya, jangan saling dorong. Mengambil sendal harus tertib," ujar Azzam pada anak-anak.

"Iya Ustaz tampan!" sahut anak-anak dan segera keluar dari masjid.

Azzam pun ikut keluar, berjalan sambil memperhatikan anak didiknya yang berbaris rapi hanya untuk mengambil sendal. Melihatnya membuat Azzam bangga. Apa yang selalu ia ajarkan selalu dilakukan dengan benar.

Pandangan Azzam beralih pada lantai masjid kala ustazah menghampirinya dan mengucapkan salam.

"Perempuan bernama Hayyah tidak datang ke masjid sore ini Ustaz. Apa Ustaz Azzam tahu kenapa?" tanya Ustazah Indira.

"Aku tidak tahu, mungkin dia memiliki kesibukan lain. Mari." Azzam melanjutkan langkahnya tanpa menatap Indira, padahal gadis itu sangat cantik. Ilmu agamanya pun sangat sebanding dengan dirinya.

Namun, entah kenapa hati Azzam sama sekali tidak tergerak untuk mencintai siapa pun untuk saat ini. Ia belum siap dan takut tak bisa membahagiakan istrinya nanti.

Sebelum pulang ke kontrakan yang baru ia dapatkan, Azzam mengunjungi rumah ibu Fatmah. Ingin menanyakan alasan mengapa Hayyah tidak datang, padahal kemarin sangat bersemangat.

Sesampainya di rumah bu Fatmah, Azzam mengucapkan salam dan dijawab oleh Hayyah.

"Mas Azzam sudah pulang?" tanyanya basa-basi. Mendekati untuk meraih tangan Azzam, tetapi pria itu menyembunyikan tangannya.

"Kenapa tidak datang ke masjid untuk belajar?"

"Aku malu Mas."

"Malu kenapa?" Azzam menatap dedaunan bunga setelah duduk di teras rumah dengan jarak cukup jauh bersama Hayyah.

"Anak-anak menertawakan aku yang tidak tahu apa-apa. Bahkan saat shalat mereka mengejek. Aku tidak mengingat apapun, bahkan satu huruf pun."

"Maksud kamu?"

"Ibu Fatmah memberiku buku ini, tapi aku tidak bisa membacanya." Hayyah memberikan buku tuntunan shalat lengkap pada Azzam.

"Kamu lupa semuanya? Tapi kenapa bisa mengingatku yang jelas-jelas tidak pernah bertemu denganmu?"

"Aku tidak tahu." Hayyah menunduk. Jika boleh jujur ia pun hampir gila menghadapi dirinya. Bangun dari tidurnya ia malah tidak tahu apapun, bahkan sekedae mengenali huruf dan angka. Saat ingin belajar, semua orang malah menganggapnya remeh.

"Kalau begitu belajar!"

"Aku tidak mau belajar jika bukan mas Azzam gurunya. Aku malu pada mereka. Katanya aku sudah besar tapi tidak tahu apa-apa." Suara Hayyah semakin merendah dan itu menarik perhatian Azzam.

Lelaki itu melirik sebentar dan melihat setetes air mata terjatuh. Ada apa dengan hatinya? Ia seakan ikut merasakan penderitaan Hayyah saat ini. Berada di lingkungan asing tanpa ingatan di memori.

"Selain mengajar mengaji di masjid, aku membangun sebuah gubuk untuk tempat belajar anak-anak setiap hari minggu pagi hingga siang, jika kamu benar-benar serius ingin belajar, datanglah ke sana."

"Aku tidak akan pergi jika ada anak-anak Mas. Aku benar-benar malu."

"Duduk dan perhatikan saja apa yang aku ajarkan. Aku yakin kamu bukan bodoh, kamu hanya melupakan semuanya."

"Aku tidak bodoh?" Mendongak menatap Azzam.

"Hm."

"Terima kasih sudah berkata seperti itu Mas."

....

Kota ....

Di dalam rumah yang tampak mewah, terdapat sepasang suami istri yang sedang bertengkar. Sang pria tak pernah mau mendengarkan semua ucapan istrinya lantaran percaya bahwa putrinya masih hidup. Tetapi sang istri tetap bersikeras mengatakan putri mereka telah meninggal tepat di hari kehilangannya.

"Sampai kapan kamu akan denial seperti ini Mas? Hayyah telah meninggalkan kita untuk selamanya!" ucap wanita paruh baya.

"Jangan sekali-kali ucapkan itu. Hayyah masih hidup, putriku pasti baik-baik saja. Kenapa kau sangat keras kepala?"

"Kamu yang keras kepala Mas. Jika Hayyah benar-benar hidup, kita sudah menemukannya. Satu minggu sudah berlalu dan tak ada kabar apapun!"

"Sebelum mas melihat jasadnya secara langsung, mas tidak akan percaya apapun!" Pria paruh baya itu segera meninggalkan kamar. Ia terlalu muak menghadapi ke keras kepalaan istrinya.

