7

"Kau yakin akan mendapatkan club illegal mu ini? " tanya seseorang. Shione mengenal suara itu. Dia membalikkan badannya.

Wanita cantik dengan pakaian lengkapnya itu menatap Shione dengan intens.

"Aku pasti mendapatkan club ini Aori. Ini milikku, milik ayahku dan ayahmu" kata Shione.

"Tolong koreksi, club itu milik ayahmu " sanggah Aori. "Lalu kau kemari untuk menangkapku? " tanya Shione.

"Kelihatannya bagaimana? " Aori balik bertanya. "Sepertinya begitu " kata Shione.

"Aku tidak membawa borgol, bagaimana kalau kita bersenang- senang dulu? Sudah lama sekali aku tidak menghadapimu" kata Aori.

Shione tersenyum. "Aku tahu kak Shino salah mengartikan Aori. Aku yakin Aori tidak akan menangkapku, aku tahu dia baik" batin Shione.

"Ok, tapi bagaimana jika kita bermain di atas club ku? Aku tidak mau ada barangku yang rusak" kata Shione sambil bergegas ke atap club.

"Ku pikir kedua kursi bar itu juga mahal" sindir Aori. Shione tersenyum ternyata Aori sudah berada di club sebelum dia tiba disana.

Di tempat terbuka itu, 2 gadis cantik itu berdiri berhadapan. Sungguh menakjubkan ada kolam renang dan tempat berjemur disana.

"Baiklah Mafia" kata Aori sambil berkuda- kuda. Shione juga berkuda- kuda. "Ok, polisi" Tanpa mereka sadari, 2 pria tampan mengawasi mereka dari gedung tertinggi yang berada di samping club milik Shione.

Kedua pria berkacamata hitam itu terus memperhatikan mereka berdua. Rambut mereka bergerak karna di terpa angin.

"Mereka akan berkelahi? " tanya Rider. "Sepertinya begitu " jawab Leon. "Lihatlah polisi JSPY itu, aku menargetnya, hampir saja minggu kemarin dia menjebloskanku ke penjara" kata Rider.

"Berarti gadis cantik itu sangat tangguh" kata Leon. "Dia sangat kasar" jawab Rider.

"Peraturannya masih sama, dilarang menyerang dada dan wajah juga rambut" kata Shione. "Jangan tersinggung, tapi aku tidak melakukan perawatan wajah" kata Aori. "Aku juga" kata Shione sambil menyeringai manis.

Shione menyerang Aori dengan menendang kaki Aori. Aori juga menendang kaki Shione sambil kedua tangannya bergerak menghajar bahu Shione. Shione menyilangkan kedua tangannya didepan dada untuk melindungi diri.

Leon membuka kaca mata hitamnya. "Tangguh, kasar,  menegangkan.. Namun.. So sexy" kata Leon. Rider menoleh pada Leon. Kemudian dia membuka kacamatanya dan memperhatikan kedua gadis itu. Tidak, lebih tepatnya Aori.

Shione berhasil menjatuhkan Aori. Aori bangkit dengan melompat dan bertumpu pada kedua kakinya. Dia menyerang balik Shione.

Shione terpundur dan Aori menotog syaraf di leher Shione. Gerakan Shione terhenti. Aori tersenyum sambil menatap Shione.

Shione juga tersenyum. Beberapa detik kemudian, Shione bisa bergerak lagi dan balik menyerang Aori. Shione menarik jaket kulit Aori. Aori berputar dan menarik kedua tangannya sehingga jaketnya terlepas dan Shione terpundur sambil memegang jaket Aori.

"Wow, Rid, sayang sekali jika polisi seksi itu kau sia-siakan" kata Leon. Rider mendelik Leon kemudian menatap Aori yang hanya memakai tanktop hitam kali ini.

Shione menatap jaket Aori kemudian melemparnya ke bangku berjemur kemudian dia kembali menyerang Aori. Aori bekelit kemudian menarik jas merah Shione.

Shione berputar seperti gerakan Aori tadi menarik kedua tangannya. Jaket Shione terlepas menampilkan tubuhnya yang seksi yang hanya memakai tanktop putih.

"She is beautiful" gumam Leon. Shione dan Aori tertawa mengingat mereka kini sudah dewasa. "Aku benci mengatakan ini, tapi aku senang bertemu denganmu Shione " kata Aori sambil tersenyum manis.

"Jadi wanita kasar itu bisa tersenyum? " gumam Rider.

"Jadi? Apa kau akan menangkapku? " tanya Shione. "Aku benci menatakan ini, tapi sepertinya tidak, persetan dengan profesionalitas, suruh pengacaramu membuat surat legalitas" kata Aori kemudian memakai jaketnya, tapi sebelum dia selesai memakai jaketnya, Shione terpundur kemudian jatuh ke kolam renang.

