PART 008

Happy Reading,,,

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Umi Salma yang mendengar itu menatap suaminya dan anaknya secara bergantian, meminta penjelasan apa yang dikatakan Syafa itu benar melalui sorot matanya. Kiyai Zaen yang melihatnya paham dengan tatapan sang istri lalu hanya bisa menganggukkan kepalanya perlahan.

"Menikahlah dengan ku Syafa." Ujar Gus Lukman tampa beban sama sekali.

"Nak, jangan main-main dengan pernikahan." Ucap Kiyai Zaen yang masih kaget dengan perkataan anaknya ini, bagaimana mungkin dia mengatakan itu tampa melihat situasi yang tidak baik ini.

"Aku tidak main-main abah." Jawab Lukman sambil menatap mata Kiyai Zaen yang juga menatapnya, "Aku bersungguh-sungguh abah." Lanjutnya menyakinkan Kiyai Zaen.

Sedangkan Syafa yang mendengar itu terkejut apa yang yang di katakan Gus Lukman, sedangkan Umi Salma dan ustadz Kalasa sama terkejutnya juga, masih tidak paham situasi yang terjadi baru saja.

"Syafa, mari kita menikah." Ajaknya pada Syafa yang masih diam. Dia juga tidak mengerti apa yang sedang ia katakan tapi yang pasti dia ingin melindungi perempuan ini, dan dia khawatir atas apa yang terjadi tadi dimana ia menemukan Syafa yang sangat tidak baik-baik saja, kedua tangannya dipegang oleh laki-laki itu, sungguh hatinya sakit melihat itu semua dan dia juga melihat Syafa tampa jilbab yang sering menutupi mahkotanya.

"Gus, apa kau serius?" Tanya ustadz Kalasa masih tidak paham.

"Nak, apa yang kau katakan ini." Ujar Umi Salma.

"Syafa tidak mau Gus." Ujar Syafa.

"Kau tidak ingin menikah dengan saya Syafa?"

"Gus, Syafa cuman ingin menikah sekali seumur hidup dan jika tujuan Gus ingin menikahiku cuman karena merasa kasihan padaku Syafa tidak mau Gus." Jelas Syafa yang entah sejak kapan duduk.

"Betul itu, menikah bukan hanya sekedar menyempurnakan agama nak," Ujar Kiyai Zaen pada anaknya.

"Abah, Lukman serius ingin menikahinya, perempuan yang aku ceritakan pada kalian dia adalah Syafa." Ucap Gus Lukman menatap kedua orang tuanya sendiri.

"Gus tapi Syafa masih kecil!" Celetuk Syafa tiba-tiba.

"Kau memang masih kecil, dan bandel Syafa, itu sebabnya saya ingin menikahimu." Terang Gus Lukman pada Syafa yang asik menunduk sambil memainkan jari-jari tangan uminya lucu sekali anak bandel ini pikirnya.

"Apa sih Gus! Nanti kalau Syafa menikah dengan Gus yang ada Syafa kena hukuman terus kan?" Tanya Syafa.

"Tentu saja, itu jika kau melanggar." Jawab Gus Lukman. Semua orang yang ada disana hanya terkekeh merasa lucu melihat keduanya.

"Jadi! Apa jawabanmu?" Tanya Gus Lukman.

"Jawaban apanya?" Bukannya menjawab Syafa malah tanya balik membuat Gus Lukman dan yang lainnya menggelengkan kepalanya.

"Jawaban kau mau menikah dengan saya? Jawab cepat." Desak Gus Lukman tidak sabaran. Entahlah dia merasa sensasi aneh saat setiap kali dia berdekatan dengan perempuan ini, dia bahkan tidak merasakannya saat berdekatan dengan Ning Fitri.

"Aku tidak mau Gus, aku masih sekolah dan orang tua juga tidak disini." Jawab Syafa.

"Nak, apa tidak sebaiknya kita mengabari orang tua Syafa kau harus memintanya langsung pada kedua orang tua Syafa." Saran Umi Salma pada putranya. Dia juga heran dengan Gus Lukman mengapa ia sangat ingin menikahi gadis ini.

