Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!

Sepeninggalan ayahnya, Airin segera menuju kamar untuk bertemu dengan sang suami. Ia mendapati suaminya sedang siap-siap padahal baru saja pulang bekerja. Airin pun menghampiri lantaran penasaran Adam akan ke mana malam-malam seperti ini.

"Mas Adam mau ke mana? Memangnya tidak lelah harus pergi lagi padahal baru pulang?" tanya Airin.

"Tidak ada kata lelah untuk mencari keberadaan Hayyah."

"Apa kamu tidak pernah memikirkan perasaan aku Mas? Aku istrimu, kenapa di pikiranmu hanya Hayyah?"

"Harusnya bukan kamu yang aku nikahi Airin. Jika saja tidak terjadi sesuatu pada Hayyah, dialah yang menjadi istriku."

"Tapi tetap saja ...."

"Aku akan mencarinya." Adam pun meninggalkan kamar, menyisakan Airin dengan perasaan berkecamuk. Sejak dulu hingga saat ini Hayyah selalu berhasil mengambil kebahagiaannya. Entah lingkungan pertemanan, kasih sayang ayah dan sekarang pria yang sangat ia cintai.

....

"Nak Ais, boleh bunda bertanya sesuatu Nak?" tanya Haura kala mereka sedang duduk bertiga di meja makan pagi ini.

Yang di panggil pun segera menghentikan aktivitas makannya. "Boleh Bunda."

"Kamu punya seseorang yang kamu sukai Nak? Atau pria impian yang ingin mempersunting dirimu?"

Aisyah terdiam, tentu saja gadis cantik nan solehah itu mempunyai pria yang ia dambakan. Tetapi ia tidak tahu apakah pria itu juga menginginkan dirinya sebagai seorang istri dan hidup sesurga bersama.

"Kenapa Bunda bertanya demikian?"

"Bunda sedang mencarikan seorang istri untuk Azzam. Jika kamu belum punya tambatan hati, bunda ingin meminta kesediaan dirimu menjadi istrinya Nak."

Aisyah seketika menundukkan kepalanya, gadis yang selalu berhijab panjang itu tak pernah menyangka bunda Haura akan berbicara hal seperti ini. Ayolah siapa yang tidak ingin menikahi Azzam? Selain tampan, ustaz muda itu paham agama dan lulusan universitas Al-Azhar Kairo.

Yang Aisyah tahu, sejak kembali, Azzam hanya fokus pada urusan akhiratnya saja dan menjadikan dunia hanya tempat persinggahan semata. Tidak ada orang yang akan membuang waktunya mengabdi pada desa kecil tanpa bayaran secuil pun bukan? Bahkan Azzam telah banyak mengeluarkan uang untuk keperluan anak-anak di desa.

"Ais ikut apa kata orang tua Bunda, karena Ais yakin pilihan orang tua tidak pernah salah."

"Ayah senang mendengarnya Nak. Setelah semua urusan ayah selesai, kita akan datang ke desa untuk bertemu orang tua mu." Harun tersenyum lebar. Hatinya lega Aisyah bersedia menjadi calon istri putranya.

Setelah berbicara panjang lebar di meja makan, Harun pun bergegas ke rumah sakit begitu juga dengan Haura ke toko donatnya yang semakin berkembang dan memiliki cabang di beberapa tempat.

Sementara di tempat lain, yakni sebuah desa. Hayyah sengaja bangun pagi-pagi sekali. Mandi dan memakai pakaian pemberian ibu Fatmah yang sangat tertutup. Jika boleh jujur ia gerah, tetapi hanya melakukan ini semua Azzam ingin berbicara dengannya.

"Ibu, Hayyah harus melakukan apa?" tanya Hayyah pada ibu Fatmah.

"Tidak perlu melakukan apapun Nak. Kamu baca-baca buku pemberian ibu saja," balas bu Fatimah yang tidak tahu bahwa Hayyah bahkan tidak bisa membaca.

"Iya Bu." Hayyah mengangguk, berjalan keluar rumah dan duduk di teras. Berharap dapat melihat Azzam pagi-pagi seperti ini.

