13 : Kabar Pernikahan Prasetyo

“Prasetyo sudah menikah lagi. Dia menikah dengan bosnya!” tegas ibu Surmi tak lama setelah Dewi membuka pintu kamarnya. Karena kebetulan, ibu Surmi memang sengaja menunggu di depan pintu kamar Dewi.

“Ibu Retno?” sergah Dewi tak sedikit pun memberi kabar dari ibu Surmi, jeda. “Jika memang iya, ... berarti alasan kebencian ibu Retno, juga perubahan emosi mas Pras ketika ibu Retno telepon tapi mas Pras sedang bersamaku, ... benar. Semua yang terjadi memang tidak mungkin hanya kebetulan! Mereka memang punya hubungan spesial. Puncaknya, ketika mas Pras dengan sangat tega meninggalkanku di depan puskesmas saat aku akan melahirkan Utari, dan itu gara-gara ditelepon ibu Retno!” batin Dewi sudah langsung melakukan cocok logi.

“Ya! Tentu saja! Memangnya, wanita terhormat mana lagi yang akhirnya memiliki pemikiran terbuka, bahwa ada laki-laki baik seperti Prasetyo, tapi memiliki istri benalu seperti kamu! Memang sudah sepantasnya, hanya wanita terhormat yang pantas bersanding dengan Pras!” tegas ibu Surmi sengaja mema.ki-mak.i tepat di depan wajah Dewi.

“Lebih tepatnya, yang bersangkutan merupakan janda berumur!” sergah Dewi menyikapi ibu Surmi dengan sangat elegan.

“Dari segi usia, ibu Retno hanya beberapa tahun lebih muda dari Ibu. Sementara untuk kekayaan, ... mohon maaf, beliau hanya kebetulan mendapatkan warisan, setelah sebelumnya menjadi pelako.r.”

“Karena dulunya, ibu Retno sama saja dengan saya. Kami sama-sama bekerja sebagai pembantu di rumah orang kaya. Bedanya, kami beda kelas. Karena saya bukan tipikal wanita yang doyan suami orang.”

“Terbukti, sekarang kembali terulang. Ibu Retno masih doyan suami orang. Dia dengan sangat keji menghancurkan rumah tangga dari orang tua anak-anak tak berdosa!”

“Ya enggak apa-apa sih. Ini jauh lebih baik ketimbang mereka selalu berzi.na. Benar, kan? Soalnya mereka mendadak menikah, langsung sah, tanpa izin saya sebagai istri pertama. Memangnya pernikahan macam apa yang bisa secepat itu harus segera dilakukan? Mereka digrebek? Beneran kepergok zi.na?!” Kali ini, Dewi berbicara cepat sekaligus tegas.

Ibu Surmi yang merasa tersinggung, nyaris menamp.ar Dewi. Namun dengan segera, Dewi yang tidak menatap tangan kanan ibu Surmi, segera menahannya. Malahan Dewi sengaja memutar tangan kanan wanita itu hingga terdengar bunyi “Pletuk!”.

Ibu Surmi meraung kesakitan. Hingga anak-anak yang awalnya cuek tengah tiduran, langsung terusik.

“Biar Ibu punya alasan masuk akal, kenapa Ibu enggak bisa bekerja!” tegas Dewi sesaat setelah dirinya mengakhiri ulahnya kepada ibu Surmi. “Satu lagi, kalian enggak usah khawatir aku mohon-mohon agar mas Pras membatalkan atau malah sampai meminta mas Pras mengakhiri pernikahan barunya.”

“Justru saya merasa sangat bersyukur karena mereka akhirnya menikah. Mengenai hukum apa yang harus mereka terima karena sudah menikah tanpa izin istri pertama, biarkan itu pengadilan yang memutuskannya.”

“Dan semoga, impian kalian bisa hidup mewah, menjadi orang kaya tanpa harus capek kerja, juga segera kesampaian. Syukur-syukur warisan ibu Retno masih tetap ada, meski ibu Retno malah digrebek dan dinikahkan dengan suami orang!”

“Semoga, ibu Retno mau kasih kalian tumpangan hidup enak! Sekalian, saya juga mau pamit. Karena mulai sekarang, kewajiban saya di keluarga ini sudah selesai. Sekarang, tugas dan kewajiban saya sudah digantikan oleh ibu Retno!” Dewi mengakhiri ucapannya dengan tersenyum kecut.

“Mulutmu ngomong apa?!” ucap Warti meledak-ledak. Ia baru keluar dari kamar dengan kepala awut-awutan, sementara bedak tebal di wajahnya, sebagiannya sudah luntur. “Masih pagi sudah bikin ribut! Masak, beres-beres, apa bagaimana sana. Dasar orang enggak punya otak!”

Mendengar itu, Dewi menggeleng tak habis pikir. “Semoga kalian bahagia dengan cara yang semestinya!”