Aori terkejut "gawat,dia tidak bisa berenang" . Leon juga dan segera meloncat ke gedung itu tanpa takut terjatuh. Aori melepas lagi jaketnya yang baru terpasang tangannya.

Aori segera meloncat ke kolam. Kemudian berenang berusaha menggapai Shione. Leon yang masih di tepi kolam segera membuka jas dan kemejanya menampilkan tubuh kekarnya. Dia meloncat ke kolam. Rider meloncat ke gedung itu tanpa takut jatuh. Dia menatap ke dalam kolam.

Shione melihat  Aori yang berusaha menggapainya. Shione tahu kedalaman kolam tersebut sekitar 6 meter. Aori berhasil memegang tangan Shione.

Shione menatap Aori. Dia ingat waktu usianya 8 tahun dan Aori 5 tahun. Aori menyelamatkannya yang tenggelam di danau.

Aori menarik tubuh Shione. Shione melihat  Leon di belakang Aori. Dia juga menggapai tangan Shione. Aori terkejut melihat  keberadaan Leon. Shione pun tak sadarkan diri.

Leon dan Aori pun menarik tubuh Shione ke daratan. Mereka bertiga muncul ke permukaan kolam. Shione terkulai karena dia terlalu banyak menghirup air kolam.

Shione di bantu Aori dan Leon menuju tepi kolam. Rider menghampiri mereka. Dia mengulurkan tangannya pada Leon. Aori terkejut melihat  keberadaan Rider. "Kau angkat tubuh Shione " kata Leon.

"Merepotkan! " gerutu Rider sambil mengangkat tubuh Shione ke daratan. Kemudian dia mengulurkan tangannya pada Leon. Leon pun naik ke daratan dengan bantuan Rider. Rider mengulurkan tangannya pada Aori, tapi Aori tidak meresponnya. Dia bisa naik sendiri. Rider mendengus.

Rider mendengus. Leon menghampiri Shione yang terlihat tak berdaya. Aori juga. "Minggirlah, biar aku yang tangani" kata Aori kemudian memberikan Shione napas buatan.

Rider terkesima melihat  bibir Aori yang bergerak memberikan napas buatan untuk Shione. Leon menelan air liurnya sendiri.

"So sexy" batin Leon dan Rider berbarengan. Aori menekan dada Shione. Air keluar dari mulut Shione. Shione terbatuk- batuk. Aori mengelap bibirnya yang barusan digunakan untuk memberikan napas buatan untuk Shione.

"Jangan beri tahu mereka kalau kita sepupu" bisik Aori pada Shione. "Kau apa-apaan membuatnya tenggelam" kata Leon pada Aori.

"Apa masalahmu? " tanya Aori. "Tentu saja itu masalahku, Shione kekasihku" jawab Leon. Pipi Shione merona. Aori melirik Shione.

"Kenapa kau ada disini juga? Jangan -jangan kau bekerja sama dengan Yakuza ini" kata Aori pada Rider. "Tidak, aku hanya mengantar kekasihnya" jawab Rider dengan nada ramah. "Ingat, kau masih dalam tahap pengawasanku, jangan merasa bebas dulu" ancam Aori.

"Tentu saja aku ingat" kata Rider. "Dan kau siapa? " tanya Aori pada Leon. "Kau juga psikopat? " Aori bertanya sambil menyelidik. Leon tercengang dengan pertanyaan itu.

"Tentu saja bukan" jawab Leon. "Aku pengusaha yang baik dan bersih" sambung Leon berbohong. Shione pun tahu kenyataannya.

Aori pun berlalu meninggalkan mereka sambil memakai jaketnya. "Kenapa kau tidak profesional Aori?!" tanya Rider dengan nada membentak.

Langkah Aori terhenti. "Kau bilang Shione yakuza kan? Kenapa kau tidak menangkapnya? " tanya Rider. Leon terkejut dengan ucapan Rider. Jika saja bukan sahabatnya, sudah di korek mulutnya dengan belatinya.

Aori berbalik menatap Rider. Rider menghampirinya. Rider menarik jaket Aori kemudian tangannya di masukkan ke saku jaketnya.

Rider menarik tangannya berisikan kertas."Ini tujuanmu kan? " kata Rider sambil memperlihatkannya pada Aori. Aori membelalak.

♡♥♡♥♡♥♡

By

Ucu Irna Marhamah

Terpopuler

Comments

Setyowti Puji Rahayu

Setyowti Puji Rahayu

makin serru

2020-12-22

2

Noor Dech

Noor Dech

lanjut

2020-10-07

1

Linda Dwi Novita

Linda Dwi Novita

ayo apa itu

2019-06-16

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!