6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh

Di kediaman ibu Retno yang terbilang mewah, suasana masih sangat sepi. Pintu kamar ibu Retno juga masih tertutup rapat sekaligus terkunci. Karena di dalamnya, kedua sejoli yang telanjur dibutakan nafs.u duniawi, masih lelap. Padahal, kini sudah hampir puk.ul setengah delapan pagi.

Akan tetapi, rasa bingung sekaligus takut, mendadak menguasai hati ART di sana. Wanita paruh baya berpenampilan sederhana itu langsung kebingungan ketika melihat pemuda tampan yang datang.

“Assalamualaikum, Mbok. Kok rumah sepi banget? Memangnya, Mbak Retno belum bangun? Memangnya, si Mbak enggak shalat subuh?” ucap mas Abdul Khodir, dan tak lain merupakan anak tertua dari istri pertama alm. suami ibu Retno.

Alih-alih menjawab, ART bernama mbok Sipon itu malah kebingungan. “Duh, harus bilang apa ya. Sementara sepertinya, si ibu masih sama mas Pras di dalam kamar. Dari kemarin itu, makan minum saja sampai diantar ke kamar. Dan aku pun sudah disumpah buat enggak bilang-bilang, apalagi bilang ke Mas Abdul,” batinnya seiring kedua jemari tangannya yang sibuk saling rem.as di depan perut.

Sejak ibu Retno yang dulunya hanya ART di sana, berhasil memikat sang juragan, istri pertama dan anak-anaknya memang langsung terusir. Termasuk juga dengan mas Abdul Khodir dan saat tuanya kalian kenal sebagai Pak Haji sang Musafir Cinta—baca novel : Pembalasan Seorang Istri yang Dianggap Sebagai Parasit Rumah Tangga. Karena itu juga, sampai sekarang, mas Abdul Khodir tetap memanggil ibu Retno “Mbak”. Panggilan yang masih sama layaknya awal ibu Retno ada dalam hidupnya dan berprofesi sebagai ART.

Akan tetapi meski sudah tidak tinggal di sana, sesekali, mas Abdul Khodir masih akan datang untuk mengecek keadaan. Apalagi di desa mereka tinggal, sang bapak meninggalkan banyak pekerjaan dan pusatnya ada di rumah utama—rumah yang harus pemuda tampan itu tinggalkan.

Di lain sisi, alasan mbok Sipon jadi ketakutan, tak lain karena syarat utama ibu Retno akan mendapatkan warisan penuh, mewajibkan ibu Retno untuk tidak memiliki hubungan dengan pria lain. Bahkan meski sang juragan sudah meninggal, ibu Retno terancam terusir tanpa sepeser pun uang, andai terbukti memiliki hubungan dengan pria lain.

Tentunya semua harta sang juragan yang jumlahnya sangat banyak, akan jatuh ke tangan istri pertama sekaligus anak-anaknya. Terlebih dari pernikahan sang juragan dengan ibu Retno, tak sampai menghasilkan anak. Karena jangankan anak, sekadar hamil saja, ibu Retno yang hampir tujuh tahun menjadi istri sang juragan, tidak mengalaminya. Sementara kini, mbok Sipon tahu bahwa keadaan sang majikan makin menggi.la. Karena hampir setiap hari bosnya itu tidak pernah keluar dari kamar ditemani Prasetyo. Fatalnya, dari dalam kamar yang cenderung sepi, sewaktu-waktu akan terdengar suara berisik desa.han dari laki-laki dan perempuan.

“Si Mbok Sipon kenapa, ya?” batin mas Abdul khodir. Akan tetapi, mas Abdul Khodir yang telanjur curiga kepada sang ART, berusaha main cantik.

Mas Abdul Khodir sengaja menerobos masuk dan seolah dirinya akan bekerja layaknya biasa. “Bikinin teh manis kasih perasan jeruk seperti biasa yah, Mbok,” ucap mas Abdul Khodir sembari duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Ruang pertama yang ada di kediaman mantan rumahnya.

