Yura berkeliling di taman itu, taman yg cukup luas. ada danau buatan, pohon yg rindang dan bunga bunga yg mulai layu.
"Padahal tamannya bagus, tapi kok gak terawat ya" kata yura pada dirinya sendiri.
Ia duduk di sebuah kursi di bawah pohon yg cukup rindang.
"Dari pada gak ada kerjaan mending aku bersiin aja" yura segera berlari menghampiri para penjaga yg menemaninya.
"Pak tolong ambilin, sapu, gunting rumpur, cangkul, air, pupuk dan blaa... bla.. blaaa..." ucap yura.
membuat penjaga itu saling bertatapan.
"Ihh malah main pandang pandangan, cepetan ambil yg aku minta tadi" perintah yura kepada pria berbadan besar itu.
dengan cepat mereka berlari mengambil semua yg di butuhkan yura.
"Senangnya mereka semua menurut hihi" gumam yura.
Tidak berapa lama meraka sudah datang membawa perkakas yg di minta yura.
"Letakkan disini" kata yura sambi menunjuk bangku yg kosong.
"Nona mau ngapain?" tanya salah satu penjaga.
"Mau bersihkan ini semua, oke kita mulai." kata yura.
yura memberikan sapu kepada penjaga A, gunting rumput kepada penjaga B, cangkul kepada penjaga C.
Mereka semua tercengang.
"Aish cepat ayo kerjakan!!" perintah yura.
dengan cepat mereka melakukan tugasnya masing masing.
**suruh siapa ngikutin aku terus** batin yura cekikikan.
yura segera meperbaiki bunga bunga yg layu. di gantinya tanah itu dengan tanah yg baru serta di beri pupuk.
tidak lupa yura menyiramnya.
di tata pot pot bunga itu dengan sangat cantik.
"Sabar ya.. besok kalian pasti akan tumbuh lagi" ucap yura kepada beberapa bunga yg sudah layu.
"Nona yura unik ya, dia berbeda dengan nona sifa"
"Iya bener, kalo dulu aku di jadikan budak sama non sifa. mentang mentang tuan elard manjain dia.. tapi kalo nona yura beda, aku aja di suruh nyapu kayak gini gak keberatan malah seneng banget. gak tau kenapa"
"Iya sama, sekalipun aku di suruh motong rumput keliling rumah ini, aku siap"
Itulah beberapa obrolan para penjaga yg membantu yura.
mereka tidak keberatan karena yura menyuruh mereka semua.
beberapa jam sudah berlalu...
"Huffhh capeknya" seru yura, ia beristirahat sejenak. yura menduduki kursi yg ada disana.
"wahh wahh ada pembantu baru" ucap seorang wanita paruh baya yg berada di belakang yura.
yura segera berdiri, dan melihat sumber suara tersebut.
"Tante" ucap yura melihat ternyata yg datang adalah ibu el, dan sifanya.
"Aku sudah menduga, el menikahimu hanya untuk di jadikan budak" kata ibu el.
"Iya tante, sangat cocok dengan dirinya." sambung sifanya.
"Ibu mertua dan sifa baru datang ya, silahkan masuk. aku akan menyiapkan teh untuk kalian" jawab yura ramah.
yura tau meraka tidak suka terhadap dirinya, sudah biasa yura menghadapi orang orang semacam ibu mertua dan sifanya.
Asam manisnya kehidupan sudah di rasakan yura.
"Ibu mertua?? bahkan aku tidak sudi memiliki menantu sepertimu" hardik ibu el.
membuat yura tersenyum masam.
"Tidak apa apa ibu mertua, bagaimanapun anda adalah ibu dari suami saya. itu artinya ibu mertua saya" jawab yura setenang mungkin.
"Gadis tidak tahu malu!!"
PLAK....
Ibu el menampar pipi yura.
"Nyonya apa yg anda lakukan" kata salah satu penjaga yg berada disana.
"Tidak apa apa pak, ibu mertua hanya menyambut saya sebagai menantunya" ucap yura. membuat mereka semua terkejut.
"Ayo sayang kita masuk" ajak ibu el kepada sifanya.
dengan raut tidak suka dua wanita itu meninggalkan yura, dan masuk ke dalam rumah elard.
"Nona anda baik baik saja?" tanya penjaga
"Iya pak gakpapa, kalian lanjutkan dulu ya." ucap yura.
yura masuk ke dalam rumah, ia pergi ke dapur untuk menyiapkan teh dan cemilan untuk ibu mertuanya.
"Nona biar saya yg melakukannya" kata nita, mengambil cangkir yg di pegang yura.
"Gakpapa, biar aku aja. aku ingin lebih dekat dengan ibu mertuaku" jawab yura.
Yura segera membuatkan teh dan meletakkan beberapa cemilan.
ia membawa nampan itu, dan di suguhkan di atas meja.
"Silahkan ibu" kata yura.
Ibu el menatap yura dari atas sampai bawah, benar benar tidak sebanding dengan sifanya.
"Kemarilah" ucap ibu el kepada yura.
yura mendekati ibu mertuanya.
Byurr.....
