11 : Belum Mengetahui Kebenaran

Sebelum dipaksa keluar dari rumah, ibu Retno terlebih dulu disidang. Ibu Retno hanya dibolehkan membawa pakaian. Apalagi dari pengakuannya maupun Prasetyo, hubungan keduanya terjalin sudah ada dua tahunan. Kenyataan tersebut pula yang membuat mas Abdul maupun sang pengacara marah besar. Karena dengan kata lain, ibu Retno dan Prasetyo sudah menjalin hubungan ketika alm. papanya mas Abdul belum meninggal.

“Mungkin ini karma buat bapak. Karena sepertinya, bapak juga menyaksikan hubungan kedua manusia bej.ad ini. Lagian apa sih yang bapak cari? Dikasih istri setia nan solehah, malah milih yang kayak mbak Retno. Katanya paham agama. Lah kok masa sampai kena guna-guna!” pikir mas Abdul.

Mas Abdul memboyong ibu Retno dan Prasetyo ke kontrakan Prasetyo. Mas Abdul yang menyetir mobil, sementara sang pengacara, duduk di sebelahnya. Sisanya, para aparat desa saling berboncengan menggunakan motor.

Suasana kontrakan Prasetyo terbilang masih ramai. Suara televisi disetel dengan volume keras.

“Enggak apa-apalah, digrebek dan dinikahkan dengan ibu Retno. Dengan kata lain, hidupku bakalan enak,” batin Prasetyo yang tidak tahu, bahwa ibu Retno akan kehilangan semua harta warisannya andai wanita itu terbukti memiliki hubungan dengan pria lain selain alm. bosnya.

Prasetyo mengetuk pintu kontrakannya. “Assalamualaikum. Bu, aku pulang!” ucapnya sengaja berseru karena dari dalam kontrakan, keadaan benar-benar berisik.

“Benar-benar kurang aj.ar si Abdul. Bisa-bisanya dia menjeba.kku dan membuatku mendadak jatuh mis.kin seperti ini!” batin ibu Retno masih belum bisa menerima kenyataan bahwa kini, ia telah kehilangan semua warisannya.

Bersamaan dengan dibuka pintu kontrakan, aroma tidak sedap langsung menyapa indera penciu.man mereka. Mas Abdul refleks mual-mual, termasuk juga dengan ibu Retno.

“Kontrakan kamu banyak penghuninya, tapi urusan kebersihan enggak ada yang peduli? Pantas lah istri kamu minta cerai terus! Keluargamu cuma bisa makan sama minta diurusin!” komentar ibu Retno benar-benar pedas.

Ibu Surmi yang masih ada di depan pintu, langsung tersinggung dengan ucapan ibu Retno. Termasuk itu ketika ibu Retno dengan tegas menolak masuk kontrakan dan dikata wanita itu terlalu joro.k. Ibu Surmi berakhir marah-marah. Barulah setelah Prasetyo menjelaskan bahwa wanita yang marah-marah merupakan ibu Retno, ibu Surmi tak lagi emosi.

Bangga dan senang, itulah yang ibu Surmi rasakan ketika sang putra menjelaskan alasan rombongan mereka datang. Tak peduli, alasan Prasetyo dan ibu Retno dinikahkan karena keduanya digerebek. Bagi ibu Surmi, menikahi bos sendiri dan ia ketahui kaya raya, merupakan sebuah prestasi.

“Bagus, Pras! Kamu beneran sudah mengangkat derajat keluarga!” ucap ibu Surmi.

“Ceraikan saja si Dewi jika dia tetap tidak mengizinkanmu menikah lagi, Pras! Memangnya ada, pria waras yang mau menikahi wanita benalu seperti dia?!” lanjut ibu Surmi.

Namun khusus hubungannya dengan Dewi, Prasetyo tidak ada niatan untuk menceritakannya.

“Ya sudah Bu, ... yang penting sekarang aku nikah dulu dengan ibu Retno. Ada tidaknya restu dari Dewi, aku enggak peduli. Toh, Dewi sudah enggak mau diajak kompromi buat urusin keluarga kita lagi!” ucap Prasetyo masih kecewa bahkan sakit hati dengan balasan Dewi.

Padahal ketimbang apa yang Dewi lakukan kepada Prasetyo, pengkhianatan yang Prasetyo lakukan kepada Dewi selama dua tahun terakhir, juga pengabdian Dewi selama lima tahun menjadi istri Prasetyo, tidak ada apa-apanya.

“Ya sudah, tidak apa-apa. Kamu memang harus cerdas memilih wanita. Kalau bisa, ceraikan saja si Dewi. Toh kamu sudah dapat yang lebih kaya!” ucap ibu Surmi.

Obrolan empat mata antara Prasetyo dan ibu Surmi usai. Keduanya berangsur keluar dari kamar Prasetyo yang sudah sangat berantakan dan ditempati para keponakan Prasetyo. Prasetyo sendiri merasa risi pada kenyataan tersebut. Karenanya, ia sengaja meminta sang ibu untuk membereskan keadaan di kamarnya. Meski yang ada, ibu Retno menolak tinggal di kontrakan yang sama dengan Prasetyo.