Saat di anak tangga, ia berpapasan dengan gadis cantik dua tahun di bawah Hayyah. "Apa kamu menemukan kabar tentang kakakmu Nak?"

"Tidak Pa. Airin menyesal telah membuat kak Hayyah hilang. Harusnya malam itu bukan Airin yang membawa kak Hayyah."

"Di mana suami mu?" tanya Haikal, ayah dari Hayyah.

"Di kamar." Airin tersenyum.

Sebenarnya yang akan menikah malam itu adalah Hayyah, tetapi karena Hayyah di culik oleh seseorang Airin lah yang menikahi calon suami Hayyah.

Terpopuler

Comments

Arsyad Al Ghifari 🥰

Arsyad Al Ghifari 🥰

biar lah di katai suudzon .apa Airin dan ibunya hayyah adalah sodara dan emak tiri .ya .dan yang membuat hayyah hilang itu mereka berdua biar Airin yang menikah dengan adam

2024-03-26

1

Yunia Afida

Yunia Afida

suudzon boleh g, kayaknya ulah airin deh

2024-03-25

1

Ros sy

Ros sy

puasa2 gini boleh su'udzon nggak sih..sedikiiiit saja boleh ya..mungkin ibu tadi bukan ibu kandung Hayyah..dia cuma ibu tiri dan adik Hayyah tadi cuma adik tiri..karena adik tiri Hayyah suka sama calon suami Hayyah makanya mereka merencanakan penculikan kepada Hayyah atau mungkin bisa di bilang mereka sengaja melenyapkan Hayyah supaya adik tirinya bisa menikah dg calon suami Hayyah..kalau ibu tadi ibu kandung Hayyah dia tidak akan semudah itu menganggap Hayyah meninggal padahal jasad Hayyah belum di temukan..haluku sih gitu 🤭

2024-03-25

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2 Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3 Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4 Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5 Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6 Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7 Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8 Bab 8 ~ Pamit
9 Bab 9 ~ Bukan jodoh
10 Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11 Bab 11 ~ Bunda Haura
12 Bab 12 ~ Bu Hayyah
13 Bab 13 ~ Kembali melupakan
14 Bab 14 ~ Benda tumpul
15 Bab 15 ~ Dia Istriku
16 Bab 16 ~ Allah bersama kita
17 Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18 Bab 18 ~ Harta paling berharga
19 Bab 19 ~ Menikah lagi?
20 Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21 Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22 Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23 Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24 Bab 24 ~ Mas Adam?
25 Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26 Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27 Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28 Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29 Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30 Bab 30 ~ Azzam Membual
31 Bab 31 ~ Penyakit Hati
32 Bab 32 ~ Di Penjara
33 Bab 33 ~ Akad Nikah
34 Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35 Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36 Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37 Bab 37 ~ Kunjungan
38 Bab 38 ~ Taaruf
39 Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40 Bab 40 ~ Terluka
41 Bab 41 ~ Pindah Rumah
42 Bab 42 ~ Cinta sederhana
43 Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44 Bab 44 ~ Menghindar
45 Bab 45 ~ Ancaman
46 Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47 Bab 47 ~ Kabar Buruk
48 Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49 Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50 Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51 Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52 Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53 Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54 Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55 Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56 Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57 Bab 57 ~ Sisa waktu
58 Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59 Bab 59 ~ Obat lelah
60 Bab 60 ~ Berbaikan
61 Bab 61 ~ Paket
62 Bab 62 ~ Ending
63 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2
Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3
Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4
Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5
Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6
Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7
Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8
Bab 8 ~ Pamit
9
Bab 9 ~ Bukan jodoh
10
Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11
Bab 11 ~ Bunda Haura
12
Bab 12 ~ Bu Hayyah
13
Bab 13 ~ Kembali melupakan
14
Bab 14 ~ Benda tumpul
15
Bab 15 ~ Dia Istriku
16
Bab 16 ~ Allah bersama kita
17
Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18
Bab 18 ~ Harta paling berharga
19
Bab 19 ~ Menikah lagi?
20
Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21
Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22
Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23
Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24
Bab 24 ~ Mas Adam?
25
Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26
Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27
Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28
Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29
Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30
Bab 30 ~ Azzam Membual
31
Bab 31 ~ Penyakit Hati
32
Bab 32 ~ Di Penjara
33
Bab 33 ~ Akad Nikah
34
Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35
Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36
Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37
Bab 37 ~ Kunjungan
38
Bab 38 ~ Taaruf
39
Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40
Bab 40 ~ Terluka
41
Bab 41 ~ Pindah Rumah
42
Bab 42 ~ Cinta sederhana
43
Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44
Bab 44 ~ Menghindar
45
Bab 45 ~ Ancaman
46
Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47
Bab 47 ~ Kabar Buruk
48
Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49
Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50
Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51
Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52
Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53
Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54
Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55
Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56
Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57
Bab 57 ~ Sisa waktu
58
Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59
Bab 59 ~ Obat lelah
60
Bab 60 ~ Berbaikan
61
Bab 61 ~ Paket
62
Bab 62 ~ Ending
63
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!