Perlahan mata Shione terbuka. Dia menatap ke sekeliling. Satu objek yang dia lihat. Yaitu pria tampan yang mungkin sedari tadi melihatnya selama matanya terpejam.
Shione merasa seluruh tubuhnya sakit terutama leher, dada dan kakinya. Dokter menghampirinya dan memberikan beberapa penanganan.
Setelah beberapa menit, dokter itu pun berlalu. "Puas? " tanya pria tampan yang tak lain adalah Leon. Shione mengerutkan dahinya.
"Apa maksudmu? " tanya Shione. "Puas membuat ku putus asa? 3 hari kau berbaring di ranjang sialan ini seperti orang mati! " kata Leon penuh penekanan.
"Lalu? Kau marah pada ku! Kau pikir aku mau seperti ini hah! " bentak Shione tak kalah pedas. Leon sadar, seharusnya dia tidak memarahi Shione yang baru saja siuman setelah 3 hari koma.
Pandangan Leon berubah menjadi sendu. Shione menyadarinya. "Maaf" kata itu terucap pelan oleh Leon. "Tidak perlu meminta maaf, ini bukan salah mu kan" kata Shione.
"Iya, tapi belakangan ini aku selalu memarahimu dan membentakmu, jadi ku pikir itu yang menyebabkanmu kalah dari polisi Cina itu " kata Leon. "Aku hanya sedang tidak beruntung saja, selain itu, dia menembak ku" kata Shione.
"Kau masih bisa menyebut insiden ini hanya sedang tidak beruntung saja? Kau hampir mati dengan lehermu yang di gorok" kata Leon.
"Sudahlah, yang penting kau sudah menyelamatkan ku, terimakasih " kata Shione. Leon menghela napas berat. "Oh ya, mana teman-teman ku? Apa mereka baik-baik saja? " tanya Shione.
"3 orang mati dan 4 orang sudah di pulangkan" jawab Leon. "Hmm, apa kau disini setiap hari? " tanya Shione. "Aku disini setiap menit" jawab Leon. "Ja.. Jadi kau menunggu aku bangun? " tanya Shione.
"Kau pikir apalagi? Sekarang kau menjadi buronan kelas kakap" jawab Leon. "Hmm, lalu bagaimana dengan polisi Cina itu? " tanya Shione.
"Aku sudah menyekapnya di ruangan pembantaian" jawab Leon. "Oh iya, aku lupa kalau kau psikopat gila yang bisa saja memiliki ruangan semacam itu " kata Shione.
"Aku akan memberikan mereka pelajaran" kata Leon. "Mereka? " tanya Shione. "Iya, polisi itu dan orang -orang nya" jawab Leon.
"Oh ya, jika Eduardo bertanya kenapa kau begini, katakan saja kalau kau mengalami kecelakaan ya" kata Leon. "Bagaimana jika dia tidak percaya? Kakakmu kan tidak bodoh" kata Shione. "Iya juga ya"
Terdengar pintu di ketuk. Shione dan Leon menoleh kearah pintu. "Masuk " kata Leon. Ternyata Arthur dengan Celline.
"Hai kak, hai Shione " sapa Arthur. "Hai" jawab Shione. Celline meletakkan parsel yang dia bawa ke nakas di samping ranjang Shione. "Kami membeli beberapa buah apel, Arthur bilang, Nn. Shione menyukai apel" kata Celline.
"Terimakasih " kata Shione. "Apa Eduardo bertanya? " tanya Leon pada Arthur. "Iya, kak Ed bilang kenapa luka akibat kecelakaan sampai koma dan lama di rumah sakit? Begitu " kata Arthur menirukan nada Eduardo.
Shione tersenyum geli melihat tingkah Arthur. "Memangnya kak Eduardo sempat kemari? " tanya Shione pada Leon. "Iya, kemarin dia kesini" jawab Leon.
♡♥♡♥♡♥♡
Leon memasuki ruangan pembantaian. Disana terlihat 7 orang pria disalib pada sebuah tiang besi berbentuk huruf T . Salah satu dari mereka ada Zhang.
Kedua tangan dan kaki mereka di paku. Darah yang mengalir sudah tidak di rasakan lagi, mereka tahu sebentar lagi mereka pasti akan mati.
Leon pun mendaratkan pantatnya di kursi di depan mereka. Dia menghisap cerutunya. Zhang menatap benci pada Leon.
Leon menatap satu persatu 7 orang di hadapannya. "Mereka semua polisi? " tanya Leon pada Brian. "Yang 6 itu iya, dan yang satu itu pembunuh bayaran" jawab Brian.
