Bab 4.

Bab 4

"Sebuah pesawat terbang boing 123 jatuh pusat ibu kota Centuari. Semua penumpang yang berjumlah 123 orang dan 10 orang awak kapal meninggal dunia karena pesawat hancur terbakar. Beberapa karyawan di pabrik PT.Sunny juga tidak luput menjadi korban jiwa. Saat ini belum bisa dipastikan berapa korban yang meninggal dan luka-luka karena tim SAR masih melakukan evakuasi."

Seorang wanita yang merupakan pembawa acara berita terlihat berkaca-kaca karena peristiwa ini. Begitu juga dengan orang-orang yang ada di ruang lobi rumah sakit, mereka ada yang menangis ada juga yang mukanya berubah pucat pasi karena ketakutan.

"Tuhan sudah murka kepada manusia. Sehingga menurunkan banyak bencana dan kecelakaan yang merenggut banyak nyawa manusia di dunia ini," ucap seorang kakek-kakek tua yang berdiri di samping Altair.

Kakak beradik itu mengalihkan perhatian kepada seorang lelaki tua yang memakai pakaian serba hitam dan memakai topi rajut berwarna hitam pula. Laki-laki tua itu menatap layar televisi yang masih memutar berita tentang kecelakaan pesawat. Lalu, dia pergi keluar dari rumah sakit.

***

Altair penasaran kenapa Rigel bisa menggambar beberapa bencana dan kecelakaan yang terjadi belakangan ini. Dia menatap adiknya yang sedang menggambar pemandangan laut. Menurut pemuda itu gambarnya sangat jelek, tetapi memaklumi karena adiknya masih berusia empat tahun.

'Apa Rigel bisa meramal kejadian yang akan terjadi di dunia ini melalui media gambar?' batin Altair.

'Kenapa beberapa kejadian kecelakaan terjadi sama seperti yang digambar oleh Rigel?' Altair bertanya-tanya.

'Apa dia merupakan anak indigo yang bisa melihat masa depan, lalu menuangkan ke dalam bentuk gambar?' Altair mengacak-acak rambutnya karena otaknya kini dipenuhi oleh fenomena yang ada di kertas-kertas gambar hasil karya adiknya.

'Aaaaa, lama-lama bisa gila aku!' Altair merutuki.

Merasa bosan melihat Rigel yang sedang menggambar, Altair pun melanjutkan membaca buku. Tidak terasa sudah tiga puluh menit berlalu dan adiknya masih asyik menggambar.

Mata Altair terbelalak ketika melihat gambar laut itu karena ada gambar sesuatu yang jatuh dari langit. Benda itu digambarkan ada api, lalu di laut banyak perahu dan kapal-kapal berukuran besar. Di pinggir pantai juga terlihat gambar seperti manusia.

"Rigel, katakan kepadaku! Apakah gambar ini menunjukkan kejadian yang akan terjadi?" tanya Altair dengan tatapan penuh selidik.

Rigel terdiam menatap kakaknya. Lalu, dia tersenyum. Altair tidak bisa menangkap maksud senyum adiknya ini.

"Rigel jawab pertanyaan aku dengan anggukkan dan gelengan kepala, biar aku paham," kata Altair lagi.

Rigel malah diam menunduk. Bocah itu tidak mau menjawab sesuai perintah kakaknya.

Altair menjadi gemas sendiri. Lalu, dia pun mengeluarkan map yang berisi gambar-gambar hasil karya Rigel. Niat dia menunjukkan beberapa gambar buatan adiknya itu yang sama dengan kejadian yang terjadi belakangan ini.

"Katakan kepadaku apa maksudnya kamu menggambar ini!" pinta Altair sambil menunjuk gambar-gambar Jembatan dan kereta jatuh, gambar gunung yang longsor, bus sekolah yang meledak, dan pesawat yang jatuh di tengah kota.

Rigel bukannya menjawab, dia malah menangis. Tidak lama kemudian bocah itu pun tantrum. Tentu saja ini membaut Altair panik karena dia tidak bisa mendiamkan adiknya jika sudah seperti ini.

"Rigel, aku mohon diamlah!" Altair mencoba menenangkan adiknya.

Tantrum bocah itu semakin parah. Dia menangis berguling-guling dan melemparkan alat menggambarnya.

Altair memeluk tubuh Rigel yang berontak terus. Adiknya ini kadang seperti ini. Biasanya ibu mereka yang akan menenangkannya jika ini terjadi.

"Maafkan aku, Rigel. Aku sudah membuat kamu sedih. Aku tidak marah sama kamu, aku sayang sama kamu," ucap Altair mengingat kembali kata-kata ibunya ketika menenangkan sang adik.

"Aku sayang kamu, Rigel," kata pemuda itu lagi.

