Di halaman belakang mansion milik Rider, terdapat banyak peralatan untuk berlatih bela diri. Itu sengaja di buat untuk Aori tercinta yang lebih menyukai peralatan itu daripada bunga.
Terlihat Aori sedang melempar pisau ke papan sasaran. Dan sasarannya selalu tepat ke tengah. Saat hamil, dia memang sulit untuk berlatih.
Tiba-tiba, sebuah pisau melesat dan menancap ke papan sasaran bergesekan dengan pisau milik Aori. Aori menoleh. Ternyata Shione.
"Lemparan bagus Shione " puji Aori. "Kita beradu memanah, bagaimana? " tawar Shione. "Seperti dulu? " tanya Aori. "Ya, seperti dulu" jawab Shione.
Rider dan Leon memperhatikan mereka dari balkon lantai 2. "Aku benar-benar merasa mereka akan baikan" kata Leon.
"Semoga saja, bukankah mereka masih saudara dekat" jawab Rider.
Shione dan Aori mengambil busur beserta anak panahnya. Shione menarik tali busur dan kemudian membidik sasaran. Dan..
Jeb
Tepat sasaran. Aori juga membidik papan sasarannya. Aori melepas tarikannya dan tepat sasaran.
"Meski dia sedang mengandung, dia sangat hebat" gumam Rider. "Haha, waktu menyentuhnya kau tidak memakai pengaman ya? " tawa Leon.
"Tidak, aku tidak sempat membawa alat kontrasepsi, selain itu, aku memperkosanya bukan hanya menyentuhnya" jawab Rider sarkas. "Aha, kau membuat ku ingin tertawa" kata Leon.
"Hei kalian!! " teriak Shione dari bawah. Leon dan Rider menoleh ke bawah.
"Iya kalian psikopat gila! Turun dan main bersama kami" kata Shione. Aori menghela napas berat. Untuk apa Shione mengajak 2 psikopat itu? Pikir Aori.
"Oh tidak -tidak perlu sayang, aku tahu kau pasti mau permainan yang waktu itu " kata Leon sambil mengibas-ngibaskan kedua tangannya.
"Cepatlah turun! Rider! Apa kau tidak mau memanjakan istrimu yang sedang hamil ini!! " gerutu Shione. "Aku mulai berpikir, yang hamil itu Aori atau kekasihmu " gerutu Rider. Leon terkekeh.
"Ayo turun"
♡♥♡♥♡♥♡
"Permainan apa yang kau inginkan sayang? " tanya Rider pada Aori. "Bukan aku, tapi dia" kata Aori sambil mendelik Shione. Shione terkekeh pada Rider.
"Sepertinya keputusanku salah saat menyuruhmu kemari Leon" kata Rider. Leon terkekeh.
"Permainannya mudah, kita akan menggunakan dadu ini. Peraturannya, jika nilai 2 dadu ini lebih dari enam, maka yang wanita menghajar pria dan jika nilainya kurang dari enam, yang pria boleh meminta apapun pada wanita asalkan bukan kekerasan" kata Shione.
"Permainan macam apa itu " gerutu Aori. "Ayolah Aori, ini menyenangkan, suamimu tidak akan menyakitimu" kata Shione.
"Itu tidak adil, mana boleh kau menghajarku, itu menyakitkan" kata Leon. "Ku pikir permainan macam apa" gerutu Rider.
"Benar-benar permainan tolol" kata Rider. "Apa kau bilang! Awas lihat saja, jika nilai dadunya tinggi, akan ku hajar kau! " ancam Shione.
Rider berbisik pada Leon. Shione mendelik Leon dan Rider bergantian. "Sudah selesai berdiskusinya? " tanya Shione.
"Ayo mulai" kata Rider. "Aori kocok dadunya" kata Shione sambil memberikan kedua dadu itu pada Aori. Aori mengocoknya dan ternyata keluar angka 3 dan 5.
"Haha, kita menang! Ayo kita hajar 2 psikopat gila itu " kata Shione dengan antusias. Shione mencubit lengan Leon. "Aw!! Kulitku hampir terkelupas muffin!! " gerutu Leon. "Haha rasakan! " Shione tertawa sarkas.
Aori hanya menggeleng melihat tingkah Shione. "Silakan hajar aku " kata Rider pada Aori. "Aku tidak mau" jawab Aori. "Ayolah Aori " bujuk Shione.
Aori menatap Rider. "Kemarilah" kata Aori. Rider mendekatkan wajahnya. Aori juga. Leon dan Shione terlihat serius memperhatikan mereka berdua.
