9 : Lebih Baik Kita Bercerai

“Tampar, Mas. Tampar seperti biasa. Enggak usah ragu!”

“Karena aku saja, jadi enggak ragu untuk bercerai dari kamu!”

Sambil menahan tangis sekaligus menahan napas, Dewi yang mengangguk-angguk berkata, “Lebih baik kita bercerai. Mulai sekarang, hubungan kita sudah enggak lebih dari orang tua dari anak-anak kita!”

“Urusan kamu mau tanggung jawab enggaknya, itu aku kembalikan ke kamu. Biar itu jadi urusan kamu dengan Allah. Toh, aku sudah terbiasa urus semuanya sendiri!”

“Aku bisa menghidupi anak-anakku tanpa mengandalkan orang lain apalagi mengandalkan keluarga suamiku seperti apa yang Mas dan keluarga Mas lakukan kepadaku!”

“Termasuk perceraian kita, ... andai Mas enggak mau urus, ... biar aku yang urus!” tegas Dewi.

Apa yang Dewi katakan benar-benar membuat emosi Prasetyo meluap. Tangan kanan Prasetyo yang awalnya sempat turun, dengan cepat menam.par pipi kiri Dewi hingga wanita itu berakhir terbanting.

Alif yang menyaksikan semata-mata kejadian tersebut langsung histeris. Alif lari keluar dari kamar mencari pertolongan.

“T—tolong! Tolong mamaku dipu.kuli sama papa!” Alif meraung-raung, tapi bocah itu sadar, dirinya tidak bisa menolong mamanya secara langsung. Alif dan mamanya butuh pertolongan orang dewasa. Orang yang lebih kuat.

Kepanikan langsung menimpa pak Mahmud maupun ibu Aminah. Keduanya berbondong-bondong memastikan TKP. Ibu Aminah yang awalnya menggandeng Alif, tak jadi membawanya masuk ke kamar Dewi berada. Sebab di sana, Dewi yang meringkuk di lantai tengah ditenda.ngi dengan bru.tal oleh Prasetyo. Ibu Aminah tidak mau Alif yang masih sangat kecil, menyaksikan kekera.san yang dialami mamanya. Bahkan meski sebelumnya Alif sudah pernah menyaksikannya atau malah merasakannya secara langsung ibu Aminah tidak mau menambah beban mental Alif.

Ibu Aminah nekat mengemban Alif. Ia melangkah buru-buru membawanya keluar. Karena jika melihat fisik suaminya, ia takut suaminya justru diamu.k juga oleh Prasetyo.

“T—tolong! Tolong ada yang buat onar!” teriak ibu Aminah.

Karena mas Abdul Khodir ada di sana bersama dua orang pria yang awalnya sedang nongkrong sambil ngopi, ketiganya lah yang diboyong ibu Aminah.

“Masa iya, si Pras yang ngamuk?” pikir mas Abdul Khodir masih menerka-nerka. Ia mencoba mencerna membuat onar yang ibu Aminah maksud, sementara ia tahu betul, di sana ada Prasetyo yang sedang ia buntuti.

Lelah sekaligus muak, Dewi yang babak belur sengaja menggunakan kedua tangannya untuk menahan kaki kanan Prasetyo. Kemudian ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk menarik kaki itu sekuat tenaga. Seperti yang ia harapkan, Prasetyo berakhir terbantin.g dengan keadaan berbaring.

Selanjutnya, yang Dewi lakukan di tengah keadaan rambut panjangnya yang tergerai ialah menendang alat vi.tal suaminya sekuat tenaga dan itu beberapa kali. Dewi meluapkan semua emosinya pada anggota tubuh dan ia tahu menjadi kelemahan fatal suaminya.

Tersedu-sedu Demi menyudahi ulahnya sembari memandangi Prasetyo yang kesakitan parah. Bukan itu yang ia mau, tapi keadaan memaksanya untuk melakukan tindakan nyata. Orang seperti suaminya yang memang sangat tempramental, memang wajib diberi pelajaran.

“Jadi laki-laki, jadi suami bahkan papa, ... tangan dan kaki kamu seringan itu, Mas!” ucap Dewi tersedu-sedu.

Sebenarnya Dewi tidak ingin menangis, tapi luka hati sekaligus mental yang selama lima tahun ia tahan, telanjur meledak.

“Kita lihat apa yang terjadi pada kamu dan keluargamu tanpa aku. Kalian akan hancur!” tegas Dewi.

“Didikanmu kepada mereka yang membiasakan mereka menjadi benalu, akan menghancurkan kalian!”

“Memangnya kalian pikir, ada yang mau terus-menerus diperbu.dak, lalu dihaja.r setiap saat?!”

