PART 015

Happi Reading,,,

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Hari mulai gelap tapi kedua laki-laki ini tak berniat beranjak dari tempat duduknya, langit sore hari ini nampak indah dengan warna jingga.

"Nak, kau harus tau satu hal," Tutur Rifai pada menantunya yang duduk di sampingnya.

"Maksud ayah apa?" Tanya Gus Lukman penasaran.

"Ayah dan bunda bukan orang tua Syafa," Ujar Rifai menatap mata menantunya yang juga menatapnya dengan sorot mata penasaran.

"Apa yang ayah bicarakan, Lukman tidak paham ayah," Kata Gus Lukman pada ayah mertuanya ini, apa maksud dari ucapannya bahwa Syafa bukan anaknya kandungnya begitu pikir Gus Lukman.

"Ayah, adik dari papa Syafa, ayah tidak memiliki anak dan bunda, setelah kejadian beberapa tahun lalu kami mengadopsi Syafa," Jelas Rifai dengan sorot mata memerah tanda ia sedang emosional.

Gus Lukman yang pada dasarnya tak tahu fakta ini pun cukup terkejut dengan ucapan ayahnya, kejadian seperti apa yang menimpa keluarga ini.

"Sedangkan apa kalian diluar, ini sudah mau magrib masuk cepat," Perintah Anggit pada kedua laki-laki itu entah apa yang mereka bahas sampai lupa waktu begini.

"Baiklah, kami akan menyusul," Jawab Rifai, lalu setelahnya Anggit masuk kembali kerumah,

"Nak, ayah harap kau terbuka dengan Syafa, dengan begitu Syafa juga akan terbuka pada mu, jaga Syafa untuk ayah dan bunda Lukman," Tutur Rifai pada menantunya yang masih enggan membuka suara dan hanya dibalas anggukan saja oleh Gus Lukman.

"Baik ayah," Jawab Gus Lukman, hanya itu yang dia mampu katakan.

"Ayok masuk, sudah magrib," Anaknya pada Gus Lukman.

Mereka berjalan masuk kedalam rumah, setelah tadik sholat ashar Rifai mengajak Gus Lukman untuk ke halaman depan rumah yang terdapat taman ukuran kecil dan satu gazebo ukuran sedang, mereka berbincang banyak hal.

###

Saat ini keluarga itu sedang menikmati waktu luang di ruang keluarga setelah sholat maghrib berjama'ah dilanjutkan makan malam bersama lalu saat ini mereka menunggu waktu sholat isyah.

Mereka duduk di atas sofa Gus Lukman dan Syafa duduk berdampingan dan Rifai duduk di kurai single dan Anggit duduk di seberang Rifai.

"Nak Lukman, apa kau memiliki pekerjaan lain sebagai seorang guru?" Tanya Anggit yang masih belum tahu kehidupan dan latar belakang menantunya ini.

"Alhamdulillah, saya memiliki usaha tokoh gamis di bogor, walaupun cabangnya masih dalam negeri tapi alhamdulillah cukuplah," Jawab Gus Lukman.

"Wah, mas punya toko gamis?" Tanya Syafa yang juga baru tau suaminya ini memiliki tokoh busana gamis.

"Alhamdulillah Syafa," Jawabnya sambil mengusap pelan hijab istrinya, yang diperlukan seperti itu pipinya tiba-tiba saja mereh seperti tomat.

"Loh! Putri ayah salting toh," Tutur Rifai tak sengaja melihat rona merah pada wajah Syafa, salting lagi teryata padahal sudah berapa kali Gus Lukman melakukannya namun dia tetap salah tingkah.

"Ihh, apa sih ayah! Syafa ngak salting," Kata Syafa sambil menyembunyikan pipinya yang merah dengan kedua telapak tangannya, kenapa pake segala merah sih, jadi malu ya Allah batinnya.

"Hhh, iyya dehhh ayah percaya iyakan bunda?" Ujar Rifai lalu menatap istrinya dari samping, senang sekali rasanya menjahili putrinya.

"Jangan digituin anaknya ayah," Ucap Anggit melarai keduanya.

Mereka sama-sama tertawa, sang kepala keluarga itu berdoa dalam hati semoga anak dan menantunya mampu menghadapi ombak dalam rumah tangannya kedepannya semoga saja.