"Apa aku harus seperti ustazah itu agar mas Azzam ingin menerimaku? Mas Azzam pasti malu mempunyai istri bodoh sepertiku," gumam Hayyah. Meski Azzam selalu berkata mereka bukan suami istri, ia tetap tidak percaya lantaran ingatannya hanya tertuju pada Azzam saja.

....

Sulitnya sinyal di desa membuat Azzam sedikit kesusahan jika akan menghubungi seseorang di kota. Pria itu akan mengunjungi tempat yang jauh demi melancarkan pekerjaannya. Misal datang ke dataran tinggi seperti saat ini.

Pria itu duduk di rumah-rumah yang sering kali di tempati para warga jika ingin menelepon. Azzam memangku laptopnya di mana terdapat banyak file-file penting di dalamnya. Di telinga pria itu ada ponsel yang menempel dan terhubung pada asistennya di kota.

"Bagaimana pekerjaan di sana Hasan? Apakah semuanya berjalan lancar?" tanya Azzam.

"Benar Pak semuanya berjalan lancar. Pak Azzam jangan lupa memeriksa file yang baru saja aku kirimkan."

"Aku susah memeriksa semuanya dan terdapat beberapa perbedaan angka dari laporan keuangan. Banyak selisih yang aku temukan Hasan. Siapa yang bertanggung jawab tentang berkas ini?"

"Manajer keuangan yang membawanya Pak."

"Suruh rangkum ulang, mungkin dia salah mengetik. Jika rangkuman berikutnya masih beda jauh, coba tanyakan dan ambil tindakan."

"Baik Pak."

Azzam pun memutuskan sambungan telepon, kemudian kembali fokus pada laptop di hadapannya. Bekerja dengan jarak jauh seperti ini memang susah, tetapi target Azzam mengabdi sekitar satu tahun lamanya. Jadi sebelum itu ia tidak akan kembali. Terlebih sekarang ia memiliki tanggung jawab pada seorang perempuan.

Langit yang tiba-tiba mendung di pagi hari seperti ini membuat Azzam mengurungkan niatnya untuk pulang dan memilih berteduh di sana. Beruntungnya tak ada satu orang pun di sana, padahal biasanya jika pagi-pagi seperti ini banyak warga menelepon sanak saudara yang merantau ke luar kota.

"Aku harus mencari keluarga Hayyah ke mana? Sementara perempuan itu sendiri tidak mengingat apapun," gumam Azzam yang pikirannya tiba-tiba tertuju pada gadis cantik itu.

Azzam melirik jam tangannya, ia hampir lupa hari ini ia punya jadwal membawa Hayyah ke rumah sakit bertemu dokter sebelumnya. Selain harga rumah sakit yang mahal, ongkos ke sana pun lumayan lantaran di tempuh kurang lebih 3 jam. Namun, Azzam tak mempermasalahkannya. Ia hanya tidak enak pada bu Fatmah jika terus menyusahkan dengan menyuruhnya ikut menemani.

"Kali ini aku mengajak siapa?" gumam Azzam.

Terpopuler

Comments

Arsyad Al Ghifari 🥰

Arsyad Al Ghifari 🥰

Aisyah anaknya Diana bukan ya

2024-03-26

1

Pujiati Astuti

Pujiati Astuti

kasihan Hayyah ngak ingat apa pun hanya namanya dan nama Azam aja yang ada dalam ingatannya