Jika tidak diartikan ke bahasa Indonesia yang benar, bahasa yang Warti pakai benar-benar kasar. Wanita itu terus memulut-mulutkan Dewi sambil mengikuti Dewi. Warti bahkan meneriaki Dewi mal.ing dan berharap bisa memeriksa tas Dewi. Hanya saja, efek tetangga yang sudah muak dan lebih peduli ke Dewi, justru Warti yang diguyur air satu ember oleh tetangga sebelahnya.

“Hobi banget bikin rusuh! Memangnya bisa mati, ya, kalau sehari saja enggak bikin gara-gara?” sergah tetangga tersebut kepada Warti. Warti yang kuyup langsung meraung-raung mirip kucing kebelet kawin.

Berbeda kepada Dewi, kepada tetangga tersebut, Warti memang tidak berani. Warti memilih masuk kontrakan, sementara sang tetangga menyumpahi Warti sekeluarga segera pindah dari sana.

“Paling tidak jika kalian tidak sampai diboyong istri baru Pras yang kabarnya kaya, minimal kalian tidak bisa bayar kontrakan karena yang biasa bayar kontrakan dan itu Dewi, sudah tidak peduli!” tegas si tetangga. Wanita berusia tiga puluh lima tahun itu sampai membanti.ng embernya di teras kontrakan Warti.

Di lain sisi, Dewi sudah melangkah jauh meninggalkan area kontrakan. Dewi sampai jalan raya yang ramai kendaraan. Dari motor, sepeda, mobil, delman, bahkan becak. Dewi melangkah sambil memegangi tas bahan warna cokelat kusam terbilang lusuh yang menghiasi pundak kanannya. “Sesakit ini! Berarti selama ini, aku memang dikhianati!”

“Pengorbananku selama menjadi istri mas Pras sia-sia. Yang aku perjuangkan malah sibuk bersenang-senang sama bosnya!”

Dewi memilih naik becak. Air mata Dewi tak hentinya berlinang membasahi pipi. Di ingatannya kini, semua kejadian membahagiakan sekaligus menyedihkan dalam hubungannya dan Prasetyo, tengah terputar. Sebenarnya Dewi tidak ingin menangis, tapi apa yang ia terima dari Prasetyo begitu menyakitkan. Terlebih sebelumnya, Prasetyo pernah berjanji untuk memperbaiki hubungan mereka. Yang paling membuat Dewi sedih, tentu nasib kedua anaknya. Karena sampai di titik sekarang saja, Prasetyo tetap tidak peduli kepada anak-anak mereka.

Terlepas dari semuanya, Dewi juga belum sadar, bahwa ojek yang sebelumnya sempat mengantarnya, kembali mengikutinya.

“Sekarang aku harus lebih kuat. Sekarang waktunya yang tepat buat menggugat mas Pras!” batin Dewi yang kemudian menyeka tuntas air matanya menggunakan ujung jilbabnya.

“Mas Pras yang minta aku menutup aurat, tapi dia juga yang hobi selingkuh sama nenek-nenek montok berpenampilan se.ksi. Memang otak mas Pras perlu dipertanyakan kualitasnya. Buktinya, ketimbang ke istri dan anak, dia tetap lebih berat ke keluarganya. Dia rela menyik.sa istri dan anaknya asal keluarganya bahagia. Atau mungkin, memang aku yang sudah tidak ada artinya. Sampai-sampai, mas Prasetyo setega itu ke aku bahkan anak-anak?”

“Ya sudah Mas. Enggak apa-apa. Aku ikhlas. Jika begitu memang cara Mas bahagia, aku juga punya cara sendiri agar aku dan anak-anak bahagia. Aku akan membuktikan bahwa kami bisa bahagia, meski kini kami sudah tidak mungkin bersama kamu lagi!” batin Dewi terus mengelap tuntas air matanya.

“Kasihan banget sih tuh mbaknya. Dulu mama juga begitu. Terus berusaha tegar, ujung-ujungnya tumbang!” batin mas Abdul yang baru meninggalkan Dewi setelah tahu Dewi pulang ke rumah majikannya dengan selamat.