“POKOKNYA AKU MAU CERAI! KALAU KAMU TETAP ENGGAK MAU MENGURUSNYA, BIAR AKU YANG MENGGUGAT SEKALIGUS MENCERAIKAN KAMU!” tegas Dewi menggebu-gebu.

Pak Mahmud yang ada di sana memang sengaja membiarkan Dewi menga.muk Prasetyo. Tak sedikit pun ada niatan darinya meminta keduanya menyelesaikan masalah yang ada dengan baik-baik. Apalagi ia tahu betul, Prasetyo sudah sangat keterlaluan. Prasetyo pantas mendapatkannya dan bila perlu lebih.

Kedatangan tiga pria yang diboyong ibu Aminah, memang tidak berguna. Sebab kemarahan Dewi yang muak pada Prasetyo membuat wanita itu bisa meluapkan emosinya sesuai ekspetasi.

“Ya sudah ... ya sudah, tolong amankan orang ini. Dia yang sudah bikin onar!” sergah ibu Aminah.

Mas Abdul Khodir yang sudah kenal Prasetyo meski tidak begitu banyak, jadi penasaran dengan alasan Prasetyo membuat onar di sana. Ditambah lagi, Dewi yang menangis dan penampilannya berantakan, bibirnya sampai pecah berdarah. Mas Abdul Khodir yakin, Dewi sudah diamuk Prasetyo. Kemudian, tatapannya tertuju pada Alif yang ketakutan dan buru-buru lari ke Dewi.

“Mama ... Mama, Papa jahat. Mama sakit, ya?” tangis Alif.

“Mama, ... Papa? Dia istrinya Prasetyo yang dicurigai ada main dengan mbak Retno? Mereka sudah punya anak bahkan ada yang masih bayi merah?” pikir mas Abdul Khodir.

Miris, itulah yang mas Abdul Khodir rasakan pada Dewi dan anak-anaknya. Ia menatap iba ketiga ya silih berganti karena ia pernah merasakan apa yang Alif rasakan.

“Gara-gara pengaruh mbak Retno, papa juga jadi kasar seperti si Pras ini. Aku dan mama jadi sering diam.uk. Aku jadi curiga, jangan-jangan si mbak Retno ada main guna-guna. Soalnya, masa iya pengaruhnya sedahsyat itu!” batin mas Abdul Khodir.

“Aaarrrrggghhhh! Apaan, sih?! Lepas! Awas kalian! Bajing.an ya kalian! Bang.sat! Hobi banget ikut campur urusan orang!” marah Prasetyo meledak-ledak sambil bergegas pergi dari sana.

Bukan hanya rasa sakit di alat vita.lnya yang susah payah Prasetyo tahan. Karena ia juga pergi dari sana sambil menahan malu. Bagaimana tidak? Tadi, Dewi berani mengam.uk bahkan mengha.jarnya disaksikan pak Mahmud, sebelum akhirnya rombongan ibu Aminah datang.

Prasetyo memang pergi tanpa kejelasan. Namun niat Dewi untuk bercerai dari pria itu sudah sangat bulat!

Di lain sisi, mas Abdul Khodir juga segera kembali membuntuti Prasetyo. kebetulan, Prasetyo kembali datang ke rumah ibu Retno!

“Ya Allah, aku ikhlas jika Engkau memberi azab ke papa anak-anakku. Aku sudah tidak akan mendoakan untuk kebaikannya lagi.”

“Karena memang sudah semestinya, azab menjadi balasan untuk mereka-mereka yang zalim. Mas Prasetyo pantas mendapat balasan karena dia sudah zalim ke istri dan anak-anaknya!”

“Termasuk juga untuk keluarganya yang benalu. Semoga mereka juga dapat teguran, agar hidup mereka jauh lebih berguna!”

Itulah yang Dewi doakan di tengah kesibukannya mengurus kedua anaknya. Di tempat berbeda, seolah Allah langsung mengabulkan jerit hati Dewi dan anak-anaknya, mas Abdul Khodir sungguh akan mengabulkannya.

Mas Abdul Khodir sengaja menekan bel, dan langsung mengamankan mbok Sipon dibantu oleh warga.

