Bab 16
Altair mewaspadai orang-orang yang ada di kapal pesiar itu. Dia tidak tahu siapa penjahat yang dimaksud oleh Rigel. Pemuda itu juga tidak tahu apakah Orang itu adalah pembunuh kedua orang tuanya atau penjahat biasa karena suatu kasus.
Rigel digendong di punggung Altair dalam keadaan tertidur. Kondisi tubuh bocah itu masih lemah akibat tenggelam tadi. Lalu, rasa ketakutan luar biasa yang dia rasakan, sehingga membuatnya langsung jatuh tertidur ketika merasakan posisi aman dan nyaman.
Seluruh penumpang kapal di kumpulkan di satu ruangan, agar mudah mengetahui segala informasi dari kapten kapal. Hal ini dikarenakan badai belum juga berhenti, tetapi mereka tidak bisa menyelamatkan diri dengan skoci, sebab cuaca sangat buruk sekali.
Akibat pemanasan global dan kerusakan lingkungan, sehingga cuaca di dunia ini sangat ekstrim. Seperti Hari ini, cuaca pagi sampai sore hari sangat bagus dan cerah. Lalu, malam harinya terjadi badai besar dan bisa saja mereka semua menjadi korban dari bencana alam barusan.
"Hei, kenapa kamu tidak ikut bergabung bersama dengan penumpang lainnya di sana?" tanya salah seorang kru kapal sambil menunjuk kepada sekelompok orang.
"Sebenarnya aku ingin beristirahat di kamar. Apalagi adikku sedang sakit dan memerlukan ruang yang tenang dan nyaman. Di sana terlalu berisik," jawab Altair beralasan.
Pemuda itu harus melindungi sang adik. Dia tidak boleh membuat Rigel dalam keadaan tertekan dan ketakutan.
"Ruang kesehatan juga penuh oleh orang-orang yang mabuk laut. Jangankan untuk orang yang jarang naik kapal, untuk kami yang sudah terbiasa keseharian di lautan diberi hantaman gelombang besar seperti ini membuat performa tubuh jatuh drastis dan harus istirahat," kata kru kapal.
"Kapal akan berlabuh di pulau terdekat yaitu Pulau Scorpio. Bersiap-siaplah untuk mendarat ke daratan sambil menunggu cuaca membaik! Kita akan naik Skoci untuk menuju pulau." Suara pengumuman itu membuat beberapa penumpang keberatan, tetapi ada juga yang senang karena di dalam kapal pun belum tentu baik untuk mereka.
Altair bingung harus melakukan apa sekarang. Jujur saja dia tidak terpikirkan kalau mereka akan turun dari kapal pesiar ini. Pemuda itu takut kalau penjahat yang dikatakan oleh Rigel tadi diam-diam mengawasinya dan akan bertindak jika ada kesempatan.
Para penumpang banyak yang memilih untuk turun dari kapal. Namun, kapten kapal juga tidak memaksa untuk penumpang yang ingin bertahan di kapal.
"Aku akan tetap di sini. Aku minta satu kamar untuk kami istirahat. Karena keadaan adikku sedang tidak sehat. Aku takut jika turun ke pulau itu malah memperparah kondisi tubuhnya," kata Altair ketika seorang kru kapal memintanya untuk ikut turun.
Kapten kapal dan nahkoda datang menemui Altair dan Rigel. Mereka memberikan satu kamar sesuai yang diminta oleh pemuda itu.
"Mister, kalau bisa aku pinjam laptop dan kamera CCTV yang ada di ruang aula," kata Altair.
"Untuk apa?" tanya Nakhoda kapal itu penasaran.
"Hanya ingin melihat sesuatu saja," jawab Altair.
Kapten kapal pun mengabulkan keinginan Altair. Dia melakukan hal itu sebagai bentuk ucapan terima kasih kepadanya karena sudah menolong mereka tadi.
Sambil menjaga Rigel, Altair memeriksa rekaman CCTV yang ada di aula dansa yang merangkap restoran. Dia ingin mencari orang yang disebut penjahat oleh sang adik.
Altair pun memeriksa rekaman CCTV. Dia memperhatikan gerak-gerik orang-orang yang ada di sana. Tidak ada seorang pun yang lewat dari perhatian. Dari hasil pengamatan dia, mereka terlihat melakukan hal yang biasa. Tidak ada seorangpun yang mencurigakan.
