Dengan tergesa gesa axel menuju toilet, ia menunggu di depan kamar mandi khusus wanita. Namun yura tak kunjung keluar.
"Permisi. apa di dalam masih ada orang?" tanya axel pada salah satu OB.
"Sepertinya ada tuan" jawab OB tersebut.
Axel terus mondar mandir sambil melihat jam di tangannya.
"Axel" tiba tiba yura muncul, di lihatnya axel seperti orang kebingungan.
"Astaga kamu kenapa lama sekali yura?" tanya axel.
yura tidak menjawab, ia hanya memegang kepalanya yang terasa pusing.
"Kenapa wajahmu pucat? apa kamu sakit?" tanya axel khawatir.
"Sepertinya aku tidak enak badan xel, maaf mungkin aku tidak bisa menemani kamu miting" jawab yura.
"Jangan pikirkan itu sekarang aku antar kamu ke rumah sakit ya" ucap axel.
Axel menuntun langkah yura yang sedikit sempoyongan.
"Bolehkah aku menunggu di mobil?" tanya yura.
"Iya baiklah, aku akan mengantarmu ke mobil lebih dulu" jawab axel.
Kini yura sudah berada di dalam mobil axel.
dan axel kembali masuk ke dalam lestoran untuk menemui elard, dan mengambil beberapa barang yura yang tertinggal.
"El sorry aku lama" kata axel.
"Tidak masalah xel" sahut elard.
Elard nampak clingak clinguk mencari keberadaan sekertaris axel, bukankah axel sudah menjemputnya. begitu pikir elard.
"El sorry miting kita di tunda" kata axel, elard memperhatikan wajah axel yang telihat sangat panik.
"Ada apa? apa ada masalah?" tanya elard.
"Sekertarisku jatuh sakit. aku ingin membawanya ke rumah sakit, kalau begitu sampai jumpa el" jelas axel, ia membereskan dokumennya dan membawa tas yura yang masih tertinggal disana
Elard nampak memperhatikan tas yang di pegang axel, sepertinya ia pernah melihat hanya saja elard lupa pernah melihatnya dimana.
Axel pun bergegas pergi meninggalkan elard dan asistennya.
"Hanya sekertaris? apa dia sangat istimewa?" ucap elard bertanya tanya.
Axel segera membawa yura ke rumah sakit.
"Apa masih pusing?" tanya axel sambil melihat wajah yura dan kembali fokus menyetir.
"Sudah lebih baik xel, kita tidak perlu ke rumah sakit" jawab yura.
"Sudah lebih baik kita kerumah sakit saja" kata axel, yura pun tidak menolaknya.
Mereka sudah sampai di rumah sakit yang tidak jauh dari kantor axel.
Setelah turun dari mobil mereka berjalan beriringan.
"Tuan axel" sapa dokter Pram.
"Hai dok" jawab axel dan mereka bersalaman.
Dokter pram memperhatikan gadis yang berada di sebelah axel.
"Apa ada sesuatu tuan?" tanya dokter pram.
"Iya tolong periksa sekertarisku, dia kurang enak badan" kata axel.
"Silahkan masuk ke ruanganku" kata dokter pram yang masih terheran heran.
Dokter pram pun mulai memeriksa yura, sedangkan axel menunggu di meja kerja pram.
Setelah selesai yura kembali duduk di sebelah axel.
"Bagaimana?" tanya axel kepada dokter pram yang baru saja duduk di depannya.
Dokter pram nampak bingung ingin menjelaskan dari mana. ia menatap ke duanya nampak heran.
"Dokter ada apa?" tanya axel.
"Mm begini tuan, sebenarnya aku tidak yakin juga...." kata kata pram terputus.
"Katakan lebih jelas dan jangan bertele tele" sahut axel yang sedikit kesal.
"Axel jangan seperti itu" tegur yura.
"Nona yura apa bulan ini anda sudah datang bulan?" tanya dokter pram, tentu itu membuat yura dan axel saling bertatapan. mereka terkejut dengan pertanyaan dokter pram, yura menjawab dengan wajah yang tampak malu malu.
"Belum. seharusnya minggu kemarin" jawab yura ragu ragu.
"Sepertinya anda sedang hamil" kata dokter pram.
"Apa!!!" sahut yura dan axel bersamaan.
