PART 019

Selamat membaca,,,

...[GUS LUKMAN & SYAFA]...

Saat selesai sholat isyah semua santri kembali ke asrama masing-masing dan saat ini Syafa dkk sedang menyantap makanan malam dengan lahap, mereka makan dalam diam.

Saat sedang asyik makan tiba-tiba saja seorang datang duduk di bangku dekat Syafa.

"Assalamu'alaikum anak-anak," Itu ustazah Arah dan di sebelah nya ada Ning Fitri yang juga ikut duduk dengan mereka.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh ustazah, Ning," Jawab ketiganya dengan melihat ke dua orang itu sudah duduk.

"Boleh ustazah duduk dan Ning Fitri disini?"tanya ustazah Arah menatap satu persatu anak bimbingan nya ini.

"Na'an ustazah, taa faddol," Jawab Anjani mewakili ke dua temannya.

"Baiklah, lanjut saja makan," Kata ustazah Arah. Mengapa dia bersama Ning Fitri sebab kamar mereka kebetulan bersebelahan.

"Na'am ustazah,"

Mereka makan dengan diam, Syafa dkk merasa canggung duduk bersama Ning Fitri untuk pertama kalinya sedangkan untuk untuk ustazah Arah mereka sudah terbiasa.

Saat sudah selesai makan mereka duduk sebentar tak berselang lama seorang santri putri datang menghampiri meja Syafa.

"Assalamu'alaikum Syafa," Ujarnya saat sudah sampai didepan Syafa.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab mereka secara bersamaan.

"Eh ada ustazah, Ning, afwan Syafa di panggil Kiyai zaen ke ndalem sekarang," Kata ulfi santri putri itu.

"Loh ada apa yah?" Tanya Syafa yang kebingungan.

"Ana juga tidak tau ukhty, lebih baik anty segara kesana," Jawab ulfi.

"Ok deh, makasih yah" Ucap Syafa.

"Sama-sama, ana pamit dulu assalamu'alaikum" Kata ulfi pamit meninggalkan meja Syafa.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab mereka.

"Syafa kamu buat masalah lagi?" Tanya Anjani menatap tajam Syafa.

Tadik sudah dihukum dengan Gus Lukman lalu sekarang di panggil oleh Kiyai zaen ke ndalem, apa lagi ulah temannya ini pikir Anjani.

"Ngak ada kok, yaudah deh aku pamit dulu, ustazah, Ning assalamu'alaikum," Kata Syafa lalu bangkit dari tempat duduknya, tidak lupa mencuci piring bekas makannya.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab mereka.

Setelah Syafa pergi kedua temannya juga pamit ke kamar.

"Afwan ustazah, Ning kami juga mau pamit ke kamar," Ucap Anjani menarik tangan Isyana untuk berdiri.

"Baiklah," Jawab ustazah Arah.

"Assalamu'alaikum ustazah, Ning,"

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh,"

Perlahan Anjani dan Isyana meninggalkan kantin untuk naik ke lantai tiga.

"Apa Syafa sering di panggil ke ndalem ustazah?" Tanya Ning Fitri penasaran.

"Ah, tidak juga Ning,"

"Begitu yah, apa Syafa sering buat ulah?"

"Dia memang sering di hukum karena sedikit bandel anaknya terlalu aktif, tapi dia pintar kok,"

"Seperti itu rupanya,"

"Na'an Ning, mari kita kembali ke asrama,"

Mereka berdua berjalan bersama keluar dari kantin untuk kembali ke kamar, saat ini pikira tertuju pada Syafa kenapa gadis itu di panggil ke ndalem pikirnya.

###

Dalam perjalanan ke ndalem masih mengenakan mukenah putih lalu tasbih yang ia pengang, bibir mungil nya dengan lirih menyebut asma Allah berzikir di setiap langkah kakinya.

Saat sudah sampai di ndalem perlahan Syafa mengetuk pintu yang terbuka lebar itu.

Tok,,, tok,,, tok,,,

Tak lama itu muncul Aqila lalu mempersilahkan kakak iparnya masuk kedalam rumah.