###

Ke lima orang itu menunggu telpon di seberang sana, ya mereka menghubungi keluarga dari Syafa awalnya Syafa tetap kekeh tidak ingin menikah dengan Gus Lukman, alasannya dia masih sekolah dan Gus Lukman akan dijodohkan dengan Ning Fitri, bahkan keluarga Kiyai Adam akan datang besok malam ke ndalem untuk meminta jawaban kepada Gus Lukman, tapi dengan berbagai alasan dan restu dari kedua orang tua Gus Lukman akhirnya Syafa ingin menikah dengan Gus Lukman dengan Syarat pernikahan ini dirahasiakan dari para santri dan guru di pesantren, jadi yang hanya tau ustadz Kalasa saja beserta Kiyai Zaen dan Umi Salma saja.

Tak lama suara telpon tersambung kemudian Kiyai Zaen memperbaiki posisi duduknya lalu mulai berbicara, mereka melakukan vc agar mudah dan nyaman saat berbicara.

"Assalamu'alaikum pak." Salam Kiyai Zaen pada orang disebrang sana.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh Kiyai, apa kabar?" Itu suara Ahmad Rifai Adnan tepatnya Ayah dari Syafa.

"Alhamdulillah kami baik-baik saja, maaf mengganggu waktunya pak." Jawab Kiyai Zaen sambil tersenyum.

"Syukurlah, bagaimana keadaan putri ku, apa dia sudah sadar?" Tanya Rifai. Saat sedang bekerja dikantor dia mendapatkan kabar bahwa putrinya masuk rumah sakit, dan dia juga sudah tau apa yang terjadi pada putrinya itu membuatnya naik pitam, dan merasa khawatir trauma putrinya akan muncul kembali.

"Alhamdulillah pak, dia baik-baik saja dan sudah sadar." Jawab Kiyai Zaen.

"Alhamdulillah kalau seperti itu."

"Pak, saya ingin membicarakan sesuatu."

"Ah, silahkan."

"Begini pak, sebelumnya saya minta maaf karena mengganggu waktunya, bagaimana pendapat bapak jika putri anda ada yang melamarnya?"

"Apa yang Kiyai maksud, tentu saja saya akan menerima jika niat baik, ya walaupun keputusan tetap ditangan putri ku."

"Syukurlah, pak sebenarnya putraku ingin menikahi anak anda Syafa."

"Ah, Gus Lukman? Aku tidak masalah tapi putri ku, aku tidak tau apa dia setuju atau tidak."

"Jadi bapak menerima jika anakku menikah dengan putri bapak?"

"Hhhh, tentu saja kenapa tidak, menikah itu kan salah satu rezeki dari Allah, jadi tidak mungkin saya menolaknya tapi itu tergantung dari putri ku."

"Kalau begitu anakku akan menyampaikannya langsung pada anda."

"Baiklah."

Gus Lukman mengambil alih handphone itu lalu memperlihatkan wajahnya yang datar.

"Assalamu'alaikum pak." Salamnya.

"Wa'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Bismillahirrahmanirrahim saya Ahmad Lukman Al hafiz dengan niat baik, saya menginginkan putri bapak/ibu menjadi makmum sholat saya, saya ingin putri bapak/ibu mencium tangan saya setelah selesai sholat, serta saya menginginkan dia sebagai istri dan ibu dari anak-anak saya kelak. Bersediakah bapak/ibu menerima lamaran saya?."

"Saya menerima lamaran dan niat baik mu nak, tapi yang berhak menjawabnya adalah Syafa sendiri."

Lalu semua mata memandang Syafa yang tengah berbaring ditemani oleh Umi Salma, kemudian Gus Lukman berjalan kearah Syafa.

"Bagaimana mana Syafa, apa kau menerima saya?." Tanya Gus Lukman.

"Bismillahirrahmanirrahim, atas ijin Allah dan restu kedua orang tua Syafa menerima lamaran Gus Lukman." Jawab Syafa dengan rona mereh yang tiba-tiba muncul di pipi yang mirip bakpao itu.

"Alhamdulillah." Jawab semua orang yang ada diruang itu sambil tersenyum bahagia.

"Baiklah, kapan kalian menikah?," Tanya ustadz Kalasa.

"Hari ini" Singkat, padat dan jelas. Siapa lagi jika bukan Gus Lukman, yang mendengarnya hanya bisa tersenyum.

"Wahh kau sudah tidak sabar rupanya kawan." Ujar ustadz Kalasa sambil merangkul Gus Lukman tapi langsung ditepisnya. iss jahat sekali, awas kau batinnya.

