Bab 4 lebih licik

" Daddy " panggil Aya lagi saat Zain malah bengong menatapnya.

" umur saya 27 tahun " jawab Zain segera mengalihkan tatapan nya dari Aya .

" Hahhh" kaget Aya tua sekali suaminya.

" Apa mau bilang Saya tua?" ketus Zain yang sudah tau apa yang difikirkan oleh Bocil sialan itu .

" Dih kok dia tau apa yang Aya pikirkan?" suara kecil Aya dengan mulut komat Kamit .

" Kalau sudah tau Saya jauh lebih dewasa dari kamu jangan sekali-kali memancing emosi Saya, Paham " ucap Zain menatap gadis manis yang sangat nakal itu .

" Siapa juga yang mau mancing emosi" ketus Aya berbaring memunggungi Zain .

" Saya belum selesai bicara" ucap Zain dengan nada bicara meninggi .

" Apa?" sergah Aya berbalik kesal mendengar suara meninggi Zain .

" Sudah Saya bilang jangan memancing emosi benar-benar tidak sopan " ucap Zain merasa tak dihargai saat dia masih bicara tapi Aya sudah memunggungi nya .

" Sekali lagi kamu begitu jangan lagi tidur di kamar saya. " tegas Zain yang membuat Aya langsung melotot bahkan memberontak melawan pria itu.

" Kalau bukan tidur di kamar ini Aya tidur dimana lagi , di apartemen teman Daddy " ucap Aya berdiri mengepal tangan menatap Zain yang duduk di ranjang itu .

Zain langsung menatap Bocil yang berdiri itu dengan tajam dengan sudut matanya.

" silahkan" kata Zain menunjuk pintu keluar yang membuat Aya menjadi semakin kesal .

Dengan emosi Aya mengambil ponselnya lalu melangkah menuju pintu kamar sambil menangis .

" akkhh" teriak Aya ketakutan berlari ke atas ranjang mencari Zain saat tiba-tiba lampu mati hingga kondisi kamar gelap gulita .

" Daddy ,,, Peluk. Aya takut " tangis Aya semakin keras menggapai pada Zain yang masih duduk bersandar ke ranjang itu .

Zain sudah ingin tertawa menutup mulutnya menatap Aya yang sudah menangis minta di peluk dalam kegelapan saking takut nya .

" hiks,,, Aya takut " tangis Aya dengan tubuh gemetaran benar-benar trauma dengan kegelapan sedari kecil.

" hai tenang lah tidak apa-apa" kata Zain merasa bersalah juga karena sengaja mematikan lampu hingga Bocil itu menggigil ketakutan.

" Aya takut " ucap Aya menyembunyikan wajahnya di dada Zain bahkan tanpa Aya sadari dia sudah duduk di atas pangkuan Zain .

Zain yang sudah merasa sesak dan tiba-tiba kesulitan menahan diri kembali menekan tombol lampu agar kembali terang .

Secara tiba-tiba Zain merasakan tubuh nya bereaksi ketika Aya terus memeluk dan tak memberikan jarak antara mereka .

" turun " ucap Zain pada Aya yang masih duduk di pangkuan nya menghapus air mata.

" Maaf Daddy " ucap Aya spontan turun dari pangkuan Zain dan berdiri menjauh .

Zain langsung berlari ke kamar mandi karena merasa ada yang aneh dengan dirinya.

" ini gila " rutuk Zain bersandar ke dinding kamar mandi sambil memejamkan mata mengguyur tubuhnya dengan air dingin dari shower .

" bagaimana mungkin tubuhku bereaksi se over ini hanya karena di sentuh Bocil tepos dan lurus itu, bahkan Hellen saja tak membuat aku sampai segitunya" umpat Zain yang malah menjadi heran dan tersiksa .

15 menit kemudian.

" Astaga " Zain yang baru keluar kamar mandi itu langsung menghampiri Aya yang sudah tertidur dengan kepala diatas tempat tidur sedangkan dia duduk di bawah mungkin karena lama menangis membuat Bocil itu mengantuk .

" bangun " kata Zain menyentuh pundak Aya tapi sepertinya Bocil itu kalau sudah tidur mirip seperti orang pingsan yang sama sekali tak merespon.

Akhirnya Zain mengangkat Aya ke atas ranjang lalu menyelimuti nya dan memilih mengalah dengan tidur di bawah sebagai bentuk penebusan rasa bersalahnya.

pagi harinya.

" hoam" Aya yang baru membuka mata itu menguap lalu duduk bersandar ke kepala ranjang.

" sudah bangun tuan putri?" tanya Zain rada menyindir menatap jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi .

Aya langsung menoleh kesamping menatap pria yang duduk di sofa yang sedang berfokus pada laptop di atas meja .

" suamiku " ucap Aya dengan suara kecil baru ingat kalau dia sudah menikah semalam .

" lupa juga kalau sudah punya suami?" tanya Zain lagi terus menyindir .

" ihhhh,,, iya sabar " umpat Aya kesal turun dari ranjang lalu berlari ke kamar mandi .