"Assalamu'alaikum Aqila," Salam Syafa saat Aqila berada di depannya.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh, ayok masuk,"

"Baiklah," Jawab Syafa mengikuti langkah kaki Aqila menuju ruang keluarga yang dimana sudah ada Kiyai zaen, Umi Salma dan Gus Lukman yang duduk lesehan di karpet berbulu.

"Assalamu'alaikum Umi, Abah, Gus," Salam Syafa lalu menyalimi punggung tangan ke tiga orang itu.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab mereka.

"Ayok nak duduk," Kata Umi Salma pada menantunya yang baru saja datang.

"Na'am Umi," Jawab Syafa hendak duduk di sebelah Aqila dan Umi Salma tangan Gus Lukman lebih dulu menariknya dengan pelan untuk duduk di sebelah Gus Lukman.

"Aduh Gus! Kenapa sih?" Kata Syafa sedikit kesal dengan suaminya ini karena tiba-tiba menariknya.

"Duduk di sebelah saya saja," Kata Gus Lukman.

"Astaghfirullah Lukman, pelan-pelan saja," Ucap Kiyai zaen pada anaknya.

"Afwan Umi, Abah, kalau Syafa boleh tau kenapa yah panggil Syafa kesini?" Tanya Syafa pelan pada orang tua yang berada di depannya ini.

"Begini nak, apa tidak sebaiknya kamu tinggal di ndalem saja?" Tanya Umi Salma menatap pada menantunya.

"Tapi Umi, santri lain akan berfikir yang tidak-tidak, lagi pula ada Ning Fitri yang mengajar disin

ar Syafa perlahan menatap suaminya yang juga ikut menatapnya.

"Lah iya! Umi lupa jika Ning Fitri sudah tinggal disini," Tutur Umi Salma bagaimana bisah dia melupakan Ning Fitri dan akan menjadi masalah juga jika Syafa tinggal dengan mereka disini.

Tapi apa dua pasangan ini akan terus berpisah tempat tinggal sedangkan mereka pasangan baru.

"Ya sudah, nanti biar Abah yang carikan solusi untuk kalian," Kata Kiyai zaen. "Lagi pula yang dikatakan Syafa itu benar santri akan berfikir yang bukan-bukan tentang mereka," Lanjutnya.

"Kasian banget sih kalian," Tutur Aqila yang merasa prihatin dengan kedua pasangan ini. "Belum apa-apa udah dapat ujian rumah tangga pisah tempat tinggal padahal satu kompleks pula," Lanjutnya menghiraukan tatapan tajam dari Gus Lukman.

"Hust, ngak boleh gitu Aqila," Ucap Kiyai zaen.

Mereka terus mengobrol hal ringan melupakan sejenak masalah dua pasangan baru itu, sebenarnya boleh saja Syafa dan Gus Lukman memberi tahu kepada yang lainnya tapi sekali lagi tak segampang itu dan Ning Fitri yang malah mengajar disini.

###

Di kamar Az Azzahra lantai tiga ke dua perempuan itu sibuk bertanya pada satu perempuan lagi yang malah fokus melipat mukenah putih yang tadik di kenakannya, saat kembali dari ndalem ke dua temannya seperti wartawan saja.

"Syafa jawab ih!" Kata Isyana yang duduk lesehan di karpet sedangkan Anjani sudah nangkring di atas ranjang nya.

"Kalian banyak tanya tau," Jawab Syafa kesal dengan kedua temannya ini.

"Kamu kenapa di panggil ke ndalem?" Tanya Anjani penasaran.

"Cuman disuruh bantuin Umi Salma buat jadwal piket di ndalem ajah kok," Jawab Syafa.

Memang benar saat di ndalem tadik Umi Salma meminta bantuan kepada Syafa dan Aqila untuk membuat jadwal piket yang baru, tidak sepenuhnya dia berbohong.

"Cuman itu! Tapi kok lama banget sih," Ujar Anjani yang belum puas dengan jawaban Syafa.

"Iya sampai hampir satu jam kamu di sana," Lanjut Isyana ikut mengangguk.

