4 mobil itu terhenti di depan sebuah gedung terbengkalai. Shione dan 7 temannya memasuki gedung tersebut.
Terlihat seorang pria tampan berwajah Asia duduk di kursi dengan beberapa bodyguard di belakang serta di sampingnya.
"Halo Nn. Hashigawa? Wah kau sangat cantik meski tanpa bedak dan lipstik" kata pria itu.
Shione menautkan alisnya. Dia tahu maksud pria itu mengejek. Shione memang tidak pernah mau menggunakan benda sialan yang membuat wajahnya berat.
"Katakan saja, biodatamu dan tujuanmu " kata Shione yang tidak mau berbasa- basi. Pria itu tersenyum tampan.
"Namaku Zhao Shin, aku berasal dari Cina, aku seorang mafia dan ya, aku ingin bekerja sama dengan mu Nn. " jawab Zhao.
"Bekerja sama? Di bidang apa? " tanya Shione. Beberapa bodyguard di samping pria itu memegang senapan yang di sembunyikan di belakang tubuh mereka.
Shione mempersiapkan pistol yang di simpannya di saku jeansnya. "Bekerja sama untuk memenjarakanmu" jawab Zhao.
Kemudian terdengar suara tembakan. Zack terkejut. Salah satu temannya tersungkur. Shione sudah menodongkan pistolnya ke arah Zhao.
"Cepat dan tepat" kata Zhao. "Jangan bergerak dan suruh orang -orang mu menurunkan senjata mereka! " perintah Shione.
Zhao mengangkat sebelah tangannya. Para bodyguard itu menurunkan senapan mereka. Zack sudah memegang pistol yang di berikan Shione tadi.
"Kau Zhang Wing kan? Polisi Cina yang entah kenapa memburuku. Padahal aku tidak berbuat onar di negara mu. Datang kesana pun tidak pernah " kata Shione.
"Aku terkenal ya? Ehm ya semua itu benar. Kau memang tidak berbuat onar di negaraku, tapi harga kepalamu 18 milyar dolar Amerika, dan semua orang pasti berusaha mendapatkan kepala berisi mu itu " kata Zhang.
Deg
Zack menoleh pada Shione. "Ja.. Jadi Shione sudah menjadi buronan internasional? Ini bahaya" batin Zack.
"Bagaimana jika aku memenggal kepalamu lebih dulu, polisi? "
Dor
Shione terpundur karena mendapat tembakan pada bagian atas dada kirinya. "Oh shit!! " Zack mengumpat kemudian menembaki bodyguard yang melindungi Zhang. Begitu pun dengan orang -orang yang bersamanya.
Zack menarik tubuh Shione dan menggendongnya dengan kepalanya di punggung Zack dan tangan Zack memegang paha bagian belakangnya.
Zack berlari sekuat tenaga keluar dari gedung itu namun kakinya tertembak, dia pun tersungkur dengan Shione terlempar. Teman-temannya pun sudah mati.
Shione memegang lukanya yang mengalirkan darah segar. Shione meringis kesakitan.
Zhang sudah berada di hadapan mereka. "Sakit? Nn. Pemberani? " Zhang meletakkan kakinya di bahu Shione. Kemudian dia mengeluarkan belatinya.
"Kau mau memenggalku dengan pisau kecil itu hah! " kata Shione. "Diam! Yang penting aku membawa kepalamu! " kata Zhang sambil menendang bahu Shione hingga Shione tertelentang.
Zhang menarik rambut Shione dengan kasar kemudian dia menusuk leher Shione dengan pisau itu. Shione tidak berteriak, namun dua merasakan sakit yang luar biasa. Zhang menggerakkan pisaunya memotong leher Shione.
Tangan Shione bergerak menghajar wajah pria itu hingga Zhang tersungkur. Shione bangkit. Dia menarik pisau yang masih menancap 3cm di lehernya. Pisau itu berhasil tercabut. Shione meringis pelan. Darah segar banyak mengalir dari lehernya yang nyaris di putuskan dari tempatnya.
Para bodyguard itu menodongkan senapan mereka kearah Shione. Zack menggapai senapan yang dekat dengannya.