" hehhh mau kemana?" ucap Zain mengalihkan tatapan nya dari laptop begitu melihat Aya yang mungkin hanya cuci muka saja akan keluar kamar bahkan masih memakai piyama tidur nya.

" Ya mau masak nanti kau menyindirku lagi tidak memasak untuk suami" judes Aya berbicara kesal lalu menutup pintu dengan geram sehingga menimbulkan suara cukup keras .

Walaupun sebenarnya juga emosi tapi Zain cukup senang rupanya Bocil itu mengerti tugas nya sebagai seorang istri sekalipun Zain tidak menyuruh nya .

Demi apapun Zain menyindir Aya hanya karena bangun kesiangan bukan menuntut hal apapun apalagi itu memasak .

23 menit kemudian .

" Ayo makan , nanti nggak di panggil nyinyir lagi " ucap Aya cemberut berdiri di dekat pintu saja menatap Zain yang masih duduk di sofa berkutik dengan laptopnya.

" mandi dan ganti baju dulu baru kita makan " ucap Zain menatap Aya sekilas lalu fokus lagi pada laptop nya .

" Ihhhh nanti aja Aya udah lapar" rengek Aya memeluk pintu menatap Zain yang masih duduk .

"huftt,,, minimal gosok gigi sana memang Bocil jorok " hujat Zain .

" ehhhh udah gosok gigi ya berprasangka buruk aja sama orang " omel Aya menghampiri Zain memperlihatkan gigi putih nya .

" sial bibirnya kelihatan manis sekali " batin Zain buang muka tak mau menatap Bocil yang selalu bikin salah fokus itu .

" Yasudah jika Daddy tak ingin makan " senyum kecut Aya berjalan kembali .

" Saya akan makan " ucap Zain langsung menutup laptop nya , walaupun mungkin masakan Bocil itu tidak enak tapi Zain menghargai effort Bocil itu yang sudah mau memasak .

Sesampai dimeja makan Zain melihat ada dua piring nasi goreng beserta air putih .

" silahkan makan Daddy" ucap Aya dengan seulas senyum begitu manis yang membuat Zain langsung mengangkat alisnya.

" itu untuk saya" ucap Zain malah ingin menukar menu di depannya dengan punya Aya .

" nggak, inikan punya Aya" kata Aya tak mau menukar , membuat Zain semakin mengangkat sebelah alisnya.

" sama-sama nasi goreng kan?" tanya Zain yang diangguki Aya dengan polos.

" Jadi apa salahnya tukar " kata Zain langsung menukar nasi goreng di depannya tanpa bisa Aya cegah dengan licik .

Dengan tenangnya Zain memakan nasi goreng masakan pertama istri kecilnya yang memang Zain rasakan begitu enak .

" kenapa tidak makan?" tanya Zain tersenyum lebar menatap Aya yang sudah cemberut itu.

" nggak enak " ketus Aya yang padahal sudah sangat lapar tapi juga tidak mungkin memakan nasi goreng pedas dan Asin itu .

" nah itu , berani sekali kamu memberikan makanan tidak enak untuk saya" ulti Zain yang memang sudah tau pemikiran Bocil nakal itu.

" ihhhh,,,nggak ada yaa" tegas Aya tak mau mengaku .

" kalau gitu makanlah kalau memang enak" ucap Zain dengan santai menikmati nasi goreng yang saking enaknya memang belum pernah Zain rasakan nasi goreng seenak itu .

Next .

