Keesokan harinya axel sudah menunggu yura di luar rumah untuk berangkat kerja bersama.
Sekali pun sudah mengetahui kenyataannya axel tidak mampu untuk menghindari wanita itu. Rasa pedulinya lebih besar dari pada rasa kecewanya.
"Axel udah lama?" tanya yura, yang melihat pria itu duduk di teras rumahnya.
"Tidak, hanya beberapa menit yang lalu" jawab axel.
Mereka pun berjalan memasuki mobil, dan melaju menuju kantor.
setelah beberapa menit mereka sudah sampai.
Axel masuk ke dalam ruangannya, begitu juga dengan yura.
Hari ini tidak ada miting, jadi tugas yura tidak terlalu berat.
Yura melanjutkan beberapa pekerjaannya.
tiba tiba ponselnya berdering, satu pesan dari axel. ia meminta agar yura datang keruangannya.
Tanpa membalas yura langsung berjalan menuju ruangan axel.
"Permisi pak" ucap yura sambil membuka pintu.
"Duduk sini ra" kata axel, yura pun duduk di depan axel. ia tidak tau apa yang akan di katakan bosnya itu.
"Yura. sebelumnya aku minta maaf, bukan maksudku untuk ikut campur masalah pribadimu" kata axel, sedangkan yura nampak memperhatikan pria yang ada di depannya.
"Ada apa pak?" tanya yura.
"Menurutku lebih baik kamu temui dia, beri tau kenyataannya jika kamu sudah mengandung anaknya, maafkan aku yura tapi saat ini kamu harus mengenyampingkan perasaanmu. pikirkan tentang anak kalian" sambung axel, sedangkan yura nampak terdiam. ia sama sekali tidak memiliki niat untuk menemui suaminya.
"Yura kamu tidak bisa egois, sekali lagi aku minta maaf telah ikut campur masalah pribadimu. tapi aku sudah menganggap kamu sebagai temanku" kata axel lagi. namun yura tak kunjung memberikan jawaban.
"Aku akan memikirkannya" sahut yura.
"Aku akan kembali keruanganku" sambung yura. ia beranjak dari duduknya dan pergi meninggalkan axel.
"Butuh keberanian untuk mengatakan ini padanya. mengatakan sesuatu yang bertolak belakang dengan hatiku" gumam axel..
Di gedung yang lain...
Elard tengah melamun, akhir akhir ini pekerjaannya sangat terbengkalai.
Ia tidak fokus dalam bekerja, memikirkan istrinya yang tidak kunjung di temukan.
"El sayang" ucap seorang wanita paruh baya yang membuat elard membuyarkan lamunannya.
"Ibu datang kemari dengan siapa?" tanya elard, yang melihat ibunya baru saja memasuki ruangannya.
"Sendiri el. ada yang ingin ibu katakan kepadamu" jawab ibu elard.
kemudian elard membawa ibunya untuk duduk di sebuah sofa yang berada di ruangannya.
"Ada apa bu? el sedang banyak pekerjaan" tanya elard.
Ibu el duduk di samping putranya dan membelai kepala elard dengan lembut.
"Nak ibu sudah memutuskan besok lusa kamu dan sifanya harus menikah" kata ibu el, tentu itu membuat elard sangat terkejut.
elard menyingkirkan tangan ibunya dan menjauhkan tubuhnya.
"Apa maksud ibu?" tanya elard.
"Ibu melakukan ini semua demi kebaikanmu el, dengarkan ibu kali ini saja" jawab ibu el.
Elard menggelengkan kepalanya tanda bahwa dirinya tidak setuju dengan keputusan sang ibu.
"Maaf bu, tapi aku sudah menikah" ucap elard tegas.
Ibu el menghembuskan nafasnya pelan dan coba menjelaskan sekali lagi kepada putranya.
"Ibu tau kamu sudah menikah, tapi lihatlah el istrimu tidak kunjung kembali bahkan dia meninggalkanmu tanpa alasan. ibu sudah tua el, ibu ingin melihat kamu bahagia.. kamu dan sifanya masih sangat mencintai. jadikan sifa istri ke duamu" jelas ibu el panjang lebar.
"Tidak bu, el akan menemukan yura secepatnya" elard masih kekeh dengan pendiriannya untuk tidak menikahi sifanya.
Sekalipun elard tidak mencintai yura, tapi dia tidak bermaksud ingin membagi hubungan pernikahannya.
"Baiklah el, ibu beri waktu sampai besok! jika kamu tidak bisa menemukan wanita itu, kamu harus bersedia menikah dengan sifanya besok lusa" kata ibu el, kemudian ia pergi meninggalkan putranya.