“Cukup si Dewi saja yang kamu jadikan buda.k keluargamu. Tidak dengan aku!” ucap ibu Retno.

Apa yang ibu Retno katakan barusan membuat mas Abdul mulai menarik kesimpulan. Bahwa selama ini, Prasetyo tidak pernah memperlakukan istri dan anak-anaknya dengan baik.

“Terlepas dari persyaratan pernikahan kalian, ... ini, kamu beberan enggak mau izin dulu ke istrimu? Kamu punya istri yang menang baru melahirkan, kan?” tegas mas Abdul.

“Enggak perlu! Sudah, ... langsung nikahkan saja kami!” tegas Prasetyo. Tak peduli, meski dari segi fisik sekaligus kecantikan, ibu Retno tidak ada apa-apanya dari Dewi. Yang penting ibu Retno jauh lebih kaya!

“Tapi aku tetap enggak mau tinggal di kontrakan yang sana dengan keluargamu! Kalau sudah menikah, sudah beda urusan dong. Biarkan adik termasuk kakak-kakakmu mikir sendiri gimana lanjutin hidup. Ingat, Pras! Tanggung jawab dan menggobl.okkan diri itu beda!” tegas ibu Retno.

“Nih orang kok ribut tempat tinggal terus, sih? Ngapain juga dia ributin tempat tinggal, kalau dia saja, kaya raya?” pikir ibu Surmi.

Tak beda dengan sang ibu, Prasetyo juga jadi bertanya-tanya. Kenapa ibu Retno jadi heboh meributkan tempat tinggal, jika rumah ibu Retno saja bisa menampung puluhan keluarga?

“Memangnya pas tadi ibu Retno disidang dan aku enggak boleh ikut, memangnya mereka bahas apa saja?” pikir Prasetyo.

“Enggak apa-apa, meski kesannya tidak adil buat istri dan anak-anaknya, pernikahan Prasetyo dan mbak Retno justru menjadi awal mula kebahagiaan istri dan anak-anaknya!” pikir mas Abdul.

Tak lama kemudian, pernikahan Prasetyo dan ibu Retno digelar di teras kontrakan. Keramaian yang tercipta mengusik para tetangga dan membuat mereka menyaksikan pernikahan tersebut. Semuanya kompak mengecam. Terlebih mereka tahu pengorbanan Dewi selama ini. Fatalnya terakhir saat Dewi akhirnya lahiran, dan malah ditinggal di puskesmas begitu saja oleh Prasetyo.

“Punya istri satu saja dijadikan tulang punggung. Eh ternyata selama ini diselingkuhi. Masa iya, setelah ini Dewi juga harus menghidupi madunya? Kalau aku yang jadi Dewi sih, mending cerai. Mau nuntut pun, kayaknya enggak bakalan cair. Wong kasih makan keluarga saja, Dewi yang kasih,” komentar salah satu ibu-ibu di sebelah kontrakan ibu Surmi. Ia pergi masuk ke kontrakan dengan gaya yang begitu malas.

Ibu Surmi langsung tidak bisa berkomentar, tapi ia mencoba fokus pada menantu barunya.

“Enggak! Aku enggak mau tinggal di kontrakan bau jo.rok begitu!” jawab ibu Retno langsung menolak tegas ajakan ibu Surmi.

Ibu Surmi langsung diam. Ia tak berani membalas ibu Retno lantaran ia paham, wanita itu bos Prasetyo. Andai yang bilang begitu Dewi, sudah ia tabo.k bahkan pukul.i sampai mati.

“Prasetyo dan keluarganya belum tahu kalau sekarang, mbak Retno enggak punya apa-apa?” pikir mas Abdul tak berniat memberi tahu. “Biar jadi kejutan buat mereka sih. Apalagi bukannya malu, mereka malah terkesan bangga hanya karena anaknya dapat janda kaya!” batin mas Abdul memutuskan pergi dari sana.

Satu hal yang baru Prasetyo sadari setelah kepergian rombongan mas Abdul. Satu gepok uang seratus ribu pemberian ibu Retno, tertinggal di mobil yang mas Abdul bawa.

“Duh, kok aku bisa kecolongan ya? Kalau sampai diambil mereka, bahaya. Coba besok aku cek lagi. Eh, lagian memangnya ini aku sama ibu Retno, ... kenapa kami enggak tinggal di rumah ibu Retno saja?” pikir Prasetyo.

