Bab 20
Kini Altair paham kenapa Rigel begitu takut ketika melihat Orion. Ternyata adiknya tahu apa yang sudah dikerjakan oleh orang tua mereka, bahkan tahu siapa saja yang terlibat di dalamnya, termasuk Orion.
"Bagaimana bisa Rigel tahu tentang penelitian yang dilakukan oleh kalian? Dia itu hanya seorang anak kecil," tanya Altair penasaran.
Orion pun tertawa terbahak-bahak. Laki-laki itu merasa senang melihat Altair seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa.
"Karena adikmu itu adalah salah satu dari sekian banyak objek yang jadi penelitian kami," jawab Orion mendesis dengan penuh penekanan.
Bagai tersambar petir di siang bolong, tubuh Altair menjadi kaku. Dia merasa sekujur tubuhnya lemas dan tenaga hilang setelah mendengar suatu hal yang tidak pernah terlintas di dalam kepalanya.
Dia tidak menyangka kalau Rigel adalah anak yang dijadikan penelitian oleh para ilmuwan. Orang-orang yang melakukan penelitian akan suatu hal secara sembunyi-sembunyi.
"Untuk apa penelitian itu? Kenapa anak kecil seperti Rigel yang tidak mengerti apa-apa sampai kalian jadikan objek penelitian?" tanya Altair penasaran.
"Untuk menghasilkan manusia unggulan. Manusia super yang akan menguasai alam dunia ini. Orang-orang bodoh itu tidak punya hak untuk hidup di dunia ini. Mereka hanya bisa membuat kerusakan saja. Karena ulah mereka juga yang akan menyebabkan kehancuran dunia ini," jawab laki-laki paruh baya itu sambil menatap tajam kepada Altair.
Di dalam dada pemuda itu bergemuruh karena menahan amarah. Dia marah karena adiknya sudah dijadikan sebagai objek penelitian orang-orang gila yang memiliki gelar ilmuwan. Hanya karena ingin dunia ini bebas dari orang yang mereka katai bodoh.
"Lalu, apa penelitian kalian itu sukses atau gagal?" tanya Altair dengan alis terangkat.
"Bisa dikatakan sukses walaupun belum sempurna. Karena ulah papamu penelitian kami semua menjadi kacau," jawab Orion dengan ekspresi marah.
Kini giliran Altair yang tertawa keras. Dia merasa senang karena kedua orang tuanya sudah menghancurkan penelitian mereka. Dengan begitu mereka harus menghentikan proyek pekerjaannya itu.
"Lalu, manusia yang seperti apa yang akan dihasilkan dalam penelitian oleh kalian itu?" tanya Signus yang sejak tadi terdiam mencoba mengikuti pembicaraan Orion dengan Altair.
"Bukannya sudah aku bilang tadi. Manusia hasil dari proyek ini akan memiliki banyak kelebihan dari manusia pada umumnya. Mereka itu manusia super yang memiliki kekuatan. Dan dengan kekuatannya itu kami bisa menguasai dunia. Lalu, akan menyingkirkan orang-orang bodoh seperti kalian," jawab Orion mendesis.
Otak Altair menangkap semua ucapan Orion. Dia takut kelebihan yang dimiliki oleh Rigel diketahui oleh mereka dan akan dimanfaatkan dengan tidak benar.
'Jika dilihat dari reaksi Rigel ketika melihat Orion, seperti mereka sudah saling kenal,' batin Altair.
"Sudah berapa banyak manusia hasil dari penelitian kalian itu?" tanya Signus dengan nada yang dingin. Terlihat pancaran matanya menunjukkan rasa benci kepada Orion.
"Entahlah. Karena kami bekerja dalam bentuk tim. Tidak sedikit manusia itu kami matikan, jika kekuatan yang dimilikinya tidak berguna bagi kami. Karena kami ingin manusia yang unggul," jawab Orion dengan wajah tanpa dosa.
Altair dan Signus emosi mendengar ucapan Orion barusan. Secara bersamaan mereka melayangkan pukulan ke perut laki-laki itu.
"Aaaaa!" teriak Orion kesakitan.
"Manusia seperti kalian itu yang pantas mati!" pekik Signus dengan emosi.
Tiba-tiba saja terdengar suara pintu diketuk dengan keras dari luar. Ada orang yang berusaha masuk ke ruangan itu.
Dug! Dug! Dug!
Altair dan Signus saling beradu pandang. Mereka bertanya-tanya siapa yang melakukan itu. Lalu, dengan berjalan pelan Altair melihat lewat lubang pintu. Ternyata ada seorang laki-laki yang pemuda itu pernah lihat di rekaman CCTV. Orang ini terlihat beberapa kali berbicara dengan Orion.
"Siapa?" tanya Signus tanpa suara.
"Aku rasa dia temannya Mister Orion," jawab Altair.
Mendengar ada temannya datang, Orion pun merasa senang. Lalu dia berteriak, "Aku di sini!"
Karena kesal Altair pun menonjok muka Orion agar diam. Pemuda itu merasa orang yang datang itu profesinya sama seperti sang ayah. Hal ini dikarenakan, laki-laki yang berdiri di depan pintu saat ini memakai sebuah pin yang sama dengan pin yang sering dipakai Alfa.
"Aku lupa kalau Anda pernah bilang akan mengunjungi suatu tempat untuk mengadakan pertemuan penting. Sepertinya pertemuan penting itu dilakukan dengan sesama ilmuan, ya?" Altair mencengkeram kedua bahu Orion dengan kuat.
"Katakan ada berapa ilmuan yang ikut dalam perjalanan ini?" tanya Altair sambil menekan lebih kuat sampai Orion meringis kesakitan.
Pintu kembali diketuk dengan keras, bahkan sepertinya sedang berusaha didobrak.
'Berurusan dengan satu manusia jenis Orion saja sudah kesulitan. Apalagi jika mereka ada banyak,' batin Signus.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Diah Elmawati
Nah kapal mulai oleng jangan-jangan bahaya sudah didrpsn mata...... Siapa ysng akan menolong kedua bocah yang dipenjara tersebut. Semoga mereka bedua dalam keadaan baik-baik saja
2024-03-20
3