Setelah beberapa saat, Rigel pun menjadi tenang. Dia hanya menangis tersedu-sedu dalam pelukan kakaknya. Tidak lama kemudian bocah itu tertidur.

Altair baru merasa tenang setelah membaringkan tubuh Rigel di tempat tidur. Dia menatap adiknya dalam diam. Perasaan pemuda itu bercampur aduk antara benci, kesal, dan kasihan. 

Perbedaan jarak usia yang terpaut jauh antara Altair dengan Rigel, membuat mereka tidak dekat. Dia memiliki adik ketika duduk di bangku kelas delapan. Tentu saja sudah mempunyai teman bermain yang banyak dan suka berkeliaran di luar rumah.

Selama ini Rigel selalu bersama dengan ibu mereka. Terkadang dibawa juga ke tempat kerja bersama ibunya. Karena bocah itu pendiam dan lebih suka menggambar, jadi tidak mengganggu pekerjaan orang lain.

Altair pun mengambil gambar-gambar yang dibuat oleh Rigel. Dia memeriksa satu persatu. Iseng-iseng dia membuka internet dan mencari tahu kejadian-kejadian yang ada di gambar itu.

"Tahun 2022 terjadi tsunami di negeri Vulpecula. Korban jiwa sekitar 75.000 orang."

"Tahun 2023 terjadi badai tornado di negara Ara. Korban meninggal sekitar 212 orang dan yang menghilang sekitar 17 orang."

" Tahun 2022 terjadi banjir bandang di kota Bootes. Korban jiwa sekitar 125 orang, korban menghilang 13 orang, korban luka-luka sekitar 356 orang."

Ada beberapa gambar lainnya yang menunjukan kejadian bencana alam atau kecelakaan di beberapa negara. Namun, ada juga beberapa gambar yang tidak ada berita tentang kejadian yang ada di gambar itu.

"Apa yang belum aku temukan ini belum terjadi dan akan terjadi di masa yang akan datang?" Altair bergumam sambil menatap selembar kertas gambar yang menunjukkan sebuah gedung tinggi lalu ada sebuah pesawat yang terlihat akan jatuh menghantam bangunan itu.

***

Hari-hari Altair berjalan dengan baik dan datar seperti biasa. Dia pergi ke sekolah, belajar, pulang ke rumah dan mengurung diri di kamar. Kasus pengeboman bus sekolah juga belum menemukan titik terang Si pelaku diyakini merupakan orang yang ahli dan berhasil menghilangkan jejak. Namun, Altair berpikir kalau si pelaku adalah salah seorang korban pem-bully-an itu. Entah dia bekerja sendiri atau menyuruh orang bayaran untuk melakukan hal itu.

Merasa bosan Rigel pun mengambil selembar kertas untuk menggambar. Ternyata krayon miliknya sudah habis. Lalu, dia menarik-narik lengan baju Altair. Bocah itu menunjukkan kalau krayon miliknya habis dan meminta yang baru.

"Masa sudah habis, belum juga satu bulan," kata Altair kesal.

Rigel pun menundukkan kepala. Dia tidak bisa membantah atau membela dirinya.

Mata Altair teruji kepada tumpukkan kertas HVS yang sudah penuh dengan gambar-gambar hasil karya sang adik. Itu kertas HVS yang ada di ruang kerja Sirius. Apakah nanti kakeknya akan marah atau tidak? Altair tidak tahu.

Dengan perasaan kesal Altair menendang lalu menginjak hasil menggambar Rigel. Uang dia habis untuk membeli perlengkapan menggambar adiknya. Biasanya Rigel akan membeli itu sebulan sekali, tetapi sekarang baru dua minggu sudah habis dan minta yang baru.

Altair menginjak kertas yang menggambarkan kendaraan yang memiliki nomor plat mobil, warna mobil yang sama dengan mobil milik kakeknya dan sebuah truk kontainer. Dengan tangan gemetar dia mengambil kertas itu untuk memastikan. Setelah dilihat beberapa kali kendaraan itu mirip dengan mobil sang kakek. Tentu saja pemuda itu ketakutan setengah mati melihat gambar ini.

'Jangan sampai ini terjadi!' 