###

Saat setelah mereka bercerita banyak tadik, masing-masing kembali ke kamar untuk sholat isyah.

"Mau sholat berjamaah dengan saya?" Tanya Gus Lukman yang sudah siap dengan jubah panjang berwarna putih serta sarung hitam dan kopiah putih.

"Boleh mas?" Tanya Syafa, bukannya menjawab malah bertanya kembali.

"Tentu saja Syafa, sana ambil wudhu saya tunggu," Perintahnya pada Syafa yang langsung melongos pergi ke kamar mandi untuk berwudhu.

Ini kali pertama Syafa di imami oleh Gus Lukman semajak setelah mereka menikah, walaupun di pesantren sering jadi imam versi santri dan Gus, ini beda versi yang halal.

Clek

Mumcullah Syafa dengan wajah yang nampak berserih sungguh fabies kena air wudhu tuh ngak ada obatnya. Seperti setiap kali Gus Lukman selesai wudhu MasyaAllah banget deh.

"Sudah siap?" Tanya Gus Lukman yang sudah berdiri didepan Syafa untuk menjadi imam sholat.

"Na'an mas," Jawabnya.

Gus Lukman mulai memposisikan dirinya dengan benar menghadap kiblat, menutup matanya mengambil nafas panjang lalu memulai takbir.

"Allaahu akbar"

Mereka melakukan sholat isyah dengan khusyuk sampai pada akhir sholat yaitu salam.

"Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah"

"Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah"

Gus Lukman membalikkan posisinya menghadap Syafa lalu tersenyum lembut padanya Syafa yang melihat itu juga terseyum melihat Gus Lukman mengangkat tangannya Syafa yang melihat itu mengerti lalu menggapainya menyalimi tangan suaminya dengan takzim, kemudian Gus Lukman memegang ubun-ubun kepala Syafa.

Setelah itu Gus Lukman memegang kedua pipi Syafa yang terasa pas ditangannya, mendekatkan wajahnya secara perlahan lalu mengecup lama dahi sang istri sambil menutup matanya. Merasakan sensasi aneh pada tubuhnya begitupun pada Syafa yang merasakan desiran aneh pada tubuhnya.

Cup

Setelahnya Gus Lukman tersenyum memposisikan kembali tubuhnya untuk menuntaskan sholat isyah, mereka khusyuk berzikir lalu berdoa.

"A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Al hamdu lilaahi rabbil 'aalamiin, hamdsayyuwaafii ni'amahu wa yukaafii maziidah. Artinya, aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam, dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-nikmatNya dan memadai dengan penumbuhanNya"

"Allaahumma baarik lii fii ahlii wa baarik lahum fiyya warzuqnii minhum warzuqhum minnii. Allaahummajma’ bainanaa maa jama’ta ilaa khairin wa farriq bainana idzaa farraqta ilaa khairin. Artinya, Ya Allah, berkahilah aku di dalam keluargaku dan berkahilah mereka di dalam diriku. Berilah aku rezeki dari mereka dan berilah mereka rezeki dariku. Ya Allah, kumpulkan kami menuju kebaikan dan pisahkan kami bila Engkau pisahkan menuju kebaikan"

"Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrata a'yuuniw waj'alnaa lil muttaqiina imaamaa. Artinya, Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"

"Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanataw wa fil akhirat hasanataw wa qinaa 'adzaabannar. Allaahummaghfir lanaa dzunuubanaa wa kaffir 'annaa sayyi'aatinaa wa tawaffanaa ma'al-abraar. Artinya, Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka. Ya Allah, ampunilah dosa-dasa kami dan hapuskan lah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti, Aamiin Ya robbal Alamiin,"

"Mas, Syafa boleh tanya ngak?" Tanya Syafa melihat Gus Lukman lalu tersenyum.

"Boleh," Jawab Gus Lukman singkat.

"Mm, masalah Ning Fitri mas," Tuturnya sambil memainkan jari mungilnya, aah lucu sekali batin Gus Lukman.

"Kenapa?" Tanya Gus Lukman singkat melihat Syafa yang menunduk lalu dengan perlahan dia mengangkat wajah istrinya untuk sejajar dengan wajahnya. "Kenapa dengan Ning Fitri?" Lanjutnya.

