17 : Menerima Tawaran

“Ya Allah ... sudah sejauh ini aku melangkah. Ini sudah sampai kecamatan mas Pras bekerja. Eh bener, ini kawasan rumahnya ibu Retno. Terus sekarang sudah subuh?” batin Dewi yang juga bary menyadari, darah nifasnya sampai mengalir hingga kedua sisi kaki bagian dalam. Dewi terpejam pasrah menyaksikan semua itu seiring air matanya yang berlinang secara bersamaan.

Dewi memilih istirahat di teras masjid tanpa benar-benar menyentuh terasnya. Sebab Dewi sadar, dirinya wajib membersihkan diri. Dewi sengaja membangunkan Alif agar menjaga sang adik.

“Mama ke WC sebentar,” ucap Dewi kepada Alif yang langsung mengangguk paham.

“Celaka bagimu yang sudah membuat kedua bocah tak berdosa ini harus merasakan pedihnya kehidupan terlalu dini, Mas!” batin Dewi benar-benar dendam kepada Prasetyo. Apalagi jika Dewi ingat apa yang sedang Prasetyo lakukan dengan ibu Retno. Keduanya sedang bulan madu, padahal sekadar ingat anak saja, Prasetyo tidak melakukannya!

Saat Dewi akhirnya kembali, Alif sedang duduk bersama seorang pemuda. Alif yang awalnya masih memakai kain jarit sebagai selimut, sampai memakai peci putih. Setelah Dewi awasi sambil melangkah mendekati Dewi mengenali siapa sosok pemuda yang bersama putranya. Itu mas Abdul. Keduanya tengah asyik menyantap jagung rebus. Namun selain jagung rebus, di kantong yang ada di hadapan keduanya, juga ada kedelai edamame khusus.

“Mas ...? Sampean(kamu), mengikuti saya?” tanya Dewi khawatir menatap mas Abdul.

Dengan santainya, mas Abdul menatap Dewi yang menenteng kantong keresek warna hitam berukuran kecil. Selain itu, Dewi juga sudah ganti pakaian. Wanita berhijab cokelat tua itu sudah ganti jarit dan kebaya panjangnya.

“Gimana saya enggak khawatir. Kamu wanita, baru lahiran. Kamu masih masa nifas dan ini ada dua anak kecil. Taruhannya ngeri loh, Mbak. Bukan penjahat, ya demit yang bakalan ganggu kalian!” ucap mas Abdul. “Zaman makin ngeri. Manusia hidup diculik. Enggak dijadikan pengemi.s seumur hidup, ya organnya dijual!”

“Mbak mau seperti itu?” lanjut mas Abdul yang kemudian berkata. “Tentu tidak. Saya yakin, Mbak juga selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak Mbak, di tengah keterbatasan Mbak.”

“Namun ketimbang lontang-lantung tanpa tujuan seperti sekarang, mending Mbak kerja sekaligus jaga rumah. Boleh bawa anak, asal kerjaan tetap beres. Kerjanya beneran cuma beres-beres gitu. Ya ada masak, tapi enggak sering. Namun ya itu, rumahnya memang gede, Mbak!” lanjut mas Abdul lagi.

“Mas jangan bohong!” galak Dewi.

“Gini Mbak. Duh, makanya ayo kenalan dulu. Tak kenal memang sulit percaya, Mbak!” sergah mas Abdul yang kemudian berdiri. Ia mengulurkan tangan kanannya kepada Dewi.

Mas Abdul mengenalkan dirinya sebagai anak dari istri pertama suami ibu Retno. “Kemarin, saat digerebek dan akhirnya dinikahkan paksa. Itu jadi detik-detik terakhir si mbak Retno menjadi istri alm. bapak saya. Yang dengan kata lain, sekarang mbak Retno juga sudah enggak kaya lagi. Karena kekayaannya selama ini, ya karena dia menjadi istri kesayangan bapak saya. Sebelumnya, mbak Retno memang merebut bapak dari mama.”

“Jadi, dulunya mbak Retno hanya pembantu di rumah kami,” ucap mas Abdul yang menanyakan keseriusan Dewi untuk bekerja kepadanya.

“Saya merasa bertanggung jawab kepada kalian. Karena biar bagaimanapun, saya yang menggerebek suami Mbak dan mbak Retno. Meski tentu saja, tanpa digerebek pun, apa yang mereka lakukan sangat tidak adil untuk Mbak. Sementara sekarang, harusnya mereka memetik kemiskinan sekaligus kesengsaraan dari ulah mereka.”

Setelah menyimak penjelasan panjang lebar mas Abdul, Dewi menyimpulkan, bahwa Prasetyo maupun ibu Retno, sebenarnya ambang kehancu.ran. “Tapi kata ibunya mas Pras, mas Pras dan ibu Retno sedang bulan madu loh, Mas!” lirih Dewi.

“Mau mereka sedang bulan madu, atau malah loncat ke neraka, itu hak mereka, Mbak. Yang jelas saya ingin menegaskan kepada Mbak. Sebagai wanita yang suaminya direbut oleh nenek lampir sekelas mbak Retno, Mbak patut berbahagia karena harta dan warisan yang selama ini mbak Retno bangga-banggakan, beneran sudah bukan haknya!” tegas mas Abdul.

Tak bisa Dewi pungkiri, kabar mengenai ibu Retno yang langsung jatuh mis.kin setelah menikahi Prasetyo, memang menjadi kebahagiaan tersendiri. “Memang sudah waktunya kalian belajar untuk lebih menghargai. Apalagi mas Prasetyo sekeluarga yang innalilahi banget!” batin Dewi.

Setelah menunggu mas Abdul shalat subuh, bahkan Alif sampai diajak masuk ikut shalat berjamaah oleh pemuda itu, Dewi mau bekerja ke mas Abdul. Dewi mau diboyong oleh mas Abdul.

“Padahal kami enggak bersekongkol. Padahal, kami enggak ada niatan balas dendam. Namun, rasanya ada greget tersendiri buat lihat mas Pras sekeluarga menyesal. Iya, rasanya ingin melihat mereka hanc.ur karena telah tega membuang kami, demi ibu Retno yang mereka gadang-gadang kaya. Orang kaya yang jauh lebih bisa membuat mereka bahagia!” batin Dewi masih dibonceng mas Abdul.

Dewi dibonceng di belakang sambil mendekap Utari. Sementara kantong bawaannya ada di depan bersama Alif yang sibuk cekikikan. Alif berdalih, naik motornya mas Abdul yang meski berisik, tetap sangat seru. Apalagi, mas Abdul tipikal yang sayang ke anak kecil.

Terpopuler

Comments

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Alhamdulillah akhirnya Dewi menerima tawaran dari mas Abdul untuk bekerja

2024-05-04

0

@ntique

@ntique

abdul the hero

2024-05-03

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

alhamdulillah semoga pa abdul bs menjd pelindung buat mereka sementara

2024-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Dewi yang Malang
2 2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3 3 : Korban Perceraian Orang Tua
4 4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5 5 : Selalu Disalahkan
6 6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7 7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8 8 : Tak Terima
9 9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10 10 : Digerebeg
11 11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12 12 : Tukang Ojek
13 13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14 14 : Maksud Ibu Aminah
15 15 : Mendadak Diusir
16 16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17 17 : Menerima Tawaran
18 18 : Mulai Menyesal
19 19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20 20 : Mendadak Nelangsa
21 21 : Keluarga Mas Abdul
22 22 : Perhatian Mas Abdul
23 23 : Calonnya Mas Abdul
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Beri Aku Alamatmu!
29 Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30 Wanita Sangat Tangguh
31 Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32 Sumpah Pocong
33 Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34 Bapaknya Anak-Anak?
35 Rencana Usaha yang Makin Besar
36 Kabar Terbaru Warti
37 Ajakan Menikah
38 Mantan Tak Tahu Diri
39 Amarah Dewi
40 Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41 Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42 Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43 Alasan Kenapa Harus Menikah
44 Berurusan Dengan Polisi
45 Alhamdullilah
46 Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47 Di Dini Hari yang Sunyi
48 Kabar Penangkapan Dewi
49 Keadilan Untuk Dewi
50 50 : Hikmah Di Balik Musibah
51 Nasib Prasetyo Sekeluarga
52 Mirip Keluarga Sesungguhnya
53 53 : Dimudahkan
54 54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55 55 : Transmigrasi
56 56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57 57 : Istriku Serba Bisa!
58 58 : Potret Keluarga Bahagia
59 59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60 60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62 61 : Dewi yang Sekarang
63 62 : Kabar Ibu Safangah
64 63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65 64 : Mei ...
66 65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67 66 : Doa yang Menjadi Alasan
68 67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69 68. Saling Menguatkan
70 69. Mimpi dan Petunjuk
71 70. Kronologinya....
72 71. Belum Final
73 72. Mulai Bertemu
74 73. Rencana yang Berubah
75 74. MEGA
76 75. Pelarian yang Gagal
77 76. Pulang Ke Jawa
78 77. Keuarga—Adik Kakak
79 78. Masya Allah
80 79. Perubahan Demi Perubahan
81 80. Papa
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85 Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86 Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87 Kisah Cinta Hunairah
88 Kemenangan Bagi Para Pejuang
89 Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Dewi yang Malang
2
2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3
3 : Korban Perceraian Orang Tua
4
4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5
5 : Selalu Disalahkan
6
6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7
7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8
8 : Tak Terima
9
9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10
10 : Digerebeg
11
11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12
12 : Tukang Ojek
13
13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14
14 : Maksud Ibu Aminah
15
15 : Mendadak Diusir
16
16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17
17 : Menerima Tawaran
18
18 : Mulai Menyesal
19
19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20
20 : Mendadak Nelangsa
21
21 : Keluarga Mas Abdul
22
22 : Perhatian Mas Abdul
23
23 : Calonnya Mas Abdul
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Beri Aku Alamatmu!
29
Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30
Wanita Sangat Tangguh
31
Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32
Sumpah Pocong
33
Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34
Bapaknya Anak-Anak?
35
Rencana Usaha yang Makin Besar
36
Kabar Terbaru Warti
37
Ajakan Menikah
38
Mantan Tak Tahu Diri
39
Amarah Dewi
40
Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41
Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42
Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43
Alasan Kenapa Harus Menikah
44
Berurusan Dengan Polisi
45
Alhamdullilah
46
Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47
Di Dini Hari yang Sunyi
48
Kabar Penangkapan Dewi
49
Keadilan Untuk Dewi
50
50 : Hikmah Di Balik Musibah
51
Nasib Prasetyo Sekeluarga
52
Mirip Keluarga Sesungguhnya
53
53 : Dimudahkan
54
54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55
55 : Transmigrasi
56
56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57
57 : Istriku Serba Bisa!
58
58 : Potret Keluarga Bahagia
59
59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60
60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62
61 : Dewi yang Sekarang
63
62 : Kabar Ibu Safangah
64
63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65
64 : Mei ...
66
65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67
66 : Doa yang Menjadi Alasan
68
67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69
68. Saling Menguatkan
70
69. Mimpi dan Petunjuk
71
70. Kronologinya....
72
71. Belum Final
73
72. Mulai Bertemu
74
73. Rencana yang Berubah
75
74. MEGA
76
75. Pelarian yang Gagal
77
76. Pulang Ke Jawa
78
77. Keuarga—Adik Kakak
79
78. Masya Allah
80
79. Perubahan Demi Perubahan
81
80. Papa
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85
Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86
Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87
Kisah Cinta Hunairah
88
Kemenangan Bagi Para Pejuang
89
Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!