Ibu el menyiramkan teh panas itu ke tubuh yura.
"Aaaghhh" teriak yura. yg merasakan seluruh lengannya panas.
"Apa yg tante lakukan?" tanya sifanya terkejut.
"Tante ingin memberinya pelajaran!! berani beraninya dia sok perhatian" jawab ibu el.
"Tante gimana kalau dia mengadu kepada el?" bisik sifanya.
ibu el tampak berpikir, ia sangat takut jika putranya mengetahui hal ini.
"Berani kamu mengadu kepada putraku, akan aku patahkan tanganmu" ancam ibu el.
Yura memegang tangannya yg terasa sangat panas, ia berlari menuju kamarnya.
yura masuk ke dalam kamar mandi dan menyiram tangannya dengan air dingin.
"Hiks.. hiks.. hiks.." tangis yura. ia menangis di dalam kamar mandi.
yura terduduk menekuk kakinya dan mulai menangis.
Merasakan tamparan di pipinya, dan panas di tangannya.
"Jika dia tidak menyukaiku, kenapa tidak melarang anaknya untuk menikahiku... hikss" gumam yura.
"Tante, aku punya ide" ucap sifa kepada ibu el.
"Apa sayang?" tanya ibu el.
"Sebelum gadis itu mengadu kita harus membuat el marah kepadanya tante" jawab sifa. dan ibu el menyetujui .
tanpa mereka sadari, Nita mendengar dan melihat kejadian itu.
Cetar!!!
ibu el melempar cangkir di lantai, membuat cangkir itu pecah berserakan.
"Tante pura pura nangis ya, sambil nunggu el datang" kata sifa.
Yura segera keluar dari kamar mandi, dilihat pipinya yg masih merah bekas telapak tangan, dan lengannya yg melepuh.
yura segera mengambil baju lengan panjang untuk menutupi lukanya.
ia merebahkan tubuhnya di atas tempat
tidur.
Tidak berapa lama mobil elard sudah tiba di rumah mewahnya.
elard keluar dari mobilnya, dan melihat mobil ibunya sudah terparkir disana.
elard segera masuk kedalam rumah.
"Tante sabar tante!!" kata sifa, yg sedikit mengeraskan suaranya.
"Tante tidak menyangka dia seperti itu hu.. hu.. hu.." sahut ibu el yg menangis.
"Ada apa ini?" tanya elard.
ia melihat pecahan cangkir yg berserakan dan ibunya tengah menangis.
"El kamu udah pulang" sahut sifa dan berlari menghampiri elard.
"Ada apa ini?" tanya elard lagi.
"El ini semua karena istri jadi jadian kamu itu" kata sifa.
"Apa maksudmu?"
"El." panggil ibu el
Elard segera menghampiri ibunya dan duduk di sebelahnya.
"Kenapa bu? ibu kenapa menangis?" tanya elard kepada ibunya.
"Ini salah ibu, gak seharusnya ibu datang kemari" jawab ibu el yg masih terisak.
"Katakan bu!"
"Ibu tadi berniat ingin mengunjungi istrimu, karena setelah pernikahan ibu belum sempat kemari. ibu memang tidak suka dengan istrimu, tapi ibu hanya ingin mengetahui dia perempuan yg baik atau tidak. mungkin dia tersinggung dengan perkataan ibu, tapi tidak seharusnya dia... dia... hu.. hu..." jelas ibu el terputus.
"Dia mendorong tante sampai terjungkal ke sofa, dan dia membanting teh di hadapan itante. karena kesal.. padahal tante hanya memberitahu untuk bersikap baik dan jangan memanfaatkan dirimu el. tante hanya ingin memastikan istrimu wanita yg baik atau bukan" lanjut sifa berbohong.
"Tidak mungkin dia seperti itu!" sahut elard.
ia tau bahwa yura adalah wanita yg baik dan tidak akan pernah berbuat kasar kepada orang lain.
"El. kamu tau kan tante sedang sakit, untuk apa dia membuat masalah dengan istrimu. lihat saja setelah melakukan perbuatan itu ia pergi kekamarnya dan membiarkan tante menangis disini" kilah sifa lagi.
ia berharap elard akan percaya dengan drama yg di mainkannya.
Elard mengeraskan rahangnya, ia tidak menyangka gadis polos itu bisa melakukan tindakan yg tidak sopan kepada ibunya.
"Antar ibuku pulang!" perintah elard kepada sifa.
Sifa dan ibu el segera keluar dari rumah itu
"Apa dia percaya?" tanya ibu el, saat sudah sampai di dalam mobil
"Sifa yakin el percaya tante, sifa bisa melihat kemarahan di wajah el" jawab sifa.
*****
happy reading, jangan lupa like n vote ya🥰
kalau berkenan beri author bintang 5.
maaf jika masih ada typo🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Diana Dina
rumah Sultan GK ada cctvnya cuy
2021-12-23
0
Adreena
msk rumah mewah gda CCTV...elard knp gk menyelidiki sifatnya dngn mantan suaminya...hadewww payah
2021-05-22
0
Rizki Rahayu
ibunya el picek......el nya jg pekok
2021-04-14
0