"Mm mas, bagaimana dengan Ning Fitri?" Tanya Syafa entah keberanian dari mana yang ia dapatkan perlahan tangan mungilnya menyentuh jangkung suaminya yang naik turun, Gus Lukman yang mendapat perlakuan itu merilekskan tubuhnya.

"Bagaimana apanya?" Bukannya menjawab malah bertanya kembali.

"Ihh, hubungan mas dengan Ning Fitri loh" Geram Syafa yang tidak mendapatkan jawabnya sedari tadik.

"Baiklah, tentu saja perjodohan itu batal dan saya tentu memilih kamu Syafa," Jawab Gus Lukman lalu setelahnya mengusap kepala Syafa yang masih terbalut mukenah.

"Owh, begitu yah," Ujar Syafa sambil menganggukkan kepalanya tanda dia paham dengan ucapan suaminya.

Syafa tiba-tiba berdiri lalu mengambil Al qur'an berukuran sedang lalu duduk kembali di hadapan Gus Lukman, menyodorkan Al qur'an itu pada Gus Lukman sambil tersenyum.

"Mas, Syafa mau setoran hafalan boleh?" Tanya Syafa pada Gus Lukman.

"Tentu saja, kenapa tidak," Jawab Gus Lukman lalu mengambil Al qur'an itu. "Mau setor surah apa?" Lanjutnya.

"Surah Al Anfal mas,"

"Baiklah,"

""A'uudzu billaahi minasy-syaithaanir-rajiim. Bismillaahirrahmaanirrahiim"

يَسْــئَلُوْنَكَ عَنِ الْاَ نْفَا لِ ۗ قُلِ الْاَ نْفَا لُ لِلّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ ۚ فَا تَّقُوا اللّٰهَ وَاَ صْلِحُوْا ذَا تَ بَيْنِكُمْ ۖ وَاَ طِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗۤ اِنْ كُنْتُمْ مُّؤْمِنِيْنَ

yas-aluunaka 'anil-angfaal, qulil-angfaalu lillaahi war-rosuul, fattaqulloha wa ashlihuu zaata bainikum wa athii'ulloha wa rosuulahuuu ing kungtum mu-miniin

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِ ذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَا دَتْهُمْ اِيْمَا نًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ 

innamal-mu-minuunallaziina izaa zukirollohu wajilat quluubuhum wa izaa tuliyat 'alaihim aayaatuhuu zaadat-hum iimaanaw wa 'alaa robbihim yatawakkaluun

الَّذِيْنَ يُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ 

allaziina yuqiimuunash-sholaata wa mimmaa rozaqnaahum yungfiquun

اُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّا ۗ لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ 

ulaaa-ika humul-mu-minuuna haqqoo, lahum darojaatun 'ingda robbihim wa maghfirotuw wa rizqung kariim

Syafa terus melanjutkan hafalannya hinggah selesai Gus Lukman sangat bersyukur atas pernikahan ini walaupun ia tidak tau bagaimana perasaan Syafa padanya, namun ia akan berusaha semampunya untuk membahagiakan dan berusaha untuk tidak menyakiti fisik dan batinnya, semoga saja.

###

Pagi yang cerah dimana dia anak manusia yang sedang berjalan-jalan di sekitaran taman. Mereka duduk di salah satu bangku yang di sediakan pengelola taman, siapa lagi jika bukan Syafa dan Gus Lukman setelah sarapan pagi bersama Syafa mengajak Gus Lukman untuk kembali berjalan-jalan sebentar sebelum suaminya itu kembali ke bogor.

Saat sedang asyik menikmati waktu berdua, seseorang yang menggunakan jilbab syar'i tak lupa cadarnya menghampiri mereka.

"Assalamu'alaikum Gus," Tuturnya sambil memberikan salam pada dua anak manusia ini.

Gus Lukman dan Syafa sedikit kaget namun mereka mengontrolnya saat tau siapa yang memberi salam.

"Eh, wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh Ning," Jawab Syafa lalu bangkit dari tempat duduknya untuk menyalimi punggung tangan Ning Fitri.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab Gus Lukman dengan mimik wajah dingin dan tidak menatap siapa yang memberikan salam. Bukan dia tidak mau menatap hanya saja dia memiliki status seorang suami dan istrinya pun bersama nya saat ini, tapi tetap saja dia harus menjaga pandangannya pada yang bukan muhrimnya.

