PART 012

Happy Reading,,,

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Setelah malam itu, keluarga dari Kiyai Adam tidak langsung kembali ke Bandung mereka akan mengunjungi kerabatnya di jakarta.

Saat ini Gus Lukman akan berangkat ke jakarta untuk bertemu sang istri, dia berangkat sendiri menggunakan mobil pribadinya, oh ya pekerjaan Gus Lukman bukan hanya sebagai guru ketua kesiswaan di pesantren, dia memiliki usaha butik gamis di luar pesantren bahkan sudah miliki cabang di luar kota.

Hari ini cuaca cerah secerah hatinya tak sabar bertemu dengan Syafa gadis yang selalu dia hukum yang menjelma menjadi istri dadakan.

"Umi Abah, Lukman berangkat dulu," Ujar Gus Lukman sarannya menyalimi tangan kedua orang tuanya lalu beralih ke sang adik yang mencium punggung tangannya.

"Iyya nak, hati-hati bawa mobilnya, titip salam juga dengan mertuamu," Jawab Kiyai zaen pada anaknya.

"Baik Abah, Lukman berangkat assalamu'alaikum," Pamit Gus Lukman masuk kedalam mobilnya lalu membunyikan klaksonnya sekali lalu meninggalkan lingkungan pesantren.

Pip,,,

"Wa'alaiku salam warahmatullahi wabarokatuh.

"Duh, kayanya enak ya nikah mudah," Ucap Aqila pada kedua orang tuanya berjalan masuk ke rumah.

"Kenapa? Pengen nikah juga?," Tanya Umi Salma yang sudah duduk di sofa bersama suaminya lalu disusu Aqila yang nampak tersenyum.

"Pengin sih! Tapi ngak ada calonnya," Jawabnya dengan wajah di tekuk.

"Tapi ngak jadi dehh takut," Lanjutnya sambil terkekeh.

"Loh takut kenapa?," Tanya Kiyai zaen yang merasa heran dengan putrinya.

"Takut malam pertamanya Abah," Setelah mengatakan itu Aqila berlari ke kamarnya dengan tawah yang keras hingga membuat kedua orang tuanya kaget.

"Anak kamu tu," Ujar Umi Salma menatap Kiyai zaen.

"Anak mu juga lah, kan kita bekerja sama toh buatnya," Senyum manis Kiyai zaen menatap istrinya sambil mengusap kepalanya yang terbalut jilbab besar.

###

Dalam perjalanan ke jakarta, Gus Lukman sesekali melantunkan ayat-ayat suci al qur'an, suami idaman. Setelah menempuh beberapa jam Gus Lukman sudah sampai di kediaman mertuanya tepatnya rumah orang tua sang istri, dia tau alamat rumahnya karena sudah diberikan kemarin oleh ayah Syafa. Setelah sampai di depan rumah Syafa Gus Lukman membunyikan klakson mobilnya karena pagar ini tertutup rapat.

Pip,,, pip,,,

Tak berselang lama muncul seoarang perempuan cantik dengan jilbab yang besar yang senantiasa menutul lekukan tubuhnya, siapa lagi jika bukan Syafa sang istri.

Setelah membuka pagar mobil yang dikendarai Gus Lukman masuk kehalam rumahnya Syafa menutup kembali gerbang rumahnya, setelahnya menghampiri Gus Lukman yang sudah keluar dari mobil sambil menenteng bingkisan buah dan satu paper bag ukuran sedang.

"Assalamu'alaikum Gus," Ucap Syafa sambil menyalimi tangan Gus Lukman, entah mengapa setiap kali ia bersentuhan dengan Gus Lukman dia selalu merasakan desiran aneh pada tubuhnya, dia juga tidak tau apa itu yang pasti dia menyukainya.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab Gus Lukman sambil tersenyum tipis pada Syafa yang ada didepannya.

"Ayok Gus, sudah di tunggu ayah dan bunda," Ajak Syafa masuk di angguki oleh Gus Lukman.

"Baiklah,"

Setelah masuk kedalam rumah nampak lah sang ayah mertuanya duduk sendiri di sofa single melihat ke TV menayangkan beberapa berita pagi ini, dia tidak berangkat ke kantor karena ini hari minggu.

"Assalamu'alaikum ayah," Salam Gus Lukman setelah berada pada di ruang tamu dan Syafa yang berada di sampingnya.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh, sudah datang rupanya, ayok duduk nak," Ujar Rifai mempersilahkan menantunya duduk di sebrang nya. "Syafa buat kan minum untuk suami mu nak," Lanjutnya.

Syafa yang hendak membuka pastel buah yang tadik dibawah Gus Lukman urung saat mendengar perintah ayahnya, kemudian beranjak dari sana, sebelum benar-benar pergi dia menatap Gus Lukman yang juga menatapnya.

"Gus mau minum apa?," Tanya Syafa pada Gus Lukman.

"Apa saja Syafa," Jawababnya sambil tersenyum simpul, mendapat jawabannya Syafa bergegas ke dapur dimana bundanya sedang sibuk memasak untuk makan siang nanti, dia tadik ingin membantu sang bunda namun bundanya itu tidak mengizinkannya.

Syafa jago masak kok, jadi Gus Lukman tak akan kelaparan, bercanda Gus.

"Loh, kok balik lagi sih Syafa, bunda kan udah bilang ngak perlu dibantu," Ujar bunda Anggit pada putrinya.

"Apa sih bund! Orang mau bikin minum kok," Jawab Syafa kemudian membuat teh hangat untuk Gus Lukman, dirumah ini tidak ada kopi karena mereka tidak terlalu suka pada kopi, yang hanya teh saja, dan beberapa jenis minuman dari buah saja.

"Owalah, bunda kira mau bantuin toh, eh buat siapa minum nya?" Tanya Anggit pada Syafa yang terlihat sudah selesai membuat teh hangat itu.

"Buat Gus Lukman bunda," Jawab Syafa meninggalkan dapur.

"Loh, sudah datang rupanya," Guma Anggit, kembali menyelesaikan pekerjaannya.

Saat sampai di ruang tamu Syafa kudian menyiapkan didepan Gus Lukman teh hangat yang baru saja ia buat, ini kali pertama ia meminum buatan sang istri.

"Terimakasih Syafa," Ucap Gus Lukman lalu tersenyum simpul sambil menatap pergerakan Syafa yang ternyata duduk di sampingnya.

"Gus, bawa apa tuh?" Tanyanya melihat paper bag kecil itu.

"Oh ini! Untuk mu," Lalu memberikannya pada Syafa yang tersenyum kemudian Syafa dengan senang hati menerimanya.

"Wah, benarkah syukron Gus," Jawab Syafa sambil memeluk benda itu yang belum dia tau isinya apa, astaga dia memang masih anak kecil batin Gus Lukman.

###

Setelah mengobrol banyak hal dengan Rifai, disinilah Gus Lukman sekarang untuk pertama kalinya kamar sang istri yaitu kamar Syafa, dengan cat berwarna biru menghiasi langit-langit kamar dan cat putih menghiasi dinding, banyak foto yang tepajang di setiap dinding kamarnya, foto yang paling banyak adalah foto bersama santri putri, jika Gus Lukman melihat foto itu mulai dari kelas X sampai dengan kelas XII terpajang di kamarnya, hanya ada beberapa foto sendiri Syafa dari anak-anak sampai dewasa.

Dalam kamar ini ada lemari pakaian besar lalu ada rak buku-buku novel dan beberapa kitab-kitab yang Syafa beli hingga buku filsafat pun ada, lalu ada meja belajar dan kamar tidur di tengah-tengah antara meja belajar dan nakas berisikan beberapa alat make up saja, karena Syafa tidak terlalu menyukai alat make up alasannya karena dia tidak tau dandan.

"Syafa boleh tanya ngak," Ujar Syafa yang duduk di atas kasur sedangkan Gus Lukman duduk di pinggir kasur mereka berhadapan.

"Tentu saja," Jawab Gus Lukman sambil tersenyum manis pada istrinya yang sedang memeluk boneka doraemon ukuran sedang.

"Gus Lukman bermalam yah?," Tanya Syafa sambil memberanikan diri menatap Gus Lukman yang ada di depannya.

"Kenapa? Tidak mau saya bermalam?," Bukannya menjawab malah Gus Lukman bertanya kembali.

"Maksud Syafa tidak seperti itu Gus,"

"Lalu apa Syafa?,"

"Mm,,, kalau Gus bermalam jadi Gus bakal tidur disini dog!"

"Loh memang ada masalah, kita sudah sah Syafa, kenapa kau terlihat panik?"

Bagaimana tidak panik, setelah dimana dia terbangun tidur di kamar Gus Lukman waktu itu, dia sedikit malu saat tak sengaja dimana dia dan Gus Lukman berpelukan entah siapa yang mulai dulu, sungguh Syafa malu dan entahlah.

