4 : Tak Mau Menunggu Lagi

“Alasanku enggak menceraikan Dewi karena Dewi bisa diandalkan buat urus keluargaku. Karena andai enggak ada Dewi, kita enggak bisa leluasa senang-senang, Sayang!” ucap Prasetyo masih belum diizinkan pergi oleh ibu Retno.

Ibu Retno bahkan belum mengizinkan Prasetyo memakai pakaian. Pria yang usianya lebih muda darinya itu, masih ia jadikan sebagai penghangat ranjangnya. Sebab kini saja, ia masih memeluknya erat.

“Biar aku pulang dulu. Kalau aku enggak pulang, Dewi bisa marah. Karena kemarin-kemarin saja, Dewi sudah berani minta cerai!” yakin Prasetyo yang juga masih membalas memeluk wanita bertubuh gendut dan tak lain bosnya.

Meski ibu Retno menjalani perawatan tubuh penuh, faktor usia sekaligus pola hidup tidak bisa berbohong. Kulit ibu Retno memang putih mulus layaknya kulit bayi, tapi semua itu perlu uang yang tidaklah sedikit. Termasuk juga tubuh ibu Retno yang meski tidak sedang hamil, tetap lebih besar dari tubuh Dewi.

“Pulangnya nanti lah,” rengek ibu Retno sangat manja, kemudian mengabsen wajah maupun leher Prasetyo menggunakan bibirnya. Bibir tebal yang lima menit sekali ia poles gincu merah menyala demi membuat Prasetyo tergila-gila kepadanya. Selain itu, ia juga meninggalkan banyak bekas cupa.ng di tubuh Prasetyo.

“Nih orang, ... sudah seharian main bahkan sekarang sudah sore, masih saja belum puas? Oke, deh ... aku pancing biar uangnya keluar banyak!” batin Prasetyo yang memang tidak tulus juga kepada wanita berambut pirang dan sangat manja kepadanya itu.

“Oh iya, Sayang ... bulan ini, aku belum gajian loh. Yang mereka tahu kan, aku kerja. Masa sudah akhir bulan, aku belum gajian? Kalau tetangga kontrakan tahu, mereka bakalan makin sering sindir aku!” rengek Prasetyo.

Seperti biasa, ibu Retno akan marah-marah manja di setiap Prasetyo mengingatkan gaji yang harus dibayar.

“Giliran urusan uang, kamu enggak pernah lupa. Giliran suruh nginep semalam saja, kamu enggak mau!” rengek ibu Retno.

“Dasar janda kesepian! Tapi enggak ada salahnya sih, malam ini aku nginep saja. Toh mau pulang pun, ya enggak mungkin dikasih jatah juga sama Dewi meski Dewi selalu bikin kangen berat!” batin Prasetyo lagi yang hanya ingat jatah dari Dewi. Padahal selama ini, ia hanya menjadikan istri cantiknya itu tulang punggung.

Prasetyo bahkan tidak ingat, bahwa sang istri sangat membutuhkan kehadirannya. Selain itu, ada dua anak mereka yang juga tengah menunggunya.

Seperti rencananya, Prasetyo sengaja memastikan imbalan yang ia dapat andai dirinya mau menginap, kepada ibu Retno. Tanggung jawabnya yang begitu besar kepada keluarga besarnya, memang membuat Prasetyo kewalahan dalam mencari uang. Hingga ketika dua tahun lalu ibu Retno mendadak mengutarakan perasaannya dan tak segan langsung agresif kepada Prasetyo. Prasetyo pun sengaja membuat wanita itu makin penasaran sekaligus tergila-gila kepadanya.

Padahal saat itu, suami ibu Retno masih hidup. Hanya saja, suami ibu Retno selaku alasan ibu Retno bergelimang harta, kala itu dalam kondisi stroke. Selain itu, Prasetyo juga tahu posisi ibu Retno tak lebih dari istri muda dan konon telah menikung istri pertama dari suami ibu Retno. Selain itu Prasetyo juga tahu, bahwa dulunya, di sana ibu Retno merupakan pembantu. Akan tetapi, Prasetyo tidak peduli. Karena asal ibu Retno bisa menjadi pundi-pundi uangnya, itu sudah lebih dari cukup. Terlebih semenjak itu, pekerjaan Prasetyo hanya fokus memuaskan kebutuhan bi.rahi ibu Retno. Tentunya, bayaran yang Prasetyo terima juga jadi jauh lebih tinggi dari bayaran normalnya sebagai sopir.

“Kalau aku mau nginep, bahkan sampai beberapa hari di sini asal kamu bahagia, ... kamu mau kasih apa?” rayu Prasetyo sambil membelai mesra wajah kemudian turun ke leher bahkan dada ibu Retno. Demi membahagiakan ibu Retno, ia sengaja memijat-mijat manja, dua gunungan di dada ibu Retno yang meski besar tapi sangat kendur.

Detik itu juga, ibu Retno yang memang memiliki nafsu se.ksualitas tinggi langsung terangsang. Prasetyo tersenyum bangga karenanya. Terlebih sang bos langsung sibuk mendesah, meminta lebih dari yang tengah Prasetyo lakukan.

“Aku bakalan kasih kamu satu mobil. Kamu tinggal pilih! Apalagi kalau kamu mau menikahiku meski hanya pernikahan siri dan kita rahasiakan!” ucap ibu Retno yang sudah sibuk mendesah.

Detik itu juga Prasetyo terdiam tak percaya. Benarkah ibu Retno akan memberinya mobil bahkan lebih? Hanya dengan syarat yang sangat sederhana?

“Aku butuh bukti!” tegas Prasetyo sengaja menahan kedua tangan ibu Retno yang sudah sibuk meraba-raba bawah perutnya. Tangan kanan ibu Retno bahkan segera masuk ke celananya. Prasetyo tahu apa yang ibu Retno cari sekaligus mau.

Dengan tatapan frustrasi, ibu Retno yang merasa nyaris gil.a karena hasra.tnya tak kunjung tersalurkan, segera membuka brankas di belakangnya. Ia memberikan sebuah kunci mobil dan beberapa gepok uang kepada Prasetyo. Detik itu juga, ia langsung bisa berkuasa sekaligus memperlakukan Prasetyo dengan leluasa.

Selain langsung bahagia bukan main, Prasetyo juga menikmati apa yang ibu Retno lakukan. Apalagi biar bagaimanapun, ia sudah bukan laki-laki baik yang mampu setia kepada satu wanita bahkan itu istrinya.

“Enggak ada yang lebih indah dari ini. Biar aku hidup bahagia bersama Retno. Sementara Dewi bertugas menjadi tulang punggung keluargaku, ... biarkan Dewi menggantikan tugasku,” batin Prasetyo sungguh lupa pada kewajibannya kepada Dewi dan juga kedua anak mereka.

Sementara itu, di puskesmas, Dewi yang sudah rapi dan tampak layaknya orang sehat, masih menunggu di bangku tunggu. Suasana puskesmas sudah sangat sepi karena memang tidak sedang banyak pasien. Ditambah lagi di kebanyakan puskesmas, memang cenderung ramai di pagi hingga siang saja.

Yang membuat Dewi sangat nelangsa, tak semata karena sang suami tak kunjung datang. Sebab di bangku ia duduk, Alif sudah meringkuk tidur lelap beralas tas bonus dari pihak puskesmas karena Dewi sudah melahirkan di sana.

Hujan deras disertai angin dan petir masih berlangsung. Tukang parkir yang dari tadi memperhatikan Dewi dari tempat parkir yang beratap di sekitar puskesmas, menghampiri.

“Ibunya nunggu jemputan?” tanya bapak-bapak tukang parkir yang menghampiri Dewi.

“Pak, boleh minta tolong? Tolong teleponkan bos saya. Puskesmas ini ada telepon, kan?” ucap Dewi.

Dewi merasa sangat marah dan tak mau menunggu suaminya lagi. Andai suaminya mau datang menjemputnya, ia akan membuat Prasetyo melakukannya ke rumah bosnya. Bos yang juga sudah seperti orang tua Dewi sendiri dan beberapa kali kerap menegur Prasetyo.

Tak ada lima belas menit, bos Dewi datang. Menggunakan mobil kijang tua, sepasang pasutri berbondong-bondong turun memakai payung.

“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, si Pras mati apa sudah ke alam baka? Dari siang sampai malam, belum jemput juga!” ucap umi Aminah. Wanita berkerudung lebar itu segera mengambil bayi perempuan Dewi.

Sementara Alif yang akan langsung Dewi gendong, sudah langsung diambil alih oleh pak Mahmud dan tak lain suami umi Aminah.

“Kamu baru lahiran, jangan angkat berat-berat dulu!” ucap pak Mahmud.

Dewi hanya menenteng kantong keresek berisi pakaian kotor miliknya dan Alif, selain satu kantong berisi keperluan mereka.

“Tega kamu Mas! Padahal baru dua hari lalu kamu menolak permintaan ceraiku. Kamu janji, kamu akan berubah! Kamu janji akan kasih kebahagiaan ke aku dan anak-anak!” batin Dewi sambil duduk di sebelah ibu Aminah.

Alif yang akhirnya bangun, duduk di tempat duduk sebelah pak Mahmud menyetir. Pak Mahmud menyetir sendiri karena kini memang sudah malam.