"Ya mana aku tau bakal selama itu, lagi pula aku ngak dihukum kok jadi tentang ajah," Jawab Syafa enteng mengambil posisinya naik ke tempat tidur setelah ia mematikan lampu dan menutup rapat pintu kamar mereka.

"Selamat tidur assalamu'alaikum," Ucap Anjani pada keduanya.

"Hm, wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab keduanya.

Mereka tidur dengan nyenyak, merekatkan sejenak tubuh yang lelah setelah beraktivitas seharian.

###

Seperti biasa santri-santri pondok pesantren Al Ikhlas melakukan rutinitas di bagi hari, sebelum mereka berangkat ke sekolah mereka akan terlebih dahulu sholat sunnah dhuha berjamaah di masjid utama pesantren.

Ada beberapa hadits tentang ke utamaan sholat sunnah dhuha.

Yang pertama, di cukupi kebutuhan hidupnya sebagai mana yang di jelaskan dalam hadits yang artinya  "Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) karena Aku pada awal siang (sholat dhuha) empat rakaat, maka Aku akan mencukupi (kebutuhan)mu sampai sore hari." (HR Tirmidzi)

Yang kedua, di ampuni dosanya sebagai mana yang di jelaskan dalam hadits yang artinya "Barang siapa yang menjaga sholat dhuha, maka dosa dosanya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan." (HR Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)

Yang ketiga, ibadah bernilai sedekah yang di jelaskan dalam hadits sebagai mana artinya "Setiap ruas dari anggota tubuh di antara kalian pada pagi hari, harus dikeluarkan sedekahnya. Setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Dan semua itu dapat disepadankan dengan mengerjakan sholat dhuha dua rakaat." (HR Muslim)

Yang keempat, amalan sunnah cadangan pada hari hisab yang di jelaskan dalam hadits sebagai mana artinya  "Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada diri hamba pada hari kiamat dari amalannya adalah sholatnya. Apabila benar (sholatnya) maka ia telah lulus dan beruntung, dan apabila rusak (sholatnya) maka ia akan kecewa dan rugi. Jika terdapat kekurangan pada sholat wajibnya, maka Allah berfirman, 'Perhatikanlah, jikalau hamba-Ku mempunyai sholat sunnah maka sempurnakanlah dengan sholat sunnahnya sekadar apa yang menjadi kekurangan pada sholat wajibnya. Jika selesai urusan sholat, barulah amalan lainnya." (HR An-Nasa'i, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Yang kelima, dibangungkan istana di surga sebagai mana yang dijelaskan dalam hadits yang artinya "Barang siapa sholat dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangun baginya istana dari emas di surga." (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Setelah mereka melaksanakan shalat sunnah dhuha, barulah mereka berangkat ke madrasah aliyah untuk menuntut ilmu meraih ridho sang guru.

"Tadik malam aku nampar nyamuk sampai mati, kasien deh," Celetuk tiba-tiba Anjani pada ke dua temannya, saat ini mereka berjalan bersama keluar dari pekarangan masjid untuk ke madrasah.

"Loh! Kenapa kasian?" Tanya Syafa yang penasaran.

"Iya kenapa kasian, nyamuk kan jahat," Kata Isyana menatap ke depan.

"Gini, aku ngak tega nampar nyamuk itu sampai dia mati, ngak kebayang kalau dia itu tulang punggung keluarga nya, terus istri sama anaknya makan apa dong?" Ucap Anjani memperlihatkan mimik wajah yang dibuat sedih.

Kedua temannya yang dari tadik penasaran setelah mereka mendengarkan ucapan Anjani rasanya membuang-buang waktu saja.

"Bodo amat lah, terserah kamu Anjani," Ujar Syafa berjalan cepat meninggalkan Anjani.

"Suka-suka kamu ajah deh," Kata Isyana menyusul Syafa yang sudah jauh di depannya.

Sedangkan Anjani yang merasa ucapannya tidak ada yang salah merasa bingung dengan kedua temannya yang sudah sampai di madrasah.

"Lah! Malah ditinggal tunggu!"

Teriaknya lalu ikut berlari mengejar ke dua temannya.

...[GUS LUKMAN & SYAFA]...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!