'Siapa sih sebenarnya orang yang dimaksud oleh Rigel?' tanya Altair dalam hati.
Altair baru sadar kalau orang-orang yang ada di aula itu kebanyakan dari golongan atas. Mereka adalah orang yang terkenal di bidangnya masing-masing.
Karena belum berhasil menemukan petunjuk akhirnya Altair mengulang kembali memeriksaan CCTV. Namun, kali ini yang dia perhatikan adalah Rigel.
Altair memperhatikan rekaman CCTV dimulai sejak kedatangan Rigel ke ruangan aula. Awalnya sang adik terlihat biasa saja, tetapi beberapa menit kemudian reaksinya berubah. Bocah itu terdiam seperti ketakutan sampai tertabrak oleh seorang pelayan yang membawa banyak minuman dan makanan.
Melihat reaksi Rigel yang seperti itu, maka Altair melihat arah pandang sama adik. Dia bisa melihat ada seorang laki-laki yang sedang duduk di sebuah meja. Orang itu sedang menikmati minumannya, lalu mengalihkan perhatiannya ketika mendengar bunyi pecahan kaca dari gelas dan piring yang berjatuhan dari nampan.
Ternyata orang itu adalah Orion. Laki-laki yang masuk ke ruang anjungan kapal sambil marah-marah.
Ketika Orion berjalan mendekat ke arah pelayan dan Rigel, lagi-lagi reaksi sang adik terlihat ketakutan. Bersamaan dengan itu datang kapten kapal. Terlihat mereka berbincang sebentar. Lalu, dua orang pelayan membawa Rigel pergi dari ruangan itu.
'Aku ingatkan dengan dua pelayan itu. Mereka adalah orang yang aku pukul, sehingga aku bisa keluar dari ruang penangkapan dan membawa Rigel pergi,' batin Altair.
'Jadi, orang ditakuti oleh Rigel adalah Orion,' lanjut Altair di dalam hatinya.
Altair mencari tahu tentang sosok Orion. Laki-laki paruh baya yang memiliki tubuh tinggi dan terlihat dingin. Dia membuka Gugel untuk mencari tahu apa saja tentangnya.
Orion merupakan seorang ilmuan biokimia sama seperti Alfa, ayah kandung Altair. Mereka juga bekerja di laboratorium internasional.
'Kenapa Rigel takut dengan Orion? Apa laki-laki ini adalah orang yang berdiri dari atas tepi jurang yang terlibat dengan kematian kedua orang tuaku?' batin Altair.
"Aku harus cari tahu kegiatan Orion di hari kecelakaan dan meninggalnya kedua orang tuaku. Jika dia adalah pelakunya, aku tidak akan tinggal diam," kata Altair bergumam.
Kapten kapal membantu beberapa orang yang ingin turun menuju ke Pulau Scorpio. Malam ini badai masih berlangsung dan satu-satunya cara agar selamat dari amukan angin bercampur air, harus tinggal di suatu pulau.
Skoci sudah diturunkan dan mulai berlayar menuju pantai. Ada sekitar lima belas skoci yang pergi ke Pulau Scorpio. Sementara masih ada lima skoci di kapal pesiar itu.
"Hanya orang bodoh yang masih mau tinggal di kapal," ucap salah seorang penumpang kepada penumpang lainnya.
"Aku sampai mabuk laut karena terombang-ambing," sahut penumpang lain.
"Benar. Sampai kepala aku pusing dan perut aku mual," timpal lainnya lagi.
Skoci-skoci itu pun merapat ke pantai. Orang-orang pun mencari tempat untuk berlindung dari hujan. Setidaknya di sini mereka merasa tidak ketakutan seperti di dalam kapal pesiar, tadi.
"Hey, apa Orion tidak ikut turun ke sini?" tanya laki-laki yang memakai setelan bermerek.
"Sepertinya begitu. Padahal tadi dia yang ngotot ingin turun ke pulau ini," jawab seorang perempuan yang penampilannya seksi. Riasan make up di wajahnya sudah luntur oleh air hujan.
Beberapa kru kapal mendirikan tenda darurat di sana. Mereka bisa beristirahat sambil menunggu cuaca lebih baik.
Sementara itu, Orion mencari keberadaan Rigel dan Altair. Laki-laki itu tahu kedatangan mereka ke kapal pesiar ini dengan cara ilegal.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments