PART 013

Selamat membaca,,,

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Hari senin, dimana semua orang kembali beraktivitas seperti biasanya, seperti dia pasangan baru ini siapa lagi jika bukan Syafa dan Gus Lukman, mereka sedeng menunggu pesanan bubur ayam di dekat taman perumahan Syafa, pagi tadik saat selesai sholat subuh setelah Gus Lukman kembali dari masjid dia mengajak Syafa untuk jalan-jalan subuh dan berakhirlah mereke disini duduk lesehan yang beralaskan karpet tipis di pinggir taman menunggu pesanan bubur ayamnya.

"Syafa boleh saya meminta sesuatu sama kamu?" Tanya Gus Lukman sambil menatap Syafa yang entah mengapa pagi ini dia sangat terlihat cantik dari hari-hari biasanya, bukan berarti Syafa tidak cantik sebelumnya hanya saja pagi beda.

"Mau minta apa Gus?," Jawab Syafa sambil menyerah kan handphone Gus Lukman yang tadik ia pinjam untuk melihat jilbabnya yang sedikit berantakan.

"Boleh tidak, jangan memanggil saya dengan Gus saat berdua seperti ini," Pintanya ada Syafa.

"Loh, ya terus Syafa panggil apa dong?,"

"Panggil sesuka mu saja, asal jangan Gus saat diluar seperti ini,"

"Emm, ok deh Syafa bakal usahakan,"

"Tapi panggilan apa yanng cocok?" Lanjutnya.

"Terserah kamu Syafa,"

"Kalau Syafa panggil mas, ngak apa-apa kan?"

"Senyaman mu saja, mau panggil apa pun,"

"Siap suami,"

Gus Lukman yang mendengar itu mendadak salah tingkah sendiri sampai telinganya memerah Syaafa yang melihat itu jadi bingung, ada apa dengan Gus Lukman batinnya.

"Loh Gus! Sakit kah?" Tanya Syafa sambil meletakkan telapak tangannya di dahi suaminya.

"Apa yang kamu lakukan Syafa?"

"Tidak panas kok, tapi kenapa Gus Lukman seperti demam?"

"Saya tidak apa-apa Syafa, dan lagi jangan memanggil saya dengan Gus paham!"

"Eh, afwan Gus, ehh maksudnya mas,"

Astaga Gus Lukman yang mendengar itu tersenyum simpul mendapat panggilan mas dari sang istri membuatnya salting sendiri, begini toh kalau sedeng kasmaran, eh astagfirullah batinnya.

Tak lama pesan bubur ayam mereka datang dengan teh hangat.

"Selamat menikmati," Ujar pedagang itu setelah meletakkan dia mangkuk bubur ayam dan dua gelas teh hangat di depan dua pasutri ini.

"Terimakasih pak," Jawab Gus Lukman.

"Sama-sama den," Ucap si pedagang itu lalu kembali melayani pelanggan yang lain.

"Salamt makan mas," Ucap Syafa sambil tersenyum pada suaminya yang dibalas senyum juga, duhhh bisa diabetes lama-lama kalau di senyumin terus sama Gus Lukman batinnya.

Huff,,,

Syafa meniup bubur itu karena masih panas Gus Lukman yang melihat itu hanya tersenyum simpul lalu berkata.

"Syafa tidak baik meniup makanan ataupun minuman saat dalam keadaan panas," Ujar Gus Lukman menasehati Syafa yang dibalas anggukan.

"Ehh, maaf mas Syafa lupa," Jawabnya sambil menggaruk kepalanya yang terbalut jilbab hitam lebar dan panjang.

"Jangan di ulangin lagi, tunggu saja sebentar lalu makan,"

"Na'am mas,"

Ada satu hadits yang menjelaskan larangan meniup makanan ataupun minuman yaitu.

Artinya: Dari Ibnu Abbas ra, Nabi Muhammad eaw melarang pengembusan nafas dan peniupan (makanan atau minuman) pada bejana (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Mereka makan dalam diam, sedari tadik sepasang mata menatap mereka saat memesan bubur sampai dengan mereka makan, setelah itu dia meninggalkan taman dengan perasaan dan pikiran yang bingung.

###

Setelah kembali dari taman, saat ini keduanya sedang berada dalam kamar, ayah Syafa tadik pagi sudah berangkat ke kantor lalu bunda Syafa pergi untuk arisan di kompleks seblah mereka hanya berdua dirumah, saat ini Syafa sedang bermain handphone miliknya bertukar kabar dengan kedua temannya, sedangkan Gus Lukman sedang mandi.