***

Episodes
1 Bab 1.
2 Bab 2.
3 Bab 3.
4 Bab 4.
5 Bab 5.
6 Bab 6. Korban Perundungan
7 Bab 7. Tabir Kebenaran
8 Bab 8. Bukti Rekaman
9 Bab 9. Berhasil Memecahkan Misteri
10 Bab 10. Menyelamatkan Ratusan Nyawa Murid
11 Bab 11. Tidak Bisa Mencegah
12 Bab 12. Rahasia Orang Tua Altair
13 Bab 13. Melakukan Penyusupan
14 Bab 14. Bencana Mulai Nampak
15 Bab 15. Keadaan Semakin Genting
16 Bab 16. Siapa Penjahat Itu?
17 Bab 17. Mendapatkan Backing-an
18 Bab 18. Signus Vs Orion
19 Bab 19. Objek Penelitian Para Ilmuwan
20 Bab 20. Manusia Super
21 Bab 21. Formula IND2022
22 Bab 22. Bellatrix
23 Bab 23. Rigel Jadi Tameng
24 Bab 24. Terjadi Bencana Bersamaan
25 Bab 25. Membuat Konten
26 Bab 26. Ryuga Si Dukun Sakti
27 Bab 27. Terjadi Bencana
28 Bab 28. Berita Terjadinya Bencana Alam
29 Bab 29.
30 Bab 30. Pagi Hari Setelah Bencana Terjadi
31 Bab 31. Tokoh Viral
32 Bab 32. Termakan Omongan
33 Bab 33.
34 Bab 34. Memecahkan Misteri
35 Bab 35. Mendatangi Rumah Sakit
36 Bab 36. Starla?
37 Pengumuman
38 Bab 37. Rumah Tempat Teraman
39 Bab 38. Ada Apa Sebenarnya?
40 Bab 39. Kemampuan Starla Yang Mengejutkan
41 Bab 40. Identitas Ryuga Terbongkar?
42 Bab 41. Bertemu Dengan Si Muka Kodok
43 Bab 42. Leon
44 Bab 43.
45 Bab 44. Kedatangan Orion
46 Bab 45. Rigel Tertangkap
47 Bab 46. Mencari Tahu Rahasia
48 Bab 47. Mendatangi Rumah Orang Tua Altair
49 Bab 48. Pintu Gerbang Terbuka
50 Pengumuman
51 Bab 49.
52 Bab 50.
53 Bab 51.
54 Bab 52. Tujuan Darco
55 Bab 53.
56 Bab 54.
57 Bab 55
58 Bab 56.
59 Bab 57.
60 Bab 58.
61 Bab 59. Makhluk Di Dalam Tabung
62 Bab 60.
63 Bab 61. Kedatangan Signus
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1.
2
Bab 2.
3
Bab 3.
4
Bab 4.
5
Bab 5.
6
Bab 6. Korban Perundungan
7
Bab 7. Tabir Kebenaran
8
Bab 8. Bukti Rekaman
9
Bab 9. Berhasil Memecahkan Misteri
10
Bab 10. Menyelamatkan Ratusan Nyawa Murid
11
Bab 11. Tidak Bisa Mencegah
12
Bab 12. Rahasia Orang Tua Altair
13
Bab 13. Melakukan Penyusupan
14
Bab 14. Bencana Mulai Nampak
15
Bab 15. Keadaan Semakin Genting
16
Bab 16. Siapa Penjahat Itu?
17
Bab 17. Mendapatkan Backing-an
18
Bab 18. Signus Vs Orion
19
Bab 19. Objek Penelitian Para Ilmuwan
20
Bab 20. Manusia Super
21
Bab 21. Formula IND2022
22
Bab 22. Bellatrix
23
Bab 23. Rigel Jadi Tameng
24
Bab 24. Terjadi Bencana Bersamaan
25
Bab 25. Membuat Konten
26
Bab 26. Ryuga Si Dukun Sakti
27
Bab 27. Terjadi Bencana
28
Bab 28. Berita Terjadinya Bencana Alam
29
Bab 29.
30
Bab 30. Pagi Hari Setelah Bencana Terjadi
31
Bab 31. Tokoh Viral
32
Bab 32. Termakan Omongan
33
Bab 33.
34
Bab 34. Memecahkan Misteri
35
Bab 35. Mendatangi Rumah Sakit
36
Bab 36. Starla?
37
Pengumuman
38
Bab 37. Rumah Tempat Teraman
39
Bab 38. Ada Apa Sebenarnya?
40
Bab 39. Kemampuan Starla Yang Mengejutkan
41
Bab 40. Identitas Ryuga Terbongkar?
42
Bab 41. Bertemu Dengan Si Muka Kodok
43
Bab 42. Leon
44
Bab 43.
45
Bab 44. Kedatangan Orion
46
Bab 45. Rigel Tertangkap
47
Bab 46. Mencari Tahu Rahasia
48
Bab 47. Mendatangi Rumah Orang Tua Altair
49
Bab 48. Pintu Gerbang Terbuka
50
Pengumuman
51
Bab 49.
52
Bab 50.
53
Bab 51.
54
Bab 52. Tujuan Darco
55
Bab 53.
56
Bab 54.
57
Bab 55
58
Bab 56.
59
Bab 57.
60
Bab 58.
61
Bab 59. Makhluk Di Dalam Tabung
62
Bab 60.
63
Bab 61. Kedatangan Signus

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!