"Tapi untuk lebih jelasnya saya akan memanggil tasya, dia adalah rekan saya yang merupakan dokter kandungan" jelas pram.
"Baiklah" jawab axel. pram pun keluar dari ruangannya meninggalkan yura dan axel disana.
Mereka saling terdiam, axel seolah tidak percaya jika gadis di sebelahnya tengah hamil. apakah dia sudah menikah?? pikiran axel melayang layang.
"Ada yang ingin kamu tanyakan?" tanya yura memecah keheningan.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" kini axel bertanya sambil menatap yura.
"Aku... aku sudah menikah" kata yura, entah kenapa itu membuat hati axel begitu sakit dan seolah tidak terima.
"Sebenarnya..." belum sempat yura menjelaskan dokter pram sudah kembali dengan membawa tasya.
"Nona silahkan, dokter tasya akan memeriksa anda" kata pram, yura pun menghampiri dokter tasya untuk di periksa.
Sedangkan pram kembali duduk di depan axel.
"Apa dia kekasihmu?" tanya pram.
"Bukan" jawab axel singkat,
"Lantas? axel aku tau siapa dirimu. kamu tidak akan mudah dekat dengan sorang wanita apa lagi sampai perhatian. kecuali kamu menyukainya" ucap pram
Pram merupakan dokter pribadi keluarga axel, karena usianya yang tidak beda jauh dari axel maka mereka dengan mudah menjadi teman.
"Entahlah aku tidak mengerti" jawab axel yang tertunduk lesu.
"Dok apa benar saya hamil?" tanya yura kepada dokter tasya.
"Benar nona anda sedang hamil" jawab tasya.
"Bagai mana bisa? saya hanya melakukan sekali dan itupun baru satu bulan yang lalu" tanya yura yang masih tidak percaya.
"Nona bisa jadi anda melakukannya pada saat masa subur anda sedang berlangsung" jelas dokter tasya.
Nampak mata yura berkaca kaca, ia bahagia karena di berikan karunia terbesar dalam hidupnya. namun kondisi rumah tangganya membuat kebahagiaan itu hilang.
setelah selesai melakukan pemeriksaan dan mengetahui hasil sebanarnya.
axel mengantar yura untuk pulang.
Di sepanjang jalan meraka hanya terdiam, sibuk dengan pikirannya masing masing.
Meraka pun sudah sampai, axel membukakan pintu untuk yura. dan meraka berjalan masuk ke dalam rumah, mereka duduk di ruang tamu.
"Bisa kah kamu menjelaskannya?" tanya axel, sebenarnya axel tidak ingin ikut campur masalah yura. hanya saya ia merasa butuh penjelasan dari wanita itu.
"Sebenarnya" yura pun menjelaskan.
Dari mulai ia bekerja sebagai wanita malam dan di beli oleh suaminya kemudian di nikahi karena sesuatu hal. yura juga tidak menutupi jika pernikahannya hanyalah sebatas kontrak.
"Lalu kenapa bisa kamu sampai hamil?" tanya axel lagi.
"Aku tidak tau apa yang terjadi padanya saat itu, dia seperti orang yang tidak mempunyai akal" jawab yura yang sudah mulai terisak.
"Sudah jangan kamu lanjutkan" kata axel sambil memberikan sapu tangannya.
yura mengambil sapu tangan itu, dan menghapus air mata yang membasahi wajahnya.
"Apa sudah lebih tenang?" tanya axel dan yura mengangguk.
**kenapa hatiku begitu sakit mendengar ceritanya. dan kenyataan bahwa dia sudah menikah..** batin axel.
Dari awal bertemu yura, axel sudah mulai tertarik. dan semakin lama mengenalnya axel semakin yakin jika dirinya mulai menyukai yura.
Tapi nampaknya perasaan itu harus segera ia kubur, sebelum perasaannya semakin dalam.
*****
happy reading🥰 jangan lupa like n vote yaa supaya author semakin semangat.
maafkan jika masih ada typo🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 310 Episodes
Comments
Diana Dina
next thor penasaran
2021-12-24
0
Susi Lee Ibra
dalam setiap cerita selalu ada sesuatu yg janggal
seperti disini Yura tak menyebutkan siapa suaminya
hemmm lanjut Thor
2021-02-24
0
Linda Hanifa Hanania
visualnya mana thor,penasaran sama wajah Yura dan El😍😍😍
2021-02-23
0