"Saya tidak masalah jika putri ku ingin menikah sekarang, tidak apa-apa kan Kiyai jika saya selaku walinya tidak hadir langsung di sana?"

"Tidak apa-apa pak, lagi pula bapak susah merestui mereka."

"Kalau begitu alangkah baiknya kita segera menyiapkan keperluannya." Ujar Umi Salma.

"Maaf Pak sepertinya kami akan bersiap dulu, nanti kami akan menghubungi lagi saat akadnya dimulai," Ijin Gus Lukman pada ayah Syafa.

"Baiklah kalau begitu saya tutup dulu, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh."

Tuttt

"Lalu mahar apa yang kau inginkan dari saya Syafa?" Tanya Gus Lukman setelah mengahiri panggilannya.

"Syafa mau yang tidak memberatkan dan tidak merendahkan Gus Lukman, aku ingin sudah Ar Rahman sebagai maharnya, tidak apa-apa kan Gus?." Tanya Syafa pada Gus Lukman yang tersenyum tipis.

"Baiklah, aku menyanggupinya,"

"Lalu cincin pernikahannya bagaimana? Dan kita harus memanggil penghulunya kan?" Tanya ustadz Kalasa tidak sabar melihat kutub es ini sebentar lagi melepas masa lajangnya.

"Saya bisa membeli cincin itu sekarang, dan kau Kalasa cari penghulunya sekarang." Perintah Gus Lukman pada ustadz Kalasa yang dengan siap berdiri lalu pamitan keluar ruangan. "Saya juga akan ketoko perhiasan sekarang." Lanjut Gus Lukman setelahnya pamit tidak lupa mengucapkan salam kepada ketiganya.

"Nak, apa tidak sebaiknya kau berdandan sedikit saja, kau terlihat pucat." Ujar Umi Salma pada calon menantunya ini, astaga sebentar lagi dia akan memiliki menantu sangat senang rasanya batinnya.

"Tidak usah Umi, aku pakai bedek saja sudah cukup." Jawab Syafa sambil tersenyum paada Umi Salma yang tak lama lagi akan menjadi mertuanya.

###

Mengingat tadi bagaimana Gus Lukman meminta izin pada ayahnya membuatnya salah tingkah sendiri, astaga sebentar lagi dia akan menjadi istri dari Gus yang sering menghukumnya. Jadi istri dadakan deh batinnya.

"Mm, Kiyai Syafa boleh tanya ngak." Ujar Syafa sambil menatap Kiyai Zaen yang berdiri disamping Umi Salma.

"Silahkan nak," Jawab Kiyai Zaen sambil tersenyum tipis.

"Apa boleh sekarang wanita menikah tanpa ada kehadiran wali Kiyai?." Tanya Syafa.

"Tentu saja boleh nak, apa lagi ayah mu sudah memberikan restunya, dan juga sebagai mana dalam hadist yang artinya, bila wali pergi dalam jarak yang memperbolehkan mengqashar shalat maka penguasa mengawinkan (menjadi wali hakim, pen.) mempelai perempuan. Para wali yang berada pada urutan setelah wali tersebut tidak berhak mengawinkan, dikarenakan masih tetapnya hak perwalian wali yang pergi itu. Karenanya bila si wali mengawinkan mempelai perempuan di tempatnya maka sah akadnya. Namun ia berhalangan, maka penguasa menempati posisinya sebagaimana bila ia hadir namun tercegah untuk mengawinkan." (As-Syairazi, Al-Muhadzdzab, tapi jika kamu menikah namun tidak izin pada ayah mu dan kamu tetap melangsungkan pernikahan maka jelas tidak sah, sebagaimana dalam hadist yang berbunyi, Ayyuma imroatin nakahat bi ghoiri idzni waliyyiha fanikahuha baathil, fanikahuha baathil, fanikahuha baathil, artinya wanita mana saja yang menikah tanpa izin dari walinya, maka nikahnya batal, maka nikahnya batal, maka nikahnya batal." (HR. Tirmidzi), paham nak?," Jelas Kiyai Zaen pada Syafa yang tersenyum begitupun dengan Umi Salma yang tersenyum.

"Syukron Kiyai."

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Terpopuler

Comments

Erika Solis

Erika Solis

Maafin aku udah nunda untuk membaca nih novel, penyesalan banget!

2024-03-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!