19

Hari pernikahan pun tiba. Hanya beberapa orang yang hadir, diantaranya klien-klien nya Rider dan teman-teman Rider.

Sahabat dekat Rider yang hadir diantaranya ada Leon dan Shione yang sudah menghuni mansion Rider selama 1 hari kemarin kemudian ada Eduardo kakaknya Leon bersama Rachel kekasihnya. Lalu ada Arthur adiknya Leon bersama Cellina kekasihnya yang juga sekretarisnya Eduardo.

Aori terlihat cantik dengan dress yang khusus di desain untuk wanita hamil besar, namun tidak kalah elegan dengan dress biasa yang sering di pakai wanita yang tidak sedang hamil.

Shione menghampiri Aori yang terlihat berbeda dari biasanya. Membawa revolver kemana-mana atau senapan mesinnya. Sekarang dia terlihat sangat cantik dengan rambut di sanggul ala Jepang dan make up yang membuatnya terlihat anggun.

Aori menoleh pada Shione. "Kenapa berdiri disana? " tanya Aori. Shione terkesiap kemudian menghampiri Aori.

"Apa kau gugup? " tanya Shione. "Tidak, aku ingin acara ini cepat berakhir" jawab Aori.

"Dan... " goda Shione.

"Jangan berpikir yang bukan -bukan"

"Aku tidak berpikir yang bukan -bukan, aku berpikir yang iya- iya "

"Hmm"

Shione membelai bahu Aori. "Bibi pasti bahagia melihatmu menikah dengan pria yang mencintaimu sepenuh hatinya"

"Hmm, terimakasih Shione "

Rider sudah berdiri bersama Pastur. Dia sangat tampan dengan tuxedo hitamnya. Dia terlihat gugup. Terdengar suara ketukan hak tinggi yang menuju ke altar.

Pandangan semua orang tertuju pada wanita hamil yang kini berjalan di gandeng oleh Arnold dan di belakangnya ada Shione membawa bunga di tangannya.

Leon terpesona melihat  kecantikan Shione yang hampir tidak pernah berdandan. Namun kali ini dia sangat cantik dengan dress hitamnya.

Arnold menyerahkan Aori pada Rider. Rider menggenggam tangan Aori. Rider menatap Aori. Sungguh wanita itu makin cantik saja dengan kehamilannya. Apalagi hari ini dia begitu cantik dengan polesan di wajahnya.

Janji suci pun berlangsung di pandu oleh pastur. Aori dan Rider berdiri berhadapan. Mereka saling menatap satu sama lain. Tatapan penuh cinta di mata Rider dan tatapan penuh arti di mata Aori.

"Yes, I did" setelah Aori menjawab itu, Rider benar-benar bahagia. Kata sederhana yang mampu mengubah masa depan.

Status mereka kini resmi menjadi suami istri. Dimata hukum dan agama.

"Dengan ini, ku nyatakan kalian sebagai suami istri" kata Pastur. Semua tamu tampak tidak merubah posisi mereka, tampaknya sedang menunggu sesuatu.

Pastur menatap heran pada mereka berdua. "Kalian tunggu apa lagi? " bisik Pastur. Rider mengerti maksud Pastur, namun dia tidak bisa memaksa Aori.

"Ciuman pertamanya" bisik Pastur. Aori mengangkat 2 alisnya tanda terkejut. "Percayalah Pak, kami pernah melakukan lebih dari ini, kurasa itu tidak perlu" kata Rider.

"Tetap saja, ini tradisi" kata Pastur. Rider mengedikkan bahunya pada Aori tanda tidak bisa membantah. Aori menatap malas pada Rider.

Rider menarik pinggang Aori dengan posesif. "Aku yakin kau mencari kesempatan" kata Aori. "Tidak akan ku sia-siakan" kata Rider kemudian memagut bibir Aori dengan lembut.

Aori terkejut. Ciuman yang begitu lembut. Membuat orang yang melihatnya berteriak "so sweeeeett!!! "

Aori bisa merasakan betapa Rider mencintainya lewat ciuman itu. Ciuman yang berbeda dengan waktu itu. Dimana waktu itu Rider menciumnya dengan penuh penuntutan dan gigitan yang membuat bibirnya berdarah.

Kali ini Rider membuat Aori terhanyut. Kedua tangan Aori memegang tengkuk Rider kemudian menariknya untuk menghentikan ciuman itu. Bagi Aori ciuman di depan umum sangat memalukan.

Rider melepaskan ciumannya dan menatap Aori dengan penuh hasrat. Rider benar-benar perlu melakukan pelepasan. Tapi dia tahu itu hanya akan membuat Aori makin membencinya.

Leon dan Shione sampai terpaku melihat  adegan ciuman barusan.

Leon menghampiri Shione. "Kau cantik hari ini, kenapa tidak setiap hari saja kau berdandan" kata Leon.