Shione berkuda- kuda. Tak butuh waktu lama, dia menghajar mereka semua dengan tangan kosong. Zhang membidik jantung Shione. Shione menyadari itu. Dia melempar pisau yang tadi dia cabutnya kearah Zhang dan berhasil menancap di dadanya.
Zhang mengaduh kesakitan. Shione terduduk karena ada yang menembak kakinya dari belakang. Shione menahan semua rasa sakit itu. Karena dia pernah mengalami kejadian yang lebih parah dari ini.
Zhang mencabut pisau yang menancap di dadanya. Dia menghampiri Shione kemudian menendangnya hingga Shione terlempar kearah meja sampai hancur.
Shione meringis pelan. Zhang menarik bagian depan baju Shione kemudian menamparnya dengan keras. Shione menendang perut Zhang hingga terpundur.
Zack membidik punggung Zhang dengan senapan yang berhasil dia gapai dan..
Dor
Zhang terhentak ke depan. Shione menendang kepala Zhang hingga tersungkur. Terdengar suara beberapa langkah kaki memasuki gedung itu.
Kepala Shione terasa berat. Pandangannya sudah buram dia pun tersungkur. Sebelum dia benar-benar tak sadarkan diri, dia merasa ada seseorang yang menahan tubuhnya. Dia melihat samar-samar wajah itu. Pria tampan yang.....
Grepppp
♡♥♡♥♡♥♡
Leonardo POV
Aku benar-benar khawatir dengan keadaan Shione sekarang dia berada di pangkuanku. Darahnya merembes dari pakaiannya mengalir membasahi pakaian yang aku pakai.
Demi tuhan! Aku tidak pernah secemas ini sebelumnya. "Cepat Brian! " kataku pada temanku yang sedang menyetir mobilku.
"Iya aku tahu! " jawab Brian yang tak kalah panik. Darah makin banyak mengalir membasahi kursi mobilku.
Beberapa menit kemudian, kami sampai di rumah sakit terdekat. Aku menggendong tubuh Shione menuju ruang UGD. Dia harus segera mendapatkan penanganan.
Aku dan Brian menunggu di ruang tunggu. Aku benar-benar panik. Aku merasa sangat bersalah karena sebelum Shione mengalami tragedi ini, aku sempat bertengkar dan memarahinya. Apa mungkin dia kalah berkelahi dengan mereka gara-gara aku?
Waktu aku melihatnya melompat keluar jendela, aku segera ambil tindakan menghubungi koneksiku untuk mengawasinya. Dan benar, dia pergi ke bagian utara Venesia. Ku pikir dia akan kembali ke Jepang.
Aku mengajak beberapa orang temanku dengan 7 mobil untuk mengawasi Shione kalau terjadi sesuatu. Dan benar saja, waktu sampai kesana, aku terkejut melihat Shione di perlakukan kasar seperti hewan yang akan di gorok.
Aku menyergap mereka semua dengan orang -orang ku. Dan kini mereka sedang berada di tempat ku. Tempat khusus untuk menyekap tawanan. Jangan panggil aku psikopat jika aku tidak punya tempat penyiksaan.
Biar ku beri mereka pelajaran setelah selesai mengurus masalah Shione. Lamunan ku buyar saat dokter Donago keluar dari ruangan UGD. Aku menghampirinya. "Apa dia baik-baik saja? " tanya ku.
"Dia kehabisan darah, harus segera mendapatkan pendonor yang sama golongan darahnya" jawab Dokter Donago.
"Tapi ada pendonornya kan? " tanya ku memastikan. "Tidak ada" jawab Dokter Donago dengan ekspresi sedih.
"Apa golongan darahnya? " tanya ku. "B-" jawab Dokter Donago.
"Aku bisa"
End Leonardo POV
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rahil Ramadhani
aku penasaran ama kisab arbeto ama mykha thorrr plisssss
2021-02-11
1
Rahil Ramadhani
briann adik ipar maini
2021-02-11
0
Setyowti Puji Rahayu
kasihan sheone 😩😩😩😭😭
2020-12-22
1