Terpopuler

Comments

Sulfia Nuriawati

Sulfia Nuriawati

dewi...dewi...di bodohi berkali kali ms g ngerti jg hrs jth d lubang yg sama, knp hrs percy dg laki² yg pny hobby selingkuh, g bakal sadar sbln burungnya lepas copot dr tempatnya, slingkuh tu penyakit yg bahaya lbh parah dr kankerr

2024-05-11

0

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Semangat Dewi demi kedua buah hati nya

2024-05-04

0

martina melati

martina melati

yg membaca aja matany sdh berkaca2 aplg yg ngalami... sdh kerja keras, hasil gk dpt malah dkhianati... (dselingkuhi)

2024-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Dewi yang Malang
2 2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3 3 : Korban Perceraian Orang Tua
4 4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5 5 : Selalu Disalahkan
6 6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7 7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8 8 : Tak Terima
9 9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10 10 : Digerebeg
11 11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12 12 : Tukang Ojek
13 13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14 14 : Maksud Ibu Aminah
15 15 : Mendadak Diusir
16 16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17 17 : Menerima Tawaran
18 18 : Mulai Menyesal
19 19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20 20 : Mendadak Nelangsa
21 21 : Keluarga Mas Abdul
22 22 : Perhatian Mas Abdul
23 23 : Calonnya Mas Abdul
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Beri Aku Alamatmu!
29 Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30 Wanita Sangat Tangguh
31 Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32 Sumpah Pocong
33 Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34 Bapaknya Anak-Anak?
35 Rencana Usaha yang Makin Besar
36 Kabar Terbaru Warti
37 Ajakan Menikah
38 Mantan Tak Tahu Diri
39 Amarah Dewi
40 Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41 Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42 Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43 Alasan Kenapa Harus Menikah
44 Berurusan Dengan Polisi
45 Alhamdullilah
46 Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47 Di Dini Hari yang Sunyi
48 Kabar Penangkapan Dewi
49 Keadilan Untuk Dewi
50 50 : Hikmah Di Balik Musibah
51 Nasib Prasetyo Sekeluarga
52 Mirip Keluarga Sesungguhnya
53 53 : Dimudahkan
54 54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55 55 : Transmigrasi
56 56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57 57 : Istriku Serba Bisa!
58 58 : Potret Keluarga Bahagia
59 59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60 60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62 61 : Dewi yang Sekarang
63 62 : Kabar Ibu Safangah
64 63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65 64 : Mei ...
66 65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67 66 : Doa yang Menjadi Alasan
68 67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69 68. Saling Menguatkan
70 69. Mimpi dan Petunjuk
71 70. Kronologinya....
72 71. Belum Final
73 72. Mulai Bertemu
74 73. Rencana yang Berubah
75 74. MEGA
76 75. Pelarian yang Gagal
77 76. Pulang Ke Jawa
78 77. Keuarga—Adik Kakak
79 78. Masya Allah
80 79. Perubahan Demi Perubahan
81 80. Papa
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85 Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86 Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87 Kisah Cinta Hunairah
88 Kemenangan Bagi Para Pejuang
89 Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Dewi yang Malang
2
2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3
3 : Korban Perceraian Orang Tua
4
4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5
5 : Selalu Disalahkan
6
6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7
7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8
8 : Tak Terima
9
9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10
10 : Digerebeg
11
11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12
12 : Tukang Ojek
13
13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14
14 : Maksud Ibu Aminah
15
15 : Mendadak Diusir
16
16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17
17 : Menerima Tawaran
18
18 : Mulai Menyesal
19
19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20
20 : Mendadak Nelangsa
21
21 : Keluarga Mas Abdul
22
22 : Perhatian Mas Abdul
23
23 : Calonnya Mas Abdul
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Beri Aku Alamatmu!
29
Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30
Wanita Sangat Tangguh
31
Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32
Sumpah Pocong
33
Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34
Bapaknya Anak-Anak?
35
Rencana Usaha yang Makin Besar
36
Kabar Terbaru Warti
37
Ajakan Menikah
38
Mantan Tak Tahu Diri
39
Amarah Dewi
40
Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41
Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42
Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43
Alasan Kenapa Harus Menikah
44
Berurusan Dengan Polisi
45
Alhamdullilah
46
Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47
Di Dini Hari yang Sunyi
48
Kabar Penangkapan Dewi
49
Keadilan Untuk Dewi
50
50 : Hikmah Di Balik Musibah
51
Nasib Prasetyo Sekeluarga
52
Mirip Keluarga Sesungguhnya
53
53 : Dimudahkan
54
54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55
55 : Transmigrasi
56
56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57
57 : Istriku Serba Bisa!
58
58 : Potret Keluarga Bahagia
59
59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60
60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62
61 : Dewi yang Sekarang
63
62 : Kabar Ibu Safangah
64
63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65
64 : Mei ...
66
65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67
66 : Doa yang Menjadi Alasan
68
67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69
68. Saling Menguatkan
70
69. Mimpi dan Petunjuk
71
70. Kronologinya....
72
71. Belum Final
73
72. Mulai Bertemu
74
73. Rencana yang Berubah
75
74. MEGA
76
75. Pelarian yang Gagal
77
76. Pulang Ke Jawa
78
77. Keuarga—Adik Kakak
79
78. Masya Allah
80
79. Perubahan Demi Perubahan
81
80. Papa
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85
Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86
Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87
Kisah Cinta Hunairah
88
Kemenangan Bagi Para Pejuang
89
Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!