Rider duduk berhadapan dengan mereka. "Oh, barang baru ya? " goda Rider sambil menatap Shione penuh minat.
"I'm sorry? I'm not bitch! I'm a maf... Ma.. Muffin" kata Shione yang hampir keceplosan.
"Aha? Beach? " goda Rider. Leon hanya tersenyum melihat Shione yang kesal.
"Dia muffin, biarkan saja" kata Leon. "Hampir saja" batin Shione.
"Ada apa? Kenapa hari itu kau memintaku kemari? " tanya Leon.
"Aku hanya sedang bosan, kau sahabat baikku, bisa kita bersenang-senang besok? " tanya Rider.
"Bersenang-senang? Memangnya ada pesta? " tanya Leon.
Rider mendelik Shione. "Kenapa kau melihatku seperti itu? " gerutu Shione.
"Emm, aku mau bicara empat mata dengannya Shione " kata Leon. Shione beranjak dari sofa kemudian keluar dari kamar Rider.
Diluar, dia melihat apa saja yang dilakukan pria -pria itu. Mereka tertawa bersama dengan wanita jalang. Shione bingung, sejak kapan jalang-jalang itu disini? Padahal tadi tidak ada.
Salah satu dari pria itu menghampiri Shione. "Hallo sweety " tangan pria itu akan menyentuh pipi Shione namun dengan cepat, Shione memutar tangan pria itu dan memojokkannya ke dinding.
"Dont touch me, jika kau tidak mau sakit" desis Shione ditelinga pria itu.
"Aarrgghhh" teriak pria itu. Pintu kamar Rider terbuka, Leon dan Rider terkejut melihat itu.
Shione segera melepaskan cengkramannya. "Sorry, dia kurang ajar padaku" kata Shione. Darla menatap tidak suka pada Shione.
"Ok Rid, I want to go home, see you anytime" kata Leon.
"See you too, take care" kata Rider. Rider dan Shione pun berlalu meninggalkan apartemen Rider.
Selama di perjalanan, Shione tertidur, mungkin karena lelah.
♡♥♡♥♡♥♡
Perlahan mata Shione terbuka dia menatap sekeliling. Dia berada di kamar asing. Dia yakin kamar bercat abu-abu putih ini bukanlah salah satu kamar di mansionnya. Dia segera keluar dari kamar itu dan terkejut mengetahui dirinya benar-benar di tempat lain.
"Seseorang!! " teriak Shione. Beberapa pelayan berseragam khusus menghampirinya. "Kalian siapa? " tanya Shione. "Kami pelayan disini Nn. " jawab salah satu dari mereka.
"Aku tidak mengenali kalian" kata Shione. "Ada apa muffin? " seorang pria menghampirinya. "Ah? Kau siapa? " tanya Shione pada laki-laki itu.
"Kau lupa? Aku Leon yang membawamu kemari" gerutu Leon. "Ok, aku ingat, memang ini dimana? " tanya Shione. "Ini di Venesia, Italia " jawab Leon.
"Apa!!! "
Leon menutup telinganya karena mendengar teriakan terkejut cempreng ala Shione.
"Kau benar-benar menculikku!! " bentak Shione. "Bukankah semalam kau memang mau diculik" gerutu Leon.
"Arrgghh! " Shione mengacak rambutnya. "Pergilah" kata Leon pada para pelayan. Para pelayan berlalu. Shione juga. "Hei Muffin! Aku tidak menyuruhmu pergi! " kata Leon.
Langkah Shione terhenti. Leon mendekatinya. "Sebenarnya tujuanmu menculikku apa? " tanya Shione dengan ekspresi serius kali ini.
"Aku ingin balas dendam padamu karena ayahmu telah membunuh ayahku! Dan aku ingin kau melayaniku lalu menjadi milikku" kata Leon sarkas.
"Oh, itu tujuanmu, pertama jika ayahku membunuh ayahmu, kau tidak perlu balas dendam padaku, kenapa? Karena aku yakin saat ini mereka sedang berkelahi disana" kata Shione.
"Lalu, yang kedua, aku tidak akan menjadi milikmu, karena apa? Karena aku lebih tua darimu dan kau masih anak-anak lalu .." ucapan Shione tidak dilanjutkan karena Leon mencengkram lengan Shione.
"Aku berhak menentukan siapa yang harus menjadi milikku!! " bentak Leon. Terdengar suara langkah kaki menaiki tangga. Shione dan Leon ternyata Arthur.
"Jadi kau yang telah membunuh ayah kami? " tanya Arthur dengan nada dingin. Kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celana.
Leon melepaskan cengkramannya. Arthur mendekati Shione yang menatapnya dengan tajam.
"Terimakasih yaaa! " Arthur menjabat tanga Shione. Shione dan Leon sweet drop.
"Akhirnya tua bangka itu mati juga" kata Arthur. Shione mengerutkan dahinya. "Bukan aku, tapi ayahku yang membunuh ayahmu" kata Shione.