Utty Jannah

Utty jani, Utty yana

Utty jani: Assalamualaikum

                  utty-utty Jannah 08.15

Utty yana: wa'alaikum salam         warahmatullahi wabarokatuh utty   08.15

Wa'alaikum salam wabarokatuh wabarokatuh 08.16

Utty jani: ada kah? Jalan-jalan gitu hhh 08.16

boleh tuh, Isyana gimana 08.17

Utty yana: ayok ajah sih, aku ikut kalian 08.18

Utty jani: ok deh, maunya kemana nih? 08.18

kita ke mall ajah gimana? Jalan-jalan ajah sih 08.19

Utty jani: mau jam berapa kita pergi? 08.20

Utty yana: aku ngikut kalian ajah 08.20

Utty jani: ngikut mulu kamu na 08.21

Utty yana: apa sihh! 08.21

gimana kalau sejam lagi jam 9 ajah sih 08.21

Utty jani:ok deh, nanti bawa mobil aku ajah 08.22

Utty yana: ok, jemput yah hhh 08.22

ok deh 08.22

Clek,,,

Suara pintu kamar mengalihkan perhatian Syafa dari handphone yang dia gunakan, tatapan Syafa tak bisah berpaling dari i Gus Lukman yang keluar dari kamar mandi dengan rambut yang sedikit basah dan Gus Lukman mengenakan pakaian kaos putih lengan pendek dipadukan dengan celana kain hitam panjang sangat tampan batin Syafa.

"Syafa, bisah keringkan rambut saya," Pintah Gus Lukman pada istrinya yang dibalas anggukan.

"Boleh mas," Jawab Syafa memperbaiki posisinya.

Gus Lukman yang melihat itu juga memperbaiki posisinya saat melihat Syafa duduk di pinggir kasur dia pun jongkok didepan sang istri.

"Mm, mas Syafa mau minta izin boleh ngak?" Tanya Syafa dengan tangan yang sibuk mengerikan rambut Gus Lukman.

"Izin untuk apa?" Tutur Gus Lukman.

"Syafa mau jalan-jalan sama teman mas," Jawab Syafa.

"Teman yang mana?"

"Anjani dan Isyana mas, cuman jalan-jalan ke mall ajah kok," Tutur Syafa yang sudah selesai pada kegiatannya.

"Boleh, tapi jangan lama keluarnya yah," Kata Gus Lukman tersenyum ke arah sang istri.

"Jam berapa keluar?" Lanjutnya.

"Jam sembilan mas," Jawab Syafa menyimpan handuk kecil yang tadi di pakai untuk mengerikan rambut Gus Lukman.

"Ya sudah," Kata Gus Lukman.

###

Saat ini Syafa sedang menunggu Anjani dan Istana untuk menjemputnya, sedang kan Gus Lukman hari ini juga hendak keluar rumah bertemu dengan sahabatnya siapa lagi jika bukan ustadz Kalasa dan ustadz Brama, mereka akan bertemu disalah satu kafe di jakarta.

Pip,,, pip,,, pip,,,

Itu pasti teman-teman yang sudah sampai, dia pun bergegas pamit pada Gus Lukman yang duduk di sofa ruang tamu ditemani secangkir teh hangat buatannya.

"Mas Syafa mapit dulu ya," Ujar Syafa lalu menyalimi tangan Gus Lukman dengan takzim.

"Baiklah, Hati-hati dijalan, jaga pandangan saat berada di luar, paham!" Kata Gus Lukman setelah dibalas anggukan oleh Syafa.

"Siap, kalau gitu Syafa pamit assalamu'alaikum mas," Pamit Syafa pada Gus Lukman.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh hati-hati," Ujar Gus Lukman.

Sebelum Syafa melepaskan tangannya dari genggaman Gus Lukman Syafa malah dibuat salah tingkah lagi dengan perlakuan kecil Gus Lukman padanya, bagaimana tidak salting Gus Lukman mengusap kepalanya lalu mengecup dahinya singkat.

Cup

"Hati-hati yah," Kata Gus Lukman tersenyum tipis melihat Syafa yang salah tingkah lagi, setelahnya Syafa hanya mengangguk lalu buru-buru pergi dari hadapan Gus Lukman ya Allah salting lagi batin Syafa.

Saat sampai di luar rumah sudah ada mobil yang menunggu didepan gerbang rumah, lalu dia buru-buru berjalan kedepan takut temannya marah karena terlalu lama membuat mereka menunggunya.

Saat telah sampai disana Syafa langsung masuk kedalam mobil di kursi penumpang yang sudah ada didepannya Anjani yang mengemudi dan Istana yang asik dengan handphonenya entah apa yang dia liat.

