Akhirnya mobil axel sudah sampai di halaman rumah yang kini di tempati yura, mereka turun dari mobil.
"Yura benarkah kamu baik baik saja?" tanya axel memastikan.
"Iya xel, aku cuman butuh istirahat maaf ya" jawab yura.
"Tidak apa-apa. kalau begitu aku pulang ya kamu istirahat saja" kata axel.
Setelah mobil axel hilang dari pandangannya, yura segera masuk ke dalam rumah. ia merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.
"Apa yang terjadi? mengapa perasaanku sangat tidak nyaman" guman yura sambil melihat langit langit kamarnya.
Kini elard sudah berada di ruang UGD selang infus sudah terpasang di salah satu lengannya.
Leo juga sudah berada di sana karena pihak rumah sakit menghubunginya.
tidak berapa lama ibu el dan sifanya datang.
mereka berjalan terburu buru.
"Leo bagaimana putraku?" tanya ibu el.
"Nyonya. tuan sedang mendapatkan perawatan" jawab leo.
"Kenapa bisa dia kecelakaan?" tanya sifanya tak kalah panik.
"Menurut saksi mata tuan mengendarai motor dengan kecepatan tinggi" tutur leo membuat tubuh paruh baya itu tergulai lemas.
Ibu el tau jika putranya sudah lama tidak mengendarai motor. lantas apa yang membuat ia mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.
"Nyonya bersabarlah, tuan akan baik baik saja" ucap leo.
"Kenapa kamu membiarkan elard naik motor, kamu tidak bisa menjaganya!!!" bentak ibu el sambil menangis.
Ia khawatir jika terjadi sesuatu yang parah, elard adalah putra satu satunya, dan tidak memiliki siapa pun lagi.
"Tante tenanglah" sahut sifanya sampil memegang tubuh ibu el.
Setelah hampir 1 jam dokter yang menangani elard keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana putraku?" tanya ibu el.
"Syukurlah tuan elard baik baik saja nyonya, kami sudah menjahit luka yang berada di kakinya. dan saat ini tuan sedang dalam pengaruh obat bius" jelas dokter yang menangani elard.
"Boleh kami menemuinya?" tanya leo.
"Tunggulah sesaat lagi tuan, kami akan memindahkan tuan ke ruang rawat VVIP" jawab dokter.
Elard pun di pindahkan ke ruang rawat yang memiliki fasilitas lengkap.
Ibu el duduk di samping putranya sambil menggenggam tangan elard yang terasa dingin.
"Leo cepat kamu urus semua keperluan putraku, dan jangan lupa urus juga motor yang di pakai el" kata ibu el.
"Baik nyonya" leo segera menjalankan semua apa yang di perintahkan ibu el.
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam namun elard belum sadar juga, ibu el dan sifanya dengan setia menemani elard.
"Tante aku belikan minum dan makan juga ya, dari siang tante belum makan" ucap sifanya.
"Iya sayang, hati hati ya" jawab ibu el, Sifanya pun pergi meninggalkan ibu el.
"I..bu" lirih elard yang baru saja tersadar, di lihat ibunya yang masih saja menangis.
"El kamu sudah sadar nak?" tanya ibu el sambil menyekah air matanya.
"Dimana ini bu?" tanya elard, masih dengan suara yang berat.
"Di rumah sakit nak kamu tadi kecelakaan. istirahatlah dan jangan bergerak dulu ya" kata ibu el sambil mengusap kening purtanya.
Elard mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ia kecelakaan.
"Ibu dimana istriku? aku tadi mengejarnya" tanya elard, tentu itu membuat ibu el terkejut.
Kini ibu el menyadari suatu hal, putranya seperti ini di sebabkan karena menantunya yang kabur dari rumah.
jelas itu membuat ibu el sangat marah.
"Bu.." panggil elard.
Ibu el nampak berfikir, sepertinya ini saatnya untuk mengelabuhi putranya agar membenci yura.
"Untuk apa kamu mencari istri tidak berguna itu el, dia sama sekali tidak memperdulikanmu" jelas ibu el.
"Apa maksud ibu?" tanya el lagi.
"Nak dia sama sekali tidak menemuimu, ntah kemana dia sekarang. hanya ibu dan sifanya yang setia menemani kamu nak" jelas ibu el.
Elard memejamkan matanya, ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
ntah kenapa perkataan ibunya membuat elard sangat kesal.
Tidak berapa lama sifa datang dengan membawa kantung berisi makanan.
"Tante makanlah dulu" kata sifa sambil meletakkan makanan di atas meja.
"Tante makan dulu ya, biar aku yang menemani elard dulu" sambung sifanya.
Akhirnya ibu el pergi menuju sofa di sudut ruangan itu, dan sifanya menggantikan ibu el duduk disebelah elard yang masih terbaring.
"El kamu sudah sadar?" tanya sifa.
"Hmm" jawab elard.
"El kenapa kamu seperti ini?" tanya sifanya lagi, perlahan ia memegang tangan elard. sedangkan elard tidak memiliki kekuatan untuk menolak tangan sifanya.
Elard hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan sifa.
**ini semua karena wanita tidak tahu diri itu, kaburlah yang jauh dan jangan pernah kembali. aku akan menggantikan posisimu yura** gumam sifanya.
*****
happy reading🥰🥰 jangan lupa like n vote yaa..
maaf jika masih ada typo🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Maria Binawati
stefa semoga cepat dibongkar kebusukannya
2021-03-02
0
Epifania R
ada ulat bulu
2021-02-23
0
Netty Margareta Agus
nama orang huruf besar ya. Sifanya bukan sifanya😊
2021-02-22
0