"Oh, begitu ya, mana ayahmu? Aku ingin mengucapkan terimakasih padanya" kata Arthur antusias.
"Sayang sekali, ayahku juga sudah mati" kata Shione. "Kenapa ayahmu mati? " tanya Arthur. "Kupikir karena ayahmu " jawab Shione.
Leon menatap Arthur dan Shione bergantian. "Hei! Stop this bullshit!! " bentak Leon.
Mereka berdua terhenyak. Leon melepaskan tangan Shione dan tangan Arthur yang bertautan.
"Ku kira kau mengurus kantor ?" kata Leon pada Arthur. "Iya, baru saja aku akan berangkat" kata Arthur kemudian berlalu menuruni tangga.
♡♥♡♥♡♥♡
Kini Leon, Arthur dan Shione sedang sarapan. Tidak ada pembicaraan, yang terdengar adalah ketukan garpu dan sendok dengan piring.
Arthur yang sudah rapi mengucap mantra. Leon dan Shione menoleh. "Kenapa adikmu? " bisik Shione pada Leon. "Mungkin kekurangan oksigen" bisik Leon.
Arthur berhenti membaca mantra. "Kau baik-baik saja?" tanya Shione. "Aku hanya ingin minum" jawab Arthur kemudian mengambil gelas berisikan air putih lalu meminumnya.
Leon dan Shione saling pandang. "Baiklah, aku pergi ke kantor, bye" Arthur berlalu. "Kurasa adikmu itu lebih menakutkan dibandingkan temanmu yang psikopat itu " kata Shione.
Leon menoleh pada Shione. "Rider maksudmu? " tanya Leon. "Iya" jawab Shione. "Aku juga psikopat, kau harusnya juga takut padaku " kata Leon. "Dalam mimpi" kata Shione kemudian berlalu.
"Dia benar-benar menyebalkan" Leon juga berlalu. Tiba-tiba smartphonenya bergetar. Saat dilihat ternyata nama Eduardo yang tertera di layar sentuh itu. Segera dia mengangkat panggilannya.
"Halo Kak Ed? Ada apa? " tanya Leon.
"Aku akan pulang dengan kakak iparmu" jawab Eduardo di sebrang sana.
"Apa? Emm.. Ok, lalu..? " tanya Leon.
"Jangan sampai ada satu wanita pun di mansion "
"Apa tapi kak, ada wanita di mansion " kata Leon gugup.
"Ya sudah usir dia"
"Emm tapi kak dia.. dia kekasih ku" kata Leon yang kehabisan akal.
"Jadi kau mulai serius dengan wanita? " tanya Ed dengan nada bahagia di sebrang sana.
"Emm, begitulah " gumam Leon.
"Kalau begitu, aku akan segera sampai" kata Ed.
Tut tut tut. Leon menghela napas berat. "Aku harus segera memiliki gadis keras kepala itu, setidaknya aku tidak sia-sia datang ke Jepang " gumam Leon kemudian berlalu.
♡♥♡♥♡♥♡♥♡
Shione sedang membereskan kamarnya. Leon menghampirinya. "Hei, kakakku akan pulang, kau harus berganti pakaian dan bersikap seperti kekasihku" kata Leon.
Shione menoleh. "Are you kidding? " tanya Shione. "Tidak, ayolah kau harus bekerja sama denganku, jika Ed tahu kalau kau anaknya Zen atau dia tahu kalau kau bukan kekasihku, maka kau bisa diusir dari sini dan kau mau bagaimana di negara orang? " tanya Leon.
"Aku punya banyak koneksi, aku tidak akan mati konyol di negara orang! " kata Shione dengan lantang.
Leon menaikkan sebelah alisnya membuatnya terlihat makin tampan. "Ehm" Shione mengalihkan pandangannya atau dia bisa terpesona.
"Kau punya banyak koneksi? Kau mafia? " tanya Leon. Shione menatap Leon. "Bukan" jawab Shione kemudian mengalihkan pandangannya.
"Sudah ku duga, jika ayahnya mafia, anaknya pasti mafia" kata Leon.
"Lalu kau! Ayahnya mafia dan kau apa! " bentak Shione yang merasa tersinggung.
"Aku psikopat "
♡♥♡♥♡♥♡
By
Ucu Irna Marhamah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
" Ira_W "
baru tau ternyata di novel ini psikopat adalah pekerjaan bukan penyakit
tapi sumpah akuh ngakak so hard 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 ada ya orang mau di culik nego dulu di kasih makan ngak terus ada anak durhakim bapaknya mati di bunuh malah seneng banget sampe mau ngucapin terima kasih sama yang ngebunuh dasar keluarga lawak🤣🤣🤣🤣
2022-01-06
0
💜LAVENDER💜
Ceritanya menarik dan unik, aku suka 👍😊
2021-05-20
0
Kikoaiko
cwenya mafia tapi konyol, yg satu bangga lagi jfi psikopat
2021-03-13
1