“Eh, Mbok. Mau sekalian numpang ke kamar mandi ya!” sergah mas Abdul Khodir buru-buru berdiri lagi, padahal ia baru saja duduk.

Mbok Sipon yang awalnya merasa agak plong atau itu lega, kembali ketar-ketir. Karena jika mas Abdul Khodir akan ke kamar mandi, otomatis pemuda berusia dua puluh lima tahun itu juga akan melewati depan pintu kamar ibu Retno.

“Semoga yang di dalam kamar, enggak pada peran.g desah.an lagi!” batin mbok Sipon yang buru-buru melangkah mendahului mas Abdul Khodir. “Bissmilah ... bismillah. Semoga enggak sampai ketahuan biar aku enggak kehilangan pekerjaan. Karena meski aku tahu apa yang mereka lakukan dosa, aku juga sangat butuh pekerjaan ini,” batinnya.

“Enggak tahu kenapa, tapi gelagat mbok Sipon bikin aku curiga. Jangan-jangan, ... jangan-jangan memang ada yang sengaja dia sembunyikan?” batin mas Abdul Khodir.

Lirikan mata mas Abdul Khodir langsung tertuju ke pintu kamar ibu Retno. Duania pria bermata sipit itu mendadak seolah berputar lebih lambat hanya karena keadaan sekarang. “Kok pintunya masih tertutup rapat. Sebenarnya, apa yang terjadi selama aku enggak ke sini? Masa iya sakit? Soalnya biasanya kalau memang sakit, yang ada si Mbak teriak-teriak mirip orang kerasu.kan demi.t! Semuanya dimarahin, gaya nyonya-nyonya dakjal!”

Selama satu minggu terakhir, mas Abdul Khodir memang tidak datang ke rumah ibu Retno. Karena satu minggu terakhir bahkan sampai tiga hari ke depan, harusnya mas Abdul Khodir masih di Jakarta. “Aku kok mikirnya, di dalam memang ada orang lain, tapi masa? Sementara di depan pintu masuk enggak ada sandal siapa-siapa selain sandalku,” batin mas Abdul Khodir lagi.

Jangan membahas CCTV karena kini, kita kembali ke masa lampau. Ingat, usia kakeknya Ojan masih belia 😭.

Di tempat berbeda, Dewi tengah tersenyum hangat memandangi keuletan kedua bosnya. Karena kini, di teras rumahnya yang asri dan agak hangat oleh sinar mentari, pak Mahmud dan ibu Aminah tengah menjemur bayi perempuan Dewi. Alif juga tak kalah antusias dari keduanya. Alif terus memandangi sang adik yang sampai detik ini belum diberi nama. Terlepas dari semuanya, sampai detik ini, Alif yang sudah rapi dan wajahnya penuh bedak bayi juga belum bertemu papanya.

“Enggak apa-apa aku enggak ketemu papa. Toh, tanpa papa aku lebih bahagia. Aku enggak dipuk.ul-puk.ul lagi. Aku juga jadi bisa makan banyak dan enggak sampai direbut-rebut lagi,” batin Alif masih tertawa bahagia bersama kedua bos mamanya.

Dewi diminta untuk siap-siap urut karena dukun beranak yang ibu Aminah undang sudah datang. Kebetulan khusus pagi ini, ibu Aminah sudah masak. Dewi hanya memandikan Alif karena anak perempuan Dewi saja, ibu Aminah dan sang suami yang mengurus.

“Ibu Aminah dan pak Mahmud seneng banget urus anak kecil. Soalnya seumur-umur, mereka memang belum punya anak. Dulu sih pernah, tapi meninggal,” ucap sang dukun beranak sambil mengurut Dewi.

Menjalani urut selama tujuh hari bagi wanita yang baru melahirkan memang menjadi kebiasaan orang di daerah Dewi tinggal. Selain itu, mereka juga akan diberi jamu untuk meredakan rasa sakit sisa melahirkan, selain agar ASI makin lancar. Lain dengan di zaman sekarang yang apa-apa sudah serba canggih sekaligus serba obat. Karena membenarkan peranakan setelah melahirkan saja, sudah ada obat khusus, tak perlu pijat lagi.