Terpopuler

Comments

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Parah banget Pras kelakukan nya

2024-05-03

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

jgn d kira perempuan itu lemah dia jg bs marah seperti singa, biar azab allah yg memberikan balasan

2024-04-06

0

Rendi Subagja

Rendi Subagja

d tunggu up'y mbak 🙏🙏

2024-03-20

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Dewi yang Malang
2 2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3 3 : Korban Perceraian Orang Tua
4 4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5 5 : Selalu Disalahkan
6 6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7 7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8 8 : Tak Terima
9 9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10 10 : Digerebeg
11 11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12 12 : Tukang Ojek
13 13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14 14 : Maksud Ibu Aminah
15 15 : Mendadak Diusir
16 16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17 17 : Menerima Tawaran
18 18 : Mulai Menyesal
19 19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20 20 : Mendadak Nelangsa
21 21 : Keluarga Mas Abdul
22 22 : Perhatian Mas Abdul
23 23 : Calonnya Mas Abdul
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Beri Aku Alamatmu!
29 Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30 Wanita Sangat Tangguh
31 Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32 Sumpah Pocong
33 Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34 Bapaknya Anak-Anak?
35 Rencana Usaha yang Makin Besar
36 Kabar Terbaru Warti
37 Ajakan Menikah
38 Mantan Tak Tahu Diri
39 Amarah Dewi
40 Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41 Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42 Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43 Alasan Kenapa Harus Menikah
44 Berurusan Dengan Polisi
45 Alhamdullilah
46 Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47 Di Dini Hari yang Sunyi
48 Kabar Penangkapan Dewi
49 Keadilan Untuk Dewi
50 50 : Hikmah Di Balik Musibah
51 Nasib Prasetyo Sekeluarga
52 Mirip Keluarga Sesungguhnya
53 53 : Dimudahkan
54 54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55 55 : Transmigrasi
56 56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57 57 : Istriku Serba Bisa!
58 58 : Potret Keluarga Bahagia
59 59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60 60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62 61 : Dewi yang Sekarang
63 62 : Kabar Ibu Safangah
64 63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65 64 : Mei ...
66 65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67 66 : Doa yang Menjadi Alasan
68 67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69 68. Saling Menguatkan
70 69. Mimpi dan Petunjuk
71 70. Kronologinya....
72 71. Belum Final
73 72. Mulai Bertemu
74 73. Rencana yang Berubah
75 74. MEGA
76 75. Pelarian yang Gagal
77 76. Pulang Ke Jawa
78 77. Keuarga—Adik Kakak
79 78. Masya Allah
80 79. Perubahan Demi Perubahan
81 80. Papa
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85 Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86 Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87 Kisah Cinta Hunairah
88 Kemenangan Bagi Para Pejuang
89 Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Dewi yang Malang
2
2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3
3 : Korban Perceraian Orang Tua
4
4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5
5 : Selalu Disalahkan
6
6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7
7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8
8 : Tak Terima
9
9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10
10 : Digerebeg
11
11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12
12 : Tukang Ojek
13
13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14
14 : Maksud Ibu Aminah
15
15 : Mendadak Diusir
16
16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17
17 : Menerima Tawaran
18
18 : Mulai Menyesal
19
19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20
20 : Mendadak Nelangsa
21
21 : Keluarga Mas Abdul
22
22 : Perhatian Mas Abdul
23
23 : Calonnya Mas Abdul
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Beri Aku Alamatmu!
29
Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30
Wanita Sangat Tangguh
31
Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32
Sumpah Pocong
33
Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34
Bapaknya Anak-Anak?
35
Rencana Usaha yang Makin Besar
36
Kabar Terbaru Warti
37
Ajakan Menikah
38
Mantan Tak Tahu Diri
39
Amarah Dewi
40
Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41
Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42
Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43
Alasan Kenapa Harus Menikah
44
Berurusan Dengan Polisi
45
Alhamdullilah
46
Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47
Di Dini Hari yang Sunyi
48
Kabar Penangkapan Dewi
49
Keadilan Untuk Dewi
50
50 : Hikmah Di Balik Musibah
51
Nasib Prasetyo Sekeluarga
52
Mirip Keluarga Sesungguhnya
53
53 : Dimudahkan
54
54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55
55 : Transmigrasi
56
56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57
57 : Istriku Serba Bisa!
58
58 : Potret Keluarga Bahagia
59
59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60
60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62
61 : Dewi yang Sekarang
63
62 : Kabar Ibu Safangah
64
63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65
64 : Mei ...
66
65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67
66 : Doa yang Menjadi Alasan
68
67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69
68. Saling Menguatkan
70
69. Mimpi dan Petunjuk
71
70. Kronologinya....
72
71. Belum Final
73
72. Mulai Bertemu
74
73. Rencana yang Berubah
75
74. MEGA
76
75. Pelarian yang Gagal
77
76. Pulang Ke Jawa
78
77. Keuarga—Adik Kakak
79
78. Masya Allah
80
79. Perubahan Demi Perubahan
81
80. Papa
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85
Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86
Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87
Kisah Cinta Hunairah
88
Kemenangan Bagi Para Pejuang
89
Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!