###

Malam hari tiba saat selesai makan malam bersama masing-masing pasangan itu tidak memiliki kegiatan apapun, setelah membantu Anggit membereskan bekas makan malam tadi kini Syafa kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua dimana sudah ada Gus Lukman yang bersandar pada papan kepala ranjang, dengan kacamata yang melekat di hidung mancungnya dan ditangannya ada kitab fathul izar, beserta baju kokoh putih serta sarung yang masih melekat pada tubuhnya.

Saat tersadar sesuatu Syafa tiba-tiba membulatkan matanya sambil menutup mulutnya kaget, astaga apa tadik Gus Lukman membaca kitab fathul izar, kitab itu privasi bagi seluruh santri di dunia.

Kalian tau apa itu kitab fathul izar? Kitab itu adalah kitab yang membahas pendidikan seks santri tingkat dewasa yaitu Fathul Izar Fi Kasyf al-Asrar li Awqat al-harts wa Khilqat al-Akbar, yang bermakna.

"Pembuka sarung di dalam Masalah Seputar Waktu Terbaik Menanam Benih dan Bentuk Keperawanan."

Kitab Fathul Izar ini merupakan kitab pendidikan seks tingkat lanjut, atau bagi santri ulya (tingkat atas). Kitab tersebut berisikan kajian mengenai pendidikan seks, tata aturan, adab berhubungan, posisi kenikmatan dan larangan, serta hari atau malam-malam yang diperbolehkan berhubungan seks yang dianjurkan oleh agama, sampai disini paham.

Sungguh demi apa pun Syafa malu, dimana Gus Lukman menemukan kitab itu, tidak mungkin kan Gus Lukman membawanya dari rumah.

"Assalamu'alaikum Gus" Salam Syafa yang sudah duduk di pinggir kasur dekat kaki Gus Lukman.

"Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarokatuh," Jawab Gus Lukman yang hanya melihat sekilas Syafa sambil tersenyum lalu kembali membaca kitab itu.

Tadik selepas ia makan malam lalu pamit ke kamar dia merasa bosan menunggu Syafa, lalu dia berjalan ke rak penuh buku dan kitab itu, saat tak sengaja dia melihat kitab yang dimana ada kertas yang bertuliskan "jangan di baca, privasi santri", Kira-kira seperti tulisannya karena penasaran dia mengambilnya tersenyum saat tau kitab apa itu.

"Gus," Panggil Syafa tapi tak di sahuti Gus Lukman yang masih asyik dengan kitabnya.

"Ih, Gus Lukman!" Panggilannya lagi namun tetap sama Gus Lukman masih pada posisi yang sama.

Karena jengkel Syafa mencubit kaki Gus Lukman yang ada di sampingnya dan berhasil.

"Astaghfirullah, sakit Syafa,"

"Makanya kalau di panggil tuh nyaut Gus,"

"Tapi tidak mencubit juga Syafa, kenapa?"

"Gus dapat dimana kitab itu? Kenapa kitab itu sih Gus baca! Banyak kitab lain gus,"

"Loh memangnya kenapa? Suka-suka saya dong mau baca kitab yang mana, lagian punya istri juga,"

"Iss, Gus ngak malu baca kitab itu?,"

"Loh, kenapa malu?,"

"Iss, tau ah, terserah Gus ajalah,"

Setelah mengatakan itu Syafa berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka dan berwudhuk, setelah selesai dia selesai lalu keluar dari kamar mandi menuju tempat tidur bersiap untuk tidur, mereka sudah melaksanakan sholat isyah sebelum makan malam tadik.

Tidak menghiraukan Gus Lukman yang ternyata sudah selesai dengan kitab itu Syafa melihat gerak gerik Gus Lukman dari melepaskan kacamata, membuka baju kokohnya yang memisahkan baju putih kaus pendek, setelahnya beralih ke kamar mandi.

Clek,,,

Nampak lah Gus Lukman dengan wajah yang kembali cerah, lalu beralih baerbaring di samping istrinya yang menutup matanya tapi Gus Lukman tau istrinya ini pura-pura tidur dia tadik sadar ada mata yang mengawasinya, lucu sekali istrinya ini bantinnya.

Mendekat ke Syafa lalu mengecup singkat ubun-ubun sang istri yang dilapisi oleh jilbab.

Cup

"Selamat tidur istri,"

Syafa yang merasakan Gus Lukman menciumnya menyembunyikan wajahnya dengan menutup semua badannya dengan selimut Gus Lukman yang melihat itu hanya terseyum melihat tingkah istrinya.

[GUS LUKMAN & SYAFA]

Bogor, 20/nov/2023

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!