“Tuh Mas, ... yang bertahun-tahun bahkan puluhan tahun menikah enggak dikasih momongan saja, sampai rela asuh anak orang. Lah kok kamu tetap enggak ada kabar? Bisa disemprot habis-habisan kamu sama bosku, andai kamu ke sininya bukan hari ini juga,” batin Dewi mencoba menik.mati ketentraman yang ia dapatkan di sana. Apalagi di sana, anak-anaknya terus tersenyum bahagia. Alif bahkan belum ia dapati menangis. Lain ketika di kontrakan dan bentar-bentar memang akan menangis.

Terpopuler

Comments

Fani Indriyani

Fani Indriyani

Owalah ini cerita pa haji toh...apa nanti pa haji bakalan nikah ma dewi ya

2024-04-21

0

Sarti Patimuan

Sarti Patimuan

Ternyata kisah masa muda nya musafir cinta pemuja janda alias kakeknya Ojan

2024-05-03

0

Firli Putrawan

Firli Putrawan

aih ini pa H bpnya ojan s musafir cinta wah seru ni, iih baca s retno sm s Pras udah enek bgt y allah maaf

2024-04-06

0

lihat semua
Episodes
1 1 : Dewi yang Malang
2 2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3 3 : Korban Perceraian Orang Tua
4 4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5 5 : Selalu Disalahkan
6 6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7 7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8 8 : Tak Terima
9 9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10 10 : Digerebeg
11 11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12 12 : Tukang Ojek
13 13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14 14 : Maksud Ibu Aminah
15 15 : Mendadak Diusir
16 16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17 17 : Menerima Tawaran
18 18 : Mulai Menyesal
19 19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20 20 : Mendadak Nelangsa
21 21 : Keluarga Mas Abdul
22 22 : Perhatian Mas Abdul
23 23 : Calonnya Mas Abdul
24 Dua Puluh Empat
25 Dua Puluh Lima
26 Dua Puluh Enam
27 Dua Puluh Tujuh
28 Beri Aku Alamatmu!
29 Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30 Wanita Sangat Tangguh
31 Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32 Sumpah Pocong
33 Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34 Bapaknya Anak-Anak?
35 Rencana Usaha yang Makin Besar
36 Kabar Terbaru Warti
37 Ajakan Menikah
38 Mantan Tak Tahu Diri
39 Amarah Dewi
40 Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41 Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42 Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43 Alasan Kenapa Harus Menikah
44 Berurusan Dengan Polisi
45 Alhamdullilah
46 Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47 Di Dini Hari yang Sunyi
48 Kabar Penangkapan Dewi
49 Keadilan Untuk Dewi
50 50 : Hikmah Di Balik Musibah
51 Nasib Prasetyo Sekeluarga
52 Mirip Keluarga Sesungguhnya
53 53 : Dimudahkan
54 54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55 55 : Transmigrasi
56 56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57 57 : Istriku Serba Bisa!
58 58 : Potret Keluarga Bahagia
59 59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60 60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61 Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62 61 : Dewi yang Sekarang
63 62 : Kabar Ibu Safangah
64 63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65 64 : Mei ...
66 65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67 66 : Doa yang Menjadi Alasan
68 67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69 68. Saling Menguatkan
70 69. Mimpi dan Petunjuk
71 70. Kronologinya....
72 71. Belum Final
73 72. Mulai Bertemu
74 73. Rencana yang Berubah
75 74. MEGA
76 75. Pelarian yang Gagal
77 76. Pulang Ke Jawa
78 77. Keuarga—Adik Kakak
79 78. Masya Allah
80 79. Perubahan Demi Perubahan
81 80. Papa
82 Bab Delapan Puluh Satu
83 Bab Delapan Puluh Dua
84 Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85 Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86 Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87 Kisah Cinta Hunairah
88 Kemenangan Bagi Para Pejuang
89 Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)
Episodes