Terpopuler

Comments

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Untung Dewi punya bos yang baik dan pengertian

2024-04-30

0

@ntique

@ntique

untung ada bos pasutri baek hati

2024-04-29

0

Arieee

Arieee

Dewi 💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪💪

2024-05-01

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Dewi yang Malang
2 2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3 3 : Korban Perceraian Orang Tua
4 4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5 5 : Selalu Disalahkan
6 6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7 7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8 8 : Tak Terima
9 9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10 10 : Digerebeg
11 11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12 12 : Tukang Ojek
13 13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14 14 : Maksud Ibu Aminah
15 15 : Mendadak Diusir
16 16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17 17 : Menerima Tawaran
18 18 : Mulai Menyesal
19 19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20 20 : Mendadak Nelangsa
21 21 : Keluarga Mas Abdul
22 22 : Perhatian Mas Abdul
23 23 : Calonnya Mas Abdul
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Beri Aku Alamatmu!
29 Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30 Wanita Sangat Tangguh
31 Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32 Sumpah Pocong
33 Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34 Bapaknya Anak-Anak?
35 Rencana Usaha yang Makin Besar
36 Kabar Terbaru Warti
37 Ajakan Menikah
38 Mantan Tak Tahu Diri
39 Amarah Dewi
40 Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41 Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42 Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43 Alasan Kenapa Harus Menikah
44 Berurusan Dengan Polisi
45 Alhamdullilah
46 Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47 Di Dini Hari yang Sunyi
48 Kabar Penangkapan Dewi
49 Keadilan Untuk Dewi
50 50 : Hikmah Di Balik Musibah
51 Nasib Prasetyo Sekeluarga
52 Mirip Keluarga Sesungguhnya
53 53 : Dimudahkan
54 54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55 55 : Transmigrasi
56 56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57 57 : Istriku Serba Bisa!
58 58 : Potret Keluarga Bahagia
59 59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60 60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62 61 : Dewi yang Sekarang
63 62 : Kabar Ibu Safangah
64 63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65 64 : Mei ...
66 65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67 66 : Doa yang Menjadi Alasan
68 67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69 68. Saling Menguatkan
70 69. Mimpi dan Petunjuk
71 70. Kronologinya....
72 71. Belum Final
73 72. Mulai Bertemu
74 73. Rencana yang Berubah
75 74. MEGA
76 75. Pelarian yang Gagal
77 76. Pulang Ke Jawa
78 77. Keuarga—Adik Kakak
79 78. Masya Allah
80 79. Perubahan Demi Perubahan
81 80. Papa
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85 Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86 Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87 Kisah Cinta Hunairah
88 Kemenangan Bagi Para Pejuang
89 Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Dewi yang Malang
2
2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3
3 : Korban Perceraian Orang Tua
4
4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5
5 : Selalu Disalahkan
6
6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7
7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8
8 : Tak Terima
9
9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10
10 : Digerebeg
11
11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12
12 : Tukang Ojek
13
13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14
14 : Maksud Ibu Aminah
15
15 : Mendadak Diusir
16
16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17
17 : Menerima Tawaran
18
18 : Mulai Menyesal
19
19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20
20 : Mendadak Nelangsa
21
21 : Keluarga Mas Abdul
22
22 : Perhatian Mas Abdul
23
23 : Calonnya Mas Abdul
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Beri Aku Alamatmu!
29
Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30
Wanita Sangat Tangguh
31
Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32
Sumpah Pocong
33
Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34
Bapaknya Anak-Anak?
35
Rencana Usaha yang Makin Besar
36
Kabar Terbaru Warti
37
Ajakan Menikah
38
Mantan Tak Tahu Diri
39
Amarah Dewi
40
Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41
Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42
Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43
Alasan Kenapa Harus Menikah
44
Berurusan Dengan Polisi
45
Alhamdullilah
46
Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47
Di Dini Hari yang Sunyi
48
Kabar Penangkapan Dewi
49
Keadilan Untuk Dewi
50
50 : Hikmah Di Balik Musibah
51
Nasib Prasetyo Sekeluarga
52
Mirip Keluarga Sesungguhnya
53
53 : Dimudahkan
54
54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55
55 : Transmigrasi
56
56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57
57 : Istriku Serba Bisa!
58
58 : Potret Keluarga Bahagia
59
59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60
60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62
61 : Dewi yang Sekarang
63
62 : Kabar Ibu Safangah
64
63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65
64 : Mei ...
66
65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67
66 : Doa yang Menjadi Alasan
68
67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69
68. Saling Menguatkan
70
69. Mimpi dan Petunjuk
71
70. Kronologinya....
72
71. Belum Final
73
72. Mulai Bertemu
74
73. Rencana yang Berubah
75
74. MEGA
76
75. Pelarian yang Gagal
77
76. Pulang Ke Jawa
78
77. Keuarga—Adik Kakak
79
78. Masya Allah
80
79. Perubahan Demi Perubahan
81
80. Papa
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85
Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86
Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87
Kisah Cinta Hunairah
88
Kemenangan Bagi Para Pejuang
89
Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!