"Ibu!! ibu tidak bisa mengatur ku seperti ini" teriak elard saat ibunya sudah keluar dari ruangan itu.
Elard mengacak rambutnya dan membuang apa saja yang berada di depannya.
elard melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya, wajahnya terlihat sangat marah.
elard segera beranjak meninggalkan ruangannya. Ia berjalan menuju ruangan leo.
"Tuan apa ada sesuatu?" tanya leo saat elard baru saja masuk ke dalam ruangannya.
"Kunci mobil" kata elard sambil mengulurkan tangannya.
"Tuan akan kemana? biar saya antar" tanya leo, ia melihat wajah tuannya yang seperti sedang marah menahan emosi.
"Tidak perlu. berikan kuncinya" jawab elard.
"Tapi tuan..." kata kata leo terhenti.
"Berikan sekarang!!" bentak elard.
Leo segera memberikan kunci mobil itu kepada elard.
"Cepat cari istriku, hari ini dia harus sudah ketemu. kalau tidak akan aku penggal kepalamu" ancam elard, dan dia bergegas pergi.
Leo khawatir akan terjadi sesuatu kepada tuannya, mengingat kecelakaan yang pernah menimpa elard.
Leo memerintahkan anak buahnya untuk mengikuti elard.
Kini elard sudah berada di dalam mobil, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. entah kemana elerd akan pergi.
Tidak butuh waktu lama elard sudah sampai di depan gedung yang cukup tinggi. ia turun dari mobilnya dan melangkah memasuki gedung itu.
Elard menaiki lift menuju lantai 9. setelah sampai elard dengan cepat berjalan ke salah satu apartemen yang berada disana.
Dor.. dor.. dorr
elard mengetuk pintu apartemen itu dengan sangat kasar. seorang wanita membukakan pintu dari dalam sana, dan terkejut melihat siapa yang datang menemuinya.
"El" sahut sifanya dengan gugup.
"Ada apa el?" sambungnya lagi.
Elard langsung masuk ke dalam apartemen sifa, sedangkan sifa yang masih terkejut ia mematung di dekat pintu.
Kemudian sifa menutup pintu apartemennya dan menghampiri elard.
"Kanapa el?" tanya sifanya lagi.
"Apa yang kamu katakan kepada ibuku?" bukannya menjawab elard malah balik bertanya.
"Aku tidak mengatakan apa pun" jawab sifa.
Elard menatap wajah sifa, dilihatnya wajah gadis itu dengan baik baik. elard memikirkan apa dirinya masih mencintai sifanya atau tidak.
Elard sama sekali tidak merasakan apapun saat berada di dekat sifa saat ini.
"Dengarkan aku sifanya, aku tidak mencintaimu dan kamu harus membatalkan pernikahan kita" ucap elard dengan penuh penekanan.
"Kamu salah el, ibumu lah yang ingin kita menikah. tante tau kalau kita masih saling mencintai el" jawab sifanya.
tiba tiba elard mencengkram dagu sifanya kuat kuat, membuat wanita itu merintih kesakitan.
"Aku tidak mencintaimu sifanya!! dan aku tau kamu selalu mengadu dan mendesak ibuku agar aku menikahimu. semoga kamu tidak melupakan rasa sakit ini sifa" ucap elard sambil melepas tangannya dari wajah sifa dengan kasar.
Terlihat butiran bening keluar dari pelupuk mata wanita itu. ia tidak menyangka pria yang dulu sangat mencintainya bisa berbuat kasar.
kemudian elard pergi dari apartemen sifanya, ia menutup pintu dengan sangat kasar.
"El!!! kamu tidak bisa melakukan ini kepadaku" ucap sifanya, ia berlari keluar dari apartemennya, di lihat elard yang sama sekali tidak memperdulikan ucapannya.
"El aku akan tetap menikah denganmu!!! dan kamu akan menjadi milikku" teriaknya lagi, setelah dilihat elard sudah menghilang dari pandangannya.
Tubuh sifanya terkulai lemas di lantai, ia menangis sejadi jadinya. namun matanya menunjukkan bahwa ia sedang marah dan kecewa.
*****
happy reading🥰🥰
maaf jika masih ada typo 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Diana Dina
next thor mkn penasaran
2021-12-24
0
Mariana Pandiangan
berarti erald nya kurang berkuasa, masa 1 kota ngga ketemu
udh kayak film ku menangis aja, udh mau ketemu tapi ngga jadi jadi
aneh
2021-06-03
0
Adreena
perceraian blm di urus ke Jerman kok mau menikah aja...dasar perempuan matre
2021-05-22
1