Updated 89 Episodes

1
1 : Dewi yang Malang
2
2 : Hubungan Terl.arang Prasetyo dan Ibu Retno
3
3 : Korban Perceraian Orang Tua
4
4 : Tak Mau Menunggu Lagi
5
5 : Selalu Disalahkan
6
6 : Syarat Agar Ibu Retno Mendapatkan Warisan Utuh
7
7 : Hubungan Rahasia yang Mulai Terendus
8
8 : Tak Terima
9
9 : Lebih Baik Kita Bercerai
10
10 : Digerebeg
11
11 : Belum Mengetahui Kebenaran
12
12 : Tukang Ojek
13
13 : Kabar Pernikahan Prasetyo
14
14 : Maksud Ibu Aminah
15
15 : Mendadak Diusir
16
16 : Melangkah Tanpa Tujuan
17
17 : Menerima Tawaran
18
18 : Mulai Menyesal
19
19 : Takdir yang Mulai Terbalik
20
20 : Mendadak Nelangsa
21
21 : Keluarga Mas Abdul
22
22 : Perhatian Mas Abdul
23
23 : Calonnya Mas Abdul
24
Dua Puluh Empat
25
Dua Puluh Lima
26
Dua Puluh Enam
27
Dua Puluh Tujuh
28
Beri Aku Alamatmu!
29
Jangan Pernah Menyentuh Wanitaku!
30
Wanita Sangat Tangguh
31
Tak Lagi Membutuhkan Laki-Laki
32
Sumpah Pocong
33
Tanda-Tanda yang Mulai Muncul
34
Bapaknya Anak-Anak?
35
Rencana Usaha yang Makin Besar
36
Kabar Terbaru Warti
37
Ajakan Menikah
38
Mantan Tak Tahu Diri
39
Amarah Dewi
40
Alif : “Mama Jangan Menangis!”
41
Mas Abdul : “Banyak Jalan Menuju Surga!”
42
Harus Bahagia, Atau Malah Merasa Berdosa?
43
Alasan Kenapa Harus Menikah
44
Berurusan Dengan Polisi
45
Alhamdullilah
46
Wajan Penyok Dan Pashmina Warna Kuning Kunyit
47
Di Dini Hari yang Sunyi
48
Kabar Penangkapan Dewi
49
Keadilan Untuk Dewi
50
50 : Hikmah Di Balik Musibah
51
Nasib Prasetyo Sekeluarga
52
Mirip Keluarga Sesungguhnya
53
53 : Dimudahkan
54
54 : Kita Hadapi Semuanya Bersama!
55
55 : Transmigrasi
56
56 : Dijebak Dan Berusaha Menjebak
57
57 : Istriku Serba Bisa!
58
58 : Potret Keluarga Bahagia
59
59 : Dua Bulan Telah Berlalu
60
60. Mas Abdul : “Kita Pasti Bisa!”
61
Promo Novel : Bukan Mauku Hamil Di Luar Nikah
62
61 : Dewi yang Sekarang
63
62 : Kabar Ibu Safangah
64
63 : Mimpi Dikejar-Kejar Ular
65
64 : Mei ...
66
65 : Kebersamaan yang Penuh Cinta
67
66 : Doa yang Menjadi Alasan
68
67 : Tong Sampa.h dan Suami Sampa.h
69
68. Saling Menguatkan
70
69. Mimpi dan Petunjuk
71
70. Kronologinya....
72
71. Belum Final
73
72. Mulai Bertemu
74
73. Rencana yang Berubah
75
74. MEGA
76
75. Pelarian yang Gagal
77
76. Pulang Ke Jawa
78
77. Keuarga—Adik Kakak
79
78. Masya Allah
80
79. Perubahan Demi Perubahan
81
80. Papa
82
Bab Delapan Puluh Satu
83
Bab Delapan Puluh Dua
84
Yang Makin Cantik Sudah Jadi Istri Orang
85
Nasib Mega Dan Keluarga Dewi
86
Kisah yang Tak Akan Pernah Terlupakan
87
Kisah Cinta Hunairah
88
Kemenangan Bagi Para Pejuang
89
Novel : Dijual Suami Dinikahi Kakak Ipar (Mafia Dan Perawat Muslimah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!