Leon beranjak dari duduknya kemudian berdiri berhadapan dengan orang yang ditunjuk Brian sebagai pembunuh bayaran.
"Kau yang menembak kaki Shione! " kata Leon kemudian menembak kaki pria itu dengan pistol yang dia pegang.
Terdengar teriakan memilukan dari mulut pria itu. Leon terus menembakinya hingga darah terus merembes membasahi lantai.
Kini dia berhadapan dengan polisi yang telah menembak dada Shione. Leon membidik dada polisi itu. "Kau menembak dadanya"
Terdengar lagi letupan pistol Leon berkali-kali mengenai daerah dada polisi itu. Polisi itu hanya bisa berteriak merasakan paru-parunya bocor.
Leon menembaki semua pria itu kecuali Zhang yang menutup matanya merasa tuli dengan tembakan yang di lancarkan oleh Leon.
Setelah merasa cukup, Leon menghampiri Zhang. "Kau menendang kepalanya, bahunya, tubuhnya dan menusuk lehernya" geram Leon.
Leon memukul perut Zhang. Zhang meringis kesakitan. Leon tidak peduli. Dia terus memukul dan menendang tubuh Zhang yang sudah tidak berdaya.
"Bagaimana rasanya? Inspektur Zhang? " tanya Leon. Zhang meludah ke wajah Leon. Leon sangat marah. Dia mengeluarkan pisau belati dari saku celananya.
"Kkau tidak tahu? Kkau menjadi buronan internasional juga, psikopat gila! Kepalamu di hargai 20 milyar dollar! Kau ingat kenapa kau menjadi buronan! Karena kau sudah membunuh mafia Italia. Darren Robbinson, dan sekarang, orang -orang nya sedang mengincarmu! Mereka sendiri yang menawarkan harga tersebut. Apa sekarang kau takut? " kata Zhang.
"Tidak, aku psikopat, aku bisa melakukan apapun, dan aku tidak akan membiarkan kepalaku terlepas begitu saja dari badanku"kata Leon kemudian menancapkan belati itu ke tenggorokan Zhang. Zhang meronta. Darah mengalir dari leher dan mulutnya.
"Seperti ini kau menyakiti Shione? " tanya Leon sambil mengorek-ngorek pisau itu dengan kasar.
"Matilah kau! "
♡♥♡♥♡♥♡
Keesokan harinya, Shione masih belum di perbolehkan pulang. Saat ini dia sedang membaca surat kabar. Dia ingin tahu perkembangan berita di Venesia, Italia.
Leon pergi bekerja ke kantor. Shione tidak mau membuat perusahaan keluarga Davidson hancur, jadi dia menyuruh Leon pergi untuk bekerja. Karena dia juga memiliki perusahaan yang kini sedang di olah Shino kakaknya. Jadi dia tahu seberapa pentingnya kehadiran seorang pemilik perusahaan.
Shione terkejut melihat ada sketsa dirinya dan tulisan yang sama dengan yang dilihatnya pada kertas yang di bawa Rider dari saku Aori.
"Jadi, aku benar-benar menjadi buronan, dan ah? Hell! " Shione menemukan foto Leon di halaman berikutnya.
Dicari
Leonardo Alfa Davidson
Telah membunuh pemimpin kami
Darren Robbinson
Bagi yang membawa kepalanya pada kami,
akan kami berikan $20m
Shione menggeleng tidak percaya. "Darren Robbinson? Dia kan... " kata-kata nya tidak di lanjutkan karena ada seorang perawat yang memasuki ruangan inap nya.
Shione menatap suster itu. Suster yang cantik dan ramah sering tersenyum pada Shione. Shione membalas senyumannya.
Suster itu menghampiri Shione. "Sudah lebih baik? " tanya wanita itu dengan bahasa Italia. Shione mengerutkan dahinya. "I'm sorry? " tanya Shione.
"Oh, maaf aku tidak tahu kau tidak bisa bahasa Italia, aku barusan bertanya, apa sudah merasa lebih baik? " tanya suster itu dengan bahasa Inggris.
"Emm.. Iya, kurasa begitu " jawab Shione. Suster itu mendekat ke arah nakas. Shione melihat surat kabar yang barusan di bacanya ada di nakas, dia segera mengambilnya. Suster itu heran dengan tingkah Shione.
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Hime🍃
Beri dgn Dollar mna yg bsar yak?😅
2020-10-22
0
Noor Dech
makin seru
lanjut lah thor
2020-10-08
1
Sulati Cus
klu ak yg nangkep aih cepet kaya nih ak
2020-09-26
1