***

Terpopuler

Comments

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Prasetyo namanya tapi tidak Setya kelakuannya.Rasin kamu Prasetyo sekarang gak ada tulang punggung keluarga kamu

2024-05-04

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

🤣🤣🤣blm tau siapa skrg s retno kismin

2024-04-06

0

ERNY TRY SANTY

ERNY TRY SANTY

wkwkwkw Bu Sumi ,kalah telak tuh..di kira si Retno jendes tajir ,pdhl MH jendes khawatir Krn udh kismin😅😅..kak maaf aq br bc LG karyamu ,setelah Hiatus dr medsos dan pembaca novel ,skrng aq mulai bc LG karyamu,Krn saking rindunya 😍😍😍😍

2024-03-28

3

lihat semua
Episodes
1 1 : Dewi yang Malang
2 2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3 3 : Korban Perceraian Orang Tua
4 4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5 5 : Selalu Disalahkan
6 6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7 7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8 8 : Tak Terima
9 9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10 10 : Digerebeg
11 11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12 12 : Tukang Ojek
13 13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14 14 : Maksud Ibu Aminah
15 15 : Mendadak Diusir
16 16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17 17 : Menerima Tawaran
18 18 : Mulai Menyesal
19 19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20 20 : Mendadak Nelangsa
21 21 : Keluarga Mas Abdul
22 22 : Perhatian Mas Abdul
23 23 : Calonnya Mas Abdul
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Beri Aku Alamatmu!
29 Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30 Wanita Sangat Tangguh
31 Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32 Sumpah Pocong
33 Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34 Bapaknya Anak-Anak?
35 Rencana Usaha yang Makin Besar
36 Kabar Terbaru Warti
37 Ajakan Menikah
38 Mantan Tak Tahu Diri
39 Amarah Dewi
40 Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41 Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42 Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43 Alasan Kenapa Harus Menikah
44 Berurusan Dengan Polisi
45 Alhamdullilah
46 Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47 Di Dini Hari yang Sunyi
48 Kabar Penangkapan Dewi
49 Keadilan Untuk Dewi
50 50 : Hikmah Di Balik Musibah
51 Nasib Prasetyo Sekeluarga
52 Mirip Keluarga Sesungguhnya
53 53 : Dimudahkan
54 54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55 55 : Transmigrasi
56 56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57 57 : Istriku Serba Bisa!
58 58 : Potret Keluarga Bahagia
59 59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60 60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62 61 : Dewi yang Sekarang
63 62 : Kabar Ibu Safangah
64 63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65 64 : Mei ...
66 65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67 66 : Doa yang Menjadi Alasan
68 67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69 68. Saling Menguatkan
70 69. Mimpi dan Petunjuk
71 70. Kronologinya....
72 71. Belum Final
73 72. Mulai Bertemu
74 73. Rencana yang Berubah
75 74. MEGA
76 75. Pelarian yang Gagal
77 76. Pulang Ke Jawa
78 77. Keuarga—Adik Kakak
79 78. Masya Allah
80 79. Perubahan Demi Perubahan
81 80. Papa
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85 Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86 Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87 Kisah Cinta Hunairah
88 Kemenangan Bagi Para Pejuang
89 Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Dewi yang Malang
2
2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3
3 : Korban Perceraian Orang Tua
4
4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5
5 : Selalu Disalahkan
6
6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7
7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8
8 : Tak Terima
9
9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10
10 : Digerebeg
11
11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12
12 : Tukang Ojek
13
13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14
14 : Maksud Ibu Aminah
15
15 : Mendadak Diusir
16
16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17
17 : Menerima Tawaran
18
18 : Mulai Menyesal
19
19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20
20 : Mendadak Nelangsa
21
21 : Keluarga Mas Abdul
22
22 : Perhatian Mas Abdul
23
23 : Calonnya Mas Abdul
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Beri Aku Alamatmu!
29
Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30
Wanita Sangat Tangguh
31
Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32
Sumpah Pocong
33
Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34
Bapaknya Anak-Anak?
35
Rencana Usaha yang Makin Besar
36
Kabar Terbaru Warti
37
Ajakan Menikah
38
Mantan Tak Tahu Diri
39
Amarah Dewi
40
Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41
Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42
Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43
Alasan Kenapa Harus Menikah
44
Berurusan Dengan Polisi
45
Alhamdullilah
46
Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47
Di Dini Hari yang Sunyi
48
Kabar Penangkapan Dewi
49
Keadilan Untuk Dewi
50
50 : Hikmah Di Balik Musibah
51
Nasib Prasetyo Sekeluarga
52
Mirip Keluarga Sesungguhnya
53
53 : Dimudahkan
54
54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55
55 : Transmigrasi
56
56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57
57 : Istriku Serba Bisa!
58
58 : Potret Keluarga Bahagia
59
59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60
60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62
61 : Dewi yang Sekarang
63
62 : Kabar Ibu Safangah
64
63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65
64 : Mei ...
66
65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67
66 : Doa yang Menjadi Alasan
68
67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69
68. Saling Menguatkan
70
69. Mimpi dan Petunjuk
71
70. Kronologinya....
72
71. Belum Final
73
72. Mulai Bertemu
74
73. Rencana yang Berubah
75
74. MEGA
76
75. Pelarian yang Gagal
77
76. Pulang Ke Jawa
78
77. Keuarga—Adik Kakak
79
78. Masya Allah
80
79. Perubahan Demi Perubahan
81
80. Papa
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85
Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86
Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87
Kisah Cinta Hunairah
88
Kemenangan Bagi Para Pejuang
89
Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!