2024-03-26

1

Yunia Afida

Yunia Afida

ngajak hayyah aja

2024-03-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2 Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3 Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4 Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5 Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6 Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7 Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8 Bab 8 ~ Pamit
9 Bab 9 ~ Bukan jodoh
10 Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11 Bab 11 ~ Bunda Haura
12 Bab 12 ~ Bu Hayyah
13 Bab 13 ~ Kembali melupakan
14 Bab 14 ~ Benda tumpul
15 Bab 15 ~ Dia Istriku
16 Bab 16 ~ Allah bersama kita
17 Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18 Bab 18 ~ Harta paling berharga
19 Bab 19 ~ Menikah lagi?
20 Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21 Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22 Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23 Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24 Bab 24 ~ Mas Adam?
25 Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26 Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27 Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28 Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29 Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30 Bab 30 ~ Azzam Membual
31 Bab 31 ~ Penyakit Hati
32 Bab 32 ~ Di Penjara
33 Bab 33 ~ Akad Nikah
34 Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35 Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36 Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37 Bab 37 ~ Kunjungan
38 Bab 38 ~ Taaruf
39 Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40 Bab 40 ~ Terluka
41 Bab 41 ~ Pindah Rumah
42 Bab 42 ~ Cinta sederhana
43 Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44 Bab 44 ~ Menghindar
45 Bab 45 ~ Ancaman
46 Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47 Bab 47 ~ Kabar Buruk
48 Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49 Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50 Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51 Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52 Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53 Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54 Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55 Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56 Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57 Bab 57 ~ Sisa waktu
58 Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59 Bab 59 ~ Obat lelah
60 Bab 60 ~ Berbaikan
61 Bab 61 ~ Paket
62 Bab 62 ~ Ending
63 Istri untuk Suamiku
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1 ~ Aku bukan suamimu
2
Bab 2 ~ Membawa Hayyah ke rumah sakit
3
Bab 3 ~ Menuntunnya ke jalan yang benar
4
Bab 4 ~ Malu pada anak-anak
5
Bab 5 ~ Harusnya bukan kamu yang aku nikahi!
6
Bab 6 ~ Menikah karena digrebek
7
Bab 7 ~ Sekali untuk seumur hidup
8
Bab 8 ~ Pamit
9
Bab 9 ~ Bukan jodoh
10
Bab 10 ~ Ibadah seumur hidup
11
Bab 11 ~ Bunda Haura
12
Bab 12 ~ Bu Hayyah
13
Bab 13 ~ Kembali melupakan
14
Bab 14 ~ Benda tumpul
15
Bab 15 ~ Dia Istriku
16
Bab 16 ~ Allah bersama kita
17
Bab 17 ~ Tidur terlalu lama
18
Bab 18 ~ Harta paling berharga
19
Bab 19 ~ Menikah lagi?
20
Bab 20 ~ Berhenti berdetak
21
Bab 21 ~ Kehilangan seorang istri
22
Bab 22 ~ Ingatan yang hilang
23
Bab 23 ~ Jodoh yang tertunda
24
Bab 24 ~ Mas Adam?
25
Bab 25 ~ Menginginkan hal yang sama dalam pernikahan
26
Bab 26 ~ Hanya seorang Ustaz
27
Bab 27 ~ Kita berjodoh jika kamu mau
28
Bab 28 ~ Kalung Mama Hagia
29
Bab 29 ~ Satu Miliar untuk Hayyah
30
Bab 30 ~ Azzam Membual
31
Bab 31 ~ Penyakit Hati
32
Bab 32 ~ Di Penjara
33
Bab 33 ~ Akad Nikah
34
Bab 34 ~ Aku pernah Aborsi
35
Bab 35 ~ Mertua dan ipar idaman
36
Bab 36 ~ Siapa pria itu?
37
Bab 37 ~ Kunjungan
38
Bab 38 ~ Taaruf
39
Bab 39 ~ Ada apa dengan Aira?
40
Bab 40 ~ Terluka
41
Bab 41 ~ Pindah Rumah
42
Bab 42 ~ Cinta sederhana
43
Bab 43 ~ Tak mungkin bersatu
44
Bab 44 ~ Menghindar
45
Bab 45 ~ Ancaman
46
Bab 46 ~ Keputusan pak Joko
47
Bab 47 ~ Kabar Buruk
48
Bab 48 ~ Bunda gagal, Zam
49
Bab 49 ~ Kembali ke sekolah
50
Bab 50 ~ Allah maha pemaaf
51
Bab 51 ~ Kamu melakukannya suka sama suka?
52
Bab 52 ~ Menemui Dokter Anwar
53
Bab 53 ~ Hanya manusia biasa
54
Bab 54 ~ Tidak baik-baik saja
55
Bab 55 ~ Ini salahku, Mas
56
Bab 56 ~ Jangan temui ayah dan bunda
57
Bab 57 ~ Sisa waktu
58
Bab 58 ~ Melanggar perintah suami
59
Bab 59 ~ Obat lelah
60
Bab 60 ~ Berbaikan
61
Bab 61 ~ Paket
62
Bab 62 ~ Ending
63
Istri untuk Suamiku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!