"Kau santri Kiyai Zaen kan?" Tanya Ning Fitri saat tak merasa asing dengan wajah perempuan didepannya ini, beberapa kali dia melihatnya di pondok itu berarti dia adalah seorang santri.

"Na'am Ning," Jawab Syafa sambil menundukkan sedikit tubuhnya, bagaimanapun Ning Fitri adalah gurunya dan lebih tua darinya, karena bagi santri Adap tetap nomor satu dimanapun dan kapanpun kamu berada.

"Owalah iyya toh, sedang apa disini?" Tanyanya lagi sambil tersenyum sesekali melirik Gus Lukman dari ekor matanya.

"Afwan Ning, saya tinggal di kompleks perumahan disini," Jawab Syafa.

"Owh, seperti itu,"

"Na'am Ning,"

"Jadi kalian sedang apa disini? Berdua? Bukankah kalian bukan muhri?" Cecar Ning Fitri, dia sangat ingin tau apa yang membuat santriwati ini dan Gus Lukman duduk berdua bukankah mereka paham tentang berduaan bersama yang bukan mahram/muhrim nya.

"Maaf Ning, pertanyaan Anda terlalu jauh, kami tidak berdua ada ibu saya kok tapi pamit deluan," Jawab Syafa yang merasa di tuduh yang tidak-tidak.

Tapi ada benarnya juga orang-orang yang tidak mengetahui hubungan mereka tentu akan berfikir yang sama. Namun dia tidak berbohong kok tentang bundanya yang ikut namun malah pamit ke supermarket tak jauh dari kompleks perumahan ini.

"Betulkah, tapi kalian tetap berdua loh?" Tanyanya.

"Jika hanya menanyakan hal itu, itu urusan pribadi kami," Celetuk tiba-tiba Gus Lukman yang merasa risih oleh Ning Fitri yang banyak tanya, bukan apa-apa hanya saja dia terlalu kepo.

"Afwan Gus, saya tidak bermaksud," Ujar Ning Fitri.

"Syafa saya deluan," Pamit Gus Lukman pada sang istri.

"Ha! Eh na'am Gus," Jawab Syafa menundukkan sedikit badannya.

"Ning saya permisi," Kata Gus Lukman. "Assalamu'alaikum," Mapitnya pada kedua perempuan itu, lalu melangkah kan kakinya pergi dari sana. Sebenarnya dia tak mau meninggalkan istrinya namun dia risih ditatap Ning Fitri.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab keduanya.

Melihat Gus Lukman pergi Ning Fitri merasa tidak terima, namun dia akan tetap berusaha untuk dekat dengan Gus Lukman.

"Afwan Ning, apa masih mau disini? Saya mau menyusul ibu saya," Ujar Syafa yang merasa pembahasan keduanya sudah tidak ada.

"Ah yah silahkan," Kata Ning Fitri.

"Afwan Ning, saya deluan assalamu'alaikum," Pamit Syafa pada Ning Fitri yang tersenyum di balik cadar nya.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh hati-hati," Jawabannya, walau masih penasaran dengan hubungan keduanya, namun Ning Fitri tidak ambil pusing mungkin saja apa yang dikatakan Syafa benar, namun walau seperti itu dia masih penasaran apalagi dia melihat mereka beberapa waktu lalu ditaman ini.

###

Saat ini Gus Lukman mengirim pesan untuk istrinya bahwa ia akan berangkat ke bogor hari ini karena ada masalah sedikit dengan tokohnya.

Khumairah🌹

Assalamu'alaikum Syafa 09.11

Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh 09.15

Mas dimana? 09.15

Saya dirumah 09.16

Saya pamit, mau ke bogor urus masalah di tokoh 09.16

Mas kembali lagi ke jakarta? 09.18

Iyya, saya kembali mungkin malam hari 09.18

Na'am mas, hati-hati yah 09.19

Baiklah, kau menyusul bunda? 09.19

Iyya mas 09.19

Baguslah, saya mapit yah 09.20

Assalamu'alaikum 09.20

Iyya mas, wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh 09.21

Read

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Terpopuler

Comments

Micke Rouli Tua Sitompul

Micke Rouli Tua Sitompul

pelakor di mana2

2024-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!