Bab 11
Lalu, kedua murid itu memberi tahu kepada teman-teman sekelasnya akan adanya bom dan mereka semua harus segera keluar. Murid-murid di kelas IX.2 tanpa disuruh dua kali mereka semua langsung berlarian keluar kelas.
"Permisi!"
Altair baru memasuki kelas IX.4 yang murid-muridnya terlihat pendiam. Guru yang sedang mengajar pun dibuat kaget dengan kedatangan Altair yang masuk dengan tiba-tiba.
"Maaf saat ini keadaan sedang genting dan kalian semua diharapkan segera meninggalkan ruangan kelas ini," kata Altair dan semua murid masih bergeming, padahal di luar keadaan sedang ribut.
Jam di pergelangan tangan Altair sudah menunjukkan pukul 11:03 waktu yang tersisa tinggal dua menit lagi. Kalau dia tidak bisa meyakinkan mereka maka sia-sialah perjuangan dia ingin menyelamatkan nyawa teman-temannya.
"Ruangan ini akan meledak, jadi kalian harus segera menyelamatkan diri!" ucap Altair.
Ada beberapa murid melihat ke arah jendela. Mereka melihat beberapa murid berlari keluar dari gedung sekolah.
"Kita harus segera keluar," ucap salah seorang dari mereka.
Setelah itu mereka baru beranjak dari kursi masing-masing. Bukannya berlari mereka keluar kelas dengan berjalan santai. Tentu saja ini membuat Altair gemas karena waktu tinggal satu menit dua puluh seper-second detik.
"Cepatlah waktu tinggal satu menit lagi!" teriak Altair.
Murid-murid pun berlarian, begitu pun dengan Altair. Dia berlari karena tinggal beberapa detik lagi menuju pukul 11:05.
Duar! Duar!
Prang!
Baru saja beberapa meter Altair berlari terdengar bunyi ledakan keras dari lantai atas. Disusul dengan bunyi pecahan kaca dari seluruh kaca jendela di bangunan itu.
"Kyaaaaa!" teriak murid yang masih berada di dalam kelas karena belum sempat keluar.
"Tidak!" teriak beberapa murid ketika reruntuhan dari atas menimpa mereka.
Empat ruangan di dua lantai pun hancur luluh lantak, puing-puing berjatuhan. Kabel-kabel listrik memercikkan api dan menyambar ke kain gorden sehingga membuat kebakaran.
"Lari!" teriak Altair kepada murid-murid yang masih sadar agar mereka tidak terkena reruntuhan puing-puing dari atas yang jatuh susulan.
Asap pekat membuat mereka kesulitan melihat jalanan di lorong. Mereka saling bertabrakan dan jatuh terinjak-injak. Altair sendiri berjalan mengikuti instingnya. Ada beberapa murid yang nekad melompat dari lantai dua.
Murid-murid yang sudah keluar duluan tadi kini berada di halaman depan sekolah. Menatap ketakutan ke arah atas, di mana ada ledakan besar terjadi dan hancur. Kaca-kaca jendela pecah di saat yang bersamaan. Menimbulkan bunyi yang memekakkan telinga dan teriakan ketakutan juga putus asa.
Suasana di ANDROMEDA SCHOOL kini sangat kacau dan mencekam dengan suara tangisan dan rintihan. Sebagian dari mereka yang masih kuat mencoba memberikan pertolongan dan bantuan untuk teman-teman yang terluka dan ketakutan.
Murid-murid dari kelas yang lain juga ikut berlarian ke luar bangunan. Beberapa guru menghubungi pemadam kebakaran, ambulans, dan kepolisian.
Tubuh Mister Dorado mendadak lemas ketika dengan mata kepala sendiri menyaksikan bagaimana sekolah yang dia pimpin kini dalam keadaan hancur. Dia sangat menyesal tidak mengindahkan ucapan Altair tadi. Pastinya saat ini ada banyak murid yang menjadi korban.
"Tolong aku!" ucap seorang murid perempuan kepada Altair ketika dia menuruni tangga menuju ke lantai satu.
Murid itu kaki dan kepalanya terluka cukup parah. Maka Altair pun menggendongnya lalu membawa dia keluar dari gedung sekolah.
Tim SAR dan tim medis sudah datang. Mereka sibuk menangani korban yang terluka. Sementara tim SAR sedang mengevakuasi korban yang masih terjebak di dalam gedung sekolah.
Tidak sampai lima belas menit banyak wartawan yang datang ke ANDROMEDA SCHOOL. Mereka mewawancarai beberapa murid tentang awal mula kejadian ini.
"Apa ini di sengaja?" tanya salah seorang wartawan kepada Mister Dorado.
"Saya tidak tahu. Biar nanti polisi yang mencari tahu apa penyebab ledakan itu. Karena ruangan di atas itu adalah ruang laboratorium," jawab Mister Dorado.
"Kami dengar dari beberapa murid katanya ini disengaja dibuat oleh seseorang yang ingin menghancurkan sekolah ini. Sama seperti kasus bus antar jemput yang meledak beberapa waktu yang lalu," kata si wartawan lagi dan itu membuat Mister Dorado tidak nyaman.
Gara-gara kasus bus sekolah itu dia mendapat tekanan dari banyak pihak. Mereka semua menyalahkan dirinya yang tidak tahu apa-apa.
"Itu bisa kita ketahui setelah polisi melakukan penyelidikan," ucap Mister Dorado lagi-lagi menjawab seperti ini.
"Jangan-jangan ini masih ada hubungannya juga dengan kasus kemarin. Ini seperti teror yang sengaja dilakukan oleh seseorang," kata si wartawan lagi.
"Aku tidak tahu apa-apa. Biarkan polisi yang bekerja melakukan dahulu penyelidikan. Jika benar ini merupakan teror, maka mereka akan mencari si pelaku," tukas laki-laki tua itu lalu pergi menjauh dari sekumpulan wartawan.
Altair merasa kesal dengan dirinya sendiri karena gagal menolong murid-murid tadi yang begitu jelas dia lihat banyak yang jadi korban. Seandainya saja tadi kepala sekolah langsung memberikan peringatan dan menyuruh semua murid keluar dari gedung sekolah, bisa saja mereka tidak akan menjadi korban.
***
Sepulang sekolah Altair malas melakukan apa pun. Dia juga meminta Rigel jangan mengganggunya karena dia ingin menenangkan pikiran.
Ternyata banyak murid yang menjadi korban dari kejadian tadi. Ada sekitar 57 siswa meninggal 257 mengalami luka-luka, baik luka berat ataupun luka ringan.
Gambar tentang kecelakaan pada orang tuanya dia sengaja tempel di dinding. Karena dia takut lupa dengan plat mobil milik si pelaku.
Rigel diam sambil menggambar ruang antariksa yang mana ada benda besar mendekati ke arah bumi. Bocah itu asyik sendiri menggambarkan tanpa tahu kalau yang dia gambar kali ini akan mengubah peradaban manusia.
Altair menganggap Rigel sedang menggambar sesuatu yang random. Karena tidak semua hasil karyanya merupakan suatu bencana yang akan terjadi. Pemuda itu tidak tahu kalau yang sedang digambar oleh adiknya ini merupakan ancaman bagi seluruh alam planet ini.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Diah Elmawati
Penelitian apa yang dicari orang pads ayah dan ibunya Altair
2024-03-16
2