"Assalamu'alaikum, maaf yah buat kalian nunggu lama," Tutur Syafa memperlihatkan wajah yang dibuat malas mungkin, kedua temannya hanya mengela nafas panjang.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh, iyya ngak papa kok" Jawab Isyana.

"Udah siap semua! kita berangkat sekarang," Ujar Anjani, setelahnya menjalankan mobilnya menuju mall yang ada di jakarta.

###

Tak berselang lama merekapun sudah ada di dalam mall yang ramai pengunjung.

"Kita mau kemana dulu nih?" Tanya Anjani pada kedua temannya.

"Kita jalan-jalan dulu ajah dehh," Saran Syafa yang dibalas anggukan dari temannya.

Mereka berjalan-jalan disekitar mall banyak pasang mata yang melihat mereka termasuk kaum adam, namun mereka tidak menghiraukan tatapan itu, mereka tau harus menjaga pandangannya dari yang bukan mahramnya.

"Wah, ada es krim tuh!" Ujar Isyana yang melihat kedai es krim dengan mata yang berbinar seperti mendapatkan mainan dari ibunya.

"Bocil ya tetap bocil, iyakan Syafa," Ucap Anjani yang dibalas anggukan setuju apa yang dikatakan Anjani.

"Ayok kesana, mumpung lagi baik aku yang teraktir," Kata Syafa sambil menggandeng tangan keduanya menuju kedai es krim itu.

"Wihh, kesambet apa nih," Tutur Isyana pada Syafa.

"Aku lagi senang, jadi hari ini aku yang teraktir deh" Ujar Syafa sambil tersenyum bahagia, entahlah suasana hatinya hari sangat bahagia, dia juga tidak tau kenapa sebahagia ini namun yang pasti alasannya karena Gus Lukman duh suaminya itu batinnya

"Iyakah? Senang kenapa nih?" Tanya Anjani yang melirik Syafa yang masih tersenyum.

"Ya senang ajah sih, ngak ada yang spesial," Katanya mana mungkin dia mengatakan pada temannya bahwa dia bahagia hari ini karena mendapatkan uang jajan dari suaminya.

"Kalian mau rasa apa nih?" Tanya Isyana setelah mereka sampai didepa kedai es krim itu.

"Samain ajah deh," Jawab Syafa yang di angguki Anjani tanda dia setuju.

"Yaudah, aku pesan es krim rasa coklat yah" Tutur Isyana.

"Oke deh," Jawab keduanya.

Lalu dia pun pergi memesan es krim, sedangkan kedua temannya duduk di salah satu kursi yang telah disediakan, tak berselang lama Isyana kembali dengan seorang wanita yang membatu membawakan es krim pesanan mereka.

"Selamat menikmati mba" Tutur wanita itu.

"Terimakasih kak" Jawab ketiganya bersamaan lalu wanita itupun pergi dari sana.

"Tunggu dulu girl, mau foto dulu nih," Celetuk Anjani pada kedua temannya yang hendak mengambil es krim masing-masing namun urung saat mendengar ucapan Anjani yang sudah memposisikan kamera handphonenya mengambil gambar sebagus mungkin.

"Udah selesai ngambil gambarnya?" Tanya Syafa pada Anjani.

"Hhh udah kok, lanjut gih" Jawabnya dengan senang.

Lalu mereka menikmati es krim itu sambil berbincang hangat tidak jauh dari tempat mereka duduk seorang perempuan bercadar dan satu temannya yang juga bercadar sedang memilih pakaian gamis disalah satu tokoh di mall ini.

"Eh, itu bukannya Ning Fitri yah?," Tanya Anjani saat tak sengaja melihat kearah dia perempuan itu, yah dia Ning Fitri dan temannya yang sedang memilih beberapa pakaian gamis.

"Lah Iyah, itu Ning Fitri," Jawab Isyana sesekali memasukkan es krim kedalam mulutnya.

"Jadi kepo deh sama hubungan Ning Fitri dan Gus Lukman, mereka tetap lanjut ngak yah?" Tanya Anjani pada keduanya temannya.

"Hem, Iyah sama kepo joga aku," Jawab Isyana ikut menimpali Anjani.

Sedangkan Syafa yang mendengar itu hanya diam, dia pun baru ingat jika kemarin malam Gus Lukman dan keluarga Ndalam menerima tamu Kiyai Adam dan keluarga, kira-kira apa yah jawaban suaminya itu batinnya.

"Husst, ngak boleh gitu ah" Tutur Syafa memperingati kedua temannya, walau dia sendiri juga kepo pada hubungan mereka berdua, mungkin setelah dia kembali ke rumah dia akan bertanya pada suaminya.

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Bogor, 22/nov/2023

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!