Aori makin dekat. Rider menatap bibir Aori penuh minat. Makin dekat dan...
Aori menyentil dahi Rider. "Arrgghh ku kira kalian akan berciuman" kata Leon kecewa. "Hhhh" Shione menghela napas lega.
"Giliranmu Rid" kata Shione. Rider mengocok dan angkanya 2 dan 6. "Ahaha" tawa Shione. Shione kembali mencubit lengan Leon. "Ini menyakitkan!! " teriak Leon.
Aori lagi-lagi harus menoyor dahi Rider. "Ini membosankan" kata Aori.
Sekarang giliran Leon. Angka nya muncul yaitu 4 dan 2. "Angkanya pas 6, ini bagaimana? " tanya Leon. "Iya ya" gumam Shione.
"Oh ya sudah kau mengocok lagi" kata Shione. Leon mengocok lagi dan keluarlah angka 3 dan 2. "Haha rasakan sayang! Kemari lah" kata Leon. Shione berdecak kesal. Dia mendekat. Tiba-tiba Leon mencium bibirnya. Shione berontak.
Aori dan Rider melongo melihat adegan panas itu secara langsung. Aori mengalihkan pandangannya. Dia tidak ingin kalau Rider juga meminta hal yang sama.
"Lepaskan aku psikopat gila! " Shione berhasil lepas. Dia kembali duduk dan mengelap bibirnya yang basah. Rider menatap Aori. "Aku tidak akan meminta itu, aku hanya minta kau memberikanku kesempatan untuk memperbaiki semuanya" kata Rider.
"This is a game, and only a game" kata Aori. Shione menunduk. Leon menghela napas berat. Rider masih menatap Aori.
"Tapi aku akan menerimamu jika untuk anakku" kata Aori.
Rider tersenyum. "Baiklah " kata Rider. "Menyenangkan sekali seperti kalian, kalian akan menikah minggu ini, sedangkan aku " kata Leon. "Haha makanya jangan mesum! " gerutu Shione.
"Lihat saja kau muffin, aku akan menikahimu dan akan membuat mu tidak bisa berjalan setelahnya!! " kata Leon dengan seringaian nakal.
Aori memutar bola matanya malas. "Baiklah jika permainan ini berakhir" kata Aori. "Tidak, ayo lanjutkan" kata Leon.
Sekarang giliran Shione. Shione mengocok dadu dan keluar angka 2 dan 1 . Shione membelalak. "Haha! Kemarilah sayang! " kata Leon.
"Aku tidak mau!! " Shione berlari meninggalkan permainan itu. Leon berlari mengejarnya. "Hei kau!! Kau curang!! " teriak Leon.
Shione berlari dan bersembunyi di kamar yang akan dia tempati malam ini. Memalukan sekali Leon menciumnnya di depan Aori dan Rider.
Terdengar pintu kama tersebut di ketuk. "Muffin? Kau marah? " tanya Leon.
"Kau memalukan!! " gerutu Shione dengan pipi merona. "Memangnya kenapa? Aku tidak menelanjangimu kan?" gerutu Leon.
Shione membuka pintu kamarnya dia keluar dengan kepala tertunduk. Leon tersenyum geli melihat tingkah Shione.
"Aku harus mendapatkan ciumanmu" kata Leon. Shione mendekatkan wajahnya kemudian mencium bibir Leon sekilas. Namun Leon menahan tengkuk Shione hingga ciuman mereka semakin dalam.
Shione pun terpaksa membalas ciuman Leon. Lagi pula dia memang menyukai ciuman itu.
Beberapa pelayan yang lewat, malu- malu melihat aktifitas itu.
Shione berusaha melepaskan ciuman itu dengan menjambak paksa rambut Leon. "Aduh kau ini apa-apaan " gerutu Leon.
Shione melirik kesana kemari. "Kau yang apa-apaan, mereka melihat kegiatan kita "
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Adhee 33333
penasaran sama ceritanya eduardk
2021-02-21
1
pembaca dalam hati
aghhh gw tertarik sama kisahnya Eduardo wkwkw
2020-11-23
0
Sabarina Sitepu
thor ada sedikit yg buat aku bertanya2, di bab sebelumnya ketika ketemu di rs ori bilang dia diperkosa dan sdg menjalani operasi selaput dara, sekarang mo nikah dan sdh hamil, author tdk ada singgung hal ni, ujuk2 aja sdh mo nikah, apa ada bab khusus bahas ori n rider?
2020-10-29
0