please vote

Terpopuler

Comments

Azzahra Asyilla

Azzahra Asyilla

si bocil mau coba² sama mafia ya ketauan

2024-04-28

0

Nova

Nova

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ ketauan dechhhh

2024-03-23

0

Cristella Tella

Cristella Tella

itu namanya senjata makan tuan aya🤣🤣🤣🤣

2024-03-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Daddy-Daddy
2 Bab 2 butik sebagai mahar
3 Bab 3 menikah
4 Bab 4 lebih licik
5 Bab 5 sudah bangun tuan putri
6 Bab 6 logat tak biasa
7 Bab 7 Daddy meragukan ku?
8 Bab 8 sebuah komitmen
9 Bab 9 Daddy jomblo
10 Bab 10 Daddy ngambek?
11 Bab 11 berdebat
12 Bab 12 kue red Velvet
13 Bab 13 Romantis
14 Bab 14 Club
15 Bab 15 Dia istriku
16 Bab 16 perut sixpack
17 Bab 17 meragukan Zain
18 Bab 18 pertengkaran
19 Bab 19 Adik Zain
20 Bab 20 Bayi gemoy
21 Bab 21 kepanasan
22 Bab 22 bantu Aya Daddy
23 Bab 23 Strategi Mafia
24 Bab 24 bukan Hantu
25 Bab 25 kecupan pertama
26 Bab 26 terlambat
27 Bab 27 Aya siap berperang
28 Bab 28 bikin Frustasi
29 Bab 29 Baby Zain
30 Bab 30 Dibohongi
31 Bab 31 ketakutan Aya
32 Bab 32 ingin pulang
33 Bab 33 Dalam pelukan
34 Bab 34 akhirnya mengikhlaskan
35 Bab 35 kemana Zain?
36 Bab 36 juga tak ada
37 Bab 37 Aya kangen Daddy.
38 Bab 38 Cerminan hati
39 Bab 39 Bocil sedang cemburu
40 Bab 40 Milik Aya
41 Bab 41 Mencintai Daddy
42 Bab 42 perbanyak like
43 Bab 43 Bucin Akut
44 Bab 44 Hadiah untuk Daddy .
45 Bab 45 di mandikan Zain
46 Bab 46 Baba itu siapa?
47 Bab 47 Lebih modus
48 Bab 48 Gatel sama istri
49 Bab 49 Kalau ada kesempatan
50 Bab 50 Ceritakan pada Aya Daddy
51 Bab 51 Bayi atau Mafia
52 Bab 52 Sahabat Aya
53 Bab 53 Menantu Papi
54 Bab 54 Tidak punya waktu
55 Bab 55 jangan menolakku
56 Bab 56 Cara tak biasa
57 Bab 57 LDR
58 Bab 58 Kekasih halal
59 Bab 59 Tidak disayang Zain
60 Bab 60 tak ada rasa puas
61 Bab 61 ketakutan Aya
62 Bab 62 Aya licik
63 Bab 63 Bayinya dua
64 Bab 64 Hamil muda
65 Bab 65 Seperti Berlian
66 Bab 66 Pulang
67 Bab 67 Zain Marah
68 Bab 68 mencintai Kamu
69 Bab 69 ngidam
70 Bab 70 Papi Daniel
71 Bab 71 Jatuh Cinta pada Istri sendiri
72 Bab 72 perasaan takut
73 Bab 73 Kamu baik tapi Anjing
74 Bab 74 Biang Lala
75 Bab 75 Rasa rindu
76 Bab 76 Milikku
77 Bab 77 Daddy Zain
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 Daddy-Daddy
2
Bab 2 butik sebagai mahar
3
Bab 3 menikah
4
Bab 4 lebih licik
5
Bab 5 sudah bangun tuan putri
6
Bab 6 logat tak biasa
7
Bab 7 Daddy meragukan ku?
8
Bab 8 sebuah komitmen
9
Bab 9 Daddy jomblo
10
Bab 10 Daddy ngambek?
11
Bab 11 berdebat
12
Bab 12 kue red Velvet
13
Bab 13 Romantis
14
Bab 14 Club
15
Bab 15 Dia istriku
16
Bab 16 perut sixpack
17
Bab 17 meragukan Zain
18
Bab 18 pertengkaran
19
Bab 19 Adik Zain
20
Bab 20 Bayi gemoy
21
Bab 21 kepanasan
22
Bab 22 bantu Aya Daddy
23
Bab 23 Strategi Mafia
24
Bab 24 bukan Hantu
25
Bab 25 kecupan pertama
26
Bab 26 terlambat
27
Bab 27 Aya siap berperang
28
Bab 28 bikin Frustasi
29
Bab 29 Baby Zain
30
Bab 30 Dibohongi
31
Bab 31 ketakutan Aya
32
Bab 32 ingin pulang
33
Bab 33 Dalam pelukan
34
Bab 34 akhirnya mengikhlaskan
35
Bab 35 kemana Zain?
36
Bab 36 juga tak ada
37
Bab 37 Aya kangen Daddy.
38
Bab 38 Cerminan hati
39
Bab 39 Bocil sedang cemburu
40
Bab 40 Milik Aya
41
Bab 41 Mencintai Daddy
42
Bab 42 perbanyak like
43
Bab 43 Bucin Akut
44
Bab 44 Hadiah untuk Daddy .
45
Bab 45 di mandikan Zain
46
Bab 46 Baba itu siapa?
47
Bab 47 Lebih modus
48
Bab 48 Gatel sama istri
49
Bab 49 Kalau ada kesempatan
50
Bab 50 Ceritakan pada Aya Daddy
51
Bab 51 Bayi atau Mafia
52
Bab 52 Sahabat Aya
53
Bab 53 Menantu Papi
54
Bab 54 Tidak punya waktu
55
Bab 55 jangan menolakku
56
Bab 56 Cara tak biasa
57
Bab 57 LDR
58
Bab 58 Kekasih halal
59
Bab 59 Tidak disayang Zain
60
Bab 60 tak ada rasa puas
61
Bab 61 ketakutan Aya
62
Bab 62 Aya licik
63
Bab 63 Bayinya dua
64
Bab 64 Hamil muda
65
Bab 65 Seperti Berlian
66
Bab 66 Pulang
67
Bab 67 Zain Marah
68
Bab 68 mencintai Kamu
69
Bab 69 ngidam
70
Bab 70 Papi Daniel
71
Bab 71 Jatuh Cinta pada Istri sendiri
72
Bab 72 perasaan takut
73
Bab 73 Kamu baik tapi Anjing
74
Bab 74 Biang Lala
75
Bab 75 Rasa rindu
76
Bab 76 Milikku
77
Bab 77 Daddy Zain

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!