"Terserah aku" gerutu Shione. "Biasanya kan kau seperti pria, jika kau berdandan, kau tidak terlihat tua" goda Leon.

"Apa! Beraninya kau! Dan kau sendiri kenapa menyukai wanita tua seperti ku anak kecil! " ledek Shione.

"Ahaha karena aku kasihan padamu, sudah tua belum memiliki kekasih" ledek Leon.

"Euuhh menyebalkan! Lain kali akan ku bunuh kau psikopat sinting! " teriak Shione.

Eduardo dan Rachel menghampiri Aori dan Rider. "Selamat ya" kata Eduardo ramah sambil menjabat tangan Rider dan Aori. Rachel juga.

"Calon istrimu? " tanya Rider. "Iya, dia orang Asia, sama seperti istrimu" jawab Eduardo.

"Iya, orang Asia memang memikat" kata Rider sambil menatap Aori dengan intens.

Rachel melirik Aori. Begitu pun dengan Aori yang melirik Rachel. Aori mencoba tersenyum walau dia jarang tersenyum. Tanpa di duga, Rachel juga tersenyum manis.

Eduardo senang melihat  senyuman Rachel yang sempat hilang. "Sepertinya pasangan kita cocok ya" kata Eduardo.

"Iya, sepertinya begitu, karena Aori tidak terlalu cocok jika berdekatan dengan Shione " jawab Rider.

Eduardo menoleh pada Leon yang duduk dengan Shione. "Iya, gadis itu benar-benar kasar dan aneh" kata Eduardo.

"Iya, tapi dia mampu menarik perhatian adikmu kan" kata Rider. "Iya kau benar, baiklah aku akan duduk" kata Eduardo.

Rider mengangguk. Eduardo merangkul Rachel kemudian berlalu. "Pria barusan ramah, tapi kenapa kekasihnya terlihat begitu tertekan? " tanya Aori.

"Karena Ed tidak seramah yang terlihat " jawab Rider. "Seperti kau" kata Aori. "Tidak, aku kejam dan tidak pernah menyembunyikan kekejamanku pada siapapun kecuali ayahku sendiri " sanggah Rider.

"Bukan itu, kau menyembunyikan perasaan terdalammu yang terkoyak akibat masa lalu dengan kekejamanmu" sanggah Aori. Rider menatap Aori.

"Tampaknya kau lebih mengerti diriku dibandingkan diriku sendiri " kata Rider. "Karena aku mengalami hal yang sama" kata Aori sambil balik menatap Rider.

"Hei, tatapan kalian membuatku iri" kata seseorang. Rider dan Aori menoleh ternyata Arthur, adiknya Leon. Dia bergandengan tangan dengan Cellina.

"Selamat ya, aku pasti menyusul" kata Arthur dengan percaya dirinya sambil menyalami Rider dan Aori. Cellina tersipu malu. Dia juga menyalami Rider dan Aori sambil mengucapkan selamat.

"Percaya diri sekali kau, sebelum kau menikah, kau harus menunggu Eduardo dan Leonardo dulu yang menikah" kata Rider.

"Kalau seperti itu, aku tidak sabar, biar saja ku langkahi mereka berdua" kata Arthur.

"Itu masalah mu" jawab Rider. Arthur terkekeh kemudian berlalu sambil menggandeng tangan Cellina.

"Dia tidak seperti orang Italia" kata Aori. "Ibunya berasal India dan Ayahnya keturunan Amerika" jawab Rider.

Leon dan Shione menghampiri mereka. "Selamat ya, semoga kalian bahagia" kata Leon sambil menyalami Rider dan Aori.

"Terimakasih, kau kejam sekali, paling dulu datang kesini tapi paling terakhir mengucapkan selamat" kata Rider.

"Maaf aku habis menggoda wanita tua ini " kata Leon. Shione memelototi Leon. Tapi kemudian dia menyalami Rider dan Aori.

"Selamat ya" kata Shione kemudian berlalu. "Hei jangan marah muffin" kata Leon sambil menyusul Shione.

Shione memakan kue muffin yang tersedia di meja yang penuh dengan makanan.

"Sayang, jangan marah" kata Leon sambil merangkul Shione. "Kau mau apa, asalkan jangan marah padaku ya" kata Leon.

"Aku mau G251CRS" jawab Shione. "Kode apa itu? " tanya Leon.

"Senapan terbaru buatan Rusia"

♡♥♡♥♡♥♡

Ny

Ucu Irna Marhamah

Terpopuler

Comments

Akira khamila Hidayat

Akira khamila Hidayat

uyy cewe lain minta berlian ini senapan🤣

2021-03-25

0

Ria Kurnia

Ria Kurnia

Bisa aja minta senapan.. 😂😂

2020-11-25

0

ꪶꫝMeitha.V.Aꪶꫝ

ꪶꫝMeitha.V.Aꪶꫝ

Emang dasar aneh minta tuh yg indah2/romantis ini minta senapan 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2020-10-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!